Aribell

By Len_len1216

14M 849K 51.5K

"Karena yang pergi akan selalu kembali, terkecuali seseorang yang telah ditelan oleh maut." Ariva Bella Adij... More

Prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9.
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44.
45
46.
47
48
49
50.
51
52
53.
54
55.
56
57
58
epilog

25

192K 12.3K 464
By Len_len1216

"Riva yaampun lo kemana aja kemarin?" heboh Alexa saat melihat Riva.

"Aduh Alexa, sakit nih kuping gue. Gue nggak kemana-mana ko," ucap Riva.

"Cih pencitraan!" decih Dira saat melihat adegan drama di hadapannya.

"Lo apaan sih Dir? Gara-gara cowok lo jadi gini?" sahut Alexa mulai tersulut emosi.

"Gue berubah gini gara-gara siapa!" ucap Dira dengan suara agak tinggi. .

"Udahlah Alexa, dia itu sahabat kita," ujar Riva menenangkan Alexa.

"Tapi dia udah ngehina lo Riv! Gue nggak terima lo diginiin cuman gara-gara cowok!"

"Udah ya Lex, gue cape," parau Riva lalu melangkah keluar kelas. Ethan yang melihat pertengkaran mereka, segera menyusul Riva.

Saat ini, Riva sedang berada di rooftop. Hanya tempat ini yang membuat nya tenang, tapi ditempat ini pula terdapat banyak kenangan bersama dia yang sudah membuat dirinya nyaman.

"Apa gue mulai suka sama lo?" lirih riva menatap pemandangan bangunan-bangunan di depannya.

"Jangan gini Riv," sahut seseorang dari belakang. Riva hendak membalikkan tubuhnya tapi bahunya ditahan.

"Tetep gini."

"Lo Ethan kan?"

"Hm."

"Lo nggak denger kata gue kemarin? Jauhin gue," parau Riva.

"Gue nggak bisa."

"Gue mohon Ethan, " mohon Riva. Ethan segera melepaskan tangannya dari kedua bahu Riva.

"Kalau itu mau lo, gue akan lakuin." Ethan berlalu pergi dari rooftop. Seketika tubuh Riva luruh. Hatinya sangat sakit.

"Maafin gue," lirih Riva disela-sela tangisannya. Tanpa Riva sadari ada seseorang yang memandang dirinya sendu. Dia adalah Damar seseorang yang menyukai Riva. Entah kapan perasaan itu tumbuh pada perempuan itu. Damar segera mendekati dan merengkuh Riva kedalam pelukannya.

"Keluarin semua apa yang lo rasain," seru Damar menepuk punggung Riva pelan, bermaksud menenangkan.

"Keluarin semua tangisan lo." Tangisan Riva semakin kencang, baju seragam Damar pun basah oleh air matanya.

"Gue tau lo cewek kuat Riva, tapi untuk kali ini keluarin tangisan lo yang selama ini lo tahan. Biar hati lo agak tenang." Damar mengelus rambut Riva lembut. Setelah puas menangis Riva melepaskan pelukannya dan mengusap sisa air mata.

"Maafin gue Mar, baju lo jadi basah."

"Nggak papa, udah jangan nangis ntar makin jelek loh," gurau Damar.

"Jadi selama ini gue jelek gitu?"

"Lo cantik, kalau lagi nangis jadi jelek. Makanya jangan nangis lagi ya?" ucap Damar mengacak-acak rambut Riva pelan.

"Lo ke kamar mandi gih, muka lo udah kayak gitu hahaha." Riva menjitak kepala Damar gemas.

"Aduh bebep sakit ih! KDRT ya kamu!" lebay Damar memegangi kepalanya.

"Bebep? Najis!"

"Ciee manggil ke gue bebep," goda Damar.

"Bodo amat!" Riva melangkah pergi. Tetapi tertahan ketika Damar memanggilnya.

"Riva!" Riva memutar bola matanya malas, dan menolehkan kepalanya menatap Damar malas.

"Bisa jalan?" tanya Damar membuat Riva bingung.

"Ya bisa lah!"

"Kalau gitu jam 7 gue jemput, dahh," seru Damar berlalu pergi terlebih dahulu meninggalkan Riva yang cengo mendengar perkataan Damar tadi.

"Idiot," geram Riva segera menuruni tangga dan menuju toilet. Sesampainya di toilet Riva membasuh wajah, dengan mata yang  sedikit bengkak karena menangis.  Setelah itu ia hendak keluar toilet tapi tubuhnya didorong ke sudut toilet.

"Dasar bitch! Udah Ethan yang lo deketin! Sekarang Azram juga lo deketin. Nanti siapa lagi yang lo deketin Daniel? Damar? Wahh gue kagak nyangka sama lo. Semua ko di deketin, bitch!" ucap Rachel dengan nada sedikit meninggi. Naulis dan Viandra memegangi kedua tangan Riva agar tidak biss bergerak. Sedangkan Riva hanya terdiam. Dia ingin melihat apa yang akan dilakukan Rachel saat ini.

"Coba ngaca ya, tuh ada kaca di pinggir. Mau gue copotin terus bawa ke hadapan lo biar lo ngaca siapa yang bitch? Dandanan udah kayak tante-tante kurang belaian," ujar Riva pedas, membuat Rachel geram.

"Lo!" tunjuk Rachel tepat di depan muka Riva.

"Gue cantik ya? Makasih banget udah bilang gue cantik." Riva tersenyum, namun terkesan sinis.

"Arghhh, gue benci sama lo!"

"Gue juga," santai Riva. Dengan kesal Rachel mengambil kacamata Riva dan menginjaknya sampai kacamata itu hancur.

"Udah? Gitu doang? Aneh ya ni sekolah mau aja nerima siswi macem kek gini ckckck."

"Guys!" Naulis dan Viandra segera mengambil ember bekas mpelan dan menyiramkan pada tubuh Riva.

Rachel mendorong bahu Riva kencang. "Denger ya, jangan macem-macem sama gue!"

"Emang lo siapa? Sama-sama makan nasi kan?" ucap Riva dengan tubuh basah kuyup.

Mendengar itu Rachel segera menjambak rambut Riva kasar. Sudah habis kesabaran Riva saat ini, ia mencakar tangan Rachel dan melepaskan rambutnya dari tangan Rachel dengan paksa. Riva segera menjambak rambut Rachel kasar dan mendorong tubuh itu ke belakang.

Naulis dan Viandra yang melihat itu dengan segera membantu Rachel tapi mereka berdua sudah ditendang terlebih dahulu oleh Riva, sehingga keduanya melenguh kesakitan. Riva menampar pipi Rachel kencang sebagai akhiran.

"Jangan ganggu gue lagi, gue nggak mau berurusan lagi sama bitch kayak kalian!" ucap Riva tajam lalu melangkah pergi.

"Liatin aja Riva, lo akan dikeluarin dari sekolah ini!" ucap Rachel setengah berteriak.

"Oh ya? Gue tunggu. Btw, kalau lo yang di keluarinnya jangan nangis ya," ejek Riva lalu kembali melanjutkan langkahnya dengan baju basah, rambut berantakan.

Karena sudah tidak mood ke kelas, Riva berjalan kearah ruangan kepala sekolah. Ia langsung saja masuk tanpa permisi.

"Loh Riva, ko kamu kesini? Tumben kamu nggak pake kacamata? Itu juga kenapa seragam kamu basah?" tanya Satya berturut-turut.

"Ceritanya panjang Paman, pokoknya Riva kesel! Kacamata Riva diancurin sama tuh cabe! Mana ini seragam Riva jadi bau! gerutu Riva.

"Paman, Riva disini dulu ya? Dan jangan bilangin apapun ke papah. Riva males ngedengerin ceramah papah nanti ya, ya?" mohon Riva dengan mengeluarkan puppy eyesnya.

"Iya nggak akan."

"Makasih Paman! Entar Riva chat Abang dulu."

Riva mengambil ponselnya, untung saja tidka kebasahan. Ia mengetikkan sesuatu disana.

To: Bang Azram

Bang? Nanti tolong ambilin tas gue di kelas ya? Jangan banyak tanya, ambilin aja. Gue lagi di ruangan Paman. Oh iya, minjem jaket lo juga. Baju gue basah soalnya. Sayang Abang❤

Continue Reading

You'll Also Like

21.7K 1.3K 63
| ABOUT LILY | Tentang Gadis remaja yang mencintai sosok lelaki dengan sifatnya yang aneh. Kadang romantis, kadang dingin, kadang juga omongannya suk...
6M 273K 59
#HARAP FOLLOW MY AKUN LEBIH DULU YA# 🚫GAK NERIMA PLAGIAT DARI SEGI MANAPUN!! 🚫YANG CUMA MAMPIR CUMA BUAT PLAGIAT MENDING GAK USAH MAMPIR! 🚫SIDER...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.2M 293K 33
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
33.6K 3.5K 55
( Karya 2) Reana Gracelina adalah gadis berkulit sawo matang dengan mata berwarna hitam yang indah. Tapi entah kenapa di sekolahnya lebih mengutamaka...