Good Wife

De LeeHara01

786K 57.3K 3.6K

Jeon jungkook namja berusia 25 tahun yang merupakan pewaris jj corp, dia dianugerahi wajah tampan dan kecerda... Mais

1
2
3
4
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Cast ff terbaru
20
21
22
23
24
25 jungkook
26 Yeri
27
28
29
30 (End)

5

28.2K 2.3K 30
De LeeHara01

Happy Reading^^

Author pov.

"Putuskan dia". Pinta jungkook yang kini mendapat tatapan tajam yeri.

"Aku tak mau tidur seranjang denganmu, kau tidur di sofa". Timpal yeri datar mengalihkan pembicaraan.

Yeri melempar bantal untuk jungkook ke sofa lalu merebahkan tubuhnya diranjang.

Bukanlah jeon jungkook jika mau mengalah.

"Kau yang tidur di sofa". Jungkook menghampiri yeri yang sudah menutup matanya.

"Baiklah". Bukannya tidur di sofa, jungkook malah merebahkan tubuhnya disamping yeri dan memeluk pinggang gadis itu.

Tak lama jungkook sudah mendengkur dan semakin memeluk erat yeri, menganggapnya guling kesayangannya yang benar-benar nyaman untuknya, tapi tidak bagi yeri.

"Jungkook-a lepas, kau berisik sekali huh".

Yeri sudah tak tahan, kini ia berusaha melepas pelukan jungkook di pinggangnya.

"Aku akan tidur di sofa saja, jadi cepat lepaskan". Pinta yeri yang kini berhasil melepas pelukan jungkook.

"Dasar suami menyebalkan". Eluh yeri lalu merebahkan dirinya di sofa.
.
.
.
.
Yeri bangun lebih dulu dan mendapati tubuhnya terbalut selimut yang semalam belum ada, dia langsung melirik ke ranjang tepatnya ke sosok yang masih terlelap di atas ranjang.

Suaminya itu tidur tanpa selimut, tanpa sadar kini senyumnya mengembang, ia juga baru menyadari ketampanan yang suaminya miliki.

Drrtt....

Ponsel jungkook bergetar, yeri melihat nama pengirim pesan yang tertera di layar ponsel, dan langsung dibaca olehnya.

From : nayeon

Chagya, aku sudah sampai di jepang. Kapan kau akan menemuiku?.

Yeri melirik jungkook yang terlihat akan segera membuka matanya, jadi ia mengembalikan ponsel jungkook ke tempat semula.

"Bangun jungkook-a, hari ini kita akan membeli pakaian". Pinta yeri sedikit berteriak sebelum memasuki kamar mandi.
.
.
.
.
.
Jungkook dan yeri kini berjalan-jalan di sebuah pusat perbelanjaan, keduanya menjadi pusat perhatian saat ini.

"Jungkook-a, mereka melihatku dengan tatapan seperti itu".

Yeri tentu menyadari itu dan segera menyusul jungkook yang berada di depannya.

"Kau saja yang terlalu percaya diri". Ucap jungkook tak memperdulikan ucapan istrinya dan malah mempercepat langkahnya.

Yeri memang merasa tak nyaman dengan pakaian yang ia pakai, mungkin ini penyebab ia menjadi bahan perhatian para namja yang melihatnya.

Jungkook kembali menghampiri yeri dan memeluk pinggangnya, menunjukan pada para namja itu bahwa yeri adalah miliknya.

"Ini semua salah saeron, namja idung belang itu jadi seenaknya melihat lekuk tubuh istriku".

Jungkook menatap yeri yang terlihat lega sekarang, ia merasa di lindungi.

Keduanya kini tengah memilih pakaian di sebuah department store.

"Yeri-a, pakai ini kumohon". Pinta jungkook sambil menunjukan sebuah gaun selutut berwarna abu-abu dengan motif bunga-bunga.

"Aku sudah mendapatkan banyak pakaian, ini sudah cukup sampai pulang nanti". Tolak yeri sambil memperlihatkan pakaian yang telah ia pilih pada jungkook.

"Aku punya banyak uang, berapapun pakaian yang ingin kau beli, aku bisa membayarnya". Ucap jungkook tak menerima penolakan yeri.

"Kalau begitu, belikan saja untuk nayeon". Ucap yeri lalu melangkah pergi meninggalkan jungkook.

Author pov end.

Jungkook pov.

Aku menatapnya yang kini berjalan di depanku, sedikitpun ia tak mau menatapku dan tetap melangkah sesuai dengan keinginannya dan aku seorang jeon jungkook malah menurutinya.

"Yakk, kenapa kau yang marah padaku eoh?". Ucapku sembari mencengkram pergelangan tangannya.

"Pikirkan saja kesalahanmu". Ucapnya datar dengan melepas paksa tanganku.

Dia kembali melangkah meninggalkanku, sungguh aku tak tahan dengan sikap dinginnya itu.

Seorang jeon jungkook mempunyai seribu cara untuk meluluhkan wanita.
.
.
.
.
Kulihat yeri tengah kebingungan mencariku di tengah-tengah orang-orang yang tengah berlalu lalang.

"Hai nona cantik".

Aku menghampirinya dengan sebuah kostum kelinci abu-abu membalut seluruh tubuhku kecuali wajahku, sembari memberikan sebuah balon hati padanya.

"Jangan marah yeri-a, maafkan aku". Ucapku sembari menunjukan gigi kelinci andalanku.

Kulihat dia tersenyum lebar dan mengambil balon hati itu di tanganku, aku peluk tubuh mungilnya.

Ku rasakan orang-orang memperhatikan kami, seketika kami menjadi pusat perhatian.

"Jungkook-a, ayo kita pergi". Ajaknya mendongkak ke wajahku.

Aku menggenggam tangannya dan berlari dengan susah payah meninggalkan kerumunan orang-orang itu.

Kami kini berada sebuah bangku, senyumnya terus ia ukir di bibirnya sembari memperhatikan balon hati itu.

"Aku ingin es krim, rasa vanilla". Ucapnya menyadarkan lamunanku dari kekagumanku dengan senyum manisnya itu.

"Dasar bocah".

Entah mengapa aku ingin terus dia tersenyum, jadi aku menuruti saja permintaannya.

"Kalau kurang, beli sendiri sana". Ucapku lalu memberinya se-cup es krim rasa vanilla pesanannya.

Kami memakan es krim itu bersama, yeri ingin mencoba es krim coklat milikku, jadi kami saling menyuapi masing-masing.

"Kau sedang menggodaku ya".

Kulihat di bibirnya terdapat sisa es krim, dia terlihat tak mengerti dengan ucapanku.

"Apa mak-".

Belum sempat ia menyelesaikan ucapannya, aku sudah melumat bersih es krim di bibirnya.

Ku menatapnya yang terlihat sangat terkejut, aku menyukai ekspresinya saat ini.

Ku lingkarkan tanganku di pinggangnya dan kembali melumat bibirnya, tapi kini lebih menekan.

Aku ingin kegiatan ini berlanjut, tapi sayangnya kami berada di tempat umum sekarang, terpaksa aku harus menyudahi ini.

Kami sedang berjalan pulang ke hotel, maksudku hanya aku yang berjalan, karena sekarang yeri sudah tertidur pulas di punggungku.

Ku rebahkan tubuhnya di ranjang tak lupa membalutnya dengan selimut dan perlahan ku ambil balon yang masih di genggam erat olehnya.

Ku tatap wajah polosnya yang sangat menggoda imanku.

Hanya aku yang boleh memilikinya, itu yang ada di pikiranku saat ini.

Ku rebahkan tubuhku di sampingnya, sungguh sekarang aku tak bisa berhenti tersenyum karenanya.

"Selamat malam istriku". Bisikku sembari memeluknya.
.
.
.
.
.
Keesokan paginya....

Ku buka mataku perlahan, dan langsung di suguhkan oleh pemandangan indah di hadapanku.

Istriku tengah mengeringkan rambutnya yang basah dan terlihat seksi bagiku.

"Suamimu sudah bangun". Ucapku membuatnya melirik ke arahku.

"Lalu?". Ucapnya dengan senyum tipis lalu mengalihkan pandangannya lagi, dia tak mengerti atau pura-pura tak mengerti dengan kode yang kuberi.

"Morning kiss".

Ucapku dengan senyuman lebar, ku harap ia akan memberinya.

Benar saja, kini ia tengah berjalan kearahku, segera ku menutup mata dan ku pajukan bibirku.

Cupp...

Dugaanku salah, bukan bibirku yang menjadi sasarannya, melainkan hidungku yang malah ia cium.

"Ish, menyebalkan". Eluhku dengan menghempas kasar selimut dan masuk ke dalam kamar mandi.

Kulihat ia hanya terkekeh dengan sikapku.

Saat keluar kamar mandi, yeri menunjukan sebuah kejutan yang tak pernah ku pikirkan.

Yeri memakai gaun yang aku belikan kemarin, kini ia tersenyum manis untukku.

"Omo, cantiknya". Pujiku sambil menghampirinya dan ku lingkarkan tanganku di pinggangnya.

Ku kecup bibirnya beberapa kali, kali ini yeri tak terkejut dengan sikapku, mungkin ia sudah mulai terbiasa.

"Apa kau sudah terbiasa melakukan ini pada nayeon?". Tanyanya dengan melepas pelan pelukanku.

"Jangan bawa-bawa nayeon jika kita sedang bersama". Ucapku yang tak di hiraukan olehnya.

"Yeri-a, jangan acuhkan aku". Pintaku sambil memegang kedua bahunya.

"Sebaiknya kau segera bersiap, kita akan pergi suatu tempat". Ucapnya berjalan ke arah lemari.

Ia mengambil sebuah kemeja hitam lalu memberikannya padaku.
.
.
.
.
jungkook pov end.

Author pov.

Keduanya kini tengah menonton sebuah film di bioskop, yeri begitu fokus pada film, tapi tidak bagi jungkook.

Jungkook terus memperhatikan wajah istrinya, tampaknya wajah yeri lebih menarik dibanding film yang tengah ia tonton.
.
.
.
"Yeri-a ini sudah sore, ayo pulang". Ajak jungkook menggenggam tangan yeri.

"Kau pulang saja sendiri". Tolak yeri melepas genggaman tangan jungkook dan melangkah pergi.

"Kau pikir aku akan pulang tanpamu, ayo cepat pulang ". Jungkook terus memaksa yeri untuk menuruti perintahnya.

"AKU BILANG AKU TAK MAU". Teriak yeri melepas kembali tangan jungkook, kali ini dengan paksa.

Jungkook menatap heran kepergian yeri yang berlari meninggalkannya.
.
.
.
Jungkook terus mencari-cari keberadaan yeri disekitar taman yang tak jauh dari tempat mereka berpisah.

Langkahnya terhenti ketika melihat sosok yang ia cari tengah berpelukan dengan namja lain.

Kedua tangannya mengepal penuh amarah, jungkook tak akan membiarkan orang lain menyentuh miliknya.

Jungkook melepas paksa pelukan yeri dan hyunkyung, dan memberi sebuah pukulannya pada wajah hyunkyung.

"Jangan sentuh istriku lagi, jika kau tak mau berurusan dengan jeon jungkook". Ancam jungkook kembali memukul hyunkyung.

Terlibat perkelahian antara mereka, keduanya saling memukul, sedangkan yeri terus berusaha melerai mereka.

"BERHENTI JEON JUNGKOOK".

Yeri sudah tak tahan lagi, ia berteriak agar jungkook mau mendengarnya.

"Jadi kau menolak pulang untuk menemuinya hah?". Tanya jungkook geram kini menghampiri yeri.

"Kau istriku, kim yerim". Jungkook menatap tajam yeri yang juga tak mau kalah menatapnya.

Jungkook kembali menghampiri hyunkyung untuk memukulinya lagi.

"Aku kesini untuk memutuskan hubunganku dengan hyungkyung oppa".




TBC#

Maaf typo
&
Banyak kata-kata yang mengandung unsur dewasa.

Jangan lupa tinggalkan
Vote
&
Comment

Thanks
=)

Continue lendo

Você também vai gostar

702K 45.2K 32
Semua orang mengira Saka Aryaatmaja mencintai Juni Rania Tanaka, namun nyatanya itu kekeliruan besar. Saka tidak pernah mencintai Rania, namun menola...
3.1K 285 6
"Aku akan jadi pengantinmu saat dewasa nanti"
32K 4.5K 27
"Tenang saja Yerin tidak akan ingat kalian, Yerin disuntik serum penghilang ingatan sejak dia mengalami peristiwa yang membuatnya berantakan, orang t...
448K 46.8K 42
[COMPLETED]✓ "Dengar baik-baik. Aku tak pernah mengharapkan pernikahan ini. Aku menikahimu hanya karena keterpaksaan. Jangan berharap lebih akan pern...