Chapter 7 Flashback (1)

41K 1.4K 17
                                    

-Arnold-

“Aww..” Ucap seorang anak laki-laki yang tak sengaja menabrak ku.

Aku pun membantu anak laki-laki itu berdiri.

“Thanks Mr.” Ucap anak laki-laki itu sembari tersenyum memamerkan giginya yang putih bersih.

Aku dibuat beku oleh senyuman anak laki-laki ini. Bagaimana bisa aku seperti melihat diriku sendiri, berbagai emosi melanda hati ku. Aku tak bisa percaya dengan apa yang aku lihat.

 “Hey Mr kenapa diam saja?” Tanya anak laki-laki ini membuyarkan pikiran ku.

“Kau..” Aku merasa sangat sulit bicara.

Entah aku harus bersikap bagaimana apakah aku harus merasa senang atau malah membencinya.

“Hey Mr apa kau baik-baik saja? Kenapa kau diam saja?.” Tanya anak laki-laki ini lagi

“Ah sorry jagoan. Aku tadi hanya sedikit bingung saja, kenapa anak kecil seperti kau berkeliaran dan berlarian disini hem?.” Tanya Arnold sembari mengangkat alisnya.

“Hehe aku sedang menunggu bunda ku bekerja. Karena aku bosan jadi aku ‘sedikit’ bermain-main saja dengan para pekerja bunda ku. Oh yak kau seperti bunda ku, memanggil ku dengan sebutan jagoan.” Ucap anak laki-laki itu.

Aku hanya tersenyum saja mendengar penuturan anak laki-laki ini.

“Benarkah?..” Tanya ku dan anak laki-laki itu hanya mengangguk penuh semangat.

“Nama kau siapa?.” Tanya ku padanya.

“Aku Alex. Alex P. Wijaya. Kau?” Jawabnya sembari mengulurkan tangan mungilnya.

“Aku Arnold. Arnold Purnomo.” Ucap ku mengenalkan diriku dan membalas uluran tangannya.

Kami pun bersalaman, entah kenapa saat aku membalas uluran tangan anak ini hati ku merasa bergetar namun sangat tenang , ada perasaa aneh yang menjalar yang aku tidak bisa jabarkan seperti apa. Terlebih mata anak ini yang bening memiliki bentuk mata mirip dengan ku, begitu menyejukan ketika aku memandanginya. Hah bagaimana bisa dia tercetak begitu mirip dengan ku.

“Baiklah jagoan sepertinya aku harus pergi, banyak pekerjaan menanti ku saat ini.” Ucap ku pada Alex

“Oke Ar…” Ucapannya menggantung dia menggeleng seperti sedang berpikir.

“Aku harus memanggil mu dengan apa?.” Tanya Alex pada ku

“Kau ingin memanggil ku apa?.” Aku balik bertanya padanya

“Emm bagaimana jika aku memanggil mu dengan om saja? Atau uncle?.” Ucap Alex memberikan sarannya pada ku.

“Mungkin kau bisa memanggil ku dengan sebutan Om, uncle terlalu kebarat-baratan.” Ucap ku padanya

“Oke aku akan memanggil mu dengan Om.” Ucapnya padaku

Aku hanya mengangguk dan tersenyum. Senang sekali bisa bicara dengan Alex, meski hanya obrolan umum. Aku pun mengangguk padanya berniat keluar untuk pulang. Namun tiba-tiba saja jas belakang ku seperti ada yang menarik. Aku pun menengok kebelakang, ternyata Alex menarik jas belakang ku. Aku pun berbalik dan bersimpuh dihadapannya mengsejajarkan tinggi ku dengannya.

“Ada apa Alex?.” Tanya ku padanya sembari menyampirkan kedua tangan ku di bahunya.

Dia menggeleng seperti tengah berpikir. “Apakah kita akan bertemu lagi?.” Tanyanya pada ku.

Aku hanya tersenyum mendengar pertanyaan Alex seolah-olah ingin bertemu lagi dengan ku. Aku mengangguk dan tersenyum “Ya pasti kita akan bertemu lagi..” Jawab ku padanya

My Secret SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang