Forced marriage

rubyitsme

248K 19.6K 1.2K

Memang benar aku tidak mencintaimu. Semua yang kulakukan karena paksaan. Namun, seiring berjalan waktu aku da... Еще

Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4⚠🔞
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42 END

Chapter 1

23.6K 1K 64
rubyitsme

Bagiku uang adalah penguasa kehidupan. Bagaimana kita bisa bernafas tanpa uang? Jika ada yang bilang bisa, di dunia modern ini tolong katakan padaku bagaimana caranya?
Aku benar - benar bertanya!
Aku hampir mati tercekik karena benda kertas yang manusia sebut itu uang atau apalah.
Atau kalian ada yang bernasib sepertiku? Oh ya Tuhan tanpa selembar kertas itu aku bisa gila. Bahkan Ayahku akan terus menerorku jika aku tidak bisa mendapatkannya.

Dunia ini begitu keras bukan? Jika kau bukan siapa-siapa kau harus merangkak tarbatah. Kau merangkak saja banyak batu sandungan.

"Jika ingin hidupmu enak, maka terlahirlah dari keluarga berkecukupan!"

Mck! Dulu aku mematahkan pepatah itu. Namun, saat kau menginjak dewasa pasti kau akan membenarkan pepatah itu benar adanya. Bukan hanya omong kosong manusia angkuh!

Haruskah aku mengesampingkan harga diriku demi tumpukan lembaran kertas - kertas merah dan biru itu?

🐥🐥🐥

Wanita itu Naomi lee, wanita blasteran Jepang - Korea yang tinggal di daerah gang sempit tidak jauh dari Kyoto Station. Gadis periang, pekerja keras, yang ingin bertahan hidup di kondisi ekonominya yang sulit.

Jepang memang di kenal sebagai negara maju, negara yang mayoritas masyarakatnya berkehidupan serba berkecukupan. Namun, Naomi adalah salah satu kaum yang kehidupannya jauh dari kata maju atau cukup. Fikirannya saja yang maju dan realistis tapi tidak dengan nasibnya.
Naomi banting tulang berharap secercah cita - cita semasa ia SMA masih bisa ia raih.

Tuhan memang penentu nasib seseorang.

Tapi bolehkan berusaha dan berharap? Agar Tuhan mengabulkan harapan dan mengubah garis ketentuannya pada hambanya yang mau bersungguh - sungguh.

Setiap hari Naomi bekerja di Cafe dari pukul 8:00 - 17:00. malam harinya bekerja di Pom bensin. Istirahat? Sehari ia hanya bisa tidur kurang lebih 4 - 5 jam. Ya mau bagaimana orangtuanya hanya tinggal sang Ayah. setiap hari sang Ayah pekerjaannya menghabiskan jerih payah Naomi di meja judi. Ayahnya berdalih disanalah ia mampu menghasilkan uang dengan cepat.

Menghasilkan uang dengan cepat di meja judi? Pernyataan sialan macam apa itu?! Yang ada keuangan semakin membengkak karena ulah Ayahnya.

Setiap pagi pukul 6:30 Naomi harus naik bus Kyoto 502 melewati Kyoto Station, Taman Shoseien, baru ia turun di halte Shijo Kawaramachi yaitu di daerah pasar Nhisika lokasi Naomi bekerja.

Kehidupan yang sulit? Iya karena Naomi bukan anak seseorang yang bergelimang harta. Bahkan ia seorang tulang punggung keluarga.

Ingin hidup? Ingin punya uang? harus bekerja!

Siang itu pengunjung Cafe tampak padat dari hari biasa. Naomi sibuk melayani pesanan dari banyak pengunjung.

"Ohayo miss what would you like to drink?" sapa naomi pada pelanggannya yang berkulit putih, mata biru khas orang eropa.

"Americano and this is". Kata pelanggan itu menunjuk kue kering di buku menu.

"Ok, wait a minute Miss." sahutnya tersenyum ramah.

🐥🐥🐥

Setiap hari menjalani rutinitas yang padat namun uang yang Naomi hasilkan masih saja kurang di mata Ayahnya. Andai saja Ayahnya tidak gila judi munkin separuh dari penghasilannya bisa ia tabung. Setidaknya ia bisa membeli rumah petak asalkan tidak ngontrak yang setiap bulannya membebankan hidupnya.

Iya, hanya andai saja!

Hari yang melelahkan. Tiba di rumah masih disugihi dengan kondisi rumah yang berantakan botol bir dimana - mana. Mau marah? Tidak ada daya lagi untuk marah. Naomi hanya mampu memejamkan mata lalu menyibak rambutnya yang menutupi wajahnya kebelakang. Setelah itu Naomi taruh tasnya di kursi dan memunguti sampah dan botol yang berserakan.

"naomi Ayah minta uang". Ujar sang Ayah keluar dari kamar masih dalam keadaan setengah mabuk.

"Ayah bukankah seminggu yang lalu sudah kuberikan uang dan jumlahnya cukup banyak. Sekarang aku tidak ada lagi,Semuanya sudah kuberikan pada Ayah. Dan gajiku bulan ini untuk keperluan kita esok Ayah. Aku tidak akan memberikan lagi pada ayah. Tidak akan!"

"naomi kau menentang Ayah! berikan uangnya pada ayah sekarang." Ucap sang ayah mengambil tas Naomi.

"Aku tidak tahan lagi hidup bersama Ayah! Jangan ambil uangku!" Naomi menarik tasnya kembali. Tapi, apa daya. Ayahnya sudah terlebih dulu merampas uang yang berada di dompetnya.

Air mata tidak dapat terbendung, mengucur begitu saja. naomi menangis histeris tubuhnya terhuyung jatuh ke lantai. Demi Tuhan ia sudah lelah. uang yang seharusnya untuk keperluan selama sebulan musnah sudah di tangan Ayahnya.

"Tuhan... kenapa nasibku seperti ini? dosa apa aku di masa lalu sampai kau setega ini. Ibu ku telah tiada karna Ayahku pemabuk dan penjudi sehingga ibu meninggal bunuh diri. Apa aku harus seperti ibu juga? Baru ayah sadar."

🐥🐥🐥

Pukul 5 pagi Ayah naomi pulang dengan keadaan mabuk,pintu digedornya asal. Setengah sadar Naomi bukakan pintu untuk ayahnya yang pemabuk itu. Masuk kedalam rumah dalam keadaan sempoyongan setengah sadar. Ayah macam apa ini!

"Naomi maukah kau membantu Ayah, Ayah sangat butuh bantuan,ayah mohon". Kata ayah Naomi memelas sambil jalan terhuyung.

Naomi menghela nafas jengah, "Ayah membuat ulah? Kumohon... Ayah bisa tidak, berhenti mengacaukan hidup kita?!"

"Ayah memiliki hutang. Ayah tidak munkin bisa membayar hutang Ayah. " ujar Ayah Naomi lagi.

"Ayah hutang pada siapa ? Berapa jumlahnya ?" Ucap Naomi kesal.

"5 juta yen" Naomi membelalakan matanya tidak percaya, bagaimana bisa Ayahnya berhutang sebanyak itu.
Naomi terkulai lemah bagaimana caranya agar hutang ayahnya bisa terbayar lunas.

"Bagaimana bisa? Ayah kenapa banyak sekali! Lalu bagaimana Ayah akan membayarnya?" Maki Naomi.

Demi Tuhan Naomi tidak ingin berteriak seperti ini kepada orangtua satu-satunya yang ia miliki. Namun, Ayahnya tidak pernah berhenti membuat ulah dan memperparah kehidupan mereka.

"Ada satu cara yang ditawarkan mereka. Dan Ayah rasa ini yang terbaik" ucap ayah Naomi setengah sadar dari mabuk.

"Apa ?" sahut Naomi.

"menjualmu pada mereka. Dan hutangku di anggap lunas." kata ayah Naomi tanpa rasa bersalah.

"Tidak! Ayah sudah gila? Ayah yang berhutang kenapa Naomi yang harus menanggung." sahut Naomi, kini ayahnya sudah berada di alam mimpi. Naomi menghela nafas kasar. Berharap itu hanya bualan Ayahnya yang sedang mabuk.

🐥🐥🐥

Matahari pagi menyongsong di ufuk barat langit Jepang seolah membangunkan lelaki yang masih bergemelut di dalam selimut kamar hotel bintang lima yang membuatnya nyaman.

Nama lelaki itu Oh Sehun. Semingggu ke depan ia harus berada di Jepang guna urusan bisnisnya. Penerbangannya kemarin membuatnya lelah sehingga pukul 8 pagi ini ia baru terjaga.

Ketukan pelan dari pintu menelan perhatiannya.

"tuan oh anda ada janji rapat siang ini". Titah sekertaris Sehun yang berpawakan sedang itu, yang dijawab dengan anggukan olehnya.

"kau boleh pergi sekarang."

Setelah menyelesaikan urusan meetingnya Sehun merasa bosan. Karena kebosanan yang melanda ia memutuskan pergi mencari suatu hal yang munkin akan membuat rasa bosannya hilang. Oleh karena itu ia memutuskan pergi ke suatu tempat.

Dan kini Sehun sedang mengitari pasar Nishiki kyoto.

Sudah lama sekali ia tak mengunjungi pasar ini. Kira - kira 2 tahun silam.

"wah rasanya sudah lama sekali aku tidak kemari". Monolog Sehun.

Sehun mengalihkan matanya pada sashimi yang sangat ia gemari di kota ini.

Dengan lahap Sehun memakan semua sashimi yang ia beli. Kembali matanya mengedarkan ke berbagai makanan khas Jepang yang sayang sekali untuk dilewatkan.

Sehun merasakan dehidrasi mulai menggerogoti kerongkongannya ia pun mengitari pasar kembali dan berhenti di sebuah Cafe. Dahagalah yang memaksanya untuk hanya sekedar singgah sebentar dan melanjutkan acara jalan-jalannya nanti.

"Irasshaimase"sambut pelayan itu pada Sehun. Yang di balas senyuman olehnya.

Irasshaimase = selamat datang

Sehun hanya memesan minum saja karna dia sudah terlalu banyak makan sashimi tadi di pasar.

"Hai,shoushou omatase kudasaimase"
Sahut pelayan itu.

shoushou omatase kudasaimase= Mohon ditunggu pesanannya

Seorang lelaki setengah baya saat itu tiba - tiba membuka pintu Cafe dengan kasar dan mencari keberadaan seseorang.

"dimana Naomi?, Naomi! Naomi! "Seru lelaki paruh baya itu dengan lantang.

Sehun mengangkat alisnya teriakan lelaki tua itu menarik perhatiannya.

Lelaki tua itu masih teriak - teriak menyebutkan nama Naomi sehingga menimbulkan perhatian pengunjung.

Sehun mendecak kesal dia mengerti apa yang lelaki tua itu bicarakan pasalnya Sehun sangat mengerti bahasa jepang.

Naomi yang sedang berada di belakang terkejut dengan kedatangan temannya.

"Ya Keira ada apa? Kenapa kau begitu ketakutan."

"hei, Naomi seharusnya yang ketakutan bukan aku tapi kau, Ayahmu datang mencarimu dengan kondisi marah-marah itu sangat menakutkan. Cepat temui Ayahmu sebelum ketahuan oleh Manajer."Ucap Keira bergidik ngeri.

Naomi mengeryit. "Ada apa ini?".batinnya.

"mengapa Ayah kemari?" Ujar Naomi.

"Ayo pergi dari sini. Sekarang kemasi barangmu kita pergi dari sini kau akan Ayah antar kebandara kau harus ikut orang itu ke Seoul." Sahut Ayah Naomi enteng.

"Seoul? Maksud ayah Korea? Tidak Ayah, aku ingin tetap disini." bantah Naomi.

Naomi punya pengalaman tidak menyenangkan Di Korea.
Sudah cukup Naomi hanya mendengar nama Korea tapi tidak dengan ia harus pergi kesana.

Naomi kekeh tidak ingin pergi. Aksi tarik - tarikan antara Ayah dan Anak itu berhasil menarik perhatian semua pengunjung. Bahkan sampai Manajer Naomi turun tangan berusaha melerai.

Sehun yang sedari tadi menyaksikan pemandangan yang dirasa sangat tidak mengenakan matanya itu menatap tajam pada wanita itu. Wanita itu sama sekali tidak menangis. Namun, Sehun tahu mata gadis itu sudah memerah menahan amarah.

Sehun orang yang cuek, tidak perduli dengan kemalangan orang lain,tidak pernah menggunakan hati lebih kepada akal fikiran. Tapi kini hatinya merasa ia perlu ikut campur dalam urusan ini.

Sekali saja Sehun ingin ikut campur!

"berapa kau akan menjual wanita ini? Aku akan membelinya lebih mahal dari orang yang membelinya." tiba - tiba Sehun muncul dan mengatakan hal demikian.

Berhasil! Sehun berhasil menghentikan keributan itu.

menengahi perdebatan antara Ayah dan anak. Tapi sungguh ucapannya barusan memperkeruh keadaan dan membuat Naomi semakin menderita.

"apakah dia masih utuh? Apa dia masih perawan? Apa dia menggairahkan? ". Tutur Sehun lagi.

Naomi menatap Sehun sinis."keparat! di balik wajah tampannya ternyata dia hanya seorang pria mesum". Monolog Naomi.

Ayah naomi mengerutkan alisnya kemudian memandangi penampilan Sehun dari atas ke bawah ia tersenyum dan mengatakan " Aku jamin dia akan memuaskanmu Tuan, berani bayar berapa?".
Ayah Naomi tahu dari penampilan Sehun. Kalau Sehun adalah pria kaya, dan ia berfikir untuk mengambil keuntungan dari Sehun lebih.

"Bayar aku 15 juta yen dan kau akan mendapatkannya". Ujar Ayah Naomi tersenyum.

"Baiklah aku setuju, Cukup Berikan no rekeningmu padaku." Jawab Sehun.

Ayah Naomi langsung menyodorkan kertas yang berisi digit nomor rekening.
Sehun langsung menelfon sekretarisnya untuk segera membereskan transaksi mendadaknya ini.

Jual beli manusia!

Mudah saja bagi Sehun untuk mengeluarkan uang sebanyak itu. Toh perusahaannya tidak akan bangkrut mengingat usahanya dimana-mana saat ini.

"Ayah kumohon jangan jual aku pada lelaki ini, Ayah kumohon." rengek Naomi.

"Tidak Naomi! Ayah akan mati jika kau terus seperti ini. Terserah apa katamu kau tetap ikut tuan ini." Sahut Ayah Naomi menekankan. Tidak perduli bagaimana nasib putrinya ke depannya yang penting dia bisa hidup senang dengan uang 3 kali lipatnya ini.

Sehun menatap Naomi tersenyum.
Entah apa yang ada difikirannya sepertinya dia punya mainan baru.
Itu yang difikirkan Sehun saat ini.

"sekarang kau ikut aku." kata Sehun.

"hei, kemana kau akan membawaku?" jawab Naomi yang ditarik tangannya oleh Sehun.

"Tentu saja untuk membuatku bersenang- senang." Sahut Sehun.

Lidah naomi keluh, jantungnya berdetak hebat. Rasa Ketakutan menjalar di sekujur tubuhnya.

"Apa yang harus kulakukan ? Bahkan aku tak pernah berciuman. Apalagi aku harus melayaninya. Tidak! Tidak! Naomi jangan berfikir aneh-aneh tidak munkin dia menyentuhmu. Dia pria kaya dan tampan. Ya tuhan bahkan aku mengakuinya tampan. sadarlah Naomi, kau harus sadar!." Ucapnya sambil menepuk - nepuk kedua pipinya.

"Hey! apa yang kau lamunkan, kenapa masih termenung. Sadarlah kau itu sudah kubeli jadi kau harus tunduk padaku, Mengerti!" . Bentak Sehun.

Naomi merengut, apa boleh buat ia harus menuruti lelaki bernama Oh Sehun dulu saat ini. Sudah kalang malu juga di Cafe ia yakin Manajer yang memandang bengis kearahnya saat ini pasti akan memecatnya.

OH SEHUN

PARK CHANYEOL

Ini tulisan pertama aku
Jadi sorry banget kalo masih gak bagus dan ngawur
Ini hasil imajinasi aku yang tingkat hayalnya kelewat parah
Narasi dan EYD masih acak - acakkan harap maklum
See you next part😊

By :Alynsyah
Repost, 6 Agustus 2017
Repost, 7 Oktober 2018

Продолжить чтение

Вам также понравится

288K 22.3K 102
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
Adopted Child k

Фанфик

218K 33.2K 60
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
52.2K 2.2K 23
Highest rank: #1 Chanyeolfanfiction #1 Family Secret #3 Sugardaddy #4 FamilyProblem #7 wattpadromance #8 Deep #44 Kpopfanfic #85 Lovable Kumohon a...
857K 41.7K 40
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...