I am Not Me (End)

By Mom_Indi

404K 27.6K 598

CERITA PERTAMA DAN TULISANKU YANG PERTAMA :D *Tidak berminat revisi, biar senyam-senyum terus liat ini. Inila... More

PROLOG (revisi)
Bab 1 Aku Ini Siapa (revisi)
Bab 2 Joanna Putri Alexandra
Bab 3 Keluarga Baru
Bab 4 Debaran yang berbeda
Bab 5 Crush on You
Bab 6 Partner in crime :)
Bab 7 Home
The Cast
Bab 8 She is Me
Bab 9 Story of Us
Bab 10 That Night
Bab 11 Keputusan Hati
Bab 12 Awal yang Baru
Bab 13 Hari yang Baru
Bab 14 Pria-pria Kasmaran
Bag 15 First Kiss
Bab 16 Another Kiss
Bab 17 With You
Bab 18 Party
Bab 19 Its Love
Bab 20 Confession
Bab 21 Confession 2
Bab 23 Sang Mantan
Bab 24 Isi Hati
Bab 25 Alexandria Group
Bab 26
Bab 27 Mantan dan Calon Menantu
Bab 28 Mantan dan Calon Menantu (part 2)
Bab 29 Rindu
Bukan Update
Bab 30 The Truth
Bab 31 Drama King and Queen
Bab 32 Puzzle
Cinta Ayudia
Bab 33 Percayalah
Bab 34 I am Not Me
Bab 35
Bab 36 A Mission
Bab 37 Complete
cuap-cuap
EPILOG (END)
Promosi
Numpang Lewat 😁

Bab 22 Renata Anastasia

7K 541 29
By Mom_Indi

Siang itu di Kota Jakarta, matahari bersinar lebih terik dari biasanya, ditambah ketiadaan angin sepoi-sepoi yang bisa mengurangi peluh yang mengucur di dahi. Joanna melangkahkan kaki nya keluar dari lobby hotel, biasanya ia makan siang bersama Jeffrey di restoran hotel. Tapi saat ini ia melangkahkan kakinya ke café yang terletak sekitar 200 meter dari Alexandria Hotel, rencana makan siang Joanna berdua dengan Jeffrey terganggu gara-gara Jonathan. Entah masalah apa yang sedang dihadapinya, adik nya itu memintanya untuk bertemu empat mata saja. Harusnya mereka bertemu di restoran hotel tapi saat ini restoran sedang ramai dengan berbagai awak media yang berburu berita berkaitan dengan salah seorang tamu yang menginap di hotel nya.

Kilatan cahaya matahari mengenai benda berkilau di jemari Joanna, ia mengangkat tangan nya dan menatap cincin berlian sederhana yang berada di jari manis sebelah kanan nya, senyum bahagia terlihat jelas di wajahnya melihat cincin itu. Tak lama setelah malam pengakuan Jeffrey mengenai masa lalunya, pria itu mendatangi keluarga Joanna dan menyampaikan rencananya untuk berhubungan serius dengan Joanna, Jeffrey juga telah menceritakan masa lalu pernikahan nya kepada Bunda Mona. Cincin itu diberikan Jeffrey untuk Joanna sesaat setelah Bunda Mona merestui hubungan mereka, benar kata Joanna, apapun yang membuat putrinya bahagia, Bunda Mona dengan senang hati mengabulkan nya. Sementara Jeffrey berjanji akan membawa orang tuanya secepatnya ke Indonesia untuk melamar kekasih hatinya tersebut.

Suasana café saat itu ramai pengunjung yang hendak makan siang, beberapa meja makan kosong sudah terpasang tulisan "RESERVED" di atas mejanya. Joanna mengedarkan pandangan nya mencari sosok adiknya tapi nihil. Matanya menangkap sosok selain adiknya yang ia kenal, seorang wanita, walaupun warna rambutnya sudah berganti jadi brunette, Joanna bisa mengenali wajah cantiknya. Wanita itu tampak sedang mencoret-coret sesuatu, Joanna berjalan menghampiri wanita itu, dan ternyata sebuah coretan sketsa baju yang menyita perhatian nya.

"Ngapain kamu berdiri di situ?" tanya Renata tanpa mengalihkan pandangan nya dari sketsa di hadapan nya

"Aku terkesan dengan desain milik mu, unik" jawaban jujur Joanna membuat mata Renata beralih ke wanita yang masih berdiri di pinggir meja nya

"Kamu suka? Padahal beberapa saat lalu desain ku di tolak oleh calon klienku"

"Mungkin selera nya memang beda dengan selera kita"

"Kita? Sejak kapan saya dan kamu jadi kita?"

"Woww.. aku baru tau wanita secantik kamu bermulut pedas"

"Memang banyak yang bilang mulutku ini jahat. Aku bukan tipe orang suka basa basi, apa aku suka dan tidak suka akan ku utarakan dengan senang hati"

"Lebih baik seperti itu daripada palsu" jawaban tulus Joanna ternyata berhasil menarik perhatian Renata.

"Mau sampai kapan kamu berdiri di situ?" tanya Renata

Joanna tersenyum mendengar perkataan Renata, setidaknya dia bukan wanita jahat pikir Joanna. Ia menarik bangku di hadapan Renata dan duduk di bangku itu.

"Apa yang kamu lakukan disini? Bukankah tuan putri Alexandria biasanya makan siang di istana nya"

"Adikku meminta bertemu dengan ku disini"

"Ohh"

Kata-kata itu mengakhiri pembicaraan mereka, Renata kembali sibuk dengan sketsa baju nya. sedangkan Joanna masih gelisah menunggu Jonathan yang belum kunjung datang. Tiba-tiba Renata menatap ke arah cincin yang ada di jari manis Joanna, pensil yang dipegangnya menunjuk ke arah cincin itu.

"Cincin tunangan? Evan atau Jeffrey?"

"Kamu pasti tau jawaban nya"

"Sayang sekali Evan kehilangan kamu, dia pasti menyesal sekarang"

"Kenapa kamu sepertinya biasa saja saat membicarakan Evan, padahal terakhir kali aku lihat, kalian adalah pasangan yang saling bergairah satu sama lain"

"Yup, hubungan kami hanya sebatas itu. Tidak ada perasaan terlibat saat kami melakukan sex"

Joanna menulan ludahnya mendengar kata-kata yang dulu ia anggap tabu itu

"Kenapa? kamu belum pernah sex dengan Evan" tanya Renata tanpa tedeng aling-aling, mata Joanna melotot mendengar pertanyaan itu.

"Kalau dengan Jeffrey, apa kalian pernah melakukan nya?"

"Renata, shut up. Ini tempat ramai, bagaimana kamu bisa menanyakan hal itu di tempat seperti ini"

"why not, mereka juga sibuk dengan urusan masing-masing. Lagian kalau ada yang denger pun gak masalah, toh kita gak kenal"

Joanna menggeleng pelan mendengar perkataan Renata

"Jangan bilang kamu masih perawan?" tanya Renata lagi

"Renataaaaa"

Wanita itu tertawa terbahak-bahak sampai beberapa orang menoleh kea rah meja mereka

"Bisakah kita tidak bicarakan hal seperti itu di meja makan" Joanna mendengus kesal karena di tertawai Renata.

"Kenapa mempertahankan keperawanan sekarang jadi hal yang di tertawakan? Bener-bener jaman yang aneh. Eh tunggu, apa tubuhku bener masih perawan?" pikir Joanna

"Jadi kalian hanya sebatas ciuman saja?"

"Ia lebih senang mencium keningku dan menciumi leherku, menghirup aromanya. Menurut Jeff, hal itu lebih membekas di hati dan pikiran nya"

Senyum di wajah Renata perlahan memudar, ia berpura-pura mecoret-coret sketsanya lagi.

"Bersyukurlah kali ini kamu telah mendapatkan pria yang mencintaimu tulus" ucap Renata tanpa beralih dari kertas di hadapan nya, raut mukanya memancarkan kesedihan, ia hanya menunduk mencoba menyembunyikan nya dari orang di hadapan nya.

"Kak Joanna" tegur Jonathan dengan wajah gelisah dan langsung menarik bangku di sebelah Joanna, tampaknya ia tidak memperhatikan Renata.

"Lama banget sih Jhon, ada apa? Kayaknya mendesak banget"

"Bantu aku nolak cewek"

"APAAA...." Renata dan Joanna kaget mendengar perkataan Jonathan

"Kamu merusak makan siangku dengan Jeffrey cuma buat urusin perempuan? Gak penting banget sih"

Hahahahaha... Renata tertawa keras sambil memegangi perutnya, lagi-lagi pengunjung di sekitar mereka menatap ke arah meja mereka bertiga.

Jonathan menoleh ke arah wanita di hadapan nya

"cantik, eh sepertinya aku kenal wajahnya, tapi dimana" pikirnya

Tak lama matanya membulat saat berhasil mengingat wajah Renata walaupun warna rambutnya kini sudah berbeda, Jonathan menunjuk wajah Renata dengan tatapan sinis dan beralih ke Joanna.

"Apa yang dilakukan wanita ini disini Jo? Apa dia mengganggumu?" tanya Jonathan

"She's my friend, Renata" jawab Joanna tenang, sedangkan Renata hanya terdiam mendengar jawaban Joanna, ada perasaan hangat melingkupi hatinya saat Joanna menyebut dirinya sebagai teman nya.

Jonathan tak kalah kaget dengan jawaban kakaknya, bagaimana kakaknya bisa berteman dengan wanita dari mantan tunangan nya? ralat mantan calon tunangan. Pikir Jonathan

"Tapi bagaimana bisa? Oohh... lupakan saja. Ada yang lebih penting, kakak liat wanita berambut panjang di sebelah sana, dress hitam blazer putih. Dia tak berhenti menempel sama aku seperti ulat walaupun aku terang-terangan sudah menolak dia. Aku sudah katakan kalau aku sudah punya kekasih, tapi ia tidak peduli, dia malah menawarkan diri menjadi selingkuhan ku" ucap Jonathan dengan wajah lesu sambil matanya mengarah ke meja dimana gadis itu berada

"Lalu apa rencanamu? Apa yang harus ku lakukan?" tanya Joanna

"Akupun tak tahu"

Pletak ... sendok kecil mendarat di kepala Jonathan

"Awwww.... Sakit Jooo"

"Kamu pun bodoh, aku kira kamu sudah punya rencana makanya kita langsung ketemuan disini"

"Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan karena takut menyakiti hatinya. Aku sangat menyayangi Bunda dan Kakak, aku tidak akan pernah menyakiti hati wanita, aku takut kalau aku menyakiti hati wanita, maka sesuatu juga akan menyakiti Bunda dan kakak" jawab Jonathan jujur dengan wajah sendu

Renata memandangi kakak beradik di hadapan nya, dia dapat merasakan ketulusan dan kasih sayang yang hangat dari dua makhluk di hadapan nya itu.

" Biar aku dan Joanna yang lakukan, kamu kembali ke sana" seru Renata tiba-tiba, membuat Joanna dan Jonathan menatapnya tak percaya.

"Kenapa kamu mau membantuku?" tanya Jonathan

"Mau atw gak nih? Sebelum aku berubah pikiran" tegas Renata

"O.OK..Oke.. apa yang harus kulakukan"

"Kembali ke mejamu dan nikmati saja sandiwara kami, satu lagi Jangan protes apa yang akan aku lakukan"

Jonathan mengangguk penuh semangat lalu meninggalkan meja Renata dan Joanna yang kini sedang berbincang mengenai sandiwara mereka.

****

Jonathan duduk di hadapan wanita cantik berambut panjang hitam berkilau, berpakaian dress hitam dan blazer putih yang sedang asyik memainkan smartphone nya.

"Marissa, maafkan aku agak lama ya. Kamu sudah pesan?" tanya Jonathan

"Belum Jhon, aku nungguin kamu. Aku ingin tahu makanan kesukaan mu, jadi kita pesan sama-sama aja " jawab Marissa.

Jonathan mencoba tersenyum tapi ia tetep tak mampu menyembunyikan kegelisahan nya, berulangkali membolak balik buku menu di hadapan nya. sebenernya ia menunggu Joanna dan Renata menyelamatkan nya, dan benar, mereka sudah ada tepat di belakang bangku Jonathan.

"Hai Jhon.." sapa Joanna sambil menepuk pundak Jonathan, sementara itu

"Hai sayang " ucap renata

Cup... Renata mengecup sekilas bibir Jonathan.

Joanna mengeraskan rahangnya, mencoba menahan senyumnya, sementara Jonathan berusaha tenang, walaupun wajahnya sudah merona malu. Renata yang melihat hal itu tersenyum dan mendudukan bokongnya di sebelah paha Jonathan, sementara lengan nya menarik satu lengan Jonathan untuk menyentuh pinggangnya dan menautkan jarinya intim. Pemandangan yang membuat iri siapapun yang melihatnya.

"Hai.. aku Joanna, kakaknya Jonathan. Itu Renata, sahabatku sekaligus calon adik ipar tersayang. Kamu teman nya Jhon?"

Tanya Joanna sambil mengulurkan tangan nya ke wanita yang ada di hadapan adiknya, wanita itu dengan gugup menerima uluran tangan Joanna

"Eh.. iya, saya Marissa"

"Hai, aku Renata. Maaf jari jemariku terkunci" ucap Renata sambil menunjukkan jemari nya yang tertaut kuat dengan jari jemari besar Jonathan. Jonathan mencoba mengambil peran dalam sandiwaranya juga, ia menyurukan hidungnya ke leher Renata dan menghirup aroma yang menguar dari tubuh Renata, menunjukkan bagaimana keintiman sepasang kekasih. Ia juga dapat merasakan tubuh Renata yang sempat menegang sejenak.

"Rere sayang, kamu bilang hari ini tidak bisa makan siang dengan ku, kamu membohongiku" ucap Jonathan pelan

"Maaf sayang, tadi aku dan kakak mu pergi ke dokter kandungan. Tampaknya mualnya aku bukan karena hamil anak kita" jawab Renata dengan wajah memelas.

Joanna menahan senyumnya dengan menolehkan kepalanya ke arah lain, berharap Marissa tidak menangkap keanehan yang terjadi, ia tersenyum geli dengan perkataan Renata. Begitu pula Jonathan, ia sempat membelakakan matanya lalu berusaha menormalkan kembali raut wajahnya, ia mengangkat tangan nya dan mengusap-usap rambut Renata.

"Jangan sedih, nanti kita coba lagi ya" ucap Jonathan

Gila... kata-kata itu terbersit di ke empat kepala orang yang ada di meja itu.

Maafkan updatenya telat banget, semoga masih setia menunggu kelanjutan Joanna-Jeffrey. Thank you for your comment and vote

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 90.1K 23
[CERITA MASIH LENGKAP SAMPAI END] Farrel Aditama Effendi. Muda, tampan, dan kaya yang hobinya bersenang-senang. Dia selalu tampak ramah karena senyum...
1.2M 105K 34
Sudah cetak selfpub ISBN 978-602-489-775-8 Kikan merasa hidupnya hancur ketika suaminya selingkuh dan memilih untuk menceraikannya. Dia mencoba menja...
SIZE By Few Words

Teen Fiction

136K 11.9K 40
Written in Bahasa Have you ever think about who or what will end your feeling of bored being such an ugly one? Everyone just mentally feel so pity of...
235K 30.3K 49
Di tengah hari yang panas udara yang pengap, Arkana secara tiba-tiba menyatakan perasaannya pada Lisa. Menjadi sebuah misteri dan kebingungan di kal...