Chapter 16

43.3K 1.9K 42
                                    

Makasih banget buat para reader yang mash setia baca MSS. Nggak nyangka ternyata masih ada yang mau baca story ini padal alurnya selalu nggak jelas, banyak typo disana sini hehe

Tapi makasih lohh J

Happy reading  ^_^

 

-Arnold-

 

“Kau mencoba menghindar dari ku lagi Reya?.” Ucap ku sembari menarik tangannya dan menyeringai.

Tampak matanya membulat, sepertinya ia ketakutan tangannya pun begitu bergetar. “Ar lepasin..” Ucap nya

“Kesalahan apa yang ku perbuat sehingga kau begitu benar-benar berubah pada ku.” Tanya ku dingin. Sejujurnya aku kesal dengan sika Reya yang masih belum mau menjawab dan menjelaskan segala yang terjadi dulu. Meski pun aku memang sudah tahu, tapi tetap saja aku ingin mendengarkan penjelasannya langsung dari Reya.

“Ar lepasin Ar..” Ucap nya sembari terus meronta mencoba melepaskan tangannya.

Aku pun meregangkan sedikit cekalan ku dan dan sepertinya kesempatan ini Reya gunakan untuk melepaskan diri dari ku, sayangnya aku tidak ingin melepaskannya begitu saja. Saat ia mencoba melepaskan cekalan ku aku menarik tubuhnya kepelukan ku hingga tubuhnya begitu dekat dengan tubuh ku. Tangan kiri ku melingkari pinggangnya dan tangan kanan ku memegang lengan nya. Reya mendongak menatap mata ku, dan aku menatapnya dengan tatapan tajam tapi juga dengan lembut.

Dengan menatap matanya saja hilang sudah akal sehat ku dan gairah yang sejujurnya sedari tadi aku redam menguap begitu saja hanya dengan melihat bibir nya yang merah sedikit terbuka karena kaget dengan perlakuan ku. Aku mendekatkan wajah ku dan mengecup bibirnya dengan lembut. Biar saja nanti Reya mengamuk.

Tubuhnya meronta meminta ku melepaskannya, tapi dengan kuat aku menahannya dan terus menciuminya dengan lembut. Lama-lama Reya pun membalas ciuman ku, ia meraih pundak ku dan mencengkram depan baju ku, ada sensasi luar biasa menggerayangi ku saat Reya melakukan itu. Dengan otomatis aku mengelus punggungnya, terasa tubuhnya menggelinjang dan semakin merapatkan dengan tubuh ku.

Ada perasaan senang menelusuk masuk ke dalam hati ku. Setidaknya masih ada kesempatan untuk ku untuk meraih dan meluluhkan kembali hatinya. Tiba-tiba saja suara ponsel menyentak kesadaran kami. Secepat kilat kami saling menjauh dan saling menatap dengan camggung. Dan wajah Reya yang memerah dan masih terlihat shock begitu sangat menggemaskan membuat ku ingin menariknya kembali.

“Rey..” Ucap ku serak.

Reya hanya menatap ku bingung, sementara itu ponselnya masih terus berdering. Ya tuhan seperti ini kah efek yang ditimbulkan dari ciuman kami barusan.

“Tadi itu..aku minta maaf. Aku..” Ucapan ku terhenti karena Reya mengangkat ponselnya yang terus berdering.

“Halo..Iya sayang bunda sebentar lagi pulang..tunggu dulu yah.. Iya nanti bunda beliin buah apel yang banyak…Ya sudah hati-hati di rumah jangan nakal dan tunggu bunda..” Ucap Reya.

Reya pun menghentikan panggilannya, ia masih terlihat kebingungan. “Rey yang tadi itu..” Ucap ku mencoba menjelaskan dan meminta maaf.

“Cukup Ar, aku pergi. Terimakasih sudah mengizinkan ku membersihkan tubuh ku dan meminjamkan pakaian mu, sekarang pakaian ku dimana?.” Tanyanya dengan cepat memotong ucapan ku.

“ Itu di tempat jemuran, dan sepertinya masih basah. Kau mau pulang? Aku antar yah?.” Tawar ku

“Ya sudah aku ganti pakaian ku, dan kau tidak perlu mengantar ku. Aku lebih baik naik taksi saja.” Ucapnya dingin.

My Secret SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang