Aribell

By Len_len1216

14M 849K 51.5K

"Karena yang pergi akan selalu kembali, terkecuali seseorang yang telah ditelan oleh maut." Ariva Bella Adij... More

Prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9.
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44.
45
46.
47
48
49
50.
51
52
53.
54
55.
56
57
58
epilog

21

216K 12.5K 419
By Len_len1216

Kamar Riva kini sepi, teman-temannya sudah pulang karena hari sudah mulai gelap. Riva segera turun dari tempat tidurnya walaupun kepalanya masih terasa pusing. Ia berjalan keluar kamar, mendekati Ethan yang sedang menonton tv.

"Ethan?" Riva menduduki sofa di samping Ethan.

"Hm," dehem Ethan tanpa mengalihkan pandangannya.

"Tadi kenapa keluar?" tanya Riva penasaran.

"Nggak mau ganggu," datar Ethan.

"Kan lo sahabat kita juga kali than"

"Gak mau ganggu acara peluk-pelukan lo," ketus Ethan, Riva tersenyum geli memahami maksud perkataan lelaki itu.

"Jadi Ethan cemburu nih," goda Riva, menusuk-nusukan jarinya pada pipi Ethan.

"Nggak."

"Ethannya gak mau ngaku, malu ya?" goda Riva lagi.

"Tidur sana!" kesal Ethan.

"Nggak mau, bosen."

"Kenapa?".

"Gue maunya disini aja," pinta Riva sembari menyenderkan kepalanya di pundak Ethan. Riva menutup matanya dan Ethan kembali terfokus pada siaran televisi.

Ethan sebenarnya tidak fokus pada tayangan di depannya,ia malah menatap wajah perempuan itu. Ethan menyentuh kening Riva, ternyata sudah tidak terlalu panas.

"Akan gue lakuin apapun buat ngelindungin lo Riva," gumam Ethan, mengelus rambut Riva lembut.

***

Cahaya pagi sudah menunjukkan cahayanya, membangunkan seseorang yang sedang tertidur pulas nya. Ethan merasakan kaku di di daerah pundaknya, tapi mau bagaimana lagi.

Ethan mengusap pipi Riva membuat sang pemilik pipi itu terbangun. Riva membuka matanya perlahan dan sedikit terkejut. Terselip rasa bersalah pada Ethan, pasti pundaknya terasa sakit.

"Duh sorry Than, malah kebablasan."

"Gak papa." Ethan sedikit meregangkan tangannya.

"Kenapa lo gak pindahin gue aja sih?"

"Ketiduran."

"Maaf ya, pasti sakit."

"Gak papa."

"Bosen gak? Mau keluar?" tawar Ethan yang dibalas anggukan semangat oleh Riva. Segera memasuki kamar mandi untuk bersiap-siap.

Begitupun dengan Ethan, ia juga pergi menuju rumahnya untuk bersiap-siap.

"Ethan? Kamu dari mana semalem?" tanya Ayu khawatir.

"Temen," datar Ethan lalu berlalu memasuki  kamarnya. Ayu terkejut biasanya Ethan tidak menjawab pertanyaan tapi tadi? Ia bersyukur ada secercah harapan yang membuat Ethan berubah.

Dirinya seperti itu untuk Riva, Riva berkata ia harus membuka hatinya. Sedikit demi sedikit ia akan mencobanya.

Ethan sudah siap lalu pergi ke rumah Riva, dengan mengeluarkan mobil dari garasi.

"Ethan ayo," sahut Riva, memasuki mobil. Tetapi sebelum itu ia sudah mengunci rumah.

"Than? Jangan ke mall ya, gue bosen ke mall mulu," rengek Riva.

"Hm." Merasa keheningan mendera mobil, Ethan mengalihkan pandangannya kearah samping melihat Riva yang sudah kembali terlelap.

Setelah 6 jam menempuh perjalanan, mereka sampai di pantai yang indah. Ethan segera membuka seatbelt Riva dan segera membangunkannya.

"Riva bangun," ucap Ethan menggoyang-goyangkan tubuh Riva pelan.

"Eh udah sampe yak?"  Riva menatap pemandangan di hadapannya tak percaya. Keduanya keluar dari mobil.

"Kita di pantai?" tanya Riva bersemangat, yang dibalas anggukan oleh Ethan.

"Ethan ayo." Riva menarik tangan Ethan mendekati bibir pantai. Riva segera membuka sepatunya seketika kakinya merasakan pasir putih yang lembut.

Ethan lagi-lagi dibuat tersenyum oleh kelakuan Riva yang bersemangat itu. Entah berapa kali ia tersenyum gara-gara kelakuan Riva.

"Indah banget."

Ethan menyipratkan air tepat pada wajah Riva sehingga Riva mengejar Ethan yang sudah berlri menghindar.

"ETHAN!!!" Riva berlari secepat mungkin untuk membalas perlakuan Ethan.

Terjadilah acara kejar-kejaran mereka saling tertawa dengan bahagia, beban dan masalah mereka seperti hanyut oleh ombak.

Ethan menghentikan larinya dan menghadap Riva yang sedang berlari kearahnya, segera ia menangkap tubuh Riva ke dalam pelukannya.

Jantung keduanya berdetak kencang. Riva hanya terdiam dengan pipi yang sudah memerah. Setelah lama berpelukan Ethan segera melepaskan pelukannya.

Ethan dan Riva menghabiskan waktu bersama diiringi canda tawa dan menikmati matahari terbenam.

"Mau pulang?" tanya Ethan yang dibalas anggukan oleh Riva. Mereka berdua memasuki mobil.

"Ethann, laper," rengek Riva dengan ekspresi menggemaskan dan mengusap-usap perutnya bertanda ia sedang lapar sekarang. Ethannmengacak-acak rambut Riva sebagai balasannya.

"Ethan ih!!" kesal Riva, karena rambutnya berantakan.

Selang beberapa waktu mereka sudah sampai di kafe terdekat, dan segera memasuki kafe tersebut untuk mengisi perut mereka. Seorang pelayan perempuan kafe itu mendatangi meja mereka.

"Mau pesan apa?" tanya pelayan perempuan itu sembari mencuri pandang Ethan dengan tatapan genit.

Riva menunjuk makanan di daftar menu, pelayan itu menuliskan keinginan Riva.

"Ethan minumnya apa?"

"Capuchino."

"Udah mba itu aja."


"Tunggu ya," pelayan itu pergi dengan nada genitnya, tanpa melepaskan pandangan pada Ethan.

"Genit banget sih!" gumam Riva kesal tetapi masih di dengar oleh Ethan. Ethan hanya tersenyum kecil sembari memainkan ponselnya, melihat grup dari sahabat gilanya itu.

Cogan terkece (3)

Daniel:p

Daniel:p

Daniel:p

Damar: ada apaansih? Berisik!!

Daniel:kagak:v

Damar: Golok mana golok?

Daniel: Cari ditukang roti:v

Damar: Mana ada di tukang roti ogeb!!

Daniel: Adain aja, rempong banget lo!

Damar: Bodo amat.

Daniel: Btw, Ethan mana Ethan? Lo gak diculik sama tante tante genit kan?

Pn?

Damar: Baru nongol nih bocah, kemana aja lo?

Pantai.

Daniel: Wahh lo ke pantai kagak ngajak kita-kita jahat lo!😭

Damar: (2)

Ethan left the group.

Daniel: Ya ko dia yang ngambek sih??

Damar invited Ethan the group.

Damar: Ethan baperan!😂

Brsk.

"Kacang!" sindir Riva, bosan. Ethan yang mendengar itu menaruh ponselnya di meja.

"Bosen?" tanya Ethan.

"Hm."

"Ini makanannya, selamat menikmati." Seorang pelayan perempuan menaruh pesanan mereka di meja

"Makasih mba," ucap Riva ramah.

Pelayan perempuan itu mengangguk sembari tersenyum kemudian pergi. Mereka makan dalam diam.

"Gue ketoilet dulu," sahut Riva beranjak pergi menuju toilet.

'Brukk.'

Continue Reading

You'll Also Like

4.4M 260K 61
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
841K 84K 47
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
247K 35.3K 61
[HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA, TERIMAKASIH] Warning! 18+ Murder scene, strong language, (no sex scene) Harap bijak dalam memilih bacaan Summary: Davi...
2K 438 45
Terima kasih atas vote&comment nyaaaa Jika yang belum membaca The Fight 1, boleh di baca terlebih dahulu, boleh di cek, cerita ada di akun ini. Ini h...