PARTNER

By dqueen_

8.3K 2.1K 236

"Karena aku tahu, bahwa kita akan tetap menjadi kita." -Riki More

CAST
PROLOG
1. [Baru]
2. [Sekarang]
3. [Siapa?]
4. [Kelam]
5. [Pengakuan]
6. [Mr.Robot]
7. [Satu Kali]
8. [Pengakuan ke-2]
9. [Hening]
10. [Masalah Baru]
11. [Silang]
12. [Pesan]
13.[Kostum]
14. [Segitiga]
15. [Menyerah? Tidak!]
Iklan Sekejap [penting!]
16. [Detik-detik menuju UAS]
17. [Pertanda]
18. [Menuju Kebenaran]
19.[Gagal]
20. [Bandara]
21. [Terluka]
22. [Jubah hitam]
23. [I'm your Riki]
24. [Siapa Dia?]
26. [Truth or Dare]
27. [Tahun Ajaran Baru]
28. [Cinta Lama]
29. [Dilla Kembali]
30. [Alasan Kembali]
31. [Drama Kecil ala Tobi]
32. [Tertangkap]
33. [Sulit]

25. [Sepupu]

24 3 0
By dqueen_

Rani menghampiri Kanya dengan raut wajah menyesal, kedua bola matanya tidak mampu menatap Kanya.

"Kita pulang besok ya kankan."

Ketiganya saling menatap bingung,

"Ada masalah apa ran?" Kanya berusaha menatap Rani, tapi kepalanya semakin menunduk.

Gubrakkk

Mereka sudah saling menimpa, penyangga pintu tidak sebanding mereka bertiga yang sejak tadi menyender disana. Sepertinya kini kegiatan menguping mereka telah di ketahui oleh Tobi dan Rizki.

"Apa-apaan ini?" Tobi meninggikan suaranya.

Reno langsung berdiri membereskan pakaiannya, meninggalkan Ali dan Galuh yang masih saling menindih di lantai.

"Li bangun, berat!" Galuh menyiku Ali dengan lengannya, membuat ali bergeser turun dari tubuh Galuh.

Kanya tak mengerti apa maksud kejadian malam ini, Rani meminta pulang? Reno, Ali, serta Galuh menguping.

Sebenarnya ada apa?

"Pulang besok aja ya, kita kan harus cari buku buat pelajaran tahun ini. Belum lagi istirahat? Kalau kita pulang sehari sebelum masuk nanti kita lelah."

"Biasanya juga beli buku pas udah masuk bisa kok, lagian gua baru dateng ya masa besok langsung pulang."

"Itu urusan lu, siapa suruh kelayapan!" Reno memainkan dahinya.

"Ko lu songong sih," tukas Tobi seraya mendekati Reno mengangkat tangan kanannya.

Sepersekian detik tangan itu akan mendarat di wajah Reno kalau saja Rizki tidak menangkisnya.

"Ini apaan sih jadi pada ribut, lu pada mau jadi jagoan? Ga begini caranya bro!" Rizki berdiri di antara Tobi dan Reno.

Kanya dan Rani hanya bergidik ngeri, para lelaki memang tidak jauh-jauh dari perkelahian pikir mereka.

"Yaudah besok kita pulang, semuanya tanpa terkecuali. Sekarang balik ke kamar istirahat."

"Huh," tukas Reno berlagak ingin memukul wajah Tobi.

"Apa lu!" Tobi memajukan langkahnya.

"Tobi udah," Rizki menatap sahabatnya, menuntutnya agar tetap sabar.

Kanya masih terdiam, melihat Rani berjalan satu baris di belakang Reno dan kawan-kawannya.

"Ko Rani sekarang kaya beda ya, aneh."

"Cinta begitu de, buta! Dah ya gua ke kamar." sepersekian setelah yang lain menuju kamar Tobi menyusul.

Rizki memandang Kanya, memang ada raut penasaran disana. Julukan "si ingin tahu" mungkin cocok untuk Kanya saat ini. Namun lama kelamaan raut wajah itu malah seperti lelucon bagi Rizki, tangannya mulai menutup mulutnya yang tertawa kecil sejak tadi, belum lagi mukanya yang semakin memerah seperti kepiting rebus karna tak dapat mengeluarkan tawanya.

Kanya duduk di sofa, masih memikirkan apa yang menimpa sahabatnya. Mungkin Rizki bisa membantu pikirnya,

Belum sempat mengeluarkan sepatah kata Kanya yang melihat Rizki tertawa tanpa suara menatapnya lekat, tak di lepaskan pandangan kedua bola matanya ke Rizki yang mukanya semakin memerah.

"Apa yang lucu? Ihhh nyebelin!" Kanya memukul Rizki sampai tiga kali.

"Itu muka kamu kayak bokep, hahaha." Rizki tertawa.

Kanya mencubit pinggang Rizki,"aaaww kay, aww eh udah sa saakit."

"Rasain," tukasnya. "Muka cantik-cantik di bilang artis bokep."

"Shhhh," rintih Rizki. "Bokep is bocah kepo!"

Kanya terdiam, malu menatap Rizki yang kesakitan karna perlakuannya.

"Kabur," ucapnya seraya lari ke dalam.

Rizki menggelengkan kepalanya, senyum tersimpul disana, "curut-curut. Ga berubah."

🐤

Satu jam berlalu setelah semuanya meninggalkan villa, keputusan yang diambil Rizki memang membuat Tobi sedikit kecewa walaupun dia mengerti tujuan Rizki adalah menghindari pertengkaran. Kanya asik dengan novelnya, sementara Rizki fokus mengendarai dengan headset yang hanya menggantung pada telinga kanannya.

Cuaca sore ini sangat mendukung, dedaunan yang gugur melayang ketika mobil mereka melintasi sepanjang jalan.

Di mobil yang lain Ali sangat terlihat gembira, untuk rencana pertama yang berhasil atas bantuan Rani. Ya, semua yang terjadi semalam adalah ulah Ali, dia sengaja menyuruh Rani untuk mengajak Kanya pulang ke Jakarta supaya memperpendek waktu berdua Kanya dengan Rizki. Sebelumnya Rani sempat menolak karna dia tidak berani membohongi sahabat dekatnya, namun karna Reno yang membujuk akhirnya semuanya terlaksana.

'Aku salah ga yak di pihak ka Ali begini,' batin Rani

Di balik kegembiraan Ali tersimpan penyesalan dalam hati Rani, bahkan setelah semua yang di lakukan Kanya untuk perubahan drastis pada dirinya balasan yang dia lakukan saat ini sangat buruk. Dia tahu jelas jika Kanya tidak merasa tertarik sedikitpun pada Ali, tapi selalu ada harapan di bola mata Kanya saat melihat Rizki. Semuanya hanya karna Reno, rasa tidak enak pada kekasihnya itu membuat Rani menurut bahkan bisa di bilang berpihak pada Ali.

"Li, lu kenapa sih ketawa-ketawa sendiri?"

Galuh memang memperhatikan Ali yang memperlihatkan gigi rapihnya setiap mengetik pesan pada gadget miliknya. Entah apa yang membuat laki-laki itu sangat merasa semang.

"Rencana selanjutnya luh, ga jauh-jauh dari Kanya paling." Reno menyimpulkan

Tangannya memutar stir mobil, sambil sesekali melihat ke spion mobil yang menampakkan mobil Rizki.

"Orangnya di sana tuh li," ucapnya ketika menunjuk spion.

"Emang rencana lu selanjutnya apa?" Galuh menatap mata Ali.

"Jiji luh, jauhan dih!"

Galuh mendengus, sementara yang lain tertawa.

"Jadi gua punya sepupu yang deket banget sama gua"

"Ya terus lu mau deketin sepupu lu sama Rizki? Mana bisa, Rizki aja ga pernah deket sama cewe kecuali Kanya," sela Reno.

"Dasar kecebong sumur, dengerin dulu makanya jangan nyamber kaya petir. Sepupu gua itu mantannya Rizki!"

"What?"

"Iya luh serius, pas SMP mereka pacaran." Ali meyakinkan.

"Sekarang saudara lu dimana?"

"Trus putusnya kenapa kak?"

"Dia abis putus sama Rizki langsung pindah ke Bali ren, gua ga tau masalahnya apa sih karna dia ga mau kasih tau. Kalau masalah putusnya juga sama ran, dia nutupin. Nah pada mau tau ga rencana selanjutnya apa?"

"Jadi sepupu gua ini ternyata gagal move on dari Rizki, pas dia tau gua satu sekolah sama tuh anak, dia langsung bilang mau balik ke Jakarta. Katanya sih mau satu sekolah sama gua. Udah paham belum?"

"Dia tau Kanya?" Rani menimpal.

"Tau, itu yang bikin dia makin yakin buat pindah ke Jakarta. Kaya gatau cewek aja ran, mana ada cewek yang mau cowok yang dia sayang di rebut orang?"

"Parah lu li sumpah, kriminal ini."

"Muke lu kriminal ren, lagian gua ga ngapa-ngapain. Kita liat aja bagaimana hari-hari Rizki dan Kanya setelah ini."

"Ngeri gitu ya," ucap Rani mencoba mengalihkan obrolan.

"Ran jangan bilang-bilang Kanya ya." tatap Ali mengintimidasi.

"Iya kak," jawabnya.

'Maafin aku kankan.'

🐤

Aku bahagia mendengar kembali tentang laki-laki yang tak mampu aku lupakan, saat itu nafas ini terasa sangat sesak, duniaku seakan menggelap hingga aku memutuskan menjauh darinya. Bergumul dengan waktu yang selalu mengajakku untuk melupakan sekaligus mengingatnya lebih dalam. Dia cintaku, bukan hanya permainan, bukan hanya suka-sukaan semata, aku menyayanginya melebihi siapapun.

Dia masih orang pertama sampai saat ini, orang yang masuk dan menanam banyak sekali bibit pohon disini, hati. Banyak sekali bahkan tak ada ruang bagi yang lain untuk menanam satu bibit pun. Sudah tertutup, untuk siapapun kecuali dia, teman hidupku.

Semua kejadian memutar seperti video nonstop dalam memoriku, tak ada yang terlewat bahkan sampai hal-hal kecil yang kami lakukan.

Aku yakin dia tidak menyukaiku kembali, tapi ini pilihanku. Aku percaya perjuanganku memang harus sangat keras tanpa menengok kebelakang yang membuatku menyerah begitu saja seperti tiga tahun yang lalu.

Dia memang ingin aku pergi, tapi aku ingin bertahan. Ini hidupku, jalanku, dan aku harus melalui semuanya. Sudah cukup dua tahun ini aku beristirahat karna sekarang waktunya untuk aku kembali, kepada Rizki ku.

"$%&$%?"

"Minggu gua sampai di Jakarta, semua berkas yang ngurus nyokap li. Tunggu gua."

Tittt
Panggilan berakhir.

🐤

[Chapter 26] 👉

Continue Reading

You'll Also Like

2M 326K 66
Angel's Secret S2⚠️ "Masalahnya tidak selesai begitu saja, bahkan kembali dengan kasus yang jauh lebih berat" -Setelah Angel's Secret- •BACK TO GAME•...
30.7M 1.9M 103
COMPLETED! MASIH LENGKAP DI WATTPAD. DON'T COPY MY STORY! NO PLAGIAT!! (Beberapa bagian yang 18+ dipisah dari cerita, ada di cerita berjudul "Private...
Hostium (END) By Keila

General Fiction

1.1M 56K 47
Reanka adalah gadis pendiam dengan sejuta rahasia, yang hidup di keluarga broken home. Di sekolahnya ia sering ditindas oleh Darion Xaverius. Reanka...
450K 16.5K 30
[KAWASAN BUCIN TINGKAT TINGGI 🚫] "Lo cuma milik gue." Reagan Kanziro Adler seorang ketua dari komplotan geng besar yang menjunjung tinggi kekuasaan...