TWIN

By sngeunkm

30.8K 4.1K 658

(Some chapter are private) Pada awalnya Jinan mendapat tugas untuk menyamar menjadi sang adik yang sudah men... More

Prolog
Jinny
Jinan
Hanbin
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Duabelas
New Update
Empatbelas
Limabelas
Enambelas
Tujuhbelas
Delapanbelas
Sembilanbelas
Flashback
DUAPULUH (END)

Tigabelas

1K 155 7
By sngeunkm

Setelah hari itu Jinan Dan Hanbin berkerja sama guna memantau pergerakan June.

Mereka bahkan mencari beberapa bukti bahwa adik tiri dari Kim Hanbin itu sering menemui Jinny tanpa sepengetahuan mereka.

"Ya.. Ku rasa aku telah di permainkan oleh June.. Bagaimana bisa ia menipuku.."

Jinan yang tengah menyantap jajangmyeon itu meletakan chopsticks nya, berbicara serius pada orang yang juga menikmati makanan serupa di hadapnya.

"Itu karna kau terlalu bodoh.."

Sontak Jinan tersedak mendengar jawaban singkat yang cukup membuatnya terkejut, sial, ia selalu naik darah jika berbicara dengan pria bermarga Kim ini.

"Ckck, bodoh kata mu? Setidaknya aku di terima di Universitas Negri Seoul, sedangkan kau? Bergumul pada tempat buangan itu, pantas saja kau tak mengetahui apa yang telah di lakukan adik mu sendiri, nyatanya June dan aku setingkat lebih pintar!"

Ia meletak gelasnya kasar setelah menengak habis air yang berada di sana, memulai percakapan mematikan karna Hanbin yang menginginkan itu terjadi.

"Akhh"

Hanbin memukul kepala Jinan dengan chopsticks yang ia gunakan secara pelan. Ia bahkan menunjukan jari telunjuk dan tengahnya seakan ingin mencolok mata pria mungil itu.

"Hya.. Aku masuk ke universitas buangan itu karna pilihan ku.. Buktinya aku mendapatkan beasiswa hingga menyelesaikan S2 ku di Amerika" gumamnya lagi lalu menyantap kembali jajangmyeon yang sudah mendingin.

"Dan, aku sangat bersyukur karna dengan masuknya aku di sana aku mengenal orang sebaik Jinny.."

Entah apa yang salah dari kalimat Hanbin, yang jelas ia dan Jinan enggan mengeluarkan suara untuk beberapa detik.

"Huhhh, Jinny-ahh kau di mana.."

Jinan menghela nafas lalu bersandar pada sandaran bangku, sudah beberapa hari ini ia tak melihat adiknya, walaupun ia marah karna Jinny memakai tubuhnya tanpa ijin, naluri seorang kakak akan tetap mengkhawatirkan sang adik.

Di sisi lain, Hanbin mengontrol rasa sedih dengan membolak-balikkan data yang mereka terima tentang June, jujur ia sangat terpukul, hanya saja ia tak ingin menampakkan kesedihannya di hadapan Jinan.

Namun ada satu hal yang menarik perhatian, secara tak sengaja ia menemukan bukti bahwa June ada bersama Jinny tepat sebelum gadis yang ia cintai itu meninggal.

"Jinan-shi.."

Jinan mengerling ke arah Hanbin yang bersuara, ia menaikan alisnya sebagai respon.

"Kapan tepatnya tanggal kematian Jinny?"

Hanbin menyelidik karna merasa tak yakin dengan apa yang ia lihat.

"12 April.. Hya, bagaimana bisa kau tidak mengetahui itu?"

Braaakkkkk

Jinan yang baru saja menyelesaikan kalimatnya tersentak saat Hanbin membanting meja, terlihat jelas bahwa lawan bicaranya itu tengah menahan amarah.

"June.. Aku akan membunuhnya!!"

Hanbin mengepalkan tangannya, wajahnya memerah, tatapannya pun berubah, hal ini membuat Jinan sedikit panik, ia bahkan tak tau apa yang sebenarnya terjadi, dengan segera Jinan merampas kertas yang tengah Hanbin genggam, membacanya dengan teliti hingga pria mungil itu pun sama terkejutnya dengan Hanbin yang menemukan lebih awal.

"Ju.. June? Ada di tempat kejadian itu?"

Jinan tersungkur, lututnya melemas, bagaimana bisa? Dan mengapa June menyembunyikan informasi penting seperti ini dari dirinya?

Kedua pria itu membatu, otak mereka tak bisa berhenti berpikir dan menerka apa yang sebenarnya di sembunyikan oleh June.








Jinan dan Hanbin yang sudah berselimutkan amarah mengajak June bertemu, untungnya pria yang memiliki kaitan dengan Jinny itu tak curiga dan menerima ajakan mereka.

Ia terlihat duduk menunggu di sudut cafe saat Jinan dan Hanbin berjalan dari tempat parkir, masuk guna menghampirinya.

Ia membungkuk dan melontarkan senyuman pada dua pria yang tentu saja ia kenali itu.

"Hyung.. Jinan.. Silahkan duduk.."

Dengan sopan ia mempersilahkan dua orang tadi untuk duduk di hadapannya.

"Berhenti memanggil ku hyung.. Aku bukanlah hyung mu.."

June.. Pria itu hanya tersenyum ketika mendapat sedikit cacian dari sang kakak, ia bahkan tak punya hak untuk mengeluh.

"Hmm, mian, tapi dalam rangka apa kalian mengajak ku bertemu?"

Sepenggal kalimat yang ia ucapkan sebelum melambai pada waitress yang sedari tadi standby menunggu pesanan.

"Cihh.."

Jinan mendecih, ia menatap June dengan tatapan tajam, menutup menu yang baru saja di berikan oleh pelayan wanita yang mengenakan pakaian serba coklat itu dengan kasar.

"Mian.. Tapi bisakah aku memesan nanti?"

Sadar jika situasi yang ia hadapi sedang tidak enak, June mengembalikan daftar menu itu, memerintahkan sang pelayan agar pergi meninggalkan mereka.

"Kau bahkan tak terkejut saat aku dan Hanbin datang menemui mu.."

Lanjut Jinan saat pelayan wanita tadi sudah tak ada di sana.

June yang tengah mereka sudutkan hanya menatap bingung keduanya.

"Aku..."

"Apa kau tak ingin tahu bagaimana kami bisa dekat?"

Belum sempat June menyelesaikan kalimatnya Jinan sudah lebih dulu menimpal.

"Yaa.. Apa kau bodoh? Mengapa menanyakan pertanyaan tak berguna? Tentu ia sudah mengetahuinya.. Bukankah begitu June-shi.." sambung Hanbin.

Bagaikan seorang maling yang tengah dihakimi, mereka menghantam June dengan beberapa pertanyaan tanpa mempersilahkan pemuda itu menjawabnya.

June menghela nafas untuk menetralkan pikirannya, mencoba setenang mungkin menghadapi dua pria yang tengah menghakiminya tadi.

"Baiklah.. Katakan saja apa yang ingin kalian ketahui.."

June menyeruput coffee yang sudah ia pesan lebih dulu, lalu melipat tangannya seakan siap menjawab semua pertanyaan yang akan ditembakkan padanya.

"Kenapa kau menyembunyikan fakta bahwa kau mengenal Jinny?"

Ia tersenyum mendengar pertanyaan yang di lontarkan oleh sahabatnya, Jinan.

"Ani.. Aku tak pernah menyembunyikannya.. Hanya kau saja yang tak ingin mengetahuinya.."

"Mwo? Sekarang kau menyalahkan ku?"

"Aku tak menyalahkan mu.. Tapi itulah kenyataannya Jinan.."

"Cukupp!!" mendengar dua orang di sampingnya ini berdebat Hanbin menghentikannya, ia merasa apa yang tengah June dan Jinan bicarakan ini adalah hal yang tidak berguna.

"Sekarang.. Jelaskan pada ku, ada di mana kau pada hari kematian Jinny"

June yang awalnya terlihat tenang, seketika menjadi gugup, ia menengak liurnya karna tak tau apa yang harus ia katakan sekarang.

Mengingat kembali hari kematian Jinny membuatnya menggali luka lama yang selama ini ia coba lupakan.

"Aku.."

"Hya.. Apa kau baik-baik saja?"

Jinan yang sadar bahwa wajah June berubah menjadi pucat mencoba memastikan keadaan sahabatnya itu.
"Aku.. Permisi.."

"Hyaaa! Koo June!!" pekik Hanbin saat anak dari ibu tirinya itu pergi tanpa memberikan penjelasan yang jelas. Awalnya Hanbin ingin mengejar tapi lebih dulu di hentikan oleh Jinan.

"Kenapa kau menahan ku, biarkan aku menghajar si brengsek itu!!"

Plakkk

"Akhh"

Jinan memukul kepala Hanbin kasar karna pria itu hanya mengandalkan emosinya semata.

"Kenapa malah aku yang di pukul??"

"Itu karna otak mu dangkal! Selalu mengandalkan emosi.."

Mendengar penjelasan Jinan, Hanbin mengaruk tengkuknya, lalu kembali duduk dan menyeruput coffee June yang tersisa.

"Lalu, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanyanya pada Jinan yang terlihat sedang berpikir.

Jinan menoleh ke arah Hanbin, mengenggam tangannya dengan erat dan menatap manik matanya dalam.

"Hanbin-shi.. Ijinkan aku berpura-pura menjadi Jinny sekali lagi.."

-tbc-

Hai sayang, maaf aku baru update muehehehe. Pendek ya? Mian 😂 aku sebenarnya mau bikin special chapter yang berisi Bin-Hwan moment dan itu bakal aku private, pantengin terus yaa, big love - Joana ❤

Cover by : Veoomize

Continue Reading

You'll Also Like

31.9K 3K 20
Plak!!! Lisa terdiam merasakan panas di pipinya, saat kekasihnya yang dia cintai menamparnya. Hatinya terasa begitu sakit. Apalagi, dia melihat sang...
78.8K 10.2K 108
This is just fanfiction, don't hate me! This is short story! Happy reading💜
45.1K 10K 116
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
265K 21K 100
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...