Arin & Ali

Bởi linda_dj

1.2M 38.3K 273

Rasa sayangku pada ibuku membuatku tak bisa menolak apapun permintaannya . karena hanya dia yang ku punya... Xem Thêm

pernikahan
dia kekasihmu?
awal kehidupan
sirana
magenta
tak boleh terlambat
ini janjiku
ijinkan aku
ibu!!!
kembalilah senyum
senyum indahmu
cepatlah hadir sayang
aku memilihmu
anak itu!!
Rino abraham jazli
siapa??
Ditinggal ali
mual?
kamu hamil?
kerinduan bila
penyesalan rino
ka arin!!
A&A*24
A&A*25
A&A*26
A&A*27
A&A*28
A&A*29
A&A*30
Kakak bertahanlah!!!!
A&A*32
A&A*33
A&A*34
kalo lupa, nggak inget kan??
A&A*35
A&A*36
A&A*37
A&A*38
A&A*39-End
Ekstra part
gimana? gimana?
mau tau aja si😊

tanpa kamu

32.3K 1.1K 2
Bởi linda_dj

Kini ali dan magenta sudah sampai dirumah, sejak perjalanan pulang tadi tidak ada yang berbicara sama sekali . Keheningan menyelimuti perjalanan pulang mereka . Magenta masih kesal dengan kakaknya itu, makanya ia tak berniat mengajaknya berbicara .

Sampai di dalam, magenta langsung kedalam kamarnya yang sudah disiapakan oleh arin tadi, membiarkan sang kakak sendiri dan tak peduli jika ia kesepian .

Ali memandang kepergian magenta dengan tatapan lirih . Ia menghembuskan nafasnya dan duduk di sofa . Menyandarkan punggungnya dan menaruh lengannya tepat menutupi mata .

'Setelah ini bagaimana kakak belajar mencintai . Pasangannya saja sedang tidak bersama kakak'

Ucapan magenta teriang di kepala ali . Ia mengusap kasar wajahnya dan pergi menuju kamar .

Kamar tampak sepi tanpa adanya arin, biasanya dia selalu sibuk merapihkan kasur yang sudah dibuat berantakan oleh ali, dan ali malah selalu menggodanya dengan kembali membuatnya berantakan . Hingga membuat arin kesal dan memanyunkan wajahnya membuat ali gemas .

'Bisa tidak kamu tidak membuat kasur ini selalu berantakan, aku lelah merapihkannya'

'Heii, aku bahkan baru masuk kedalam kamar'

'Bohong! Orang jelas jelas aku sudah merapihkan kasur ini, masa iya hantu yang membuatnya berantakan!'

'Kalau sampai ini berantakan lagi, kamu tidak boleh tidur di kamar, tidur sana di sofa depan!!'

'Ehh tapi ini rumahku'

'Tapi Aku istrimu, jadi apapun punya mu, itu jadi milikku'

Ali terkikik saat membayangkan saat itu, walaupun mereka belum melakukan hal yang wajib di lakukan suami istri, tapi mereka tetap tidur dalam satu ranjang . Bayangan wajah kesal arin membuat ali tiba tiba merindukannya, padahal belum ada beberapa jam arin tidak bersamanya .

Ali berjalan menuju ranjang dan menatap seluruh kamar yang tampak sangat hening . Tiba tiba matanya tak sengaja menatap sebuah note yang ada di nakas dekat ranjang . Ali mengambil note itu dan membacanya .

'Selama aku tidak ada, aku akan menjaga seluruh organ dalam tubuhku . Mataku, telingaku, juga bibirku'

Ali membaca kalimat pertama yang terlulis di note tersebut . Bibirnya menyunggingkan senyum manisnya .

'Mata, untuk agar aku tak bisa melihat kemana pun, menjaganya dari pandangan yang tidak pantas aku lihat'

Lagi lagi tersenyum melihat betapa beruntungnya ia mempunyai istri seperti arin .

'Telinga, agar aku tidak bisa mendengar apapun yang orang katakan, apalagi jika itu tentang kamu'

Terus larut dalam semua yang ditulis arin . Senyum tak pernah pudar dari wajahnya .

'Bibir, agar aku tidak sembarang untuk mengecup siapapun, ya kecuali bayi bayi kecil yang aku lihat dijalan . Mungkin aku akan menbawanya pulang jika boleh oleh ibunya .

Ali tertawa kecil membaca kalimat itu, sepertinya arin menyukai anak kecil . Lagi lagi satu hal baru yang kini ia ketahui tentang arin .

'Sejak kamu mengikatku dengan ikatan pernikahan . Aku sudah sepenuhnya menyerahkan seluruh hidup, hati dan semua yang ada di dalam tubuhku . Aku akan menjaganya untukmu . Tak akan ku biarkan siapapun menyentuhku . Aku akan menjaganya sampai kamu benar benar mencintaiku dan mau menyentuhku dan menjadikanku sepenuhnya milikmu'

Ali menatap nanar note itu . Rasa bersalah datang kedalam hatinya . Dia memang lelaki bodoh yang sangat sulit untuk mencintai arin yang bahkan sangat dengan mudah dicintai jika orang lain hanya melihatnya walau sekali .

Entah kenapa rasanya sangat sulit untuk mencoba memulai kembali setelah putusnya ia dengan sirana .

Rasa sakit yang diciptakan sirana membuatnya sulit untuk membuka hati kembali . Saat sedang cintanya dengan wanita yang sangat di cintai . Tapi ternyata dia hanya di memanfaatkan . Setelah apapun ia korbankan untuk sirana tapi ternyata dia tak sebaik yang di fikirkan .

Karena hal itu, sempat membuatnya hampir menghancurkan kantor, hidupnya pun seperti orang gila, kehilangan arah dan tak punya semangat hidup . Itu karena tak bisa melupakan sosok sirana yang sangat dicintai .

'Aku mencintaimu ali, aku akan menunggumu sampai kamu memiliki perasaan yang sama untukku'

Ali memejamkan matanya saat setelah membaca kalimat terakhir dari note tersebut . Ia meremas pelan note itu dan mengacak wajahnya frustasi .

Membuka matanya kembali dan memeluk note yang ditulis arin .

"Maafkan aku"

**************
"Ibu harus makan banyak, biar cepat keluar dari rumah sakit" ucap arin saat sedang menyuapi sang ibu . Ibu hanya menerima setiap suapan dari arin .

Sesampainya arin di semarang arin langsung menuju rumah sakit tempat ibu di rawat . Dan sesampainya dirumah sakit tumpah sudah airmata yang sejak tadi memang sudah menetes sedikit demi sedikit . Kala itu ia tak bisa menahan airmatanya lagi saat melihat ibu terbaring lemah di ranjang rumah sakit dengan tangan yang tertancap jarum infus .

Ia merasa gagal karena lalai menjaga ibu dan membuat ibu masuk kerumah sakit . Tapi saat itu ibu hanya bisa memberi perngertian dan selalu berucap 'ibu tidak apa apa'

"Sudah sayang, ibu sudah kenyang" ucap ibu sambil menurunkan tangan arin yang sedang memegangi sendok berisi bubur .

"Tapi ibu baru makan sedikit" ucap arin dan terus memaksa ibu membuka mulutnya kembali  .

"Tidak sayang, kamu mau membuat ibu muntah karena memakan bubur itu, sungguh ibu sangat tidak menyukai masakan rumah sakit" keluhnya membuat arin menatap ibu kasihan .

"Nanti aku akan tanya dokter, bolehkah ibu memakan makanan buatanku saja" ucap arin membuat ibu tersenyum .

"Baiklah waktunya ibu minum obat" arin menyodorkan gelas berisi air putih dan beberapa pil obat .

"Sini biar ibu saja, kamu sudah mengabari suamimu belum, dia pasti merindukanmu" ibu mengambil alih gelas dan pil-pil obat lalu menatap arin .

"Tunggu apa lagi? Kamu belum memegang ponselmu sejak semalam . Berati kamu belum mengabari suamimu kan, sudah sana kabari dia . Jangan sampai dia mengamuk nanti karena begitu merindukanmu" ucap ibu sambil terkekeh yang malah membuat arin tersenyum lirih .

'Andai saja apa yang ibu ucapkan benar'

******************
"Arin bisa tolong aku ambilkan sepatuku?" Ucap ali yang nampak sibuk dengan merapihkan dasinya .

Sesaat ia teringat, ia membalikan tubuhnya menatap seluruh kamar dan menatapnya nanar . Ia lupa jika arin sedang tidak ada .

Menghembuskam nafas pelan dan berjalan mengambil foto pernikahan mereka yang ada di atas meja di kamar .

"Aku merindukanmu"

Ali mengelus foto itu dan tersenyum kecil saat melihat wajah bahagia arin di foto ini .

"Kalau rindu, kenapa tidak mencoba menelponnya . Tidak salah juga jika suami merindukan istrinya" suara lain membuat ali menoleh . Magenta tengah berdiri di ambang pintu dengan membawa susu putih .

"Bukannya aku mau menggurui kakak . Tapi dalam hal ini, aku lebih berpengalaman, aku dan zio sudah berpacaran beberapa tahun . Dan kakak harus tau, jika ingin membuka hati untuk seseorang, lakukan dengan benar jangan hanya setengah setengah . Jangan mengikuti ego agar dia yang lebih dulu menghubungi kakak . Walaupun tidak masalah jika istri menghubungi suaminya lebih dulu . Tapi disini kakaklah yang belum sepenuhnya menyerahkan hati kakak untuknya . Jadi menurutku jika kakak benar ingin membuka hati dan menerima ka arin, buanglah semua ragu yang ada di hati kakak . Kalau rindu kenapa tidak memulainya duluan" ucap magenta panjang lebar . Memang magenta sudah memiliki kekasih, dan merekapun menjalin kasih dengan long distance relationship . Tapi hubungan mereka tetap awet dan tak ada masalah . Mungkin karena mereka selalu menjaga komunikasi dengan baik .

Dalam hal ini ia memang sangat bodoh . Hanya untuk mengutarakan rasa rindu, begitu susah ia lakukan, padahal hanya butuh ponsel atau datang ke semarang .

Lebih gampang untuk bertemu, tidak seperti hubungan magenta dan zio yang sangat sulit untuk bertemu . Tapi dengan mudah mereka bisa mengungkapkan rasa rindu mereka .

"Kakak!! Tunggu apa lagi!!" Ucap magenta geregetan karena melihat ali hanya diam sambil melamun .

******************
Ini part berapa ya???
Hihihi ..

Ahh sudahhlahh . Tak ada yang lirik juga . Wkwkwkwk

Yang mau tau, tunggu kelanjutnnya ya???

Kiss kiss dari gw .

Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

26.6K 1.4K 24
Hana Fakhriya Nasrin yang akrab dipanggil Hana, adalah seorang Staff di kantor bagian Administrasi. ia mulai bekerja sejak 5 tahun lalu setelah ia me...
1.7M 11K 7
(Complete) Ini gara-gara kakak laki-lakiku yang gak mau ambil alih perusahaan super besar milik ayah, entah kenapa aku anak cewek bungsu harus jadi...
1M 7.8K 10
Naziha sudah lama menunggu perjodohan ini. Menikah dengan seorang yang tak di kenal. Ia begitu yakin dengan pilihan ayahnya. Akankah suami Naziha a...