Finding Fondness

By yaraarc

4.4K 403 42

"Cinta-cintaan itu bagi gue sama aja kayak cerita kuntilanak di tangga ruang guru sekolah kita. Cuma mitos."... More

Blurb
SATU
DUA
TIGA
LIMA
ENAM
TUJUH
DELAPAN
SEMBILAN
SEPULUH
SEBELAS
DUA BELAS
TIGA BELAS
EMPAT BELAS
LIMA BELAS
ENAM BELAS
TUJUH BELAS
DELAPAN BELAS
SEMBILAN BELAS
DUA PULUH
(DEEP AFFECTION SYNOPSIS)
DUA PULUH SATU
DUA PULUH DUA

EMPAT

186 19 3
By yaraarc

"Ra ayo kantin!"

Kayra memasukkan kotak pensilnya terburu-buru. "Bentar Lin."

Mejanya sudah bersih sebelum Kayra berjalan sambil menggandeng Alina menuju kantin.

Sekarang adalah waktu istirahat dan kantin sedang dalam kondisi teramainya. Sebenarnya Kayra malas harus berdesakkan di kantin. Tapi perutnya tidak bisa diajak kompromi lagi.

"Bang baksonya dua ya, yang satu gapake bawang."

"Iya neng Kay, di tempat biasa?"

Kayra mengangguk sambil tersenyum antusias. Alina kemudian menyeretnya ke bangku panjang di sudut, tempat dimana mereka berdua biasa duduk.

"Ra, pinjem hape dong, punya gue lowbat."

Kayra mengedipkan matanya. "Buat apaan?"

"Ngabarin Rafa kalo gue di kantin."

Kayra melengos, "Ke kantin aja kudu ngabarin segala?"

Alina terkekeh. "Engga gitu juga sih. Tadi malem si Rafa bilang mau nyamperin ke kelas gitu pas istirahat."

Kayra memutar matanya kemudian memberikan Alina apa yang cewek itu inginkan.

"Non Alin, Non Kayra, ini baksonya."

Abang tukang bakso langganan mereka itu menaruh dua piring di meja. Kayra tersenyum, "Makasih bang!"

"Nih Ra," Alina menyodorkan handphone ke Kayra. Sementara Kayra sibuk mengaduk-aduk baksonya.

"Ih kok dua-duanya pake bawang sih, banyak banget lagi." Kayra mendengus, sementara Alina sibuk menambahkan saos dan sambal ke mangkuknya.

Tepat saat Abang tadi melintas untuk mengantarkan pesanan ke meja seberang. Kayra memanggilnya lagi.

"Bang ini saya punya kok ada bawangnya banyak banget."

Bukannya pemilih atau apa, Kayra memang sangat amat tidak bisa memakan sesuatu yang ada bawangnya. Apalagi bakso.

Dulu waktu kecil, Kayra sangat suka bawang goreng. Bahkan sampai dijadikan camilan. Sampai suatu hari Kayra jadi sakit perut dan harus masuk UGD karena terlalu banyak memakan bawang goreng. Semenjak itu, Kayra menjadi mual setiap makan bawang goreng. Semacam trauma, atau entah lah.

"Eh, bang punya saya kok bakso sama mie doang?"

Kayra menolehkan kepalanya ke meja seberang tadi. Seorang cowok pemilik suara tadi mengangkat tangannya entah untuk apa. OMG! Itu Kean. Si kapten bola yang tidak sengaja ditabraknya di showroom tempo hari. Sementara si Abang menepuk jidatnya.

"Elahdalah, ketuker ini berarti!"

Kean berdiri sambil membawa mangkuk baksonya. "Eh ini harusnya punya lo, itu punya gue," katanya sambil tersenyum geli. "Gue belum apa-apain nih, dan lo kayanya belum apa-apain juga. Tukeran aja gimana?"

Kayra melongo beberapa saat sebelum merespon. "Hah? Eh, iya."

Kean menaruh mangkuk itu di meja, di hadapan Kayra lalu mengambil alih mangkuk yang satunya sambil masih tersenyum.

"Eh kok kaya pernah liat ya?" Kean memiringkan kepalanya.

Kayra menggigit bibirnya bingung. Masa mau ngaku gue nabrak dia di showroom. Gak elit banget.

"Salah orang kali," celetuk Alina.

"He'em." Gumam Kayra. Entah dia mengiyakan atau apa.

"Eh yang di showroom kan?" kata Kean tiba-tiba. "Lo sekolah di sini? Kok baru liat?"

Kayra cuma tersenyum kikuk. Sorry, I'm not that famous, boy.

"Lo aja yang kurang memerhatikan sekitar," lagi Alina menyeletuk setelah menelan baksonya.

"Nama gue Kean, lo siapa?" tanya Kean mengacuhkan perkataaan Alina barusan.

"Gue Kayra."

Kean mengangguk singkat kemudian tersenyum. "Hm, yaudah dimakan baksonya nanti dingin." Kean kemudian kembali ke tempatnya semula.

***

"Ay! Mobil gue udah sampe!"

Kayra menoleh malas ke arah Bang Gavin yang heboh memasuki kamarnya. "Ketuk pintu dulu biasain Bang."

"Mobil gue sampe."

Kayra memutar matanya. "Iya tau. Tadi pas gue pulang udah nongkrong di depen kok mobilnya."

Gavin diam sebentar, membuat Kayra mengalihkan pandangannya dari komik yang ia baca.

"Lo masih marah karena gue bahas suka-sukaan itu?"

Giliran Kayra yang diem.

"Sorry Ay, Abang gak maksud. Maafin ya?"

Aduh, Bang Gavin mulai ngomong pake Abang. Setiap Kayra sedang sedih atau marah atau dalam mood yang rentan, Gavin selalu memilih kata 'Abang' dibanding 'Gue' katanya biar terkesan dewasa. Kaya abang tukang bakso sih iya, batin Kayra.

"Lo tau alasan gue marah kenapa."

Itu pernyataan.

"Ya. Maaf lah Ay, terus temenin gue tes mobil baru. Nanti traktir Es Krim deh!"

Kayra mendongak. "Bener ya?"

Gavin mengangguk semangat. "Ayo buru."

Kayra langsung berdiri untuk bersiap-siap. Hanya membutuhkan waktu lima belas menit bagi Kayra untuk bersiap-siap dan masuk ke dalam mobil dimana Gavin menunggu.

Mami dan Papa masih keluar untuk membeli lauk makan malam. Jadi Kayra bertanya "Udah izin Mami sama Papa?"

Gavin menarik sebuah post-it kecil berwarna pink yang ditempel di setir kemudi. Tertulis 'Boleh dicobain Bang, tapi jangan jauh-jauh. -Mami tersayang'

Kayra terkikil geli ketika melihat dua kata terakhir. "Mami tersayang?" katanya dan Gavin terkekeh.

"Gimana?" Gavin menoleh ke arah Kayra dengan senyuman bangganya. So, childish. Dasar cowok, mainannya kalo gak cewek, ya mobil, atau sabun. Eh. Kayra menggelengkan kepalanya karena pemikiran tadi.

"Not bad." jawabnya pada akhirnya.

Gavin menaikkan alisnya. "Udah? Not bad doang?"

Kayra memutar matanya. "Bagus Bang, gue suka. Warnanya, desainnya, semuanya."

Gavin tersenyum puas. "Kemana nih Neng?" Gavin memperbaiki letak kaca spionnya.

"Baskin-Robbins aja."

"Siap boss!"

Mobil mulai berjalan ketika Kayra memutuskan menyetel lagu. "Ih Bang ini judulnya apaan bagus banget?"

"Coldwaternya Justin Bieber Ay."

"Oh si mantan."

Gavin melirik Kayra tidak mengerti.

"Mantan idola maksud gue."

Setelah itu mereka memulai percakapan random yang akhirnya berhenti ketika mobil terparkir sempurna di tempat parkir Mal itu.

"Rame juga ya," kata Kayra ketika melihat parkiran yang lumayan penuh.

Gavin tidak membalas dan sibuk melepas sabuk pengamannya, dan sabuk pengaman Kayra.

"In fact, gue masih punya tangan buat lepas seatbelt sendiri Bang."

Gavin tersenyum manis. "Selama gue masih punya tangan juga, gue gak biarin tangan lo kerja." Kayra memutar matanya, saat Gavin melanjutkan. "Biar so sweet juga gitu Ay, Ayang."

"Jijik banget."

Kayra turun duluan dari mobil dan Gavin mendengus. "Harusnya gue bukain dulu pintunya."

"No drama."

Kayra berjalan diikuti Gavin yang berjalan di belakangnya. Tidak membutuhkan waktu lama sampai mereka sekarang berdiri di depan konter pemesanan di kedai Es Krim itu.

"Mas, pacarnya cantik banget. Mau pesan apa nih?" tanya seorang pelayan  perempuan di sana.

Kayra melihat Gavin tersenyum puas dan membuka mulut hendak menjawab, ketika akhirnya Kayra memotong. "Dia supir saya Mba, merangkap babu sekalian."

Si mbak tadi malah terkekeh, menganggap perkataan Kayra tadi guyonan lucu antar-pasangan. Kayra pasrah dan memutuskan menyebutkan pesanannya.

Ketika giliran Gavin memesan, Kayra tidak sengaja menoleh ke arah pintu masuk dan mendapati segerombolan cowok sedang berjalan masuk.

Kayra membukatkan matanya. Mampus!

Kean, Reo, Rafa, dan beberapa anak lain sedang berjalan ke arahnya dan Gavin.

"Bang ayo duduk di pojok aja." Kayra buru-buru membalik badannya, memunggungi segerombolan cowok itu.

"Kenapa?"

"Itu ada-"

Belum selesai Kayra bicara, Gavin buru-buru memotong.

"Reo woy!"

Hope you guys like it!

Continue Reading

You'll Also Like

622K 29.7K 46
selamat datang dilapak ceritaku. 🌻FOLLOW SEBELUM MEMBACA🌻 "Premannya udah pergi, sampai kapan mau gini terus?!" ujar Bintang pada gadis di hadapann...
ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

2.3M 123K 60
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
5M 266K 60
Dia, gadis culun yang dibully oleh salah satu teman seangkatannya sampai hamil karena sebuah taruhan. Keluarganya yang tahu pun langsung mengusirnya...
RAYDEN By onel

Teen Fiction

3.7M 225K 68
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...