POPULAR BOY [ High School ]

By Masterdaff

44.7K 2K 302

SLOW UPDATE. Cover By : D A F F A S I L A Visual Althan By Alex Lange. "Pemirsa, perusahaan milik William Dat... More

PROLOG
#1. Althan
#3. Althan
#4. Miranda
#5. Althan
#6. Miranda
#7. Althan
#8. Miranda
#9. Althan
#10. Miranda
#11. Althan
#12. Miranda
#13. Althan
#14. Miranda

#2. Miranda

4K 185 25
By Masterdaff

James Arthur ~ Say you wont let go
--------------------------------------------

Cuma dirimu seorang yang bisa meluluhkan hati ini. Kamulah yang terindah dalam hidupku.

~Popular Boy

----------------------------------------------

"Ini uangnya ya pak," ujarku sambil memberikan uang kepada supir taksi itu.

"Terima kasih," ucap sopir itu seraya meninggalkan aku dan mama.

"Mama sini biar aku yang bawakan kopernya," Ucapku sambil menyeret koper itu.

Sebelum itu, aku aku mau memperkenalkan diri dulu. Nama aku Miranda Datson. Ya... ya... ya... Datson itu memang marga keluargaku sebagai pemilik Datson Group yang baru saja bangkrut. Dihadapanku adalah rumah besar, mungkin ini rumahnya om Shihab, saat aku ingin menekan bel, taunya ada pria yang membuka pagar mungkin dia mau pergi, dia itu tampan, mungkin setiap wanita jika melihat ketampanannya lamgsung jatuh cinta, tetapi aku tidak. Because that is him.

Flashback

"Udah ya ma, Miranda masuk dulu," ucapku pada mama.

"Iya sayang semoga sekolahnya menyenangkan," ucap mama.

Aku langsung mencium tangan mama, setelah mama pergi, aku langsung menelusuri lorong sekolah. Saat aku sedang menghayati lorong sekolah ini tiba-tiba ada yang menabrakku.

Brukkk...

"Maaf," ucapku.

"Astaga dia tampan," batinku.

"Ehhh... lo emang gak punya mata apa?, rapihin cepet kertas-kertas gue," bentaknya.

"Hmm... muka tidak sesuai sama sikapnya," batinku.

"Iya gue rapihin, sekali lagi gue minta maaf," ucapku sambil merapihkan.

"Maaf ?, cih.. semudah itu meminta maaf, cepat rapihin, anak baru ya?, awas lo ya," bentaknya sambil menendang kertas yang belum sempat aku ambil.

"Ehh.. lo tuh cowok apa cewek sih, mulut lo bisanya cuma ngebacot tau gak, kan gue udah minta maaf sama lo," bentakku, langsung ku lempar kertas-kertas itu kedia, lalu aku langsung meninggalkannya. Sumpah gue benci banget sama dia.

End flashback

Dia langsung menyapa mamaku, "Tante Camel kan?".

"Iya, ini nak siapa ya?" tanya mama, ohh ternyata mama belum tau sibrengsek ini.

langsung saja aku memelototinya. "Saya Althan Abrar," jawabnya.

"Ohh... nak Althan, anaknya Shihab Abrar ?" tanya mama untuk memastikan.

Aku lebih memelototinya agar dia takut.

"Iya tante, mari tan silahkan masuk," ucapnya.

Mama sudah masuk lalu saat aku mau masuk, pintu rumah sudah ditutup oleh Althan.

"Sialan," batinku.

Aku langsung membuka pintu sendiri, aku langsung masuk lalu duduk disofa empuk milik keluarga Althan dan duduk di sebelah mama dan di depannya Althan, tetapi sedari tadi aku tidak melihat om Shihab.

"Al, kenalkan ini Miranda," ucap tante Diana Eriska, mama Althan.

Althan menatapku tidak suka. Althan mengulurkan tangannya padaku, aku kira Althan berubah jadi baik, saat tanganku menerima uluran tangannya untuk bersalaman, dia menekan erat tanganku.

"Gue Althan," ucapnya tanpa ada rasa bersalah.

Sedangkan aku hanya menahan rasa sakit.

"Gu... gue Miranda aww," ucapku menahan rasa sakit.

Lalu Althan melepaskan genggamannya pada ku, jika kalian tanya sakit atau tidak, ya pasti aku jawab sakit liat saja sendiri kalau tanganku membiru.

"Gue makin benci sama lo Althan," batinku.

"Jadi, Miranda kamu sekolah dimana?, terus kelas berapa?" tanya tante Diana padaku.

"Saya kelas 11 tante, di Orlando High School," jawabku.

Ya... ya... ya... umurku baru 16 tahun, sedangkan Althan 17 tahun.
"Orlando High School?, berarti kamu satu sekolah sama Althan ya?" tanya tante Diana kegirangan padaku.

"Ya," jawabku.

Saat sedang asik mengobrol dengan tante Diana, tiba-tiba mama memanggilku "Miranda".

"Mama sama papa akan pergi ke Meksiko untuk menetap disana, sedangkan kamu melanjutkan sekolah disini bersama Althan ya nak," ucap mama.

"Iya ma, aku enggak papa kok tinggal disini," jawabku.

"Mulai besok kamu berangkat sekolah bareng Althan dan uang saku Althan dibagi dua sama Miranda," ucap tante Diana.

"Ta... tapi ma," ucap Althan.

"Tidak ada tapi-tapian, Althan antarkan Miranda ke kamar yang telah disiapkan!, tidak ada bantahan yang mama terima," bentak tante Diana pada Althan.

Althan hanya berdecih pasrah.

"Mir, mama langsung kebandara ya, kasihan papa mu sama om Shihab yang sudah menunggu," ucap mama berpamitan.

"Diana kamu gak usah cemas sama Shihab, Shihab langsung pulang kok, dia cuma ngebantu kami untuk pembayaran tiket, terima kasih banyak ya. Aku nitip Miranda ya," lanjut mama pada tante Diana.

"Iya sama-sama Mel," ucap tante Diana.

Mama langsung pergi, sebelumnya mama berpesan kepada ku agar cepat mendapatkan jodoh, tetapi aku tidak menghiraukan perkataan mama, karena aku masih sekolah dan ingin meninggikan pendidikanku.

Didepanku sekarang hanya ada punggung milik Althan yang sedang mengantarku menuju kamar yang telah disiapkan tante Diana. Aku terus mengikuti hingga akhirnya dia berhenti.

"Ini kamar lo," ucap Althan.

"Iya terima ka," aku menghentikan ucapanku karena sibrengsek itu pergi dari hadapanku.

Dia langsung masuk kedalam kamarnya, akupun segera masuk kekamarku.

***

Keesokan harinya.

Tok... tok... tok...

"Oy kebo, buka pintunya bangun lo," teriak orang di depan pintu kamar ku.

"Siapa ya ?" tanyaku.

"Kepolisian," jawabnya bohong.

Aku gak perlu takut akan polisi-polisi atau apalah itu, karena aku tau dia adalah Althan.

"Iya tunggu aja sih sebentar," teriakku.

Mungkin Althan teleh meninggalkan pintu kamarku karena 2 jam lagi waktu sekolah.

"Ihh... gue harus ngebunuh Althan gara-gara kepagian," batinku.

Aku pun bersiap-siap dengan nyantai, setelah selesai aku langsung berjalan kearah ruang makan, disini aku melihat om Shihab, tante Diana, dan juga titisan jin ( ya... siapa lagi kalo bukan Althan).

"Halo om, tante," sapaku pada om Shihab dan tante Diana.

"Gue gak disapa nih?" tanya Althan.

"Ohh... hai titisan ehh... maksud aku Althan," sapaku pada Althan aku hampir saja keceplosan.

"Siapa yang lo maksud titisan?" tanyanya tidak terima.

"Mmm.... tidak kok bukan siapa-siapa," elakku.

"Sudah-sudah mulailah sarapan kalian," lerai tante Diana.

Lalu kami melanjutkan sarapan kami, setelah itu aku dan Althan segera berangkat ke sekolah menggunakan mobilnya. Diperjalanan sembari mendengarkan radio saat kami terdiam tiba-tiba.

I met you in the dark, you lit me up
You made me feel as though I was enough
We danced the night away, we drank too much
I held your hair back when
You were throwing up

Then you smiled over your shoulder
For a minute, I was stone-cold sober
I pulled you closer to my chest
And you asked me to stay over
I said, I already told ya
I think that you should get some rest

"I knew I loved you then But you'd never know," Althan bersenandung begitu juga aku.

"Cause I played it cool when I was scared of letting go," senandungku.

"Lo juga suka lagu ini?" tanyanya.

Oh my God sumpah tatapannya.

"Ehh.. fokus dong nyetirnya !" suruhku.

Lalu dia langsung fokus kembali.

"Em... ya James Arthur terbaik," lanjutku lagi.

Seketika hening.

Asal kalian tau Althan itu cowok paling popular disekolahku dia tampan, pintar, sekaligus ketua OSIS disekolahku, mungkin semua cewek pasti langsung meliriknya, kecuali aku karena aku muak dengan sikapnya, dia juga sudah memiliki seorang kekasih, kekasihnya juga popular karena kecantikannya, kekasih Althan bernama Gladis Lasson.

"Ihh... ngapain juga aku ngebahas tentang si titisan jin itu," batinku.

Setelah sampai aku langsung masuk kekelas, memang tadi aku selalu menjadi bahan gosipan. Dikelas aku disambut oleh Tika Alana, Prisil Caroline, Chintya Mikhaila, dan Bella Nathalia, mereka adalah sahabat karib ku sejak kelas 10.

"Hai Mir, aku sudah tau semuanya," ucap Tika sipemilik mata hijau.

"Yang sabar ya Mir," ucap Bella sipemilik rambut pirang warna gold.

"Iya girls, aku juga sudah mengikhkaskan semuanya," ucapku tabah.

"Tapi Mir, apa benar kau tinggal dirumahnya Althan?" tanya Prisil dia memang selalu kepo.

"Iya Sil", jawabku, "Apa ?" ucap mereka bersamaan dengan heboh.

Aku masa bodoh yang penting ada tempat tinggal.

"Gimana bisa?" tanya Prisil lagi.

Saat mereka ingin mencecarku dengan banyak pertanyaan, bel pun berbunyi dan itu tandanya kegiatan belajar dimulai.

Setelah bel pulang aku langsung menghampiri Althan yang sedang bersama Gladis dan mereka berpegangan tangan, Gladis menatapku tidak suka, dan entah kenapa aku sebal melihat mereka berdua.

"Enggak-enggak, ihh... aku kenapa sih masa cuma ngeliat mereka berdua bergandengan saja rasanya kayak gini, apa mungkin aku ..." batinku dan aku langsung melupakan pikiran ku yang tadi.

"Maaf gue bareng Gladis," ucap Althan.

"Tapi kalo lo mau bareng, boleh-boleh aja sih tapi di belakang," lanjutnya lagi.

"Eumm... gak usah, gue tidak mau mengganggu," ucapku.

"Baguslah kalau lo ngerti," ucap Gladis sinis.

Lalu aku segera meninggalkan mereka berdua.

"Ihh... kenapa sih drama banget kayaknya," batinku.

Aku segera ke halte bus untuk menunggu bus kota.

"Hey Mir, kemarilah!" suruh seseorang yang sepertinya aku kenal.

Ya aku memang mengenalnya dia adalah Alexander Pinot, temanku yang entah kenapa dia selalu mendekatiku, dia juga cukup tampan walaupun jauh dari Althan, matanya sipit dengan bola mata biru membuatnya mempesona.

"Alex, sedang apa kamu disini?" tanyaku.

"Tadi aku tidak sengaja melihat kamu disini," jawabnya.

"Cepat naiklah!" lanjutnya.

Aku langsung naik ke motornya, kalau tidak salah motornya Ninja, yaa... kalau dipikir-pikir kalau aku bareng sama dia aku bisa menabungkan ongkosku.

"Memangnya sekarang kamu tinggal serumah sama keluarganya Althan?" tanyanya memecah keheningan.

"Iya," jawabku.

"Tunjukkan jalannya ya Mir!" suruhnya.

"Iya," ucapku.

Saat aku dan Alex berhenti karena lampu merah, aku kaget saat melihat Althan berciuman dengan Gladis didalam mobilnya.

"ihh... jijik banget aku ngeliatnya," batinku.

"Lex trobos aja lampu merahnya, soalnya aku muak kalo lama-lama disini," ucapku dan Alex pun menuruti perkataanku.

Dia langsung menerobos motornya dengan kencang.

"Kamu kenapa?" tanyanya.

"Enggak kok, aku gak papa," bohongku.

Kenapa sih aku hari ini.

Bersambung...

------------------------------------------------
Hello guys, alhamdulillah aku telah merampungkan bagian 2 ini. Gimana ?? Jelek ya??. Maaf ya kalau jelek, vote + comment.

Aduh apa jangan-jangan Miranda mulai naksir sama Althan??.

Lagian Author ada-ada aja pake ada adegan ciuman segala. Aku adain adegan ciuman tuh gara-gara aku make latar Amerika. Mungkin itu budaya orang Amerika. Sampai jumpa lagi.

Tunggu kelanjutannya lagi ya...
------------------------------------------------
INTERMEZZO
James Arthur ~ Say You Wont Let Go

Sekian terima kasih.
------------------------------------------------
BY : D A F F A S I L A

Continue Reading

You'll Also Like

482K 5.4K 6
JANGAN DISIMPAN, BACA AJA LANGSUNG. KARENA TAKUT NGILANG🤭 Transmigrasi ke buku ber-genre Thriller-harem. Lantas bagaimana cara Alin menghadapi kegi...
721K 67.5K 50
{Rilis in :1 February 2021} [Fantasy Vampire series] Ivylina terjebak di sebuah Museum kuno di negara Rumania dan terkunci di kamar yang penuh dengan...
8.4M 518K 34
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...
5M 920K 50
was #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.❞▫not an au Started on August 19th 2017 #4 1...