Chapter 2

58.2K 2.1K 17
                                    

Aku tengah membolak-balik kertas-kertas yang harus aku pelajari sebelum presentasi sore nanti. Namun obrolan pagi tadi dengan mama sudah sukses membuat mood ku hancur. Aku tidak bisa konsentrasi dan kepala ku rasanya sakit sekali. Aku pun mengurut-ngurut dahi ku sebentar kemudian membuka laci meja ku dan mengeluarkan obat yang sering aku minum jika kepala ku sakit seperti ini. Setelah meminumnya kepala ku sedikit lebih ringan. Aku pun kembali membaca kertas-kertas tadi.

‘ tok tok tok ‘

“ Masuk..” Ucap ku saat mendengar seseorang mengetuk pintu diluar.

Wajah tenang Aldi nongol dari balik pintu.

“ Mr. Cool apa kau sibuk?.” Tanyanya usil

Aku hanya tersenyum, aku pun menyimpan kertas-kertas yang tengah aku baca tadi.

“ Masuklah.” Ucap ku meminta Aldi masuk

Dengan santainya Aldi pun duduk di sofa coklat yang berada di ruang kerja ku. Ia melihat-lihat sketsa yang bertebaran di meja depan sofa ia duduk.

“ Proyek baru Ar?.” Tanyanya dengan masih menatap satu persatu sketsa ku

“ Yap. Perusahaan baru.” Jawab ku

Aldi hanya mengangguk. Aku pun menghampiri Aldi yang tengah asyik membolak-balik sketsa bangunan yang berlembar-lembar sudah aku rancang.

“ Ada apa Di?. Tumben banget dateng sendiri?” Tanya ku langsung

Ia pun menyimpan kembali sketsa ku di meja. Ia mengganti posisinya menjadi mengarah pada ku matanya mengerjap dan nafasnya ia hembuskan kuat-kuat.

“ Aku dengar kamu dijodohin sama Farah yah?.” Tanya Aldi

Yah masalah ini lagi. Bisa tidak satu hari saja tanpa membicarakan hal ini. Rasanya mood ku akan seketika hancur jika sudah menyangkut pertunangan ku dengan Farah. Aku hanya diam, bingung bagaimana menjawabnya.

“ Yah begitulah..” Jawab ku ogah-ogahan akhirnya

Aku pun menatap langit-langit kantor sedikit menerawang.

“ Mamah yang bilang?.” Tanya ku lagi

“ Yap dan dia minta aku membujuk mu untuk setuju. Dan tentu saja aku sudah tahu apa akhirnya.” Jawab Aldi terkekeh

Aku hanya tersenyum. Yah Aldi memang sudah hafal gelagat ku tentang yang satu ini, tentu saja ia akan tahu. Ia sudah menjadi sahabat ku sejak SMP kami selalu menghabiskan waktu bersama, jadi bagaimana bisa ia tidak tahu tentang aku. “ Sudah jalani saja dulu. Toh aku dengar wanitanya cantik seperti boneka. Dan tentunya masih muda.” Ucap Aldi terkekeh

Aku pun meninju perutnya. Seenaknya saja meminta ku menjalaninya. Terang saja aku tidak mau, masih ada wanita tujuh tahun lalu di hatiku.

***

Seusai rapat dengan dewan direksi aku dengan cepat melenggangkan kaki ku keluar. Aku  harus cepat menjemput jagoan ku. Aku mengendarai mobil Honda jazz rs putih ku dengn sedikit cepat. Tak kurang dari 10 menit aku pun tiba di sekolah. Aku turun dari mobil ku menatap sebentar malaikat berpipi chubby ku dari kejauhan, setelah itu aku pun menghampirinya.

“ Alex..” Ucap ku

Mata anak ku ku yang sipit ini tampak berbinar saat tahu kedatanganku. “ Bunda..” Ucapnya berhambur kepelukan ku. Aku pun memeluknya, setelah itu melepaskan pelukannya dan berjongkok sejajar dengan tingginya.  “ Jagoan bagaimana pelajaran hari ini?.” Tanya ku sembari mengacak-ngacak rambut Alex dengan gemas

My Secret SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang