My Boy

oktober09 által

616K 36.6K 3K

[RE-POST] TANPA PERUBAHAN APAPUN Több

chapter 1
chapter 2
chapter 3
chapter 4
chapter 5
chapter 6
chapter 7
chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
chapter 23
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
New Story

Chapter 24

20.8K 1.5K 145
oktober09 által

"Ya ampuuuun gue gemeteran ini," Prilly menggenggam tangan Devia erat.

"Sama Pril," sahut Devia tak jauh berbeda dari Prilly.

Kedua gadis itu saling berpegangan tangan, menguatkan hati masing-masing, berusaha berpikir positif.

"Tenang aja lah," Arka datang bersama Nio, kedua pria itu terlihat sangat santai.

"Kita pasti lulus," seru Nio bersemangat.

Setelah berjuang selama tiga tahun, dan puncak nya adalah hari ini, hari dimana mereka akan mendengar pengumuman hasil perjuangan mereka. Dan hari dimana Ali akan mengenalkan diri nya sebagai pemilik sekolah yang baru.

"Perhatian semua nya, di harapkan seluruh siswa untuk berkumpul di aula karena sebentar lagi acara akan dimulai," seruan sebuah suara membuat keempat sahabat itu saling pandang, terlihat jelas di wajah mereka menunjukan kecemasan, jantung mereka berdetak tak beraturan.

"Harus yakin," seru Arka begitu semangat.

Mereka berempat berjalan masuk ke dalam aula, duduk di tempat yang sudah di sediakan. Seluruh siswa terlihat begitu bahagia menanti pengumuman akhir perjuangan mereka. Mata Prilly mengitari sekitar, senyum nya merekah begitu melihat kekasih ajaib nya berjalan masuk kedalam aula.

Pembawa acara mulai membacakan suunan acara, berlanjut dengan kata sambutan dari kepala sekolah. Hingga acara yang di tunggu-tunggu tiba, pengumuman kelulusan dan perkenalan Ali.

"Selamat untuk seluruh siswa, kalian lulus seratus persen." Seruan di atas panggung disambut sorakan bahagia seluruh siswa. Arka, Nio, Devia, dan Prilly berpelukan bahagia.

"Peraih nilai tertinggi akan di bacakan oleh pemilik sekolah kita yang baru, untuk Tuan Ali saya persilahkan," suara di atas membuat Prilly tersenyum sangat manis, apalagi saat melihat wajah kekasih ajaib nya muncul di atas panggung.

Prilly terlihat begitu bahagia melihat Ali. Tapi tidak dengan orang tua Prilly, mereka shock melihat Ali. Pasalnya, yang mereka tau Ali hanya memimpin perusahaan milik orang tuanya. Bayu dan temen sekelas Prilly yang lain begitu tak percaya dengan apa yang mereka lihat. Sosok pria tampan yang mereka yakini pacar Prilly itu jauh dari apa yang mereka bayangkan. Anak kuliahan? Mungkin Bayu benar tapi untuk sekarang dan seterus nya pria penggenggam hati Prilly itu adalah penguasa di sekolah ini dan penguasa di dunia bisnis. Pasalnya tepat sebulan setelah Prilly pingsan waktu itu Ali wisuda. Itu artinya ia sudah mendapat gelar nya dan bukan lagi anak kuliahan yang di anggap remeh oleh Bayu.

"Dia yang mau lo saingin? Beeeh jauh," Arka tertawa jahat di samping Bayu, memandang Ali bangga.

"Perkenalkan nama saya Ali Pratama, baik lah saya akan membacakan nama siswa yang memperoleh nilai tertinggi," suara Ali terdengar begitu tegas. Ia sengaja tak menyebut nama kepanjangan agar tidak ada yang tau hubungan Tia dengan diri nya.

"Amelia Prilly Dinata," seru Ali begitu lantang dengan senyum maut nya.

"Aaaarrrrgghhhhhh!!!" jerit Prilly membeku di tempatnya, ia mengguncang tubuh Devia begitu bahagia.

"Ayo Pril, sini." suara Ali kembali terdengar saat Prilly tak kunjung maju ke depan.

"Serius 'kan," ucap Prilly terlihat begitu tak percaya.

"Iya serius." Ali sampai tertawa melihat wajah shock kekasih nya. Pria tampan itu menggigit bibir bawah nya.

"Nggak percaya," ujar Prilly menggelengkan kepala nya membuat seisi aula tertawa tak terkecuali guru yang sedari tadi menahan tawa kini melepaskan tawa mereka. Sosok yang begitu di takuti ini bertingkah sangat konyol.

"Ya udah, Arka aja kalau gitu yang dapet nilai tertinggi," sahut Ali masih dengan tawa nya.

"Wiiiiihhh berarti gue yang jalan-jalan," seru Arka bersiap maju ke depan.

"Eh nggak ada, gue yang berjuang. Awas lu," jerit Prilly menarik kerah baju Arka.

Gadis cantik itu berjalan, naik ke atas panggung. Senyum nya tak pudar sama sekali. Begitu sampai di depan Ali hampir saja ia memeluk tubuh kekasih ajaib nya itu saking bahagia nya jika tak mengingat mereka tengah menjadi pusat perhatian.

"Selamat ya," ucap Ali dengan senyum nya.

"Makasih," ucap Prilly balas tersenyum.

Gadis cantik itu menerima hadiah yang sudah di siapkan, menyalami semua guru tak terkecuali Ali yang tersenyum jahil saat Prilly mencium tangan nya. Setelah Prilly selesai menyalami nya, pria tampan itu menujuk pipi nya membuat Prilly melototkan mata hazel nya.

"Assalamualaikum, selamat pagi semua nya. Huuhhfff sumpah nggak nyangka bisa dapet nilai segini. Makasih buat semua guru yang udah ngasi ilmu dan pelajaran berharga buat saya selama tiga tahun ini, makasih buat semua nya. Maaf juga kalau saya sering buat masalah, terutama buat orang-orang yang pernah bermasalah sama saya, saya minta maaf yang sebesar-besarnya. Maaf jika ada sikap saya yang kurang berkenan. Saya hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Ma, Pa ini buat kalian. Nio, Arka, Devia makasih udah mau tetep jadi sahabat gue dan terakhir Ali, makasih udah selalu dukung aku dan merubah dunia aku jadi kayak sekarang, terima kasih." ucapan terima kasih Prilly di sambut tepuk tangan meriah, apa lagi ucapan terakhir Prilly membuat seluruh siswa berpandangan tak terkecuali guru yang shock saat sadar yang di maksud Prilly adalah sang pemilik sekolah. Pasalnya saat mengucapkan itu Prilly menoleh ke arah Ali yang berdiri tak jauh dari nya dengan senyum manisnya yang di bala Ali dengan senyum maut nya.

"Yeeeeyyyyyy jalan kita," seru Arka lantang.

"Gue doang, lu mah kagak!" ketus Prilly menjulurkan lidah nya meledek.

"Eh nggak bisa gitu, orang gue juga lulus, ya gue ikut juga," sahut Arka sengit.

"Sebagai hadiah kelulusan kalian, saya mengadakan tour untuk kedua kali nya," sahut Ali lantang di sambut sorakan bahagia semua nya.

"Kemana?" teriak Devia.

"Terserah, suara terbanyak itu yang kita kunjungi," jawab Ali tersenyum sangat manis.

"Ke Bali," teriak Nio di setujui hampir seluruh siswa.

"Ah nggak ah," gumam Prilly pelan,

"Kamu beda sayang," bisik Ali mesra.

"Kok beda?" tanya Prilly menoleh ke arah Ali yang sudah berdiri di samping nya.

"Kita berdua liburan ke tempat lain, mereka biarin ke situ. Oke! Kita ke Bali ya," setelah menjawab ucapan Prilly, Ali kembali berseru mengumumkan tempat yang akan mereka kunjungi.

Prilly turun dari panggung, menghampiri kedua orang tua nya yang terlihat begitu bahagia, ia memeluk dua orang yang begitu berjasa dalam hidup nya.

"Selamat sayang, kamu hebat." Sang Papa mengecup kening anak nya begitu bangga.

"Serisu Pril, Ali yang punya sekolah ini?" Sang Mama menatap anak nya meminta jawaban.

"Iya dong, hebat kan. Pacar Bie gitu loh," seru Prilly begitu bangga, ia menaik turunkan alis nya membuat kedua orang nya tertawa melihat tingkah anak mereka.

"Permisi, ganggu sebentar boleh?" suara seseorang menyentak ketiga nya.

"Kenapa Mas?" tanya Prilly tersenyum jahil begitu melihat orang yang menghampiri nya.

"Mau minta izin Mbak," sahut orang itu begitu manis.

"Izin apa?" tanya Prilly.

"Izin bawa bidadari nya pergi sebentar," jawab orang itu menatap Prilly mesra.

"Aaarrrgghhh dari tadi mau meluk," seru Prilly tanpa sungkan memeluk tubuh Ali di depan kedua orang tua nya. Ya, orang yang datang tadi adalah Ali. Bersandiriwara seolah tak mengenal dan berakhir kalimat menyejukan hati.

Melihat tingkah pasangan di depan mereka, kedua orang tua Prilly ikut tersenyum, merasa begitu bahagia saat melihat anak mereka sudah menemukan pria tampan yang bisa memberi kebahagiaan yang begitu besar. Merasa beruntung mendapatkan Ali yang akan menjadi calon suami Prilly kelak.

"Selamat ya, minta hadiah apa?" Ali merangkul Prilly begitu kekasih nya itu melepas pelukan nya.

"Liburan sama kamu," seru Prilly ceria.

"Emang udah izin sama Papa?" tanya Ali membuat Prilly langsung mengalihkan pandangan nya ke arah sang Papa yang langsung mengangguk tersenyum.

"Udah di izinin," sahut Prilly kembali memandang Ali.

"Ya udah, kita ikut yang lain aja dulu. Entar baru pergi liburan lagi," ucap Ali membuat senyum Prilly semakin lebar.

"Kamu nggak sibuk Li?" pertanyaan yang terlontar dari mulut Papa Prilly membuat anak nya memandang Ali cemas.

"Nggak kok Pa, bisa lah di atur," sahut Ali membuat Prilly mengecup pipi nya kilat.

"Aduuuuh Pa, kita pulang aja kayak nya. Anak kita itu manja nya kebangetan ya," seruan sang Mama membuat wajah Prilly memerah, ia tersenyum malu menatap Mama nya.

"Ya udah, kita pulang duluan," pamit Papa Prilly.

"Foto dulu!!!" teriakan sebuah suara menghentikan langkah orang tua Prilly yang sudah melangkah menjauh.

Devia berlari membawa kamera di tangan nya, di ikuti Arka dan Nio yang berlaridi belakang gadis itu.

"Ayo foto," seru Devia membuat kedua orang tua Prilly kembali mendekati anak nya.

Selesai berfoto kedua orang tua Prilly berpamit pulang, sedang kan mereka berempat kembali berfoto dengan berbagai gaya.

******

"Huhhhfffff akhir nya sampe," seru Prilly menghempaskan tubuh nya di atas kasur.

"Capek banget gue," seru suara lain ikut menghempaskan tubuh nya disamping Prilly.

"Kak Prillyyyyyy!" seruan lain kembali terdengar, menyentak Prilly yang baru saja memejamkan mata nya.

"Hah ya?" gadis cantik itu bangun dari rebahan nya, memang gadis cantik di depan nya lembut.

"Tia tidur di sini ya," izin gadis itu duduk di samping Prilly.

"Nggak tidur sama Abang?"

"Nggak ah, tidur sama Abang mah bosen." sungut Tia memajukan bibir nya.

"Lah kenapa? Abang lu ngebosenin yak." celutuk Devia yang masih berbaring di samping Prilly.

"Yeee enak aja lu ngomong, pacar gue tu." seru Prilly menimpuk kepala Devia dengan bantal yang ada di dekat nya.

"Lah! Gue kan nanya,"

"Bukan ngebosenin kak, kalau sama Abang Tia nya berasa sendiri. Baru sampe aja Abang udah sibuk kerja Tia nya cuman diem nggak jelas." ralat Tia yang memang benar ada nya.

Mereka baru sampai setengah jam yang lalu dan Ali sudah di sibukan dengan pekerjaan nya. Liburan bukan berarti Ali lepas tugas, banyak pekerjaan yang harus di selesai kan, itu lah yang membuat Ali membawa semua pekerjaan nya.

"Abang kerja?" tanya Prilly cepat.

"Iya---"

"Pril, kemana lo?" teriak Devia yang kaget melihat Prilly berlalu begitu saja tanpa sepatah kata pun. Tia sampai menghentikan ucapan nya melihat gerakan Prilly yang tiba-tiba.

"Sayang," Prilly masuk ke kamar hotel yang di tempati Ali.

"Eh ya," Ali yang sibuk dengan laptop nya mendongak kaget melihat kehadiran Prilly.

"Kamu sibuk?" Prilly berjalan menghampiri kekasih ajaib nya itu.

"Ada kerjaan dikit, kenapa? Kamu mau jalan-jalan?" Ali menutup laptop nya dan menyimpan nya di sisi lain tubuh nya. Menatap Prilly dengan senyum lembut nya.

"Kalau sibuk kenapa tetep ngajak liburan? Aku nggak papa kok nggak jadi liburan," ucap Prilly pelan, nada suara nya terdengar tak enak.

"Ini kan liburan sekolah sayang, nggak papa kok," sahut Ali menarik kepala Prilly agar bersandar di dada nya.

"Tapi kalau sibuk ya jangan aja,"

"Aku nggak sibuk,"

"Kalau nggak sibuk, nggak mungkin kerjaan nya di bawa," sahut Prilly datar.

"Iya deh iya, maaf ya. Kerjaan aku tinggal dikit, jadi di bawa aja dari pada entar pulang tambah numpuk," balas Ali mengecup pelipis Prilly.

"Aku nggak marah, cuman kasian aja sama kamu yang harus ninggalin kerjaan cuman buat liburan kayak gini. Mending juga kamu kerja kan di kantor." ujar Prilly membuat Ali tersenyum senang.

"Udah hampir selesai kok. Sekarang kan udah sampe ni, kita jalan-jalan aja gimana?" ajak Ali, Prilly mendongak ke arah nya.

"Mending istirahat dulu, aku tau kamu capek. Tadi dari kantor langsung berangkat kan. Entar malem baru ajak yang lain ke pantai bareng." sahut Prilly yang sadar kekasih ajaib nya itu perlu istirahat untuk sekarang.

Tadi sebelum berangkat ke Bali Ali memang menyempatkan diri ke kantor terlebih dulu, karena memang Ali, Tia, Prilly dan ketiga sahabat nya berangkat jam 1 siang. Sedangkan siswa lain sudah berangkat dari pagi.

"Nggak papa?" tanya Ali memastikan.

Jika boleh jujur Ali memang sangat lelah sekarang, tapi demi Prilly ia rela menghabiskan waktu istirahat nya untuk menemani kekasih nya itu berkeliling kemana pun yang ia mau. Tapi seperti nya kekasih Ali itu tau kondisi pacarnya yang kelelahan.

"Iya nggak papa, kamu tidur ya. Aku ke kanar dulu," Prilly berniat berdiri tapi dengan cepat tangan nya di tahan oleh Ali.

"Tidur di sini aja sama aku," ucap Ali terdengar memohon.

"Nggak enak sama yang lain, apa kata mereka entar kalau liat aku keluar dari kamar kamu," sahut Prilly.

"Kenapa mikirin mereka? Toh kita nggak ngapain-ngapain disini. Nggak ngelakuin hal kotor. Kan cuman tidur biasa," balas Ali santai.

"Tapi pikiran mereka pasti aneh sayang," ucap Prilly yang takut nama Ali akan jelek dimata siswa lain jika melihat Prilly keluar dari kamar Ali.

"Mereka bukan orang tua kita, buat apa di pikirin. Kita hidup bukan buat mereka. Terserah mereka mau ngomong apa, semua nya nggak bakal ngaruh buat hidup kita. Sejak kapan sih kamu mikirin pendapat orang lain." sahut Ali yang sama sekali tak peduli dengan pendapat orang lain tentang hidup nya.

Menurut pengusaha tampan itu, apapun yang ia lakukan tidak ada hubungan nya dengan semua orang selama hal itu tidak merugikan orang lain.

"Ya udah deh iya iya," sahut Prilly akhir nya.

Gadis cantik penggenggam hati Ali itu ikut berbaring di samping kekasih nya, menikmati dekapan hangat yang selalu berhasil memberi nya kenyamanan.

Olvasás folytatása

You'll Also Like

174K 8.9K 23
Hanya sebuah kisah yang terjadi dalam kehidupan di keluarga Eza, suka duka yang tercipta dalam keluarga tersebut. hanya sebuah cerita ringan tanpa k...
172K 17.5K 68
FREEN G!P/FUTA • peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...
3.2K 156 5
" Giaaa , SEJAK KAPAN KAKAK LO UDH BALIK DARI JOGJA " -Ara " heh gila lu suka sma ank kuliahan , lu masih bocah SMA kelas 1 ara " -Tika " masih demen...
5.6K 621 43
Kezi yang tidak berani menyatakan perasaannya terhadap aldo hanya karena takut jika ia menyatakan perasaanya aldo menghindar padanya. SIFAT ITU YANG...