Daddy(?) [ON HOLD]

By jianulis

24.1K 1.5K 353

Semua berawal dari sebuah kejadian yang menyebabkan Kinara Aditya menjadi putri Ivano Aditya--orang dari masa... More

Prolog
1 - Dia Papaku
2 - Kaget
3 - Hah?
4 - Nafla
5 - Ulang Tahun
7 - Luka (1)
8 - Luka(2)
9 - Sesak
10 - King and Queen
11A - Mamanya Kinara
11B - Mamanya Kinara

6 - Maaf

1.2K 119 40
By jianulis

Maaf kemaren wattpad sempet error, dan gabisa pub cerita samsek yalord-_- aku nangis masa wkwk:v yaudin maapkeun yaakkk..
Karena telat update, aku bakal panjangin part ini^^
Makasi 1k viewersnya btw^^

Happy Reading^^

[EDITED : 30 JULI 2017]

__________

"Papa?"

Kinar mengerjapkan matanya beberapa kali, lalu ia langsung membalas pelukan Papanya.

"Maafin Papa ya, Nar. Maafin Papa.. Kalau tau kamu nyiapin ini semua, Papa pasti pulang cepet dan gak ikut pesta di kantor..,"

Di dalam dekapan Ivan, Kinar tersenyum. "Gak apa-apa, Pa. Yang penting Papa kan sekarang ada disini, bareng sama Kinar. Dan kita bisa rayain ini sekarang, kan?" ujar Kinar.

Ivan melepaskan pelukannya, lalu menatap Kinar lamat-lamat. "Beneran nih kamu nggak marah?" tanyanya tak yakin.

Kinar mengangguk, "Iya beneran, Pa. Suer deh."

Ivan terdiam, ia masih menatap Kinar dengan tatapan tak yakin. Kinar memutar bola matanya, lalu berdiri dari kursinya.

Gadis itu melangkah menuju meja yang terdapat kue ulang tahun, dan memberi isyarat pada Ivan agar menghampirinya.

Ivan berjalan menghampiri Kinar, dan tangannya langsung digenggam oleh tangan mungil gadis itu. Kinar menatapnya sambil tersenyum.

"Pa.." Kinar menghela nafas pelan, sebelum melanjutkan. "Selamat ulang tahun..,"

Kinar terdiam lagi, lalu melanjutkan, "Semoga panjang umur, sehat selalu, makin sayang sama Kinar ya. Tetep jadi Papa yang Kinar sayang. All the best buat Papa..,"

Kinar berjinjit, lalu mengecup pipi Ivan. Kemudian berbisik,

"Love you, Pa."

__________

Devo melangkah masuk ke dalam rumah dengan keadaan setengah mabuk. Kemejanya sudah acak-acakan dan banyak bekas lipstik wanita di bagian leher dan wajahnya.

Devan langsung berdiri ketika ia melihat Abangnya pulang. Ia langsung menghampiri Devo dengan khawatir.

"Lo.. baik-baik aja kan, Vo?" tanya Devan sambil merangkul Devo dan memapah lelaki itu menuju kamarnya. Sesungguhnya ia tak tahu mau bertanya apa pada Devo.

Devo menggeleng, "Gue gak baik-baik aja, Devan." ucapnya dengan suara serak. Devan sedikit mengernyitkan dahi ketika mencium bau alkohol yang menyengat saat Devo berbicara.

Devan diam, ia memfokuskan diri memapah Devo karena saat ini ia berada di tangga dan ia tak mau mengambil resiko jika terjatuh sambil membawa-bawa Devo.

"Argh," Devo mengerang ketika kakinya tanpa sengaja menyandung salah satu anak tangga. Devan meringis pelan, lalu melanjutkan langkahnya.

Akhirnya mereka sampai di depan kamar Devo. Perlahan, Devan membuka pintu kamar itu dan memapah Devo masuk ke dalamnya. Kemudian ia membaringkan Devo di kasurnya.

Devo memperhatikan sekeliling kamarnya dengan mata setengah tertutup. Kemudian ia menutup matanya dengan lengan kanannya.

Beberapa saat kemudian, Devan melihat nafas Devo yang Sudan teratur, dan ia berasumsi lelaki itu sudah tertidur. Devan berjalan perlahan, lalu menyelimuti Devo.

Devan baru saja akan melangkah keluar, ketika ia mendengar suara Abangnya.

"Kinara..."

Jantung Devan terasa berhenti berdetak mendengar nama itu. Nama yang beberapa tahun lalu sempat menjadi ukiran permanen di hatinya.

Ah ralat

Bukan sempat, namun memang masih hingga saat ini.

Devan menghela nafas pelan, lalu melangkah keluar kamar. Ia menuruni tangga sambil melamun.

Ternyata Devo masih menyukai gadis itu. Gadis yang bahkan hingga saat ini hanya bisa ia tatap melalui potretnya di social media.

Betapa beruntungnya seorang Aldevo Wijaya. Ia dapat melihat pujaan hatinya secara langsung, dan melancarkan aksi pendekatan secara langsung. Bukannya melalui social media.

Devan mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu. Kejadian yang menyebabkan ia harus terisolasi dari dunia luar.

'Seandainya aja kejadian itu gak terjadi. Gue.. Gak akan kayak gini. Gue pasti bisa kayak anak-anak normal di luar sana.' Batinnya.

Kemudian ia langsung menggelengkan kepalanya.

"Gak baik berandai-andai," gumamnya pelan. Lalu ia mengambil remote televisi dan menyetel ke channel kesukaannya.

__________

Adam memainkan ponselnya tanpa menghiraukan tatapan terang-terangan gadis yang bersliweran di taman kota yang ia lewati setiap pulang sekolah ini. Ia membuka forum Kaskus dan mengetik untuk membuat thread baru.

Ia keasyikan mengetik, hingga tak memperhatikan langkahnya. Ia menabrak seorang wanita yang memakai sepatu high heels dengan blazer kantoran. Wanita itu terjatuh, dan semua map yang berada di tangannya ikut terjatuh bersamaan dengan kertas-kertas berhamburan.

Adam langsung mengalihkan pandangannya dari ponselnya, lalu tanpa memandang wanita itu, ia memunguti kertas-kertas yang berhamburan.

"Maaf, Mbak. Ini salah saya. Harusnya saya lihat-lihat kalau jalan. Maaf ya, Mbak." Adam meminta maaf sambil memunguti kertas yang berceceran. Ia tak menyadari bahwa wanita itu berdiri mematung saat melihatnya. Adam berdiri tegak sambil menepuk-nepuk kertas yang agak kotor, ia tersenyum lalu menyerahkan kertas itu ke wanita tersebut.

"Ini, Mbak kertasnya. Maaf ya, saya gak liat tadi..," ujar Adam.

Wanita itu hanya diam, hingga Adam mengerutkan dahinya. "Mbak?"

Wanita itu tergagap, kemudian mengambil kertas di tangan Adam. "Terima kasih."

Setelah mengucapkan dua kata itu, wanita itu langsung berlalu pergi. Adam hanya melongo bingung, kemudian mengedikkan bahu dan memutuskan untuk melanjutkan berjalan pulang.

Di pihak lain, Vita merasa jantungnya berdegup 10 kali lebih keras. Ia tak siap harus bertemu dengan Adam. Lelaki itu.. masih memberikan getaran aneh di hatinya.

Vita sedikit was-was Adam akan mengenalinya tadi. Ia ingin pergi, namun entah mengapa kakinya tak mau menurut dan jadilah ia hanya terpaku diam melihat Adam memunguti kertas-kertasnya yang berceceran tadi.

Syukurlah mantannya itu tak mengenalinya. Ia sangat bersyukur. Sangat sangat bersyukur.

Vita menarik nafas panjang, kemudian melangkah menuju rumahnya yang terletak tak jauh dari taman kota ini.

__________

Nafla melihat-lihat hasil foto yang ia ambil secara diam-diam tadi malam. Semalam ia mengintip dari jendela kamarnya dan melihat Kinar dan Ivan sedang suap-suapan kue, kemudian akhirnya mereka saling mengoleskan krim kue ke wajah masing-masing.

Nafla tersenyum sendiri melihat hasil foto yang ia ambil. Entah mengapa ia merasa senang melihat Abangnya itu dapat tersenyum lepas seperti di gambar yang ia ambil. Sudah lama Abangnya tidak segembira itu. Terakhir ia melihat Ivan tersenyum seperti itu, 5 tahun yang lalu.

Nafla cepat-cepat menyembunyikan kameranya ke bawah kasur ketika ia mendengar bunyi pintu terbuka. Ia melihat Kinar menampakkan kepalanya di pintu.

"Kak? Aku ganggu gak?" tanya Kinar.

Nafla menggeleng, "Nggak. Kenapa?"

Kinar nampak menimbang-nimbang ragu, kemudian ia menatap Nafla. "Aku..boleh masuk, Kak? Aku mau nanya sesuatu..," ujarnya pelan.

Nafla menautkan alis bingung, namun ia tetap mengangguk.

Kinar menghela nafas, lalu melangkah masuk ke dalam kamar Nafla. Ia menutup pintunya perlahan, lalu duduk di tepi kasur.

Sejenak mereka diliputi keheningan. Kinar yang masih ragu ingin menanyakan apa yang ia ingin tanyakan, juga Nafla yang penasaran akan pertanyaan Kinar.

Kinar duduk menghadap Nafla, kemudian ia menatap Nafla dengan tatapan sendu.

"Kak.. Tolong jawab jujur.."

Kinar menghela nafasnya sebelum melanjutkan, "Mama aku di mana, Kak?"

Nafas Nafla tercekat ketika mendengar pertanyaan Kinar.
Ia harus menjawab apa? Ia ingin menjawab yang sebenarnya, namun ia tak punya hak.

Nafla terasa menghela nafas, "Kakak gak tau, Kinar. Kamu tanya Papa aja, ya?"

Samar, Ivan yang diam-diam mendengarkan dari depan pintu kamar Nafla mendengar helaan nafas kecewa Kinar. Sebaliknya, Ivan menghela nafas lega. Setidaknya Kinara tak harus mengetahui kebenaran itu dari orang lain.

Ivan langsung berjalan cepat menuju kamarnya di lantai atas. Ia akan memikirkan saat yang tepat untuk mengatakan yang sebenarnya pada Kinara.

__________

Yash

Masih adakah yang menunggu cerita ini update?

Gak ada?

Okesip.

Update yak!! Maaf banget kalau gaje ya Lord. Aku lagi US makanya ini aja curi-curi waktu main hape wkwk.

Btw adakah yang shock begitu tau Adam mantannya Vita? Vita sukanya sama brondong ye kan:v wkwk

Maap dah kalo gaje yak._.

Yaudin lha

Ditunggu krisar dan vommentnya^^ karena kedua hal itu penyemangatku wkwk^^

30 Maret 2017

Continue Reading

You'll Also Like

3.6M 288K 48
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
371K 29.8K 23
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

2M 104K 57
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
560K 27.3K 36
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...