Remember You

By ichaalica

61.9K 5.3K 292

Demi apapun, Irene tak pernah ingin berurusan dengan seorang bad boy lagi. Ia tak ingin terus-menerus hidup d... More

Prolog
Unusual Thursday
Hello, Irene!
Another Side
Smoke
Broken
Espresso
Tell Me
A Trip to Busan
Haeundae Beach
Tentang Song Mino
Jangan Merindu
Konser
Hujan Punya Cerita
Butterflies
Give It A try
Hello, Mino
Love Letter
Epilog
Èvader

Kencan Dadakan

2.2K 219 16
By ichaalica

Irene terduduk dengan lesu di salah satu kursi di perpustakaan. Ia menatap lurus ke depan dengan pandangan kosong sebelum akhirnya merebahkan kepalanya di atas meja.

Sudah seminggu ini Irene benar-benar kurang tidur. UAS sebentar lagi, dan itu artinya perubahan jam biologisnya pun dimulai. Sebagian mata kuliahnya memiliki tugas akhir yang membutuhkan pengambilan data dan membuat proposal penelitian. Habislah sudah waktu tidur Irene, bahkan semalam ia tidak tidur sama sekali untuk mengerjakan tugas analisa film yang harus ia kumpulkan hari ini.

Sebentar lagi, Irene harus segera pergi ke daerah Incheon untuk melakukan pengambilan data bersama kelompoknya. Mereka berjanji untuk langsung bertemu di Incheon saja dibandingkan berkumpul terlebih dulu di kampus.

Irene memejamkan matanya, tak ingin benar-benar tertidur, karena ia tahu ia akan terlambat untuk berangkat jika ia tidur sebentar. Karena sebentarnya akan berubah menjadi kebablasan.

"Hey, belum pulang?" Irene membuka matanya perlahan dan mendapati Sehun duduk di sebelahnya. Gadis itu menggeleng dengan malas.

"Aku masih ada janji wawancara di daerah Incheon,"

"Jam berapa?"

"Jam 3," Sehun melihat jam tangan yang ia kenakan di pergelangan tangan kirinya. Saat ini jam menunjukkan pukul 1 lewat sedikit.

"Mau kuantar? Aku tidak ada kelas," Irene melotot menatap laki-laki yang lebih tua satu tahun darinya itu.

"Tidak! Kamu selalu bilang tidak ada kelas, padahal membolos," Sehun terkekeh pelan, ah pasti Chanyeol yang memberi tahu Irene. Awas saja si tiang listrik itu nanti!

"Tapi kali ini aku serius. Aku memang tidak ada kelas lagi. Mau lihat jadwalku, eoh? Aku punya bukti. Lagipula mungkin menyenangkan jalan-jalan ke Incheon,"

"Terserah padamu saja," Irene kembali menelungkupkan kepalanya di atas meja.

"Hey, Bae Irene. Kenapa kamu tidak pernah memanggilku dengan embel-embel sunbae atau oppa? Kenapa harus Sehun-ssi?" Irene hanya diam tak menjawab. Sehun bahkan menyenggol lengan Irene berkali-kali, mencoba mengganggu gadis itu, namun hasilnya nihil.

"Kenapa mendiamkanku?" Sehun memanyunkan bibirnya, yang tanpa sadar membuat beberapa mahasiswi di sekelilingnya berusaha menahan jeritan mereka.

"Ayo berangkat," Alih-alih menanggapi ucapan Sehun, Irene justru mengemasi barang-barangnya dan beranjak keluar dari perpustakaan.

"Tak bisakah kau bersikap sedikit manis padaku?" Sehun tanpa sadar menaikkan volume suaranya, membuat penjaga perpustakaan lagi-lagi menatapnya tajam, seakan ingin melahap Sehun hidup-hidup.

"O o," Sehun menampilkan cengiran lebarnya sebelum akhirnya membungkukkan badannya sekilas dan pergi menyusul Irene.

●○●

Saat ini Irene duduk dalam diam di samping Sehun yang tengah fokus menyetir. Jujur saja, Irene masih sangat mengantuk, bahkan sulit sekali rasanya untuk menjaga agar matanya tetap terbuka.

"Kalau mengantuk, tidur saja. Nanti akan aku bangunkan kalau sudah sampai," ujar Sehun yang menyadarinya. Oh tidak, tidak! Irene segera menggeleng mengelak ucapan Sehun. Masalahnya ia tidak merasa enak kalau tertidur. Sudah menumpang, tidur pula. Memangnya Sehun supir pribadinya?

Terlebih lagi Irene pernah tertidur dan meninggalkan Sehun menyetir seorang diri, bukan hanya ketika pergi ke Busan waktu itu saja, tapi ketika Sehun mengantarnya untuk mengambil data juga.

"Lebih baik Sehun-ssi berbicara terus atau mengajakku mengobrol,"

"Memangnya semalam kamu tidur jam berapa?"

"Aku tidak tidur,"

"Jinjja? Apa kau sedang sibuk?" Irene mengangguk pelan.

"Bukankah Sehun-ssi jurusan arsitektur? Apa tidak sedang sibuk juga?" Sehun terkekeh pelan menanggapi ucapan Irene.

"Yang sibuk itu mereka, aku tidak," Irene menaikkan sebelah alisnya, tak mengerti maksud Sehun.

"Sudahlah, tidak usah membahas tentang kuliah. Bagaimana jika kita membahas tentang dirimu saja eoh?"

Irene menoleh ke arah Sehun lalu menunjuk dirinya sendiri dengan telunjuk kanannya.

"Aku?"

"Iya. Apa makanan kesukaanmu?"

"Hmm aku suka es krim, galbijim, samgyeopsal, ah membicarakan makanan jadi membuatku merasa lapar. Bagaimana dengan Sehun-ssi?"

Sehun membulatkan kedua matanya? Ia tidak salah dengar kan? Irene bertanya balik padanya? Tentangnya?

"Hmm aku suka semua makanan. Aku juga sangat suka bubble tea. Lain kali aku akan mentraktirmu bubble tea,"

"Ah tidak usah. Bagaimana kalau aku yang mentraktir Sehun-ssi? Hitung-hitung sebagai balas budi,"

"Call! Yang penting pergi bersama," Sehun terkekeh sementara Irene mencebikkan bibirnya. Terserah dia sajalah.

●○●

Sehun menunggu di sebuah cafe yang ada di seberang gedung di mana Irene melakukan pengambilan data. Ia sengaja duduk di dekat jendela agar bisa melihat kalau Irene sudah selesai.

Sehun menegak jus alpukatnya hingga habis. Ini sudah minuman kedua yang ia pesan. Sudah lebih dari 2 jam ia menunggu dan belum ada tanda-tanda gadis itu akan selesai. Sehun bahkan berulang kali mengecek ponselnya, namun tak ada pesan masuk dari Irene. Sebuah pesan masuk malah dari si tiang.

Chanyeol
Eodiga?

Incheon

Chanyeol
Apa yang kau lakukan di sana?

Berkencan 👫

Chanyeol
Jangan bermimpi terus. Bangunlah

"Aish. Dia tidak percaya eoh? Aku bisa meluluhkan hati Irene. Lihat saja," ujar Sehun dengan kesal lalu kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku. Belum sempat ponselnya masuk dengan sempurna, benda persegi itu sudah kembali bergetar.

Irene
Apa kamu masih di Incheon?

Tentu saja. Mana mungkin aku meninggalkan gadis cantik sendirian kkk

Sehun segera membayar minumannya dan bergegas kembali ke gedung seberang, tampat Irene sudah menunggunya. Sehun bisa melihat gadis itu berdiri di lobby bersama teman-temannya yang lain. Ia menurunlan kaca mobilnya dan memberi isyarat pada Irene untuk segera masuk.

Irene melambai ke arah teman-temannya yang menatap Irene dengan iri. Siapa yang tak ingin dijemput oleh seorang lelaki tampan seperti Oh Sehun?

"Ya! Apa kamu selalu menggoda peremuan? Tak bisakah berhenti?" Tanya Irene tanpa basa-basi.

"Astaga aku tidak sedang menggodamu. Apa yang kukatakan adalah kenyataan. Kau cantik. Itu kenyataan. Aku tidak mungkin meninggalkanmu. Itu juga kenyataan," ujar Sehun menjelaskan.

"Terserah," ujar Irene singkat, padat, jelas. Gadis itu kemudian memasang sabuk pengamannya baru Sehun meluncur pergi.

"Mau menemaniku menonton?" Tanya Sehun tiba-tiba. Irene buru-buru menggeleng.

"Aku lelah, ingin istirahat,"

"Ayolah sekali ini saja. Ada film yang sangat ingin aku tonton. Begini, kau tak perlu membelikanku bubble tea, cukup menemaniku menonton hari ini. Bagaimana?"

"Aku lebih memilih membelikanmu bubble tea selama seminggu, Sehun-ssi," Sehun mencebikkan bibirnya, kecewa dengan jawaban Irene. Irene yang melihatnya hanya membuang nafas kasar.

"Arasseo. Hanya kali ini saja. Anggap saja ini sebagai rasa terima kasihku padamu," Wajah Sehun berubah ceria seketika.

"Assa! Bae Irene choigo!"

●○●

Irene merengek-rengek tak mau masuk ke dalam studio tempat pemutaran film. Pasalnya, ternyata film yang ingin ditonton Sehun adalah film horror. Irene benci film horror. Ia bahkan tak akan bisa tidur dan takut ke kamar mandi. Dulu ia pernah takut ke kamar mandi selama 2 minggu hanya karena menonton potongan film horror. Baru potongannya saja sudah 2 minggu!

Dengan segala cara, Sehun berhasil memaksa Irene untuk masuk dan duduk menikmati film horror itu. Sementara film baru akan dimulai, Irene sudah sibuk menyumpal mulutnya dengan popcorn, mencegahnya mengeluarkan kata-kata kasar untuk memaki Oh Sehun.

Sehun hanya bisa terkekeh melihat tingkah laku gadis yang duduk di sebelah kanannya itu. Ia mengacak-acak rambut Irene yang malah membuat Irene bertambah kesal, namun tak ada hal yang bisa gadis itu lakukan selain duduk diam dan mungkin ia akan menutup matanya sepanjang film.

Irene baru saja akan mengintip apa yang sedang ditayangkan di layar lebar itu ketika sebuah makhluk menyeramkan muncul tiba-tiba, membuat gadis itu berteriak kencang dan meraih tangan orang di sebelahnya. Irene menengadah dan mendapati seorang asing. Gadis itu buru-buru minta maaf dan duduk dengan normal.

"Berlindunglah padaku," Sehun meraih tangan Irene dan mengaitkannya di lengan kanannya. Irene justru memukul pelan lengan lelaki menyebalkan itu.

"Gara-gara siapa aku terjebak di sini eoh?" Sehun lagi-lagi hanya terkekeh pelan dan kembali menikmati filmnya. Sepanjang sisa film, Irene memutuskan untuk tidak membuka matanya lagi. Tingkah lakunya itu justru malah membuatnya tertidur nyenyak.

"Jalja," bisik Sehun yang menyadari Irene sudah tertidur lelap. Ia membelai puncak kepala Irene sekilas sebelum kembali fokus pada layar lebar di hadapannya.

●○●

"Hmmm masitda!" Ujar Irene yang sedang asyik menikmati kimchi jjigaenya. Sehun hanya tersenyum geli melihat tingkah gadis di hadapannya itu.

"Makanlah yang banyak, supaya badanmu lebih berisi," Sehun menaruh nasi ke dalam sup Irene dan mengaduk-aduknya.

"Aigoo makanku sudah sangat banyak. Kalau aku makan lebih banyak lagi, yang ada aku tak punya tabungan untuk masa depan," sahut Irene lalu mencebikkan bibirnya.

"Tenang saja. Aku akan bekerja keras dan memastikan kamu hidup berkecukupan," Irene mendesis pelan, mengerti maksud dari kalimat Sehun.

"Yakin sekali kau, tuan Oh?"

"Tentu saja. Aku selalu yakin. Aku yakin sekali kita berdua akan berakhir di pelaminan,"

Irene terbatuk mendengar ucapan Sehun yang entah adalah gurauan atau memang serius. Sehun segera menyodorkan segelas air kepadanya yang segera tandas.

"Heol. Kurasa kau sedang tidak waras,"

"Memang. Aku tak pernah waras kalau sudah menyangkut tentang kamu. Kamu itu bagaikan candu, tahu?"

"Aish, berhenti menggodaku!" Irene memasukkan sesuap nasi dan sup ke dalam mulutnya dengan kesal.

"Ah! Panas!" Ujarnya tak jelas seraya mengipas-ngipas mulutnya. Sehun lagi-lagi hanya tertawa. Ah, tampaknya setiap tingkah gadis itu selalu membuatnya tertawa. Bahkan melihatnya saja mampu membuat Sehun tak berhenti tersenyum.

Mungkin, seperti inilah orang-orang yang sedang jatuh cinta rasakan.

~//~

Continue Reading

You'll Also Like

500K 37.2K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
196K 9.6K 31
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
40.8K 3.3K 30
Naras Prameswari sungguh sebal dengan pacar jarak jauhnya yang workaholic dan justru menyerahkan tanggung jawab menyiapkan pernikahan sahabat mereka...
957K 120K 40
Sebagai putra sulung, Harun diberi warisan politik yang membingungkan. Alih-alih bahagia, ia justru menderita sakit kepala tiada habisnya. Partai ya...