I am Not Me (End)

By Mom_Indi

404K 27.6K 598

CERITA PERTAMA DAN TULISANKU YANG PERTAMA :D *Tidak berminat revisi, biar senyam-senyum terus liat ini. Inila... More

PROLOG (revisi)
Bab 1 Aku Ini Siapa (revisi)
Bab 2 Joanna Putri Alexandra
Bab 3 Keluarga Baru
Bab 4 Debaran yang berbeda
Bab 5 Crush on You
Bab 6 Partner in crime :)
Bab 7 Home
The Cast
Bab 8 She is Me
Bab 9 Story of Us
Bab 10 That Night
Bab 11 Keputusan Hati
Bab 12 Awal yang Baru
Bab 13 Hari yang Baru
Bab 14 Pria-pria Kasmaran
Bag 15 First Kiss
Bab 16 Another Kiss
Bab 17 With You
Bab 18 Party
Bab 19 Its Love
Bab 20 Confession
Bab 21 Confession 2
Bab 22 Renata Anastasia
Bab 23 Sang Mantan
Bab 24 Isi Hati
Bab 25 Alexandria Group
Bab 26
Bab 27 Mantan dan Calon Menantu
Bab 28 Mantan dan Calon Menantu (part 2)
Bukan Update
Bab 30 The Truth
Bab 31 Drama King and Queen
Bab 32 Puzzle
Cinta Ayudia
Bab 33 Percayalah
Bab 34 I am Not Me
Bab 35
Bab 36 A Mission
Bab 37 Complete
cuap-cuap
EPILOG (END)
Promosi
Numpang Lewat 😁

Bab 29 Rindu

6.8K 455 10
By Mom_Indi

Lagu Rindu-Kerispatih ini adalah salah satu lagu favorit saya. Teringat kembali lagu ini karna pas banget dengan suasana hati Joanna saat ini, penuh dengan kerinduan. Tak hanya dengan kekasih hatinya tapi semua orang yang pernah ada di dalam kehidupan nya.

Bintang malam katakan (sampaikan) padanya
Aku ingin melukis sinarmu di hatinya
Embun pagi katakan padanya
Biar ku dekap erat waktu dingin membelenggunya

Tahukah engkau wahai langit
Aku ingin bertemu membelai wajahnya
Kan ku pasang hiasan angkasa yang terindah
Hanya untuk dirinya

Lagu rindu ini kuciptakan
Hanya untuk bidadari hatiku tercinta
Walau hanya nada sederhana
Ijinkan ku ungkap segenap rasa dan kerinduan.
***


Joanna dan Wina telah tiba di resort milik keluarga Henderson di kawasan Seminyak, Bali. Salah satu hotel dan resort terbaik di Bali, bangunan resort terpisah dengan hotel, sengaja di ciptakan lebih private untuk resortnya yang berada ditebing bukit dengan pemandangan yang memanjakan mata dengan pemandangan luas langsung ke samudera, dan harga fantastis yang ditawarkan sesuai dengan segala kemewahan dan kenyamanan yang diberikan. Interior batu-batuan dan kayu terlihat di segala penjuru bangunan itu. Resort yang di diaminya saat ini cukup megah, seperti istana. Bangunan ini lebih mencolok dari yang lain nya lebih besar dan mewah, bisa dibilang inilah villa khusus untuk keluarga Henderson jika mereka sedang mengunjungi tempat ini.

Bangunan ini tidak di sewakan untuk umum, harus dengan seijin tuan Henderson jika ingin menggunakan villa ini. Sejauh ini hanya beberapa pejabat penting yang pernah menggunakan tempat ini. Di villa ini hanya ada lima kamar tidur, yang saat ini ditempati saat ini hanya tiga kamar yang dihuni oleh Tuan dan Ny. Henderson, dan dua kamar lain nya di tempati oleh Ny. Mona Alexandra dan juga Joanna. Dan saat ini beberapa suite terbaik juga sudah di sediakan gratis, cuma-cuma untuk tamu keluarga Henderson dan Keluarga Alexandria yang akan menyelenggarkan acara pentingnya di tempat ini.

Sesaat setelah sampai di kamar miliknya, Joanna langsung membersihkan dirinya setelah seharian lelah dengan berbagai aktivitas, mulai dari 'pelarian', pemotretan, bertemu dan berbelanja dengan calon mertua sampai pertemuan yang menguras emosi dengan mantan istri kekasihnya.

Joanna berjalan mengarah ke balkon kamarnya, dimana ada dua sofa santai panjang tersedia di sana untuk menikmati pemandangan yang indah dari balkon kamarnya. Ia dapat melihat kolam infinity pool yang langsung berbatasan dengan pantai dihiasi dengan lampu-lampu taman dan lampion gantung yang menambah indahnya suasana malam. Joanna duduk di salah satu sofa santainya, matanya menatap ke arah pantai memandangi deburan ombak yang saling berkejaran ke bibir pantai.

Hal itu mengingatkan nya kepada kampung halaman nya, tempatnya selama 26 tahun ini. Pantai yang dulu menjadi tempat favoritnya untuk melepaskan semua keluh kesah dan bahagianya, bersama adik-adiknya.

Tiba-tiba sebentuk air terjatuh dari sudut matanya, ada rasa rindu menggebu dalam hatinya, bahagia sekaligus sedih. Ia teringat akan keluarganya yang lain yang berada jauh di sana.

"Aku sangat ... sangat... bahagia saat ini tapi aku juga merindukan keluargaku bisa berkumpul dengan ku di hari bahagiaku. Bu Dwi, Oma Nuke, Icha, Erna, Mawar, Rian, adik-adik ku tersayang, apa kabar... Kalian yang tahu betapa sulitnya hidup yang kujalani selama ini, yang selalu menemani diriku, penguat dan penyemangatku. Rasanya tak adil saat aku mencapai kebahagiaan, kalian tidak bisa bersamaku, merasakan kebahagiaan yang kualami saat ini."

Airmata Joanna tambah mengalir deras saat kilasan-kilasan masa lalunya melintas kembali di kepalanya. Ia merindukan pelukan hangat seorang Ibu Dwi saat ia sedih dan gundah, ia merindukan celotehan Icha teman sekamarnya di panti, ia juga merindukan bermain mengasuh adik-adiknya sambil bermain di pantai dan tak lupa Oma Nuke yang sudah seperti neneknya sendiri serta teman-teman nya saat bekerja dulu. Joanna mendongakkan wajahnya menatap langit berusaha menahan airmatanya untuk kembali mengalir, menarik nafasnya dalam lalu menghembuskan nya.

Takdir membuatnya berpisah dengan mereka, takdir pula yang mempertemukan ia dengan jodohnya. Joanna sangat menyadari itu, bahwa semenjak kecelakaan yang merenggut 'tubuhnya' hidupnya tak sama lagi. Semua keinginan di masa lalunya mengenai sebuah keluarga, hidup berkecukupan dan pangeran berkuda putih tiba-tiba saja hadir di kehidupan nya, seolah keinginan nya di kabulkan dalam semalam oleh Ibu Peri. Walaupun hidup sebagai seorang Joanna Putri Alexandra bukanlah hal yang mudah, tapi di sekelilingnya banyak yang menyayangi dan mendukungnya, Bunda Mona, Jonathan, Jeffrey, Renata, sudah cukup membuatnya bahagia menjadi dirinya yang saat ini.

Tapi sampai kapan? Pertanyaan itu terus saja mengusik hatinya dan sampai kapan pun ia tidak bisa menjawabnya, hanya Tuhan yang tahu.

"Entah sampai kapan hari itu tiba, aku akan menjalani kehidupan ku saat ini dengan sebaik-baiknya, dan secepatnya menemui keluargaku, walaupun harus sebagai orang lain" gumam Joanna sambil memandangi langit yang cerah tanpa bintang.

Joanna kembali menghela nafasnya, berbaring di sofa santai sambil memandangi langit berbintang, berdiam diri mencari ketenangan hati tapi pikiran nya tetap mengembara kesana kemari. Sampai suara berat itu mengagetkan nya,

"Merindukan ku?" Jeffrey berdiri di sisi sofa tempat Joanna berbaring, gadis itu terbangun melonjak kaget melihat siapa yang datang. Ia mendekati dan merengkuh tubuh kekasihnya kedalam pelukan nya dan memeluknya erat. tanpa sadar airmata nya mengalir, antara bahagia, rindu dan sedih bercampur menjadi satu. Tapi satu yang pasti dirasakan Joanna, ia merasa sangat bahagia karena ada pria yang bisa diandalkan nya, tempatnya untuk berbagi, mencari ketenangan dan kenyamanan dari kekasihnya itu.


"Kangen banget ya?" tanya Jeffrey sambil membalas pelukan Joanna, ia mengecupi puncak kepala kekasihnya itu. Sementara itu Joanna hanya bisa mengangguk pelan sambil terus mendekap erat Jeffrey seolah tidak mau dipisahkan lagi. Dengan waktu hampir seminggu tak bertemu membuatnya Joanna sangat merindukan sosok pria nya, seseorang yang sudah seperti obat penenang untuknya, heroin nya.

Jeffrey hanya diam mendengarkan isakan pelan Joanna di pelukan nya sambil mengelus-elus punggungnya lembut, ia memberikan waktu untuk kekasihnya mengeluarkan emosinya. Saat isakan itu semakin pelan, ia memundurkan tubuhnya, dan mencoba menatap gadis pujaan hatinya. Di lihatnya mata dan hidung Joanna yang tampak memerah, ia menangis sudah lama tampaknya, batin Jeffrey.

"Are you okay honey?" tanya nya lagi sambil menghapus sisa-sisa airmata yang ada di pipi Joanna

"I'm okay, aku hanya terlalu bahagia bisa bertemu lagi dengan mu, memelukmu seperti biasanya" jawab Joanna.

Jeffrey lalu duduk di sofa santai yang tadi di duduki Joanna, ia menarik tangan kekasihnya sehingga ia terduduk di pangkuan Jeffrey. Kebiasaan Jeffrey yang di sukai Joanna, meletakkan kepala di cerukan leher nya lalu menghirup aroma tubuhnya seolah dirinya adalah bunga yang mengeluarkan wangi semerbak yang menyenangkan, sementara lengan-lengan besar itu melingkar di pinggangnya.

"Really? Terus kenapa wanita ku ini sedari tadi menghela napasnya, seolah ada sesuatu yang mengganggu pikiran nya?"

"Ehm, memangnya mas sejak kapan berdiri di situ?"

"Sejak kamu melamun di balkon memandangi lautan lalu duduk sendiri di sofa ini. I knew you're crying. What happen sweetie? Tak mungkin kamu merindukan ku dengan suara tangisan sedih seperti itu"

Joanna terdiam, ia kaget ternyata Jeffrey sudah lama memperhatikan nya. mungkinkah ia mendengar apa yang tadi ku ucapkan? Semoga tidak, karena ia tadi mengucapkan nya cukup pelan.

"Aku hanya sedih, saat hari bahagiaku esok hari. Orang yang kusayangi tidak ada disini, tidak bisa ikut melihat dan merasakan kebahagiaan yang kurasakan saat ini."

Jeffrey hanya tampak manggut-manggut di depan ya

"Are you miss your father?"

Aku merindukan keluargaku di sana Jeff, batin Joanna berbisik

"Dia pasti bahagia di atas sana honey. Walaupun dia tidak ada, tapi kamu pasti tahu bahwa ayahmu akan sangat bahagia melihat senyum manismu di hari bahagia kita nanti, apapun yang membuatmu bahagia aku yakin dia tidak akan keberatan. Kamu bahagia kan?" tanya Jeffrey sambil mengangkat dagu kekasihnya, menatap ke dalam manik mata Joanna, mencari kejujuran dari sinar matanya. Joanna mengangguk pelan, sangat bahagia.

"Tidak ada yang paling membahagiakan selain melihat orang yang kita sayang meraih kebahagiaan nya" tambah Jeffrey

Ya, kamu benar Je. Mereka pasti berbahagia juga atas apa yang aku rasakan saat ini, walaupun mereka tidak disini bersama ku.

"Kamu selalu bisa menenangkan diriku sayang" ucap Joanna pelan sambil mengelus pipi kekasihnya, sementara Jeffrey tersenyum lebar, hatinya membuncah bahagia saat Joanna menyebut kata 'sayang' untuk dirinya.

Ia memejamkan matanya menikmati sentuhan jari-jari lentik di sekeliling wajahnya, mengusap-usap rahangnya dan seketika jarinya berhenti di bibir miliknya. Ia membuka matanya, menatap sepasang mata coklat seperti miliknya. Mata yang mampu menghipnotis dirinya tertarik ke pusaran hidup gadis itu semenjak pertama kali melihatnya, mata yang selalu memancarkan ketulusan dan penuh dengan kasih sayang.

Tatapan dua insan manusia itu seperti magnet yang saling tarik menarik, mata mereka memancarkan perasaan bahagia, hasrat kepemilikan satu sama lain.

Kali ini jemari Jeffrey yang menelusuri wajah cantik Joanna, matanya memandang puas gadis di hadapan nya, nafasnya terasa semakin pendek saat jarinya menyentuh bibir Joana yang merekah, ia mendekatkan wajahnya ke hadapan kekasihnya, sementara Joanna merasakan juga nafasnya kian memburu, detak jantungnya bertalu-talu menyambut bibir kekasihnya.


Jeffrey mendaratkan bibirnya di atas bibir Joanna, merasakan bibir lembut kekasihnya, memagut pelan bibir atas nya, lalu bibir bawahnya pelan. Menjilat lembut permukaan bibirnya, sementara Joanna membalas pelan ciuman Jeffrey, ia tidak berpengalaman dengan hal seperti ini, tapi ia membalas ciuman Jeffrey dengan sepenuh hati, meniru apa yang kekasihnya lakukan pada bibirnya.

Jeffrey menggeram pelan saat bibir Joanna gantian menyesap bibirnya, memagutnya seperti yang ia lakukan. Ia melepaskan ciuman untuk menghirup udara sejenak, ia melihat Joanna dengan tatapan sayunya masih dengan nafas memburu dan bibirnya yang terbuka bagai undangan untuk dirinya mereguk kembali manisnya bibir sang kekasih.

"Ohh sweetie... I love you so much" bisiknya pelan, matanya masih menatap intens Joanna, sorot matanya menggelap lalu ia menarik tengkuk Joanna, kali ini bibirnya dengan rakus memagut bibir Joanna dengan kasar, seolah menumpahkan semua rasa rindu yang di tahannya selama beberapa hari ini. Joanna mengalungkan lengan nya di leher Jeffrey, memperdalam ciuman mereka, menghisap, menyesap dan menggigit penuh gairah.

Suara decapan dan desahan dari bibir mereka menambah panas suasana dan menambah hasrat yang berkobar dalam diri mereka.

Jeffrey menarik kedua kaki Joanna melingkari pinggangnya, ia lalu berdiri dan menggendong Joanna sambil terus saling mencicipi bibir manisnya. Bibir-bibir itu terpisah hanya saat mereka membutuhkan oksigen untuk mengisi paru-paru mereka dan kembali menautkan bibir satu sama lain, ciuman penuh hasrat dan cinta.

Jeffrey mendaratkan tubuh kekasihnya di atas ranjang dan menindihnya, rambut indah Joanna tergerai indah di atas bantal, Jeffrey mendaratkan ciuman nya ke kening, mata hidung, pipi, bibir lalu turun ke rahang dan lehernya. Joanna meremas erat rambut Jeffrey, ia tidak bisa menahan gejolak tertahan dalam dirinya. jantungnya berdebar sangat kencang, seluruh tubuhnya terasa panas membara, sensasi basah terasa di rahang dan lehernya yang membuat ia geli sekaligus nikmat, membuatnya mengeluarkan desahan indah yang membangkitkan gairah.

"Je..." desahan Joanna, menyentak Jeffrey sesaat. Ia mengangkat wajahnya dari lekukan leher kekasihnya, lalu mengecup kening kekasihnya yang mencoba menenangkan dirinya.

"Aku tak tau bahwa panggilan itu terdengar seksi jika kamu yang menyebutnya honey. Coba ulangi" pinta Jeffrey yang di sambut tawa oleh Joanna

"JeJe sayang" ucap nya lembut yang langsung di sambut dengan kecupan-kecupan kecil Jeffrey di bibir Joanna.

"Ohh God, maafkan aku sayang. Aku terlalu terbawa suasana, hampir saja aku merusak dirimu dengan kebrengsekan ku yang tidak bisa mengendalikan nafsuku. Maafkan aku"

"its Ok Je"

"Aku ingin semuanya berjalan sempurna untuk pernikahan ku kali ini. siapkan dirimu untuk malam pertama kita nanti ya sayang" ucap Jeffrey sambil mengedipkan matanya genit ke arah Joanna yang membuat wajahnya bersemu merah.

"Ohh noo... jangan merona seperti itu sayang. Aku tidak yakin akan bisa tidur nyenyak bersama mu sekarang"

"Loh, emang mas tidur disini?"

"hehehe... aku janji tidak akan melakukan hal lain sweetie. Hanya ingin tidur sambil memeluk mu. Berlatih dari sekarang menjadi suami kamu, memandang wajah cantik mu sebelum aku pejamkan mata dan jadi menjadi orang yang pertama kulihat saat aku bangun pagi"

"Yakin cuma peluk doang?" goda Joanna

"Elus-elus dikit boleh kan?" jawab Jeffrey sambil mencubit hidung Joanna

"Sama aja dong klo grepe-grepe juga ujungnya" cibir Joanna yang di jawab dengan kekehan kecil Jeffrey

Jeffrey bangkit dari atas tubuh Joanna lalu beralih ke kamar mandi, ia mengganti setelan jasnya dengan kaos singlet dan celana piyama. Lalu bergabung dengan Joanna dibalik selimut, menarik Joanna kedalam pelukan nya.

"Sebenernya banyak yang pengen di ceritain tapi mata ku berat dari tadi, kita tidur aja ya sayang" ucap Jeffrey

"Iya Mas, istirahatlah" Joanna mengelus pelan lengan Jeffrey

"Good night honey, Love you" sebuah ciuman mendarat di kepala Joanna

"I love you too" balas Joanna

Joanna dapat merasakan nafas Jeffrey yang teratur dan tubuh yang rileks, dengan cepat kekasihnya itu langsung terlelap karena lelah. Joanna mengeratkan pelukan nya, mendengarkan detak jantung Jeffrey yang terdengar bagai alunan merdu yang siap mengantarkan dirinya ikut terlelap. Sekilas pertanyaan melintas di kepalanya

Apa Joanna masih perawan? Tapi mana mungkin aku menanyakan hal seperti ini kepadanya.

Continue Reading

You'll Also Like

304K 21.6K 41
Berawal dari hujan deras yang mendekatkan Violin dengan Vallen, lelaki yang tiba-tiba nekad menerobos hujan demi meminjamkan jaket abu-abunya untuk V...
1.1K 186 12
[17+] Pernah mengidolakan seseorang? Tentu saja, semua orang pasti punya alasan mengapa mereka menjatuhkan pilihannya pada sosok yang dianggap memoti...
28.9K 3.5K 11
β€•πœπ‘πšπ§π²πžπ¨π₯, 𝐰𝐞𝐧𝐝𝐲 [βœ”] ❝just wanna kiss and make up one last time❞ [book 2 of 'truth'] papehrtown Β© 2018
1.3M 6K 10
Kocok terus sampe muncrat!!..