Don't Call Me 'Akage'!

By feliciaputri31

242 34 12

Berawal dari rambut merahnya, Lainne harus menumpuk amarah pada orang yang sama setiap harinya. Ia yang awaln... More

Prolog
One
Two
Three
Four
Five
Six
Seven
Eight
Nine
Ten
Eleven
Twelve
Fourteen
Fifteen
Sixteen
Seventeen
Eighteen
Epilog

Thirteen

4 1 0
By feliciaputri31

"Walau kau teriak begitu kencang, tapi wajahmu tidak terlalu terkejut." Ujar orang yang duduk di depannya itu. "Kau sudah bisa menduga?"

"Aku terus berkata hal ini mustahil. Tapi ternyata kau memang..." sahut Lainne tergagap.

Mereka berdua terdiam. Orang itu menatap wajah bingung Lainne yang tidak tahu harus berkata apa. "Kau tak ingin bertanya apapun padaku?"

Lainne mengangguk, tapi suaranya tetap belum keluar. Akhirnya ia meminum Cappuccino-nya sampai habis baru ia bisa bersuara.

"Kenapa?"

"Wah, satu kata tanya bisa kujawab berjam-jam. Singkatnya saja ya?" Sahut orang itu. "Karena aku tertarik padamu, lalu bertepatan dengan orang tuamu bercerai. Aku ingin melihat wajah kesalmu lagi, karena selama beberapa hari itu walau sudah kuejek berkali-kali sepedas apapun, kau sama sekali tidak berekspresi. Setelah kau berteman dengan Shanks, rautmu kembali. Jadi kuputuskan untuk meneruskan tokoh Shanks ini."

Lainne terdiam manggut-manggut. "Jadi begitu." Itu alasannya bagaimana Shanks bisa mengetahui semua keadaanku, timing hiburannya dan bantuannya pun pas. Begitukah Tetsuya?

Lainne memainkan ponselnya yang mati di tangan. "Jadi, apa sekarang aku masih bisa mengirim e-mail?"

"Pada Shanks? Untuk apa kalau kau sudah punya yang asli? Lagipula kau tahu aku memalsu gaya bicara Shanks." Sahut Tetsuya.

"Meski begitu, tidak bisakah?"

Tetsuya nyengir. "Bisa saja. Well, tapi sebenarnya kalau ada masalah, aku akan lebih senang kalau kau bisa memanggilku saja. Bukannya Shanks."

Lainne mengangguk. "Tentu saja."

Jarum jam berdetik, memutari angka satu sampai dua belas berkali-kali, namun Lainne tidak juga berdiri, membuat Tetsuya juga enggan pergi.

Tiba-tiba Lainne mendengar sebuah suara, Let's tell him. Everything.

"Tetsuya."

"Hm?"

"Aku akan pergi ke Perancis." Ujar Lainne. "Dan aku tak tahu kapan aku akan kembali."

"Untuk apa?"

"Singkat cerita, ada seorang wanita sedang berlibur ke luar negeri, dan ia bertemu dengan seorang pria lokal. Pria itu begitu baik sehingga ia terpikat dan mereka menikah walau keluarga wanita itu menolak mati-matian." Ujar Lainne panjang lebar. "Dari pernikahan mereka, lahirlah seorang anak perempuan dan mereka hidup bahagia. Kurasa dari sini kau tahu ceritanya."

"Cerita Papa Mamamu. Dan dirimu." Balas Tetsuya.

Lainne mengangguk. "Mamaku orang Perancis, berasal dari keluarga kaya. Nenekku pemegang saham banyak perusahaan Perancis dan beberapa perusahaan internasional lain. Ia juga salah satu garis keturunan konglomerat di sana."

"Wah, itu berarti kau juga?"

"Tidak. Aku hanya Eguchi Lainne, seorang siswi SMA biasa." Balas Lainne. "Masalahnya nenekku hanya punya dua cucu, aku dan sepupuku. Sepupuku ini sebenarnya lebih tua dan lebih pantas mengambil alih semua itu karena dia anak dari anak laki-laki nenek. Tapi badannya lemah, dan tidak bisa mengalami tekanan berat. Akhirnya pilihan dijatuhkan padaku."

"Mereka sudah berkali-kali datang kemari sejak mengetahui tentang keadaan Henrietta, sepupuku. Tapi Mama selalu menolak. Mereka berhenti datang ke rumah sejak orang tuaku bercerai dan baru datang sekarang." Ujar Lainne.

"Kenapa?"

"Karena sebentar lagi aku 17 tahun dan harus memilih kewarganegaraan, antara Perancis atau Jepang. Itu sangat penting bagi mereka." Jawab Lainne.

"Jadi sekarang kau tidak punya kewarganegaraan?" Seru Tetsuya meninggi.

"Tidak, tapi bukan itu masalahnya di sini! Jangan hilang fokus!" Tukas Lainne kesal. "Aku tidak ingin mereka mengganggu hidupku lagi. Jadi akan kuselesaikan semuanya, once and for all."

Tetsuya mengangguk setuju. "Aku akan menunggumu."

"Selama apapun itu?" Tanya Lainne.

"Selama apapun itu." Sahut Tetsuya.

Lainne menggumam, "Kau yakin?"

Tetsuya mengiyakan.

"Aku tak tahu kapan aku akan kembali. Tidak ada kepastian semua akan berjalan lancar. Siapa tahu Henrietta akan mengganggu dan aku tidak bisa pulang? Siapa tahu ada cewek cantik mendekatimu dan kau menyukainya? Siapa tahu..."

Lainne tak bisa melanjutkan kata-katanya karena tangan Tetsuya sudah membungkamnya. "Berhenti bertanya-tanya tak jelas seperti itu. Sebelum semua itu terjadi, aku akan menyusulmu ke Perancis, bagaimana pun caranya."

Lainne mengerjap beberapa kali lalu melepaskan tangan Tetsuya dari wajahnya, "Itu bukan hal mudah, kau tahu?"

"Apa sih yang tidak untukmu?" Balas Tetsuya.

Lainne mendengus. "Gombal."

"Aku serius." Sahut Tetsuya. "Well anyway, do your best."

Mereka berjalan pulang bersama. Lainne berjalan sedikit di belakang Tetsuya saat tiba-tiba Tetsuya menggenggam tangannya. "Sekarang aku yang bertanya-tanya."

Lainne mendongak menatap punggung Tetsuya.

"Bagaimana kalau kau tidak bisa pulang, bagaimana kalau kau tertarik dengan bule Perancis, bagaimana kalau kau tidak mau bersamaku lagi?" Tanya Tetsuya.

"Tetsuya, kalau kau juga begini, siapa yang menyemangatiku? Selama ini bukannya kau yang selalu membuatku tertawa?" Lainne menghentikan langkahnya.

Tetsuya terdiam. Wajahnya benar-benar takut. Rupanya ia baru sadar jarak Perancis dan Jepang itu bukan main jauhnya.

"Tetsuya lihat aku." Lainne meraih wajah Tetsuya dengan kedua tangannya dan menatap mata hitam di sana. "I want to be your girlfriend."

Tetsuya membelalak. "Bukannya kau minta aku menunggu?"

"Ternyata aku memang tidak bisa lagi menahan diri." Sahut Lainne.

Tetsuya terdiam. "Baiklah."

Lainne tersenyum. "Hanya itu?"

Sekejap kemudian Lainne sudah membentur dada bidang Tetsuya dan tenggelam ke dalamnya. "Tentu saja tidak, bodoh."

Senyum Lainne makin mengembang. "I love you."

Tetsuya mengeratkan pelukannya sebelum membalasnya setengah berbisik, "Love you too."

* * *

"Aku punya berita baik dan berita biasa saja. Mau yang mana dulu?" Tanya Lainne di sekolah keesokan harinya pada Rei.

"Berita biasa." Sahut Rei.

"Aku akan pergi ke Perancis selama beberapa lama."

"Perancis?! Kapan kau akan berangkat?" Rei berseru sambil menggebrak meja. "Buat apa? Kapan kau kembali?"

Lainne mengernyit begitu diberondong pertanyaan seperti itu. "Aku jadi tidak ingin menjawabnya."

"Oke, pertama, kapan kau berangkat?" Rei mengulang, kali ini dengan lebih santai.

"Lusa."

"Kapan kau pulang?"

"Aku tidak tahu."

"Apa-apaan itu? Tidak tahu? Apa maksudmu tidak tahu?!" Sahut Rei kesal.

"Rei-chan, kenapa kau marah begini?" Balas Lainne bertanya.

"Oh, jadi kau bertanya sekarang kenapa aku marah? Bagaimana tidak? Kau tidak pernah cerita apapun padaku dan sekarang, 'Aku akan pergi ke Perancis selama beberapa lama.'? Kau anggap apa aku ini hah? Penonton?" Seru Rei meninggi.

Lainne menelan ludah. "Maaf, bukan maksudku..."

"Dengar ya, sekeras apapun kau mengusirku pergi, aku tidak akan bergeser sedikit pun dari hidupmu." Tukas Rei.

"Aku hanya tidak ingin kau terikut masalah ini. Ini bukan masalah kecil yang bisa diselesaikan semalam, Rei-chan." Lainne berucap.

"Kau pikir aku selemah itu? Memang untuk apa kau ke sana?"

Lainne menceritakan semuanya persis seperti yang dikatakannya pada Tetsuya. Rei mendengarkan dengan ekspresi yang berubah-ubah. Marah, terkejut, kesal. Namun ia tetap diam. "Begitulah." Ujar Lainne mengakhiri.

"Wah, jadi kau ini orang penting." Rei manggut-manggut. "Tak mengubah kenyataan bahwa kau sahabatku."

Lainne tertegun. ...sahabatku. "Aku tahu."

"Lalu berita baiknya?"

"Aku punya pacar." Sahut Lainne.

Rei terbelalak. "Siapa? Tetsuya?"

"Kok kamu tahu?"

"Oh sudah kuduga. Kalian memang gampang sekali dibaca." Balas Rei nyengir. "Ini berita baik ini. Luar biasa!"

Lainne tersenyum menatap Rei yang langsung ribut memberitahu teman-teman sekelas. Terima kasih, Rei-chan.

Continue Reading

You'll Also Like

904K 66.9K 31
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
2M 328K 66
Angel's Secret S2⚠️ "Masalahnya tidak selesai begitu saja, bahkan kembali dengan kasus yang jauh lebih berat" -Setelah Angel's Secret- •BACK TO GAME•...
7.4M 227K 46
Beberapa kali #1 in horror #1 in thriller #1 in mystery Novelnya sudah terbit dan sudah difilmkan. Sebagian cerita sudah dihapus. Sinopsis : Siena...
586K 27.7K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...