My Secret Son

By AwahAsgar

1.1M 42.8K 843

Setelah 6 tahun berlalu, takdir mempertemukan kau dan aku lagi. Berdiri, berhadap-hadapan dan sama-sama bingu... More

My Secret Son
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 8 Flashback (2)
Chapter 9
Chapter 10
chapter 11
Chapter 12
Chapter 13 Rajukan Alex
Chapter 14 Kebenaran yang terkuak
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23

Chapter 7 Flashback (1)

41K 1.4K 17
By AwahAsgar

-Arnold-

“Aww..” Ucap seorang anak laki-laki yang tak sengaja menabrak ku.

Aku pun membantu anak laki-laki itu berdiri.

“Thanks Mr.” Ucap anak laki-laki itu sembari tersenyum memamerkan giginya yang putih bersih.

Aku dibuat beku oleh senyuman anak laki-laki ini. Bagaimana bisa aku seperti melihat diriku sendiri, berbagai emosi melanda hati ku. Aku tak bisa percaya dengan apa yang aku lihat.

 “Hey Mr kenapa diam saja?” Tanya anak laki-laki ini membuyarkan pikiran ku.

“Kau..” Aku merasa sangat sulit bicara.

Entah aku harus bersikap bagaimana apakah aku harus merasa senang atau malah membencinya.

“Hey Mr apa kau baik-baik saja? Kenapa kau diam saja?.” Tanya anak laki-laki ini lagi

“Ah sorry jagoan. Aku tadi hanya sedikit bingung saja, kenapa anak kecil seperti kau berkeliaran dan berlarian disini hem?.” Tanya Arnold sembari mengangkat alisnya.

“Hehe aku sedang menunggu bunda ku bekerja. Karena aku bosan jadi aku ‘sedikit’ bermain-main saja dengan para pekerja bunda ku. Oh yak kau seperti bunda ku, memanggil ku dengan sebutan jagoan.” Ucap anak laki-laki itu.

Aku hanya tersenyum saja mendengar penuturan anak laki-laki ini.

“Benarkah?..” Tanya ku dan anak laki-laki itu hanya mengangguk penuh semangat.

“Nama kau siapa?.” Tanya ku padanya.

“Aku Alex. Alex P. Wijaya. Kau?” Jawabnya sembari mengulurkan tangan mungilnya.

“Aku Arnold. Arnold Purnomo.” Ucap ku mengenalkan diriku dan membalas uluran tangannya.

Kami pun bersalaman, entah kenapa saat aku membalas uluran tangan anak ini hati ku merasa bergetar namun sangat tenang , ada perasaa aneh yang menjalar yang aku tidak bisa jabarkan seperti apa. Terlebih mata anak ini yang bening memiliki bentuk mata mirip dengan ku, begitu menyejukan ketika aku memandanginya. Hah bagaimana bisa dia tercetak begitu mirip dengan ku.

“Baiklah jagoan sepertinya aku harus pergi, banyak pekerjaan menanti ku saat ini.” Ucap ku pada Alex

“Oke Ar…” Ucapannya menggantung dia menggeleng seperti sedang berpikir.

“Aku harus memanggil mu dengan apa?.” Tanya Alex pada ku

“Kau ingin memanggil ku apa?.” Aku balik bertanya padanya

“Emm bagaimana jika aku memanggil mu dengan om saja? Atau uncle?.” Ucap Alex memberikan sarannya pada ku.

“Mungkin kau bisa memanggil ku dengan sebutan Om, uncle terlalu kebarat-baratan.” Ucap ku padanya

“Oke aku akan memanggil mu dengan Om.” Ucapnya padaku

Aku hanya mengangguk dan tersenyum. Senang sekali bisa bicara dengan Alex, meski hanya obrolan umum. Aku pun mengangguk padanya berniat keluar untuk pulang. Namun tiba-tiba saja jas belakang ku seperti ada yang menarik. Aku pun menengok kebelakang, ternyata Alex menarik jas belakang ku. Aku pun berbalik dan bersimpuh dihadapannya mengsejajarkan tinggi ku dengannya.

“Ada apa Alex?.” Tanya ku padanya sembari menyampirkan kedua tangan ku di bahunya.

Dia menggeleng seperti tengah berpikir. “Apakah kita akan bertemu lagi?.” Tanyanya pada ku.

Aku hanya tersenyum mendengar pertanyaan Alex seolah-olah ingin bertemu lagi dengan ku. Aku mengangguk dan tersenyum “Ya pasti kita akan bertemu lagi..” Jawab ku padanya

“Bagaimana caranya?.” Tanya nya lagi seolah tidak yakin dengan jawaban ku.

Aku pun menggeleng, berpikir bagaimana caranya agar aku bisa bertemu lagi dengannya. Tiba-tiba mata ku terpaku pada salah satu pin kesayangan ku yang tersampir di jas ku. Pin yang diberikan Reya pada ku saat ulang tahun ku. Aku pun melepaskannya dan memasangkannya di depan saku seragam putihnya.

“Aku berikan pin kesayangan ku ini padamu. Pin inilah yang nanti akan menjadi kunci dan jalan kita untuk bisa bertemu kembali. Bagaimana? Kau percaya kita akan bertemu kembali?.” Tanya ku seusai meyakinkannya.

Alex mengangguk ia pun tersenyum dan menyentuh pin yang telah aku pasangkan di saku seragamnya. “Aku percaya kita akan bertemu lagi.” Ucapnya sembari memegang pipi kanan ku. Aku tersenyum dan memegang tangannya.

Aku pun bangkit dan mengacak rambut Alex dengan gemas. “Aku pergi yah..” Ucap ku. Aku pun pergi setelah melambaikan tangan ku padanya.

***

-Reya-

Aku menghela nafas berat. Pertemuan dengan Arnold -untuk kedua kalinya- tadi sudah benar-benar meresahkan ku. Aku benar-benar tidak ingin bertemu lagi dengannya. Rasa sakit yang tertoreh masih terasa hingga saat ini.

Aku memang tidak adil, menghukumnya atas rasa sakit ku oleh orangtuanya -mamahnya-. Atas segala penghinaan dan kejahatan mamahnya untuk membunuh ku dan Alex pada saat Alex baru menaungi Rahim ku.

Aku pun membenamkan wajah ku diantar kedua telapak tangan ku. Berusaha membuang segala peristiwa buruk 6 tahun lalu.

***

-Author-

“Apa alasan mu mendekati Arnold Ratu?.” Tanya Reya

“Ya tentu saja karena aku mencintainya Reya.” Jawab Ratu santai

“Aku merasa bahwa jawaban mu tadi tidak begitu meyakinkan.” Ucap Reya dengan melipat kedua tangan di atas dadanya.

“Terserah apa kata mu Reya, yang jelas aku mendekati Arnold karena aku memang benar mencintainya. Kenapa kau mempertanyakan ini? Kau cemburu?.” Tuding Ratu

“Untuk apa? Aku hanya tidak ingin sahabat ku jatuh pada wanita yang salah.” Ucap Reya

“Klise Reya. Aku tahu kau sangat mencintai Arnold, kau cemburu. Kau takut Arnold mencintai wanita lain dan melupakan mu.” Ucap Ratu dengan nada sombongnya.

Reya mengepalkan kedua tangannya menahan amarah yang sudah di ubun-ubun. Namun ia menahannya dengan memberikan senyum sinisnya.

“Terserah apa kata mu Ratu. Yang jelas jika kau mendekati Arnold hanya untuk hal-hak tertentu lebih baik kau urungkan saja niat mu.” Ucap Reya.

Setalah berbicara seperti itu Reya pun pergi dari hadapan Ratu. Ia merasa sangat kesal dengan ucapan Ratu menuduhnya dengan sangat tepat.

Semenjak obrolan Ratu dan Reya saat itu, Ratu menjadi semakin gencar mendekati Arnold. Arnold seperti di cucuk hidungnya pun sepertinya sudah terjatuh pada rayuan Ratu. Terbukti setelah sebulan PeDeKaTe mereka langsung resmi menyandang status sebagai sepasang kekasih.

Kesibukan Arnold bertambah setelah berpacaran dengan Ratu. Setiap berangkat kuliah ia pasti akan mengantar jemput Ratu, selain itu ia selalu mengantar Ratu belanja ke mall yang tentu saja menggunakan uang Arnold. Hal ini yang membuat Reya, Rere dan Danang semakin gemas dengan Ratu.

Reya, Rere dan Danang sudah memperingati tentang kebusukan Ratu kepada Arnold namun ia tak bergeming sedikit pun.

“Arnold, kau sadarlah. Kau sudah di perbudak oleh Ratu. Apa kau tidak menyadari selama ini kau hanya dijadikan sebagai alat pemuas kebutuhannya saja.” Ucap Reya kala itu

“Kenapa sih Re? kau sering sekali mengatakan itu padaku. Bukankah kau sudah tahu bagaimana aku memperlakukan pacar-pacar ku sebelumnya?.” Ucap Arnold

“Karena aku tidak mau jika pada akhirnya kau terluka, setelah kau tahu kebenarannya. Kau pacarnya Ar, bukan bank atau pun supirnya.” Ucap Reya

“Cukup Reya..” Ucap Arnold

“Apanya yang cukup Ar? Apa aku hanya cukup melihat sahabat ku diperalat sesukanua oleh wanita matre itu? “ Ucap Reya

“Dia punya nama Re.” Ucap Arnold mengingatkan

“Ah ya, nama. Nama nya Ratu Felisia, wanita cantik yang membuat mu tergila-gila hingga kau sulit membedakan mana cinta mana diperalat.” Ucap Reya

Arnold pun memejamkan matanya, tangannya terkepal dengan kuat. Setelah menghembuskan nafasnya dengan kuat ia pun menatap Reya yang tengah menatapnya dengan tatapan yang tak kalah tajamnya.

“Cukup Re, jangan memancing emosiku terlalu jauh. Kau sahabat ku, untuk itu kenapa aku hanya diam ketika kekasih ku di cerca habis-habisan oleh sahabat ku. Tapi cara dan sikap mu yang seperti ini yang aku benci Re. Kau sudah kejauhan memandang rendah Ratu.” Ucap Arnold dengan sedih

Hati Reya sakit saat mendengar uacapan Arnold yang begitu tajam menghunus ulu hatinya. Reya hanya diam, menahan amarah dan tangisnya.

“Kenapa kau sangat membelanya hah? Tidak bisakah otak jernih mu itu membedakan mana yang tulus dan mana yang banyak modus?.” Tanya Reya

“Cukup Reya.” Teriak Arnold

“Harus kau tahu Ar, dia menjadikan mu sebagai taruhan. Sebelum ia mengejar mu ia sudah lebih dulu memiliki kekasih. Kau hanya simpanan Ar, hanya simpanan.” Ucap Reya

Tiba-tiba saja tangan kekar Arnold dengan mulus mendarat di pipi mulus Reya.

‘plak’

Reya memegang pipinya yang kesakitan, ia meringis dan menyeringai menatap Arnold dengan berani. Arnold menatap tangannya yang memerah, muncul rasa bersalah pada Reya. Ia pun menatap Reya dengan penuh penyesalan.

“ Untuk pertama kalinya selama kita bersahabat kau berteriak dan.. menampar ku. Aku sudah tak mengenal mu seperti dulu lagi Ar. Kau benar-benar berubah setelah berhubungan dengan Ratu. Aku pikir kita tidak perlu bersama lagi. Tamparan mu tadi sudah memberikan penjelasan bahwa kau memang sudah BENAR-BENAR BERUBAH.” Ucap Reya penuh tekanan dan tanpa emosi.

“Re maafin aku Re. aku khilaf, dan tadi itu benar-benar karena aku lose control.” Ucap Arnold sembari setengah memohong menghampiri Reya.

Namun karena rasa sakit hatinya lebih besar daripada rasa tak teganya Reya pun buru-buru meninggalkan Arnold menuju mobilnya. Arnold masih mengikutinya dengan ucapan maafnya. Reya hanya diam tak bergeming, hatinya sudaha hancur. Untuk ke sekian kalinya. Reya pun masuk ke dalam mobilnya dengan terburu, ia mengunci mobilnya dan menstaternya. Setelah itu ia pun menancap gas mobilnya kuat-kuat.

Setelah insiden itu Reya benar-benar menjauh dan menghindar dari Arnold. Hatinya sudah terlalu sakit dengan sikap Arnold yang berubah menjadi kasar. Rere dan Danang pun sudah tidak bisa berbuat banyak, mereka hanya bisa mednoakan semoga hubungan Reya dan Arnold kembali membaik.

 

***

 

Malam itu seusai makan malam Arnold bergegas menemui Ratu di apartemennya. Namun setiba diapartemennya Ratu ia mendapati Ratu tengah bercumbu mesra dengan teman laki-lakinya. Dengan hati kalap Arnold pun meninju teman laku-laki Ratu tanpa ampun.

“Dasar jalang, jadi selama ini ucapan sahabat-sahabat ku tentang kebusukan mu itu memang benar.” Teriak Arnold pada Ratu

Ratu hanya menyeringai. Dengan santai ia duduk di sofanya membetulkan pakaiannya yang sudah melorot setengahnya.

“Kenapa? Kau baru menyadari jika aku jalang? Selama ini kau kemana saja Ar?” Ucap Ratu dengan sombong.

Pria yang sudah babak belur itu pun bangkit dan duduk disamping Ratu. Pria itu tersenyum licik dan penuh kemenangan.

“Kau benar-benar bajingan Ratu.” Umpat Arnold

Hampir saja ia ingin meninju wajah mulus Ratu, namun pria yang ada disampingnya menahannya.

“Kau harus tahu Ar. Reya, sahabat kesayangan mu itu benar-benar mencitaimu, sayangnya nyalinya terlalu kecil untuk mengatakan bahwa dia begitu sangat mencintai mu. Apa kau tidak menyadari Ar, selama ini siapa yang paling mati-matian memberitahukan kebusukan ku pada mu? Bukankah itu Reya?.” Ucap Ratu

“Kau bajingan Ratu..” Teriak Arnold

Arnold pun melepaskan tangan pria yang sedari tadi melindungi Ratu dari amukan Arnold yang membabi buta. Arnold pun keluar dengan seluruh amarahnya. Ia pun mengendarai mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata. Ia menghentikan mobilnya tepat di depan rumah Reya. ia menggedor-gedor pintu rumah Reya dengan kasar, namun tidak sedikit pun aka nada tanda-tanda dibuka. Ia pun terus menghubungi Reya tapi tidak satu pun yang ia angkat atau balas.

Karena merasa kesal Arnold pun kembali mengemudi dengan ugal-ugalan dan tanpa arah tujuan. Entah setan apa yang merasuki Arnold, tiba-tiba saja ia menghentikan mobilnya di sebuah club malam. Ia pun duduk dan memesan minuman. Beberapa orang wanita malam yang berpakaian seksi menghampiri Arnold yang tengah menghabiskan minumannya.

“Hai ganteng, mau kita temenin?.” Tanya seorang wanita berambut pendek mengenakan hotpants dan tanktop berwarna biru.

Arnold hanya tersenyum dan menatap mereka dengan enggan. “Tidak terimakasih.” Jawab Arnold

“Ayolah ganteng. Masa sih dateng kesini Cuma mau minum doang. Nggak asik banget sih.” Timpal seorang wanita lain mengenakan dress ketat berwarna hitam

Lagi-lagi Arnold hanya tersenyum. Salah satu dari wanita tadi pun meminta satu minuman yang entah ditetesi cairan apa. Wanita itu pun memberikan minuman itu pada Arnold.

“Baiklah jika kau tidak ingin bersenang-senang dengan kami maka terimalah minuman ini dari kami.” Ucap wanita itu

Arnold hanya mengangguk, ia menerima begitu saja minuman yang diberikan oleh wanita tadi. Dengan sekali tenggak Arnold menghabiskan minuman itu dan menunjukan gelasnya kepada wanita yang memberikannya minuman. Wanita tadi pun tersenyum penuh arti.

Sementara itu Reya baru saja pulang dari apotek, setelah meminum obat yang tadi di beli ia pun merebahkan tubuhnya di sofa. Minggu-minggu ini pikirannya banyak tersita oleh berbagai hal. Dari mulai tugas kampus hingga masalahnya dengan Arnold. Baru saja ia akan terlelap, tiba-tiba saja ponselnya berdering.

‘Bryan Call’

Reya hanya menyernyitkan dahinya, tumben dia menghubungi ku gumam Reya.

“Halo Bryan..” Ucap Reya

“Kau cepatlah datang ke club, sahabat mu Arnold sedang dalam pengaruh alcohol. Parahnya dia sedang dikelilingi oleh para wanita malam.” Ucap Bryan

“Apa? Baik-baik aku kesana. Tolong kau jaga Arnold.” Ucap Reya

Ia pun dengan cepat beranjak dari tempat duduknya dan mengendarai mobilnya dengan cepat. Tak kurang dari 10 menit ia sudah tiba di depan club. Ia pun masuk ke dalam club. Tampak kerlap kerlip lampu, hingar binger alunan lagu dan kerumunan wanita dan pria yang tengah asyik berjoget menghiasi club malam ini. dengan enggan Reya mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan, tampak dikejauhan ia melihat Arnold yang tengah minum dengan wanita disekelilingnya. Dengan setengah berlari ia pun menghampiri Arnold.

“Arnold apa yang terjadi?.” Tanya Reya sembari melepaskan gelas yang masih berisi cairan memabukan itu,

“Reya? halo Reya..” Ucap Arnold dengan ucapan yang tidak begitu jelas.

“Heh kau siapa?.” Tanya seorang wanita yang mengenakan dress hitam ketat

“Aku sahabatnya, dan aku akan membawa pria ini pulang dengan ku.” Ucap Reya

Ia pun mulai menarik Arnold yang berjalan dengan sempoyongan.

“Kau akan menyesal jika kau membawanya pulang saat ini.” Ucap seorang wanita yang berambut pendek

Bryan pun menghampiri Reya yang tengah kesusahan membawa tubuh besar Arnold.

“Reya, biar aku bantu.” Ucap Bryan mengalihkan tangan Arnold ke bahunya. Reya hanya mengangguk.

“Hey wanita tengik. Kau mengganggu saja santapan kami malam ini.” Ucap seorang wanita berambut pendek

Reya hanya menatap mereka dengan tajam, setelah itu ia pun keluar menyusul Bryan dan Arnold. Setelah merebahakan Arnold di rebahkan di jok paling belakang, Reya pun mengucapkan terimakasih kepada Bryan. Setelah itu Reya pun mengemudikan mobilnya menuju apartemen Arnold.

Sesampai di apartemen Arnold, Reya memapah Arnold menuju Lift. Disepanjang perjalanan Arnold meracau tak karuan.

“Kau benar Reya, Ratu itu wanita jalang murahan dan tak tahu malu. Ia mendekati ku karena orang tua ku kaya. Tadi aku menemukannya sedang berindehoy panas dengan teman prianya.” Racau Arnold.

Reya hanya menggeleng. “Sudah Arnold, berhentilah meracau tak jelas seperti ini.” Ucap Reya

Mereka akhirnya sampai di dalam apartemen Arnold. Reya menggulingkan Arnold ke atas kasur besarnya, setelah itu ia keluar dan masuk kembali ke dalam kamar dengan membawa baskom air dan saputangan. Setelah itu ia mulai melepaskan kancing kemeja Arnold satu persatu yang sudah bau alcohol. Baru saja tiga kancing yang terbuka tiba-tiba saja tangannya memegang tangan Reya dengan erat. Ia menarik Reya ke kasurnya dan menindihnya.

Seketika Reya panik, ia terus berteriak menyadarkan Arnold yang terlihat matanya sudah menghitam seolah bergairah dan siap menerkam Reya.

“Arnold sadar Arnold ini aku Reya.” Teriak Reya

Reya terus meronta-ronta ketakutan, ia terus melepaskan diri dari cekalan Arnold yang begitu kuat. Dengan mengumpulkan segenap tenaganya ia pun mendorong Arnold hingga jatuh, kesempatan ini ia gunakan untuk kabur dari Arnold namun sayang baru saja Reya akan membuka pintu lengan Arnold sudah melingkar di perut rata Reya. Arnold menariknya dan menghentakan Reya kembali ke atas kasurnya.

Dengan kasar ia kembali menindih Reya dan kini ia mulai menciumi bibir mungil Reya dengan kasar. Ya tuhan tolong aku teriak Reya dalam hatinya. Tangan Reya terus mencoba memberontak untuk melepaskan dirinya dari Arnold. Namun tenaga Arnold yang besar rasanya percuma Reya meronta sekuat apapun takkan berguna.

Arnold masih menciumi Reya dengan kasar dan penuh gairah. Kali ini lidahnya bermain-main di dalam mulut Reya, mengobrak-abrik bibir Reya. Setelah menciumi bibir Reya, Arnold pun turun menciumi leher Reya. Semerbak harum rose menyeruak membuat Arnold semakin bergairah.

Hingga akhirnya dengan paksa Arnold merobek pakaian Reya, ia pun dengan cepat membuka pakaiannya dan dengan satu kali hentakan Arnold menyatukan dirinya dnegan Reya. Tampak air mata Reya pun tidak ia pedulikan. Ia terus menyatukan dirinya dengan Reya.

Continue Reading

You'll Also Like

1.6M 134K 29
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
4.8M 177K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...
4.7M 35.3K 30
REYNA LARASATI adalah seorang gadis yang memiliki kecantikan yang di idamkan oleh banyak pria ,, dia sangat santun , baik dan juga ramah kepada siap...
1M 47.3K 66
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...