After R

By star_sun04

40.7K 2.8K 652

⚠️17+ Sasya, terpaksa menyerahkan masa SMA-nya pada Badboy penguasa sekolah. Berkepribadian pendiam dan pema... More

1. Perkara Awal
2. Ikut Campur
3. Mem-Bully
4. Di-Bully
5. Bolos Sekolah
6. Tatapan Jauh
7. Si Ganteng Brengsek
8. Menyerah
9. Perintah Pertama
10. Perintah Kedua
11. Terpaksa
12. Kecupan
13. Menggoda

Prolog

8.3K 308 54
By star_sun04


"Untuk apa lagi lo datang?"

Bertemu dengan teman lama harusnya menyenangkan. Tapi tidak untuk Sasya. Kedatangan siswi baru yang sangat dikenalnya dulu membuatnya tidak nyaman dan ketakutan.

"Belum puas bikin hidup gue kacau dan menyedihkan? Apa lagi yang lo incar?"

Rasa penasaran dari awal melihat kepindahan teman lamanya ini akhirnya bisa Sasya tanyakan langsung. Namun sayangnya, tidak ada sahutan sedikitpun.

"Apa lagi yang akan lo lakukan, Gea?!" Jerit Sasya dengan suara gemetar. Bahkan suaranya lebih keras dari yang direncanakannya.

Sasya baru tahu, kondisi Gea sudah tidak sama seperti dulu. Dan itu yang membuat Sasya berani menyapa teman lamanya ini. Kalau Gea paham dengan hidupnya yang sekarang, harusnya gadis itu tidak akan berani macam-macam seperti dulu lagi.

Jadi, apa sebenarnya tujuan Gea sekarang? Hanya kebetulan saja memilih sekolah atau ada motif lain?

"Sya ..." Gea menunduk, menggigit bibir bawahnya. Tidak melanjutkan ucapannya.

"Gue nggak akan ngebiarin hal dulu terjadi lagi, Ge." Rasa sakit familiar datang mendadak di dada kiri Sasya. Dan sekarang, Sasya tahu obat dari luka tak berdarah yang tidak pernah sembuh itu. "Kalo pun harus terulang, gue pastikan lo yang akan menjadi korban."

"Iya," Sasya tersenyum miris. "Lo harus ngerasain apa yang dulu gue rasain, Gea." Sasya terus menatap Gea yang tetap diam ditempatnya.

"Lo harus dapat balasan dari apa yang pernah lo lakukan. Harus!" gumam Sasya lirih. "Lo harus tau, gimana rasanya mental lo di uji, merasakan penghianatan dan ... "

Sasya menengadahkan kepala ke atas, menahan air matanya agar tidak jatuh. Lalu menarik nafas panjang, berusaha menghilangkan sesak. "Kehilangan seseorang."

Penawar terbaik dari rasa sakit adalah ... pelakunya sendiri.

Sasya Aurelissa.

Bukan most wanted girl yang populer atau terkenal karena prestasi mau pun sensasi. Sasya hanya siswi biasa kelas Xl IPA. Gadis itu bisa dibilang punya kepribadian introvert. Tertutup, pendiam dan pemalu.

Tapi kedatangan Gea sebagai siswi baru mengharuskan Sasya keluar dari zona nyamannya. Rasa khawatir dan takut pada Gea hilang. Digantikan dengan ... Dendam. Benci dan nggak ikhlas atas apa yang terjadi di masa lalu. Dan Sasya ingin Gea merasakan apa yang dirasakannya dulu.

Tapi bagaimana kalau rencana balas dendam Sasya malah berakhir ... Boomerang?

Dendamnya pada Gea mengantarkannya pada masalah besar. Badboy ganteng penguasa sekolah sekaligus cowok yang pernah Sasya sukai diam-diam, ikut campur dan berada di pihak Gea. 

Rencana balas dendamnya gagal dan Sasya malah jatuh dipermainkan sang badboy itu.  

 ***

"Ra, please! Nggak ada kesempatan buat aku lagi? Buat kita balikan lagi?"

Ditengah lapangan, disaksikan sebagian siswa-siswi berseragam putih abu yang baru datang, cowok dengan postur tubuh nyaris sempurna, untuk kesekian kalinya mengemis cinta pada seorang gadis yang menjadi kakak kelas sekaligus mantan pacarnya.

"Apa lagi?!" gadis itu berdecak kesal. "Kita udah selesai. Perasaan gue sama lo udah hilang. Harus berapa kali gue bilang biar lo paham?"

"Secepat itu? Dua tahun pacaran nggak ada artinya buat—"

"CUKUP RAZKA!" bentak Tamara.

Tamara sebenarnya menikmati moment seperti ini. Melihat mantan pacar yang diidamkan nyaris semua siswi di sekolahnya mengemis cinta padanya. Dihadapan hampir seluruh murid di sekolahnya. Rasanya Tamara terbang tinggi ke angkasa. Merasa seperti cewek paling cantik di dunia. Tapi karena Razka terlalu sering melakukannya kadang Tamara bosan dan kesal juga.

"Nggak usah ganggu gue lagi bisa nggak sih? Karena sampai kapan pun, gue nggak akan pernah mau balikan sama lo!" Tamara  berbalik badan untuk mengakhiri drama pagi ini. Namun tidak sampai satu detik tubuhnya kembali berbalik akibat tarikan Razka di lengan kirinya.

"BILANG ALASAN YANG MASUK AKAL, KENAPA LO MUTUSIN GUE?!" Ego Razka sebagai cowok tentu saja tidak terima diputuskan sepihak. Apalagi dengan sebab yang tidak jelas.

Tamara membeku ditempatnya dengan tangan Razka yang masih mencengkram lengan kirinya. Ini pertama kali cowok itu membentaknya.

Bukan hanya Tamara yang kaget dan ketakutan mendengar bentakan Razka. Tapi semua orang yang melihat dan mendengarnya juga. Tidak hanya takut melihat wajah marah cowok itu, mereka juga takut dengan status Razka sebagai siswa istimewa. Razka bisa melakukan apa saja yang diinginkannya.

Plak

"Gue benci sama lo." Tamara melayangkan tamparan di pipi Razka sesaat sebelum pergi meninggalkan kerumunan. Meninggalkan Razka yang mematung di tempatnya.

Razka memejamkan mata sejenak. Ini yang terakhir. Cowok itu berjanji pada dirinya sendiri, apa pun yang terjadi hari ini adalah kali terakhirnya mengejar Tamara.

Sudah menjadi rahasia umum SMA PRIMA High School memang, kalau Razka adalah cowok ganteng yang masih mengharapkan dan mengejar mantan sekaligus kakak kelasnya.

Tapi sekarang sudah nggak lagi. Razka sudah memutuskan berhenti.

***

"Ah.."

Sasya mundur selangkah setelah menabrak seseorang dan menimbulkan suara benda jatuh yang cukup nyaring.

Sambil mengusap keningnya gadis itu mendongak menatap orang yang tidak sengaja ditabraknya. Refleks pupil matanya membesar dengan mulut yang sedikit terbuka.

"Nggak diajarkan minta maaf setelah buat salah?" Cowok itu berucap dan berekspresi datar tapi sukses membuat Sasya ketakutan.

Sasya menahan nafas, sementara jantungnya seperti lari di tempat. Berdetak berantakan. Ketakutan lebih dominan tapi rasa kaget melihat cowok yang ditabraknya adalah cowok yang pernah ditaksir nya juga ada.

Razka Gintara Primadeo, Sasya cukup tahu reputasi cowok dihadapannya ini. Badboy ganteng mantan teman sekelasnya sekaligus mantan gebetan diam-diam nya.

"Ah, iya. Sorry. Gu-gue beneran nggak sengaja," Sasya menelan Salivanya lalu bergerak untuk memungut ponsel Razka yang jadi korban ketidaksengajaan nya. Benda canggih berbentuk persegi itu tergeletak di lantai.

Tapi gerakan Sasya kalah cepat dengan Razka yang mencengkeram kerah seragamnya.

"Gue nggak suka kasar sama cewek, tapi sekarang gue lagi butuh pelampiasan."

Sasya tahu, Razka punya tempramen buruk dan nggak suka diganggu juga membenci orang yang merusak atau mengambil sesuatu milikinya. Dan sekarang itu terbukti dengan Sasya yang kesulitan bernapas akibat cengkeraman tangan Razka diarea lehernya.

Entah harus bersyukur atau menyayangkan di tempatnya dan Razka berdiri keadaannya sepi. Nggak ada orang lain selain mereka berdua. Jadi Sasya nggak merasa malu menjadi tontonan. Karena biasanya, dimana ada Razka maka disana akan menjadi pusat perhatian.

Tapi Sasya juga ketakutan mendengar ucapan Razka. Bagaimana kalau cowok itu melakukan sesuatu yang kelewat batas dan tidak ada yang menolongnya?

"Wajah lo familiar," Razka menyingrai menatap Sasya yang berjarak satu jengkal. "Jangan gigit bibir lo." Lanjutnya menelan ludah.

Sasya melepaskan gigitannya, kebiasaannya saat gugup dan takut. "Gue benar-benar minta maaf." Ucapnya pelan dengan suara gemetar.

"Please lepas," Sasya mendorong dada Razka. "Gue ng-gak bisa nafas."

"Gue bisa kasih lo nafas buatan."

Razka tidak mengalihkan tatapannya dari bibir tipis Sasya. Lalu dengan sengaja, Razka semakin kuat mencengkram nya. Menarik ke atas kerah seragam Sasya agar wajah mereka sejajar. Membuat kaki Sasya berjinjit sementara kedua tangannya meremas bahu Razka.

Tapi sedetik kemudian Razka melepaskan cengkeramannya, melihat wajah memerah dan mata Sasya yang berkaca-kaca. Sasya langsung menghirup nafas rakus sambil mengusap lehernya.

"Sasya Aurelissa," Razka melirik dada Sasya, tempat name tag nya berada.

Dari nama dan wajahnya, Razka baru ingat mereka pernah belajar di kelas yang sama. Dan seingatnya juga, ini interaksi pertama mereka. Satu tahun sekelas tidak menjamin cowok cuek seperti Razka mengenal semua temannya.

Ada yang sering Razka lihat wajahnya tapi tidak tahu namanya, begitu pula sebaliknya. Sering mendengar namanya saat gurunya mengabsen tapi tidak tahu yang mana orangnya. Meskipun Sasya tipe cewek pendiam dan nggak haus perhatian, tapi Sasya masuk opsi ke satu.

"Pergi dari sini kalo nggak pingin gue apa-apain!"

"Hah?"

"Gue nggak suka ngulang dua kali."

"Tapi ponsel lo? Kalo rusak bisa gue ganti." Meskipun ketakutan Sasya masih ingat tanggungjawab. Tidak bermaksud sombong juga, Sasya hanya ingin masalahnya selesai seperti seharusnya.

Tapi sayangnya dianggap lain oleh Razka. Cowok itu menendang ponselnya. "Duit gue banyak, gue bisa ganti sendiri."

***
⚠️Baca dulu please!!!

Halloooooo...

Aku nggak tau udah berapa kali ganti judul dan cover. Ngga tau juga berapa kali publish-unpublish cerita ini.

Judul pertama kalo ga salah, Love is You wkwk. Modal nekat banget bikin cerita waktu itu. Karena ini emang cerita pertama. Sedikit ganti alur, aku ganti judul juga jadi RASA lalu R for S kemudian sekarang After R.

Plin plan dan nggak PD-an banget akutu. Jadi Maaf banget kalo bikin kalian pusing🙏

Konflik cerita ini tetep sama. Tapi alurnya kurang lebih 70% bakal beda. Dan semoga kalian suka.

Tapi sumpah aku heran banget, YANG BACA BANYAK, TAPI YANG VOTE DAN KOMEN DIKIT. Ngga susah lho padahal tinggal pencet bintang doang huhu...

Jadi please banget ya, kalo suka sama cerita ini, terimakasih dan selamat menikmati. Tapi tolong tinggalkan jejak vote dan Komen.

TINGGALKAN APA? VOTE DAN KOMEN

Terimakasih❤️❤️❤️

Continue Reading

You'll Also Like

4.3M 97.8K 48
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
2.4M 127K 28
Madava Fanegar itu pria sakit jiwa. Hidupnya berjalan tanpa akal sehat dan perasaan manusiawi. Madava Fanegar itu seorang psikopat keji. Namanya dike...
875K 6.2K 10
SEBELUM MEMBACA CERITA INI FOLLOW DULU KARENA SEBAGIAN CHAPTER AKAN DI PRIVATE :) Alana tidak menyangka kalau kehidupan di kampusnya akan menjadi sem...
Say My Name By floè

Teen Fiction

1.2M 70.4K 34
Agatha Kayshafa. Dijadikan bahan taruhan oleh sepupunya sendiri dengan seorang laki-laki yang memenangkan balapan mobil malam itu. Pradeepa Theodore...