[√] Evening Kiss: Do you know...

By pitike17

61.4K 7.1K 751

- 'EVENING KISS' behind story - "Kau tahu apa yang akan dialaminya?" Soonyoung terdiam. "Itu kisah cinta terb... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3 (NC)
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10 (NC)
Chapter 11 (NC)
Chapter 12 (NC)
Chapter 13
Chapter 14 (NC)
Chapter 15
Chapter 17
Chapter 18 (NC)
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26 (NC)
Special Chapter: I just want to remember

Chapter 16 (NC)

2.2K 235 20
By pitike17

Udah ya.. ga ada bunyi2an lagi..

Cukupkan saja

😐😐😐😐

***

Mingyu keluar dari apartemen Wonwoo. Wonwoo berdiri tepat di depan pintu, menunggunya pergi.

"Sudah malam. Sebaiknya kau lekas tidur," ujar Mingyu mengusap puncak kepala Wonwoo.

Wonwoo mengangguk saja.

"Aku pulang dulu," ujar Mingyu lagi sambil mengusap pipi Wonwoo yang sudah merona merah.

Mingyu berjalan menjauh dari sana, meninggalkan Wonwoo yang masih terpaku di tempatnya.

Ia berjalan keluar dari gedung itu dan berhenti tepat di depannya.

Mingyu mendongak ke atas langit, melihat langit malam yang gelap tanpa bulan.

"Aku tidak seharusnya merasakan hal ini."

***

Jihoon mengambil handuk yang tergantung di depan kamar mandi dan memegang gagang pintunya.

Ia masih cukup waras untuk berusaha mandi saat ini. Ia harus mengalahkan rasa takutnya.

Jihoon membuka pintunya dan berjalan masuk.

Ia menggantung handuknya di balik pintu dan berjalan ke depan wastafel, mengambil sikat dan pasta gigi lalu menggosok giginya.

Seusai menggosok giginya, ia menaruh kembali sikat gigi yang sudah dicucinya bersih dan berkumur.

Jihoon juga menampung sedikit air di tangannya dan membasahi wajahnya lalu melihat pantulannya di cermin.

Deg!

"S-siapa d-di sana?" gagap Jihoon menoleh ke belakang.

Tidak ada siapa-siapa di belakangnya.

Jihoon kembali menoleh ke cermin dan menemukan wajah yang sangat tidak ingin dilihatnya.

"Kau pikir kau bisa kabur semudah itu?"

Jihoon mundur teratur menjauhi cermin.

"Lakukan terus..."

"Tidak."

"Jihoonnie..."

"Hentikan," seru Jihoon menutup kedua telinga.

Suara itu terus terngiang-ngiang di kepalanya.

"Sakit, ha? Jihoonnie..."

"Jihoon?"

Jihoon tersadar. Ia mendengar suara ketukan pintu.

"Jihoon, kau di dalam?"

Apa itu Soonyoung?

"Lee Jihoon?"

Apa Soonyoung benar-benar di luar sana?

Jihoon membuka pintu kamar mandinya dan menemukan Soonyoung di luar sana.

"Ini benar kau," ujar Jihoon berhambur memeluk Soonyoung.

Soonyoung agak terkejut karena Jihoon tiba-tiba memeluknya. Ia melingkarkan kedua tangannya di punggung Jihoon.

Soonyoung merasa baju yang dikenakannya sedikit basah.

Apa Jihoon menangis?

"Gwaenchanayo," ujar Soonyoung pelan sambil mengusap puncak kepala Jihoon, mencoba menenangkannya.

Setiap Jihoon merasa ketakutan atau menangis, Soonyoung hanya bisa mengatakan satu kata itu.

Semoga Jihoon benar-benar baik-baik saja.

***

Suatu malam, Wonwoo berjalan pulang ke apartemennya selepas kerja. Soonyoung selalu pulang duluan dengan alasan Jihoon.

Iya. Wonwoo agak terkejut mendengar Soonyoung membawa Jihoon lari dari pernikahannya dan memperingati Wonwoo untuk tidak mengatakannya pada siapapun.

Selama Jihoon baik-baik saja, Wonwoo rasa tidak masalah bila memang harus begitu.

Wonwoo melangkahkan kakinya memasuki gedung apartemennya. Ia naik ke lantai dua menuju kamarnya dan lihat siapa yang berdiri di depannya.

Pacarnya.

"Kau sudah pulang?" sapa Mingyu.

Wonwoo harusnya sudah terbiasa karena diperlakukan seperti itu selama beberapa bulan ini, tapi tetap saja ia tidak bisa menyembunyikan rona di pipinya.

Mingyu menarik tangan Wonwoo menuju ke depan apartemennya dan Wonwoo membuka pintunya.

"Kau ingin memasak lagi?" tanya Wonwoo.

Mingyu menggeleng.

"Lalu?"

"Aku ingin menginap."

***

Kedai makan itu tampak tidak terlalu ramai malam ini. Soonyoung mengajak Jihoon untuk makan di luar.

Jihoon sepertinya perlu menghirup udara di luar rumahnya sesekali.

"Kau ingin pesan apa?" tanya Soonyoung.

"Terserah kau saja," balas Jihoon menopang dagunya di meja.

Jihoon tampak sangat manis sekarang.

"Soonyoung?" panggil Jihoon menyadarkan Soonyoung.

"Ah, iya, dua tteokbokki," seru Soonyoung kepada pemilik kedai.

Mereka menunggu pesanan mereka datang sambil mengobrol satu sama lain.

"Kau masih sering berhalusinasi?" tanya Soonyoung.

"Tidak sesering dulu," balas Jihoon.

Soonyoung menghela nafasnya saat pesanan mereka sudah tersaji di depan mereka.

Soonyoung segera mengambil sumpit dan melahap tteokbokki di hadapannya.

Jihoon urung menyentuh makanan di depannya dan melihat Soonyoung menghabiskan miliknya dengan lahap.

Perlahan Jihoon mengambil ponsel dari dalam tasnya.

"Soonyoung-ah," panggil Jihoon.

"Hmm?" Soonyoung menoleh tepat saat Jihoon mengambil gambarnya.

Jihoon tersenyum sendiri saat melihat wajah Soonyoung yang berlepotan saus tteokbokki.

"Sebaiknya kujadikan wallpaper," ujar Jihoon.

"Yak! Kau merusak imejku," protes Soonyoung berusaha merebut ponsel Jihoon.

Tapi Jihoon berhasil menjadikannya wallpaper dan menaruh ponselnya di dalam tasnya kembali. Ia mendorong tangan Soonyoung yang masih berusaha mengambil ponselnya dari dalam tas agar melanjutkan makannya.

"Jangan sekali-kali kau menyentuh ponselku!"

Soonyoung lanjut melahap makanannya sambil tersenyum. Jihoon sekarang mengambil sumpitnya dan makan dengan rapi.

"Yak!"

"Apa?" tanya Jihoon.

"Harusnya kau tidak makan serapi itu," protes Soonyoung.

"Aku masih mau menjaga imejku," balas Jihoon lanjut memakan tteokbokkinya sambil tersenyum senang.

"Kau curang," ujar Soonyoung tidak terima.

Mereka berdua tidak sadar seseorang sedang memperhatikan kebahagiaan mereka berdua dari belakang.

"Hanya perlu waktu yang tepat."

***

Jalan yang mereka lalui tampak tidak terlalu gelap walaupun sudah agak larut. Lampu-lampu yang berderet di jalan membuatnya seperti itu.

Soonyoung meraih tangan Jihoon dan menggandengnya.

Jari-jari Soonyoung mulai menelusup sela-sela jarinya, menggamit tangannya.

Sontak, Jihoon langsung menarik tangannya.

Soonyoung menoleh bingung.

Jihoon baru sadar ia menolak perlakuan Soonyoung walaupun itu hanya skinship kecil, berpegangan tangan.

"Ah, maafkan aku," ujar Soonyoung.

***

"Kenapa tiba-tiba kau ingin menginap di sini?" tanya Wonwoo setelah Mingyu membawa piring kotornya ke dapur.

"Hanya ingin saja," balas Mingyu mencuci piringnya dan menaruhnya kembali di rak.

Mingyu meraih lap di samping kompor dan mengeringkan tangannya sementara Wonwoo mengambil piyamanya di lemari pakaian.

Mingyu menoleh ke arah pintu kamar yang sudah terkunci lalu ke arah Wonwoo yang sekarang membawa piyamanya ke kamar mandi.

"Jeon Wonwoo," panggil Mingyu.

Wonwoo menoleh.

"Apa kau menyukaiku?" tanya Mingyu.

Wonwoo menatap Mingyu heran.

"Apa kau benar-benar menyukaiku?" jelas Mingyu.

"Kenapa kau tiba-tiba menanyakan hal itu?" elak Wonwoo.

"Apakah kau akan meninggalkanku suatu hari nanti?" tanya Mingyu lagi.

Wonwoo tidak mengerti apa maksud Mingyu menanyakan pertanyaan yang membingungkan itu.

"Aku tidak akan meninggalkanmu," jawab Wonwoo sekenanya.

"Apa kau mencintaiku?"

Wonwoo terdiam.

"Jeon Wonwoo, apa kau mencintaiku?"

Wonwoo masih diam.

"Apa kau berjanji tidak akan meninggalkanku apapun yang terjadi?"

Wonwoo mengurungkan niatnya berganti baju di kamar mandi. Ia menaruh piyamanya kembali di lemari dan berjalan ke arah Mingyu.

Wonwoo menatap Mingyu tajam.

"Apakah kau sepenuhnya sadar ketika ingin menjadi yang pertama bagiku?" tanya Wonwoo.

Mingyu diam.

"Kenapa kau menanyakan hal-hal semacam itu? Apa kau ingin putus? Apa kau ingin meninggalkanku? Katakan yang jelas!"

Wonwoo menarik kerah Mingyu, mendekatkan wajahnya pada wajah Mingyu.

Mingyu menatapnya dalam diam.

"Aku menyukaimu. Aku benar-benar menyukaimu. Aku mencintaimu. Aku sangat mencintaimu sampai aku tidak pernah berpikir untuk meninggalkanmu," jelas Wonwoo.

Mingyu masih menatapnya dalam diam.

"Kim Mingyu. Katakan padaku! Mengapa kau menanya-"

Wonwoo terpaksa menghentikan kata-katanya saat Mingyu meraih bibirnya, memberikan ciuman yang dalam dan penuh dengan perasaan.

Wonwoo membalas ciuman Mingyu semetara tangannya melingkar di leher Mingyu, menyesuaikan tinggi mereka.

Mingyu mendorong tubuh Wonwoo ke atas ranjangnya, dengan cepat tangannya membuka kancing demi kancing kemeja Wonwoo.

Wonwoo menarik bibirnya mundur.

"Kim Mingyu... ughh.."

Mingyu sekarang memanjakan nipple Wonwoo dengan bibirnya, mengecupnya, melumatinya, menghisapnya.

Wonwoo menjambak rambut Mingyu, menahan segala kegelian sekaligus kenikmatannya, membiarkan Mingyu memanjakan tubuhnya.

"Aishh.."

Mingyu sekarang membuka resleting celana Wonwoo dan menurunkannya serta dalamannya. Ia meraih milik Wonwoo dan meremasnya pelan.

Wonwoo mengigit bibirnya sendiri saat ia merasa tangan Mingyu beralih ke tempat lain.

"Kim Mingyu.. kau... arghh.."

Mingyu membuka celananya sendiri dan mengeluarkan miliknya.

Belum sempat Wonwoo melanjutkan kata-katanya, Mingyu sudah membungkam mulutnya lagi dengan ciumannya.

Mingyu memperdalam ciumannya sementara Wonwoo juga membalasnya, membuat ciuman itu semakin intens.

Mingyu menarik bibirnya menjauh. Wonwoo agak sedikit kecewa karena ia masih menikmati bibir Mingyu.

"Ini akan terasa perih. Kau tidak apa-apa?" tanya Mingyu.

Wonwoo mengangguk pelan.

Perlahan Mingyu memasukkan miliknya ke dalam hole Wonwoo.

Wonwoo menjerit pelan. Mingyu berusaha mengalihkan rasa perihnya dengan memanjakan permukaan leher Wonwoo.

Wonwoo meremas seprainya, menahan rasa sakitnya.

Mingyu berhenti menciumi leher Wonwoo dan menatap lurus kedua matanya.

"Lakukan sesuatu..." lirih Wonwoo masih menahan rasa sakitnya.

Mingyu perlahan menggoyangkan badannya naik turun sementara Wonwoo mengikuti ritmenya. Sesekali desahan menyelimuti ruangan panas itu.

Keringat mengalir dari dahi Wonwoo. Mingyu tersenyum melihatnya.

"Mingyu..."

Wonwoo merasa milik Mingyu mencapai titik kenikmatannya.

"Hmm?"

"Aku akan keluar..."

"Tidak apa. Keluarkan saja..."

Mingyu merasakan basah di sekitar kemaluannya. Wonwoo benar-benar keluar saat itu juga.

Mingyu menyeka keringat Wonwoo agar tidak mengalir ke matanya. Wonwoo membuka matanya dan tersenyum ke arah Mingyu.

Mingyu tidak tahan untuk kembali menikmati bibir yang menggoda itu. Ia melakukannya sekali lagi sambil masih menahan miliknya dalam tubuh Wonwoo.

Wonwoo merasakan holenya berdenyut di sela-sela ciumannya mereka.

Biarkan saja seperti itu, benaknya.

Mingyu masih menikmati ciumannya, lebih menikmatinya dari sebelumnya. Tangannya sekarang meraih tangan Wonwoo yang menggamitnya.

Perlahan Mingyu mengeluarkan miliknya dari hole Wonwoo.

Wonwoo mendesah lega saat ia tidak lagi merasa terdesak.

Mingyu beranjak ke samping Wonwoo dan memeluk pinggangnya. Tangan satunya mengelus puncak kepala Wonwoo.

"Kau tahu?" tanya Mingyu.

"Apa?"

"Aku mencintaimu."

Wonwoo tersenyum mendengar perkataan Mingyu barusan.

"Aku tahu," balas Wonwoo memejamkan matanya dalam pelukan Mingyu.

Mingyu menarik selimut di belakangnya dan menutupi tubuh Wonwoo.

Wonwoo sudah tertidur.

Ini kali pertamanya bercinta. Mungkin rasanya lebih melelahkan dari bayangannya.

Mingyu masih mengelus-elus puncak kepala Wonwoo hingga ia benar-benar terlelap.

Mingyu tidak memejamkan matanya. Ia tidak tidur. Perlahan ia mengangkat tangannya dari pinggang Wonwoo dan beranjak dari ranjangnya.

Mingyu berdiri dan membetulkan pakaiannya yang sudah berantakan.

"Aku akan sangat merindukanmu," ujar Mingyu membuka kunci pintu apartemen Wonwoo dan keluar dari sana.

***

To be continued.

Ada yg tahu hari apa sekarang? Tanggal berapa sekarang?

Jangan ingetin author kalo sekarang tanggal 30 juni dan ada ticketing diamond edge...

😂😂😂😂

Continue Reading

You'll Also Like

YES, DADDY! By

Fanfiction

305K 1.8K 9
Tentang Ola dan Daddy Leon. Tentang hubungan mereka yang di luar batas wajar
72.3K 5.6K 18
Tentang Seungcheol dan Jeonghan yang terjebak dendam di masa lalu. Serta rahasia-rahasia lain yang tak pernah disangka sebelumnya. Liku cinta yang ru...
3.5K 163 19
Cinta pada pandangan pertama, itulah nama yang cocok untuk kisah cinta pangeran seungcheol pada rakyat nya, cinta yang tumbuh pada pertemuan tak seng...
10.4K 964 4
[Hunkai × Three Shoot × Bad Ending] WRITTEN IN BAHASA! Cachinnate (n) Laughing very loudly --- Warning! Angel × Devil | B.E | MPreg Shounen Ai only...