Asmara Anak SMA

By heltymakmur

727K 32K 2.6K

Novel ini menceritakan tentang kisah asmara anak SMA. Remaja yang pemikirannya masih sangat labil. Naufal dan... More

Prolog
Part 1
part 2
part 3
part 4
Part 5
part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Pengumuman
Part 21
Part 22
----
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
..
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Sepenggal Curahan Sang Penulis
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38 (End)
Epilog
Open Order AAS
Mengikhlaskan Rasa

part 11

16.8K 1K 81
By heltymakmur

Note:
Cerita akan dilanjutkan jika vote mencapai 60 Vote dan 6 Comment

____________

Hening,
sepi,
sunyi,
Apakah tiga kata diatas memiliki arti yang sama ??

Mungkin menurut kalian sama, tapi tidak dengan Khansa.

Hening menggambarkan bagaimana suasana dalam mobil Naufal yang terasa sangat awkward,

Sepi menggambarkan bagaimana dirinya merasa sendiri padahal disampingnya ada Naufal yang serius menyetir,

dan sunyi, kalian bisa membayangkan bagaimana dua orang saling bersama tapi tak satupun dari mereka yang berani membuka suara. Hanya bisa duduk, diam, dan membuang muka kesegala arah.

Well, itulah mereka. Waktu dan keadaan telah mengubah segalanya.

Kalian mungkin bertanya-tanya, bagaimana mengembalikan masa lalu ke masa kini ??

Sudahlah, sampai kapanpun itu gak bakalan terjadi.

Karena masa lalu tetaplah masa lalu dan masa kini gak akan pernah sama dengan masa lalu.

Layaknya suatu hubungan antara dua orang yang saling mencintai, saat kata pisah itu berhasil keluar dari mulut salah satu dari mereka, maka tak akan ada yang sama lagi walaupun hati mereka masih memiliki rasa yang sama.

Ada dua tipe wanita yang pernah Khansa baca dalam sebuah quote daily,

Ada yang menyerah lelah ketika diabaikan,
Ada yang masih bertahan meski tak dipedulikan.

Mungkin Khansa berada pada tipe wanita yang kedua.

Sulit ??

Iya, sudah pasti sulit. Mana ada wanita yang mau bertahan meski tak dipedulikan.

Yang ada, kebanyakan dari wanita akan memilih berhenti dan kembali mencari cinta yang lain yang lebih menghargai.

Bodoh ???

Iyya, Khansa akui dirinya memang bodoh..

Tapi Khansa lebih memilih di katakan bodoh daripada dikatakan pengecut.

Kalian sudah pasti tahu apa makna pengecut dari tipe wanita yang pertama tadi.

"Aku gak suka kamu jalan dengan cowo lain."
Ini suara dari Naufal.

Khansa menoleh, tapi Naufal tak sedikitpun memiliki niat untuk membalas tatapannya. Pandangannya tetap fokus pada jalan didepannya.

Khansa sulit mengartikan ucapan Naufal. Terdengar dingin tapi tegas.

Apa ini perintah atau larangan ??

Entahlah..

"Kenapa ??"Tanyanya dengan nada polos masih terus menatap Naufal.

3 detik,
10 detik,
30 detik,
1 menit,

Tidak ada jawaban sama sekali.

Khansa mengurungkan niatnya untuk kembali bertanya, ia kembali membuang pandangannya keluar jendela.

Tak berapa lama, Naufal memutar musik dengan volume sedang.

Musik mengalun indah mengisi kesunyian mereka. Lagu dari Charlie Puth-We Don't Talk Anymore seakan memberikan efek yang kuat dari dalam diri mereka.

We don't talk anymore
We don't talk anymore
We don't talk anymore
Like we used to do
We don't laugh anymore
What was all of it for?
Oh, we don't talk anymore
Like we used to do.

Khansa meneguk ludahnya sendiri, kenapa rasanya terasa sangat canggung ??

____

"Kenapa gak langsung ngantar pulang ?"Tanya Khansa setelah menyadari mereka sekarang telah berada di halaman rumah Naufal.

"Umi mau ketemu."Jawabnya tanpa sedikitpun memandang Khansa.

Naufal keluar diikuti Khansa dari belakang. Khansa berjalan mengikuti jejak Naufal dari belakang.

Apa Khansa harus terus mengikuti jejak Naufal seperti saat ini ??

Entahlah, waktu yang akan menjawabnya.

Pintu terbuka lebar.

Sudah berapa lama Khansa tidak menginjakkan kaki di rumah ini.
Entahlah, tapi rasanya masih tetap sama. Suasananya juga masih tetap sama. Mungkin karena tak banyak yang berubah dari rumah ini.

Bibi Mina menyambut mereka.

Kenapa Khansa gak lupa sama bibi Mina, karena bibi Mina sudah seperti pengasuh mereka saat kecil, saat mereka masih berumur lima tahunan.

Tak banyak yang berubah dari bibi Mina, hanya ada sedikit kerutan di wajahnya menandakan usianya sudah tidak muda lagi.

"Eh, ini Khansa yah ?"Tanya bibi Mina seakan tidak percaya akan kedatanganku. Maklum, kurang lebih sudah dua tahun lamanya ia tidak menginjakkan kakinya lagi di rumah ini.

Khansa tersenyum lalu memeluk bibi,"Ini Khansa bi, Khansa rindu bibi."Katanya dengan mata berkaca-kaca.

Bibi membalas pelukannya,"Bibi juga rindu non.."Kata bibi dengan senyuman hari di bibirnya.

"Yaudah, Khansa kedalam gih, nyonya udah nungguin dari tadi."Kata bibi setelah melepas pelukannya.

Khansa hanya bisa mengangguk. Gak usah tanya dimana Naufal sekarang karena dia sudah jalan lebih dulu saat Khansa melepas rindu dengan bibi.

Jahat kan ??

Masa tamu di tinggal sendiri.

Gak sendiri sih sebenarnya, ada bibi. Tapi tetap aja, sebagai tuan rumah harus menghargai tamunya.

Khansa berjalan menuju ruang keluarga. Disana sudah ada umi Adiba dan abi Adnan sedang bersantai di sofa sambil menatap layar tv.

"Assalamualaikum.."Sapa Khansa.

Abi dan umi berbalik secara bersamaan. Khansa bisa melihat bagaimana terkejutnya wajah mereka saat melihat Khansa berdiri tak jauh dari tempat mereka.

"Waalaikumsalam."Jawab mereka secara bersamaan.

"Khansa.."Ujar umi sambil berjalan menghampiri Khansa.

Khansa tersenyum setelah mendapat pelukan dari umi. Umi sudah Khansa anggap sebagai mamanya sendiri. Umi selalu memberikan kehangatan dalam diri Khansa. Kasih sayangnya kurang lebih sama dengan apa yang mamanya selalu berikan kepadanya, yah pastinya sebelum kejadian itu. Sebelum ia harus melihat keluarganya hancur.

"Umi... Khansa kangen..."Ujar Khansa dengan air mata yang tidak dapat dibendung lagi.

Umi Adiba mengusap-usap punggung Khansa dengan lembut.
"Umi juga kangen sayang."Katanya sambil memeluk Khansa dengan erat.

Umi mengusap air mata Khansa dengan lembut,"Naufalnya mana sayang ??"Tanya umi.

Khansa mengernyitkan dahi," loh, bukannya Naufal masuk duluan ??"Khansa balik nanya.

"I'm here.."Ujar Naufal sambil berjalan menuruni anak tangga.

Umi berdecak kesal melihat anak semata wayangnya itu.
"Naufal, kalau udah pulang, ngucapin salam dulu atau apa kek, biar umi dan abi tau."Omel umi.

Naufal berjalan menghampiri abi," Udah kok mi, tapi uminya aja yang gak denger saking sibuknya pacaran dengan abi."Ujar Naufal sambil menjatuhkan tubuhnya di sofa samping abinya.

Abi tertawa mendengar ucapan Naufal yang gak ada remnya."Sirik aja sih dek.."Kata abi disusul tawa kecil dari Khansa.

Umi dan Khansa ikut bergabung dengan mereka.

"Bukannya sirik bi, tapi cuma mau ngingatin kalau umur udah gak muda lagi. Malu sama umur."Kata Naufal sambil memindahkan channel melalui remote.

Abi dan Khansa kembali tertawa.

"Naufal harus tau, umur emang bisa gak muda lagi tapi cinta masih sama seperti saat kami pertama kali merasakan apa itu cinta.

Karena pada hakikatnya, cinta itu tidak mengenal umur dan waktu."Kata umi dengan suara lembutnya.

Entah mengapa Khansa selalu menyukai saat umi berbicara. Ucapan yang selalu terdengar bijaksana, lembut dan penuh perhatian.

"Dengerin tuh dek.."Kata abi sambil menepuk bahu Naufal.

Naufal terlihat acuh tak acuh.

"Khansa sejak kapan kembali ke Indonesia ?"Tanya abi.

"Minggu kamarin bi. Maaf gak sempet kesini sebelumnya karena sibuk harus beresin rumah dulu."Jawab Khansa.

"Sibuk beresin rumah atau emang karena ada alasan lain, seperti Naufal misalnya ??"Goda abi.

Umi dan Khansa tertawa sedangkan Naufal spontan melirik abinya dengan kening mengerut.

"Kok pake bawa-bawa nama Naufal.??"Tanya Naufal dengan nada dingin.

Tidak bisa di pungkiri sih, Naufal emang gitu orangnya, dingin dan tegas. Umi pernah bilang ke Khansa kalau sikapnya Naufal hampir sama dengan sifatnya abi pas masih seumuran dengan mereka.

Jadi jangan tanya dari mana turunan sikap dingin itu, sudah pasti dari abi Adnan.

"Kamu kira abi gak tau..?? Walaupun sibuk, tapi abi tau bagaimana perkembangan jagoan abi." Kata abi dengan tangan kembali menepuk pundak Naufal.

Pandangan Naufal kini beralih pada umi, tapi umi seperti membuang muka ke arah lain. Naufal tahu kalau ini adalah ulah uminya, sebab informasi apapun yang uminya tahu, pasti umi akan lapor pada abi. Dan Khansa hanya bisa tertawa kecil melihat ekspresi lucu keluarga kecil ini.

___

Pukul 22.10, Naufal kembali mengantar Khansa pulang.

Khansa terlihat menyandarkan kepalanya pada kaca jendela, Naufal tahu kalau rasa lelah telah menghadangnya.

Suasana kembali sunyi, sepi, dan canggung.

ddrrttt
ddrrttt

Khansa tersadar setelah merasakan ponselnya bergetar.

1 pesan diterimah.

6282342******:
Good Night Sa !
Nichol.

Ada setitik senyuman di bibir Khansa setelah membaca pesan itu.

"Siapa ??"Tanya Naufal tanpa sedikitpun melirik kearah Khansa.

"Nichol, ngucapin good Night."Jawab Khansa.

Tak ada perubahan ekspresi apapun dari wajah dingin Naufal.

Khansa tidak berniat untuk membalas pesan itu. Ia kembali menyimpan ponselnya.

Mobil berhenti tepat pada depan rumah Khansa.

"Aku masuk. Makasih sudah nganter."Kata Khansa sebelum keluar dari mobil Naufal.

Tak ada jawaban.

Yang ada hanya tundukan dari Naufal.

Khansa memutuskan untuk keluar dari mobil itu, tapi sebelum berhasil membuka pintu, tangan Naufal sudah menahannya lebih dulu.

Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, pandangan itu kembali bersatu.

15 detik,
30 detik,
1 menit,

Mata mereka saling menyiratkan kerinduan yang sudah lama terpendam.

Perlahan wajah Naufal mendekat,
lebih dekat,
dan semakin dekat,
hingga Khansa bisa mencium aroma mint dari hembusan nafas Naufal yang menerpa wajahnya.

Tangan Naufal beralih menangkup wajah Khansa membuat sekujur tubuh Khansa jadi menegang dengan degupan jantung lebih cepat dari biasanya. Bahkan ia harus menahan nafas setelah merasakan hembusan nafas Naufal semakin menerpa wajahnya.

Wajah mereka semakin dekat hingga menyisakan beberapa centi.
"Aku gak akan melakukannya sekarang."Ujar Naufal masih dengan jarak sedekat itu.

"Tapi aku janji, suatu hari aku akan meminta hakku yang selama ini aku tahan dengan sekuat yang aku bisa."

"Jadi, jaga dia untukku."Katanya sambil menyentuh bibir Khansa.

Khansa melepaskan kontak mata itu.

Ia menunduk malu.

Lalu detik kemudian ia keluar dengan langkah yang cepat memasuki rumah.
Bersambung...
*******

Cerita akan dilanjutkan jika Vote mencapai 60 Vote dan 6 Comment.

Jadi jangan lupa VOMMENT yah guys..

Support kalian sangat berharga bagiku dalam penulisan ini.

Eitss,

Kalian lebih suka tipe cowo kayak gimana ??

1. Naufal yang dingin tapi diam-diam perhatian, atau

2. Nichol yang ngedeketin secara terang-terangan.

Continue Reading

You'll Also Like

6.6M 573K 72
|| FiksiRemaja-Spiritual. || Rabelline Maheswari Pradipta. Wanita bar-bar, cuek dan terkadang manja yang terpaksa masuk pesantren sang kakek karena k...
533K 19.9K 33
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
563K 27.2K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
434K 31.1K 35
[ HARAP UNTUK FOLLOW DULU AUTHOR SEBELUM MEMBACA OKEYY ] [ SLOW UP ] WARNING!!! DILARANG KERAS UNTUK NGEJIPLAK/COPY PASTE KARNA CERITA INI MURNI HASI...