chapter 11

38.6K 1.5K 17
                                    

Siang itu seusai sekolahnya berakhir seperti biasa Alex akan duduk di pos penjaga samping gerbang bersama dengan penjaga sekolah. Wajahnya tampak gelisah, pasalnya sudah setengah jam berlalu tapi tanda-tanda bundanya akan segera tiba tak kunjung jua ada. Akhirnya ia mondar-mandir tak karuan membuat penjaga sekolah yang bernama Pak Amin itu terkikik geli. Wajah Alex yang kepanasan berubah menjadi merah.

“Sudahlah Alex, kau duduk dulu saja disini. Lihat panasnya matahari membuat kulit putih mu itu menjadi memerah.” Ucap Pak Amin pada Alex.

Alex hanya menuruti apa kata Pak Amin, ia duduk disamping Pak Amin dengan lesu. Suara telpon berdering, Pak Amin pun beranjak dari duduknya dan mengangkat panggilan itu. Tak berapa lama kemudian Pak Amin pun keluar menghampiri Alex yang tengah berjongkok di bawah bangku mengambil ranting kayu kecil dan mulai menggambar tidak jelas di tanah. Wajah cemberutnya semakin terlihat lucu.

“Alex, mobil bunda mu mogok. Sekarang ia sedang di dalam taksi untuk menjemput mu, jadi tunggu dan bersabar yah.” Ucap Pak Amin

Alex hanya menatap Pak Amin dan mendengar ucapannya setelah itu ia mengangguk dan kembali melanjutkan aktifitas menggambarnya di tanah yang membuat Pak Amin menggelengkan kepalanya.

Saat asyik-asyiknya membuat gambar-gambar tiba-tiba saja terdengar suara klakson mobil, Pak Amin langsung membuka kan sebelah pintu gerbang yang ia tutup. Alex menoleh namun itu bukan bundanya ia pun kembali melanjutkan aktifitasnya. Mobil itu pun masuk dan parker di samping pos penjaga. Seorang pria keluar dari dalam mobil.

“Pak Amin..” Ucap pria tersebut.

Pak Amin dan pria itu pun saling merangkul dan bersalaman.

“Mas Arnold mau ketemu sama Bu Liana yah.” Tanya Pak Amin pada pria tersebut

“Iya Pak, beliau ada kan di dalam?.” Tanya Arnold.

“Ada ada.” Jawab Pak Amin

“Ya sudah saya ke dalam dulu ya pak.” Ucap Arnol.

Arnold itu pun hendak pergi namun terhenti karena matanya melihat sesosok anak kecil yang tidak asing lagi untuknya tengah asyik bermain tanah. Dengan mata berbinar ia pun menghampiri anak kecil yang ternyata Alex.

“Alex.” Ucap pria itu

Alex pun menoleh “Om Arnold.” Ucap Alex terkejut tapi terdengar senang.

Arnold pun ikut berjongkok di hadapan Alex “Kau bersekolah disini? Kenapa belum pulang?.” Tanya Arnold

“Bunda sedang dalam perjalanan menjemput ku. Mobil bunda tadi mogok jadi bunda telat, tapi sekarang bunda sedang dalam perjalanan kok.” Jawab Alex

“Pasti sangat membosankan kau menunggu disini hanya dengan bermain tanah. Kau sudah makan jagoan?.” Tanya Arnold

“Belum, aku tidak di izinkan bunda untuk makan sembarangan.” Jawab Alex polos

Alex pun berdiri ia menatap Arnold, di tatap seperti itu Arnold hanya tersenyum senang. Senang karena keinginannya untuk bertemu kembali dengan Alex akhirnya terlaksana jua. Arnold pun menyeimbangkan tinggi nya dengan tinggi Alex.

“Baiklah jika begitu, kau ingin mengantar ku bertemu dengan Bu Liana?.” Ajak Arnold

Alex menggeleng, tampak ia tengah berpikir dengan ajakan Arnold.

“Tapi bunda..” Tanya Alex tergantung

“Hanya sebentar, lagi pula daripada kau kesepian disini dengan permainan tanah mu lebih baik kau ikut saja dengan ku..” Ucap Arnold

“Hmm baiklah.” Ucap Alex

Arnold dan Alex pun masuk. Arnold memegang tangan Alex dan menuntunnya. Lagi-lagi perasaan hangat itu menjalar melingkupi hati Arnold. Ia menatap Alex yang tengah menatapnya juga, tanpa di duga Alex pun merasakan hal serupa. Mereka pun masuk ke dalam ruangan Bu Liana.

My Secret SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang