Chapter 19

41K 1.7K 43
                                    

maaf banget baru bisa post :D

Nggak yakin ini cerita masih ada peminatnya, nggak yakin juga cerita yang sekarang nyambung dan masuk akal (hadeuh -_-)

Sorry banget kalo typo masih sering bertebaran, bahasanya makin kacau dan ceritanya makin nggak karuan..

happy reading yah ^_^

 

-Farah-

Aku hanya bisa menjadi penonton yang tidak bisa melakukan apapun saat melihatnya. Aku seperti orang bodoh hanya bisa melihat tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi di antara Arnold, Tante Marinka, Wanita itu dan anaknya. Aku ingat sekarang wanita itu Reya dan anaknya Alex pernah bertemu dengan ku sekali di rumah sakit saat menjenguk Arnold dan pada saat itu keajaiban datang Arnold siuman saat Alex memegang tangannya. Kontak batin, apa mungkin? Berarti Alex benar anaknya? Jika Alex benar anaknya berarti Reya adalah wanita yang selama ini Arnold tunggu.

Hati ku terasa pilu saat melihat Arnold memohon-mohon pada Reya untuk membiarkan Alex beberapa saat lagi bersamanya. Ada kilat keputusasaan dan kerinduan di mata Arnold saat memohon-mohon pada Reya.

Selama ini aku selalu bertanya-tanya wanita seperti apa yang sebenarnya Arnold tunggu dan wanita seperti apa yang membuat Arnold begitu tergila-gila hingga dengan rela membuang waktunya hanya untuk menunggunya. Apa dia cantik, apa dia seksi, apa dia kaya, apa dia anggun, apa dia anggun pertanyaan itu selalu berputa-putar dalam benak ku.

Selama ini pula aku selalu meunggu tatapan cinta dari Arnold dan sekarang aku melihatnya. Tatapan mata berbinar itu pertama kalinya aku melihat di mata Arnold. Matanya begitu berbinar senyumnya begitu tulus saat melihat Reya.

Reya wanita itu memang sempurna, sekarang aku mengerti kenapa hingga saat ini Arnold terus mempertahankan perasaannya pada Reya. Reya begitu cantik, bersahaja, dan keibuan wajar saja jika Arnold begitu tak bisa melupakannya.

Aku melihat Arnold bangkit matanya berkilat penuh amarah ia menatap kami yang tengah menatapnya juga. Mata tajamnya tertuju pada mamahnya, namun tanpa bicara apapun tante Marinka masuk begitu saja ke dalam rumahnya.

Arnold kembali masuk ke dalam rumahnya, saat melewati ku ia berhenti,

“Aku sarankan kau pulang saat ini juga atau kau akan menyesal karena menyaksikan hal yang tidak akan pernah akan kau lupakan..seumur hidup mu.” Ucap Arnold begitu dingin

Mendengar itu punggung ku terasa dingin, bulu kuduk ku meremang dan jujur saja aura kemarahan begitu membuat ku terintimidasi. Tanpa bicara apapun aku buru-buru pulang meskipun sebenarnya aku khawatir dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

***

-Author-

Sepeninggal Farah Arnold menyuruh Bi Sumi masuk, dengan takut Bi Sumi pun masuk terburu-buru. Arnold pun menutup pintu rumahnya dengan keras kemudian ia meraih stick baseball yang tersimpan tepat di balik pintu. Ia menyeret stick baseball itu sembari menatap lurus. Ia menemukan mamahnya tengah terduduk santai bersidekap. Ia menatap Armold dengan angkuh.

“Lihat, wanita mu saja sudah menyuruh mu untuk menjauhi kehidupannya jadi apa lagi yang menghalangi mu untuk menikahi Farah.” Ucap Marinka

Arnold menatap mamahnya dengan tajam, rahangnya mengeras dan tangannya semakin kuat menggenggam stick baseball hingga terlihat buku-buku tangannya menahan amarahnya.

My Secret SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang