Araya 1 [END]

By jdvid_

223K 10.5K 1.6K

Araya Pachthiraphan. Gadis tampan asal Thailand ini masih keturunan Indonesia. Sejak sepeninggal ayahnya, ia... More

Song (2)
Sam (3)
Si (4)
Ha (5)
Hok (6)
Jed (7)
Ped (8)
Gao (9)
Sib (10)
Sib Ed (11)
Sib Song (12)
Sib Sam (13)
Sib Si (14)
Sib Ha (15)
Sib Hok (16)
Sib Jed (17)
Sib Paed (18)
Sib Gao (19)
Yi Sib (20)
Yi Sib Ed (21)
Yi Sib Song (22)
Yi Sib Sam (23)
Yi Sib Si (24)
Yi Sib Ha (25)
Yi Sib Hok (26)
Yi Sib Jed (27)
Yi Sib Ped (28)
Yi Sib Gao (29)
Sam Sib (30)
Sam Sib Ed (31)
Sam Sib Song (32)
Sam Sib Sam (33)
Sam Sib Si (34)
Ocehan Author
Extra Part : Honeymoon

Neung (1)

20.2K 668 92
By jdvid_

Ehm cek cek neung song sam. Jadi gini.. Jadii.. begini. Dulu gua culun sekarang gua jadi bad butchy. Pertama gua ikut tauran tuh grogi banget. Yang laen bawa kopel gua doang yang bawa gesper osis. Hahaha havia SUCA 3 kali ah.
Bukan itu ko yang mau gua bahas. Tapi. Tapi tentang rasa yang dulu ada. Eh bukan juga deng. Intinya ini bukan pertama cerita yang gua publish sih. Tapi yang kemaren gagal krna hp gua ilang. Lupa akun. Ilang ide dan *mulainangis* #mengheningkan cipta dimulai# cuih.
Yaudahlah ya. Bismilah aja semoga suka sama cerita ini. Cuma cerita amatiran ko. Ga bagus sama sekali. Di puji boleh di kritik boleh. Dimaki maki juga boleh. Kalo perlu buang hpnya biar ga bisa baca lagi. Nanti gua yang nadangin. Cerita ini mengandung tema LGBT jadi yang homophobia please jangan baca apalagi ngehujat. Sip udah ah bacot mulu langsung aja kuy.

***

Namanya Araya Pachthiraphan. Umurnya 16tahun. Setiap harinya Araya hanya memiliki Bibi Pong, pengasuhnya dari bayi dan mommynya Som Pachthiraphan. Sejak sepeninggal ayahnya, mommynya mejadi lebih sibuk dari biasanya. Mommy memutuskan untuk pergi dan menetap di Indonesia. Dimana ayahnya dilahirkan. Sebab Araya sempat terpuruk dan depresi. Mommy berpikir untuk hijrah ke Indonesia agar mendapat suasana baru.

Selain mereka, Araya pun memeiliki dua kucing yang diberi nama kety dan benji. Serta seorang sahabat bernama Poey. Saat ini, ia tengah berada di Amerika untuk meneruska  sekolahnya.

Hanya beberapa orang yang mampu memikat hatinya. Sifatnya yang cuek dan tertutup. Dan membuat banyak orang penasaran. Tak terkecuali para gadis disekolah lamanya.

Setelah mengurus semua keperluan perpindahan negara, tempat tinggal baru hingga sekolah selesai. Kini Araya dan mommy harus memulai aktifitas mereka. Hari ini adalah tepat hari pertama Araya bersekolah ditempat baru.

"Morning nona manis. Sebelum berangkat kesekolah baru. Nih cobain roti panggang buatan mommy. kesukaan kamu" sambut mommy dengan meriah untunglah ia tak menyalakan petasan seperti kala perayaan loy khratong. Bibi pong hanya terkekeh seraya membantunya menyiapkan sarapan.

"Oh. jadi apa mommy mulai berbahasa Indonesia?" Tanya Araya dengan logat Thailand yang masih kental.

"Of course nona manis. Karena kita sekarang tinggal di Indonesia. Ah sudah lah ayo makan" tukas wanita paruh baya itu.

"Ah mam. Come on. Jangan panggil aku 'nona manis' LAGI" Araya memutar bola matanya.

"Astaga mommy lupa sayang. Haha oke ayo makan tuan tampan ku" ledek wanita paruh baya itu lagi.

Setelah selesai sarapan. Araya bersiap siap pergi ke sekolah diantar mommy. Ini pertama kali ia berpindah sekolah. Menjadi anak baru di pertengahan semester 2 kelas 2 SMA.

Hampir 20 menit Araya dan mommy telah tiba. Lamborghini hitam mengkilat milik mommynya sukses mendarat masuk kedalam gerbang sekolah seperti mobil lain yang tengah mengantar.

Araya menjadi gugup kala semua orang mobilnya. Dan ia hanya dapat menyembunyikan wajahnya.

"Oke sayang. Semangat untuk hari pertamanya ya. Jangan berulah. Gunakan bahasa Indonesia Dan..."

"Oh mam. Aku bisa telat karna mommy terus mengoceh" potong Araya. Mommy langsung diam dan terkekeh.

"Oke. Aku mau segera masuk karna malas menjadi tontonan" tukas Araya. Araya segera keluar dari mobil itu. Lalu berjalan santai menuju kedalam sekolah tanpa menoleh sedikitpun. Bukan karna ia sombong. Hanya saja ia tak suka diperhatikan terlalu mendalam. Ia langsung menuju ruang TU. Karna sepertinya bell masuk akan segera berbunyi.

Tok..tok..tok

"Sawad... ahm. Permisi bu" ucap aray dengan sopan.

"Ya. Masuk" seorang guru menjawab.

"Ibu. Saya Araya anak baru yang hari ini mulai masuk sekolah" jelas Araya. Ibu guru dihadapannya diam sejenak.

"Ahmm bukannya anak baru hari ini jurusan IPS itu perempuan ya?" Ucap wanita paruh baya didepannya ini bingung.

"Bu Ani. Ini Araya. Dia akan masuk dikelas saya bu. Dia orangnya. Dia cewek kok bu. Tapi ganteng ya. Tapi jangan beritahu siapapun kalo dia cewek."ucap seorang guru lainnya menghampiri. Ia adalah bu Rima.

"Tapi ko seragamnya?" Bu ani menatap Araya yang memakai seragam pria.

"Disini kan tidak ada peraturan seragam bu. Asal rapi saja kan." jelas bu Rima yang membuat bu Ani lalu terdiam. Tak lama bell masuk berbunyi dan bu Rima segera kekelas bersama Araya karena kebetulan jam pertama adalah mata pelajarannya.

Setelah berjalan menaiki tangga menuju lantai 3 dan melewati lorong beberapa kelas . Sampailah mereka. Dan langsung masuk kedalam kelas. Semua murid yang berjumlah 25 orang di kelas 2 IPS 2 terdiam. Kala Araya berjalan mengikuti bu Rima.

Semua mata gadis gadis langsung menuju fokus ke Araya.

"Anak anak. Selamat pagi. Oh ya ibu bawa teman baru. Oke. Nak. Silahkan kamu perkenalkan diri kamu" ucap bu Rima.

"Emm. Hai. Pagi. Nama saya. Araya Pachthiraphan. Saya pindahan dari Thailand. Kalian boleh panggil saya Raya. Salam kenal" setidaknya satu beban terbebas dari benak Araya. Para gadis berdecak kagum saat melihat gadis tampan yang mereka ketahui sebagai laki laki tulen dihadapan mereka saat ini

"Hai Araya" sambut semua murid.

"Araya." Seorang murid perempuan menaikkan tangannya. Semua murid serta bu Rima menatap ke murid itu.

"Kalo aku panggil kamu sayang atau honey boleh. Sesuka aku kan?" Tukas murid bernama cindy dengan lantangnya. Araya hanya menunduk.

"Whoooo" semua murid menyoraki cindy.

"Ehh sudah sudah. Araya kamu boleh duduk disana" bu Rima menunjuk ke satu arah dimana ada kursi kosong yang mepet dengan dinding sederet pintu kelas.

Tanpa babibu ia langsung segera berjalan menuju meja kosong itu. Bu Rima memulai pelajaran dengan menampilkan materi memalui proyektor. Fyi. Bu Rima seorang guru geografi.

Krrriiiiiiingg.. krrriiinggg

Bel istirahat berbunyi. Araya merasa lega. Pasalnya sedari tiga jam lalu memulai pelajaran. Matanya sangat berat karna begadang semalaman. Tadinya ia memutuskan untuk tidur. Tapi teman teman barunya langsung bergerumun untuk berkenalan. Bukan bangga atau senang. Araya justru sangat risih karna mereka sangat mengganggu. Sepengingat dirinya murid baru ia harus menjaga sikap. Dan membalas mereka dengan sedikit senyuman.

"Norak lo pada. Apalagi yang cewe nih pada gatel yah ga bisa liat cowok mulus impor dikit. Apalagi dari Thailand belom tentu ori haha" ucap seorang cowok dari belakang gerumunan dengan lantang.

"Sirik lo. Lo sama dia emang jauh lebih keren dia tau ga" lawan cindy. Nampaknya, cindy sangat tergila gila dengan Araya.

Araya menoleh ke kanan dan kiri. Sebenarnya, ia enggan pergi kekantin. Lantaran kepalanya pusing dan matanya terasa mengantuk. Ditimpali lagi dengan pandangan para murid. Tapi, ia juga merasa lapar. Hingga Araya nekat masuk kedalam kerumunan para murid dan tubuhnya terombang ambing berdesak desakan.

'Shit..! Heran. Sekolah elit begini. Kenapa muridnya kampungan' gumam araya dalam hati.

Akhirnya Araya bangkit dan tidak jadi memesan makanan. Ia memutuskan untuk kembali kekelas. Tapi tak lama langkahnya terhenti kala sebuah tangan menahan lengan Araya.

"Nih". Araya mengerutkan alisnya kala seorang gadis menyodorkan semangkuk mie ayam ditangan kanannya. Araya pun mau tak mau menerimanya.

"Apa. Ini..?" Tanya araya. Gadis itu menarik tangan Araya menuju sebuah meja kosong. Keduanya duduk berhadapan.

"Ini jengkol balado. Ya Ini namanya mi ayam lah. Di Thailand ga ada mi ayam ya?" Jawab gadis itu dengan mulut penuh mi ayam.

"Ya saya tau ini mi ayam. Di Thailand ada ko. Maksud saya kenapa kamu kasih saya ini?"

"Banyak tanya deh ih. Tenang ga diracunin ko. Tadi gue liat lo ngantri di konter mi ayam sampe jatoh. Ya karna gue paling depan jadi sekalian gue pesenin" jelas cewe itu.

"Ohm gitu. Makasih ya" ucap araya.

"Harganya 12 ribu". Araya tersedak mendengar ucapannya. Ia lalu meminum es tehnya dan menoleh ke cewe itu.

"Apa? Ga ada yang gratis kali" tambah cewek itu. Tanpa menjawab apapun araya langsung mengeluarkan uang selembar lima puluh ribu.

"Haha gua bercanda. Udah sih makan aja. Toh kita sekelas anggap aja ini salam perkenalan gue"ucap cewek nerd itu. Araya berpikir mungkin dia bisa jadi temannya. Setidaknya dia orang kedua yang bersikap baik setelah Poey.

"Ohh apa iya? Kita sekelas?" Tanya araya dengan polos.

"Oh hell boy. Jadi lo ga ngeh kalo kita sekelas.? Gue duduk disamping lo ray. Astaga". Araya terdiam mengingat.

"Saya terlalu ngantuk pagi ini. Pelajaran pun saya nggak paham" ucapnya.

"Kaku banget sih? Ngomong gue lo aja biar enak" jawab gadis itu.

"Ah nama kam. Eh lo siapa?" Tanya araya.

"Gue ellen" jawab cewek itu.

"Kalo lo siapa?" Tanya ellen balik. Araya bingung. Apa maksudnya. Apa ellen nggak tau namanya? Sedangkan sedari tadi ia memanggil araya dengan sebutan ray.

"Bukannya lo udah tau?"

"Ya siapa?"

"Araya Pachthiraphan"

"Siapa yang nanya wleee hahaha". Araya terdiam merasa bodoh seraya terkekeh akibat di bodohi Ellen. Sifat friendly Ellen membuat araya nyaman untuk berteman dengannya. Meskipun baru beberapa menit berkenalan tapi seperti sudah sangat mengenal.

Tak lama mereka bergurau. Bell masuk berbunyi. Araya dan Ellen segera masuk ke kelas mereka di lantai 3.

"Gimana gue mau gemuk. Kalo abis makan langsung naik tangga begini. Huh paling bentar lagi moncor nih" gerutu Ellen.

"Mau gue gendong?" Tawar araya. Langkah mereka terhenti.

"Ahh. Engg . Engga lah gila apa kata yang lain" jawab ellen malu.

"Katanya takut gak gemuk kan. Sini ayo jangan malu. Gue kuat kok gendong lo" ucap Araya. Tanpa babibu Araya langsung membopong tubuh Ellen bak seorang putri duyung yang sedang diselamatkan oleh seorang pangeran berkuda tapi bukan kuda awkarin. Ellen langsung teriak teriak meronta meminta diturunkan karna ia tak ingin murid lain bergosip yang tidak tidak.

Namun, Araya sukses membopong Ellen sampai kelasnya. Benar saja. Semua murid melihat mereka dengan tatapan sarkastik.

"Araya lo gila. Lo liat noh yang lain pada gosipin kita. Apa lo ga malu gendong gua. Lo tau kan gua gimana penampilannya" omel ellen.

"Pusing ah. Ngomel terus. Masuk aja yuk" ucap Araya yang langsung nyelonong masuk. Mungkin ia ada rasa lelah karna tadi sempat salah arah menuju kelas.

Setelah semua murid masuk kedalam kelas. Seorang guru dengan mata pelajaran BK pun masuk. Dan pelajaran ke dua telah dimulai.

Continue Reading

You'll Also Like

183K 18.2K 70
Freen G!P/Futa • peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...
194K 9.9K 40
[ Lunatic Series #1 ] Dua wanita dengan kepribadian sama saling memutuskan untuk menjadi pemuas satu sama lain. Jika Luna membutuhkan Sasya maka Sasy...
288K 14.8K 54
[TAHAP REVISI] WARNING!!! HATI-HATI JIKA MEMBACA CERITA INI KARENA AKAN SANGAT MENGURAS AIR MATA DAN TENTUNYA AKAN MEMBUAT BAPER PARA PEMBACA. SELAM...
8.4K 783 21
Awal pertemuan yang canggung tak membuat dua anak manusia ini enggan memulai jalinan persahabatan yang manis.. meski tidak mudah bagi keduanya karna...