The Fate From Him

By Triana_RN

80.1K 4.3K 233

Apa yang bisa kulakukan jika aku tak mengharapkan belas kasihanmu tuhan? Apa yang bisa kuperbuat jika takdir... More

Prolog
BAB I : Kedatangan putra mahkota
BAB II haruskah aku?
BAB III: Pertemuan "putra mahkota"
BAB IV Hukuman Putra Mahkota
BAB V Sebuah Mimpi
BAB VI Kesengsaraan itu kembali
BAB VII Terima Kasih Min Young
BAB VIII Ada apa dengan Dia?
BAB IX Kedatangan Putri Mahkota Youngjuk
BAB X Jatuh Cinta
BAB XI Perkelahian
BAB XII Kematian Sang Raja.
BAB XIII Penobatan Putra Mahkota
BAB XIV
BAB XV Ratu Se Ra
BAB XVI penghinaan
BAB XVII Hinaan itu menyakitiku
BAB XIX Balasan kecil untuk Pembuat masalah
BAB XX
BAB XXI Awal dendam
BAB XXII kediaman baru buat Heyna
BAB XXII Kim Sukwon
BAB XXIII Rencana Jahat Ratu
BAB XXIV Penyelamat
Bab XXV Pencarian
Bab XXVI Rencana (part I)
Bab XXVI Rencana (part II)
Bab XXVIII aku kembali (part I)

BAB XVIII Penganggkatan Heyna

2.7K 133 12
By Triana_RN

Kesabaran akhirnya membuat dia terangkat.
Dia tidak mengerti akan posisinya itu. Tapi, dia bersyukur saat semua itu sudah memihak padanya. Dengan posisi itulah dia akan mudah untuk membalas semua kebencian yang ia terima selama ini.


°

°
••●●◈●●••

Dengan langkah kasar Se Ra segera bergegas pergi dari ruangan rapat menuju ke kediamannya. Ia merasa dibodohi oleh Yang Mulia. Ia tidak menyadari kalau Yang Mulia cuma memanfaatkannya saja saat rapat itu. Ya, agar membantunya dalam pengangkatan Heyna

"Seon Sanggung? Pelayan itu akan diangkat menjadi Seon sanggung? Apakah Yang Mulia sudah gila? Dia benar-benar gila, kenapa bisa pelayan rendahan itu diangkat menjadi seorang Seon Sanggung. Tidak, aku tidak terima ini. Bagaimana pun juga pelayan rendahan itu tidak pantas mendapatkan keistimewaan dari Yang Mulia. Menjadikan dia seorang Seon Sanggung sama saja dengan membalaskan perbuatanku. Sama saja dengan menghina kehormatanku. Beraninya Yang Mulia, memanfaatkanku tadi. Kau bodoh Se Ra. Kau benar-benar bodoh, kenapa kau mengangguk dan malah terbengong tadi. Aaaaaahh..." Se Ra menjadi frustrasi sendiri. Dia benar-benar merutuki kebodohannya yang ia lakukan saat diruang rapat.

Seharusnya dia itu menolak perkataan Yang Mulia, tidak kesal dan diam seperti ini. Ia melempari kertas-kertas yang ada di mejanya dan sempat memukul mejanya dengan keras.

Dia harus cari cara, agar Pelayan itu tidak masuk kedalam istana dan menjadi seorang Seon Sanggung.
Pikirannya terhenti saat dia memiliki sebuah ide.

"Aku punya ide yang Bagus. Satu-satunya orang yang bisa membantuku hanyalah ibu Suri. Jika dia tidak setuju dalam pengangkatan itu. Aku akan membujuknya agar Ibu bilang ke Yang Mulia untuk membatalkan pengangkatan pelayan sialan itu menjadi seorang Seon Sanggung. Yayaya..aku harus menemui Ibu Suri.." dia pun menyunggingkan senyuman liciknya.

Dengan bergegas dia pergi dari kediamannya menuju ke kediamannya Ibu Suri.

~

"Yang Mulia Ratu telah tiba.." teriak seorang pengawal dari depan pintu kediamannya Ibu Suri saat melihat Se Ra sudah memasuki kawasan kediamannya Ibu Suri.

Lalu, pengawal itupun membukakan pintu untuk Se Ra. Dan Se Ra pun masuk kedalam kediamannya Ibu Suri.

"Oh,  Se Ra, ada apa siang-siang begini?" Tanya Ibu Suri pada Se Ra.

"Ehm..mohon ampun Daebi Mama jika saya mengganggu anda.." se ra berkata sesopan mungkin kepada Ibu Suri.

"Eh..kau ini, ada apa denganmu? Kenapa kau bicara seformal itu padaku. Sudah kubilang bukan, panggil saja aku ibu. Aku sudah menganggapmu sebagai anakku sendiri, ayolah duduk sini!" Ibu Suri pun mengajak Se Ra untuk duduk disampingnya.

"Ada perihal apa kau kemari, sayang. Apakah ada hal penting yg ingin kau bicarakan padaku?" Tanya Ibu Suri kepada Se Ra.

"Begini..bu. Aku kesini mau bilang sama ibu, kalau Yang Mulia akan mengangkat seorang Sanggung khusus di kerajaan ini.." Se Ra berusaha cerita.

"Sanggung Khusus? Lantas kenapa?" Ibu Suri menjadi heran.

"Kenapa? Tentu saja Aku tidak menerimanya, bu. Apakah ibu tau yang diangkat menjadi seorang Sanggung itu siapa?
Dia adalah pelayan itu. Pelayan yang pernah kuceritakan pada ibu.." Se Ra menjadi kesal.

"Lalu, kenapa jika dia diangkat menjadi Seon Sanggung?" Ibu Suri malah bertanya bingung kearah Se Ra.

"Apakah ibu tidak menyetujuinya? pelayan jal..ah, maksudku Pelayan it-tu tidak pantas mendapatkan posisi seorang Sanggung khusus dari Yang Mulia, bu"

"Kenapa kau bicara seperti itu, siapapun bisa menjadi seorang Seon Sanggung jika Yang Mulia Raja sudah memilihnya.."

Se Ra terbengong.
'Jadi maksudnya, ibu Suri sama sekali tidak mempermasalahkan soal pengangkatan Sanggung itu?'

"Ibu menyetujuinya?" Tanya Se Ra

"Yah...itu tidak masalah bagi ibu. Ibu tidak bisa apa-apa bukan, ini sudah keputusannya Joo won.  Lagipula itu tidak melanggar aturan apapun dalam pengangkatn seorang seon Sanggung dari seorang pelayan. Kenapa kau jadi kesal seperti ini? Apakah kau cemburu? " Ibu Suri menggoda Se Ra.

Se Ra hanya diam sambil memasang wajah kesalnya karena ia tidak mendapatkan dukungan dari Ibu Suri.

"Sudahlah..sayang. Kau tidak perlu cemburu jika Yang Mulia mengangkat seorang Seon Sanggung. Itu tidak akan berpengaruh apa-apa bagimu. Kau tetap Ratunya Yang Mulia.." Ibu Suri berusaha menghibur Se Ra, dia mengelus-elus tangan Se Ra dengan lembut.

"Tapi, aku tidak senang jika pelayan itu yang diangkat menjadi Seon Sanggung, bu. Sebab Yang Mulia mencintai pelayan itu. Aku takut kalau Yang Mulia akan melupakanku dan lebih memilih pelayan itu" Se Ra memasang wajah sedihnya.

"Kau ini bicara apa Se Ra. Tidak mungkin Yang Mulia melupakanmu begitu saja. Sekalipun pelayan itu menjadi selirnya. Kau harus tetap tegar kalau Yang Mulia itu suamimu. Dia tidak akan mudah melupakanmu begitu saja. Jadi kau tenang saja, tidak perlu khawatir seperti ini. Bukankah posisimu juga lebih tinggi dari dia? Untuk apa kau cemas?"

Se Ra hanya diam, tapi bukan ini kemauannya. Dia bukanlah seorang wanita yang cuma diam dan merelakan org yang dicintainya malah memilih wanita lain dibandingkan dia. Tetapi, Dia adalah wanita licik yang akan menyingkirkan orang yang menurutnya akan menghalangi jalannya. Tak segan-segan melakukan segala cara untuk menyingkirkan orang itu. Dengan begitu, dia akan kembali tersenyum tenang. Kalau pun dia kalah, dia tidak akan mundur sebelum orang yang menghalanginya itu benar-benar dihancurkannya.

Dia berpikir kalau bicara dengan Ibu Suri sama sekali tidak membantunya. Ia pun mendengus kesal. Tidak ada cara lain, dia sendiri yang akan berusaha untuk menyingkirkan Heyna. Apapun caranya itu pasti akan dilakukannya.

"Kenapa kamu diam saja Se Ra? Apkah kau masih kesal soal—" Ibu Suri menepuk bahu Se Ra pelan.

"Ah..tidak bu, aku tidk apa-apa. Aku pikir ibu benar. Seharusnya aku tidak cemburu dan kesal seperti ini" Se Ra memasang senyum palsunya ke Ibu Suri.

"Iya, sudah seharusnya seperti itu.kau harus buktikan kalau kau tidak lemah, kalau kau bisa dapatkan hati Yang Mulia.."

"Iya..gelar Seon Sanggung sama sekali sekali bukan apa-apanya bagiku. Apakah aku sudah kelihatan tegar bu?"

"Ahaaahah...kau sudah tegar, sayang" Ibu Suri tertawa mendengarnya.

"Ya sudah, kalau begitu aku ingin kembali ke kediamanku dulu, bu. Maaf jika mengangg waktu santai mu,  bu.." kata Se Ra seraya tersenyum.

"Ah..tidak, aku senang kau jika datang. Baiklah kalau begitu, kau boleh pergi.."

"Hormat bu, aku permisi dulu.." Se Ra tersenyum sambil membungkuk hormat

Ibu Suri pun Hanya tersenyum membalas senyumannya Se Ra.

~

Se Ra pun akhirnya keluar dari kediamannya Ibu Suri dan berjalan menuju kembali ke kediamannya.

Senyuman yang diberikannya tadi kepada Ibu Suri berubah menjadi wajah yang geram dan kesal. Ia kesal karena Ibu Suri sama sekali tidak mendukung kemauannya.

"Anak dan ibu sama saja. Aneh.  Kenapa dia dengan mudahnya bilang, aku tidak mempersalahkan hal itu. Ya, memang kau yg tidak ada masalah, tapi bagiku itu sebuah masalah besar. Huffttt..tenanglah Se Ra, tenang. Kita akan buktikan pada perempuan jalang itu, betapa baiknya dirimu. Kau harus berakting didepannya, jika kau masih ingin Yang Mulia memandangmu." Kata Se Ra sambil memainkan jarinya di meja.

••●●◈●●••

Keesokan harinya...

Hari ini adalah hari pengangkatan itu. Sang Ratu pun dengan pasrah akan mengangkatnya sebagai seorang Seon Sanggung kerajaan istana Hanggok. Walaupun begitu, Heyna sama sekali tidak mengetahui bahwa hari ini dia akan diangkat menjadi seorang Sanggung Khusus yang sudah mendapatkan keistimewaan dari Raja.

~

Hari ini ia sedang membersihkan Taman dekat halaman distrik 1. Dia terkejut, tiba-tiba saja ada Dua orang dayang yang memegangi tangannya dan satu orang dayang yang memerintah kedua dayang tersebut agar membawanya untuk bersiap-siap di pengangkatan tersebut. Dia yang tidak tahu menahu maksud dari dayang tersebut membawanya. Heyna terus saja berteriak untuk minta dilepaskan dan bertanya dia mau dibawa kemana.

~

Dayang itu Ternyata membawnya ke sebuah tempat pemandian istana. Dayang itu memandikannya disana.
Pemandian itu juga sudah diisi oleh bunga-bungaan dan wangi-wangian. Heyna menjadi semakin heran. Para dayang tersebut memandikannya dengan lembut, menggosok punggung Heyna dan membersihkan rambut Heyna. Ia merasa seperti seorang Putri.

Kemudian, kedua dayang itu memberikan sebuah hanbook biru muda yang sangat cantik menurutnya. Ia pun dipakaikan Hanbook biru itu. Heyna merasa tidak pantas memakai Hanbook Indah ini. Lalu, kedua dayang itu mengeringkan rambutnya yg panjang dan setelah itu menyanggulnya. dayang itu memberikan tusuk konde yang berbeda, jauh lebih cantik daripada milik dayang tersebut. Ia berpikir tusuk konde secantik ini hanya boleh dipakai oleh orang-orang yang sedikit tinggi posisinya di istana daripada seorang dayang. Seperti Seon Sanggung dan Sukwon. Memang tusuk kondenya hanya dihiasi bunga di ujungnya, namun..itu terlihat berbeda baginya.

Selesai. Heyna selesai didandani. Ia terlihat sangat cantik sekarang dan sangat pantas memakai hanbook biru itu. Tapi ia masih bertanya-tanya untuk apa kedua dayang itu, mendandaninya layaknya seorang nyonya?

Saat ia ingin bertanya lebih detail ke salah satu dayang tersebut, Yang Mulia Ratu datang ke tempat ia didandani. Langsung saja Heyna memberi hormat ke arah sang Ratu.
Dan Ratu sendiri pun hanya menatap Heyna dengan datarnya.

"Maafkan saya Yang Mulia Ratu, jika saya boleh bertanya untuk apa saya didandani seperti ini? Saya merasa kurang pantas memakai semua ini" Heyna pun memberanikan dirinya untuk bertanya langsung kepada Ratunya.

"Kau akan tau nanti. Maka itu, ayo cepat ikut aku.." Ratu tersenyum mengejek kearah Heyna sambil membalikkan badannya mengajak Heyna untuk ikut dengannya.

Heyna pun hanya diam, lalu berjalan dibelakang mengikuti sang Ratu.

~

Ia terkejut melihat banyaknya pelayan yang dikumpulkan di suatu lapangan luas di dekat distrik pelayan. Heyna semakin kebingungan, begitu juga suara-suara riuh para pelayan saat melihat hadirnya Heyna bersama Ratu mereka.

"DIAM DAN TENANGLAH KALIAN SEMUA.." teriak Ratu dengan lantang kepada semua para pelayan tersebut.
Mereka pun langsung terdiam mendengar teriakan dari sang Ratu.

"Hari ini...mungkin hari yang mengejutkan untuk kalian semua. Mungkin, kalian bertanya-tanya untuk apa aku mengumpulkan kalian semua disini. Alasannya adalah hari ini merupakan pengangkatan seorang pelayan dari distrik 1, Kim Sa Heyna menjadi seorang Seon Sanggung di kerajaan Hanggok..." Satu menjelaskan semuanya.

"S-se-seon..sang-sang-gung?" Heyna sangat terkejut. Ia tidak menyangka kalau dia akan diangkat menjadi seorang Sanggung Khusus di kerajaan Hanggok.

Tidak hanya dia yang terkejut, semua pelayan merasa ingin pingsan mendengarnya. Banyak yang bertanya-tanya bagaimana bisa? Bagaimana bisa dia menjadi seorang Seon Sanggung?

Pelayan-pelayan itu seakan tidak percaya atas apa yang mereka dengar.

" Dengan diangkatnya Heyna menjadi Seon Sanggung, derajat dan posisnya akan berubah. Dia akan jauh lebih tinggi posisinya daripada seorang pelayan dan dayang. Dan panggilan untuknya berubah, menjadi Kim Seon Sanggung (Dayang Istimewa Kim). Kalian harus menghormatinya karena posisinya yang sekarang jauh lebih tinggi dari kalian semua, mengerti?"

"Kami semua mengerti, Yang Mulia Ratu" kata semua pelayan serempak.

"Jika adapun yang berlaku tidak sopan didepannya, ia berhak untuk menghukum kalian.." sambung Ratu lagi

"Berikan penghormatan untuk Kim Seon Sanggung.." Ratu berkata sambil menunjuk kearah Heyna

"Hormat kami menyertaimu Kim Seon Sanggung Mamanim..." mereka semua membungkuk hormat kearah Heyna.

Heyna tidak henti-hentinya mengerjap-ngerjapkan matanya. Heyna yang melihatnya merasa takjub. Ia merasa ini hanyalah sebuah mimpi. Ia tidak menyangka kalau dia diberi posisi yang cukup terhormat di istana. Dan bahkan, para pelayan akan senantiasa menghormatinya dan berkata sopan kearahnya.

~

"Selama kau menjadi Seon Sanggung disini, kau akan tinggal di istana, dan di berikan kediaman pribadi untukmu. Jika ada yang tidak kau mengerti tentang istana ini, Dayang Seo akan membantumu. Dan aku harap sikapmu yang dulu berubah, kau akan dihormati. Jadi, ubahlah sikapmu yang rendahan itu. Jangan pernah lagi untuk membungkuk pada para pelayan itu" Ratu tersenyum mengejek kearah Heyna. Heyna hanya bisa menatap dingin kearah Ratunya itu.

"Semoga harimu menyenangkan, Mamanim..." Ratu pun tersenyum tipis kearah Heyna dan berlalu pergi meninggalkan Heyna.

Heyna hanya mengangguk dan membungkuk Hormat kearah sang Ratu .

"Ayo, Mamanim, ikut saya. Saya akan menunjukkan kediaman anda" ajak Dayang Seo ramah.

Heyna hanya mengangguk sambil mengikuti Dayang Seo.

~

Sampailah mereka di kediamannya Heyna. Indah. Itulah pertama kali yang diucapkan Heyna. Baru kali ini ia melihat kediaman seindah ini. Walau tidak seindah milik Ratunya. Tapi, ia sudah cukup puas untuk itu. Tertulis di depan kediamannya, tepat diatas pintu itu tertulis 'Han Eun Gak'.

"Apa ada lagi, yang perlu saya lakukan untuk anda Mamanim.?" Dayang seo bertanya kearah Heyna.

" aku rasa tidak ada, dayang Seo.kau boleh pergi. Mungkin aku ingin melihat-lihat kediamanku dulu. Terima kasih karena sudah mau membantuku.." Heyna tersenyum kearah Dayang Seo.

"Sama-sama Mamanim. Kalau begitu saya permisi dulu, salam..."  Dayng seo pun membungkuk hormat kearah Heyna dan Heyna hanya membalasnya dengan bungkukan kecil.

~

Ia masuk kedalam kediamannya. Kediamannya cukup luas dan sangat nyaman baginya.
Tetapi,Ia masih tidak menyangka akan kenyataanya sekarang.

Seon Sanggung? Posisi yang mungkin diinginkan sebagian orang. Dan sekarang, tanpa ia sadari ia sudah mendapatkan posisi itu yang mungkin akan mengubah seluruh hidup dan takdirnya yang dulu. Ia terus tersenyum bahagia bisa merasakan bagaimana rasanya dihormati oleh semua orang. Tapi, dia masih heran, kenapa Yang mulia memberi berkah padanya dengan menjadikan ia Seorang Seon Sanggung? Ia menduga-duga tidak jelas.

~

Tok..tok..terdengar ketukan pintu dari luar kediamannya.

"Masuk saja.." teriak Heyna dari dalam.

Tok...tok..ketukan itu semakin keras.

"Aku bilang masuk saja..." teriak Heyna lagi.

Orang tersebut malah semakin keras mengetuk pintu kediamannya.

Heyna menjadi kesal, ia pun berdiri dan berjalan menuju pintu kediamannya untuk membukakan pintu.

"Sudah kubilang masuk sa— loh.. pintunya, loh?" Heyna heran karena pintunya tidak bisa dibuka. Ia pun menarik-narik gagang pintunya agar bisa ia buka.

"Terkunci. Pantas saja. Ya ampun.. bodohnya aku. Kenapa aku tadi menguncinya, ya?" Heyna merutuki kebodohannya dengan menepuk jidatnya.
Ia pun membuka kuncinya dan membuka pintu tersebut.

"Dasar bodoh, kau menyuruhku masuk, tapi pintunya terkunci. Kalau begitu bagaimana aku bisa masuk?" Orang tersebut mengomelinya dengan kesal.

"Yang Mulia..??" Heyna terpekik kaget. Ternyata yang datang dikediamannya adalah Yang mulia Raja.

"kenapa? Kenapa kau kaget seperti itu? Apa ada masalah denganku?" Joo won menjadi bingung.

"Ah..ehhh..tidak Yang Mulia. Astaga aku lupa, aku lupa memberikan salam ke anda.." Heyna bertingkah kikuk di depan Joo won. Lalu, ia pun membungkuk hormat kearah Joo won.

"Kau benar-benar bodoh.." Joo won pun menjitak kepala Heyna. Heyna cuma meringis. Dia pun hanya diam membalas perlakuan Joo won padanya.

"Hey..kau ingin membiarkanku disini terus? Tidakkah kau ingin menyuruhku untuk masuk?"

"Oh...ah iya Yang Mulia. Silahkan masuk.." Heyna pun mempersilahkan Joo won masuk.

Mereka duduk berhadap-hadapan. Heyna merasa gugup dan jantungan saat berdekatan dengan Yang Mulia. Tangannya dingin. Ia tidak tahu kenapa bisa begitu. Mungkin hati dan emosinya senang karena ia bisa melihat Cinta pertamanya lagi. Tapi otak dan pikirannya kalang kabut tak menentu.

"Tidak usah gugup begitu padaku. Sekarang kau itu pelayanku dan kau sudah kuanggap istimewa daripada yang lainnya. Bersikaplah biasa saja, lihatlah tanganmu ini jadi dingin. Oh ya ampun lucunya" joo won berkata sambil memegangi tangan Heyna dan meletakkan tangan dinginnya Heyna ke pipinya dan mengelus-eluskan nya dengan manja.

"Yang Mulia, apakah hamba boleh bertanya?" Heyna mulai bersuara.

"Hem..apa yang ingin kau tanyakan?" Joo won semakin dekat dengan Heyna dan terus memegangi tangan heyna dengan gemasnya.

Heyna mengatur napasnya. Jujur saja, ia sangat gugup diperlakukan seperti itu oleh Joo won. Bahkan untuk melihat wajahnya ia tidak sanggup. Dia pemalu.

"Kenapa kau diam, Heyna? Katanya kau ingin bertanya kepadaku? Katakanlah..aku akan menjawabnya"

Heyna menelan ludahnya terlebih dahulu sebelum bertanya ke Joo won. Supaya dia tidak gugup lagi.

"Kenapa anda menjadikan saya seorang Seon Sanggung? Menurut saya posisi ini sangat tidak pantas untukku.."

"Hahahha..pertanyaan macam apa itu? Aku menjadikanmu Seon Sanggung karena aku mencintaimu. Aku ingin wanita yang kucintai dihormati. Aku ingin kau juga senantiasa disampingku. Dan soal kepantasan? Kau sangat pantas mendapat posisi ini.
Tapi, Tampaknya kau begitu sangat terkejut akan posisi barumu ini ya?"

"Tentu saja. Yang Mulia tidak mengatakannya lebih dulu pada saya. Ini terlihat sangat tiba-tiba"

"Hey...aku sudah mencoba untuk mengatakannya lebih dulu padamu. Kau saja yang lupa, ckckck..dasar kau ini" Joo won berdecak kesal.

"Apa maksud anda Yang Mulia?" Tanya Heyna tak mengerti.

Flasback on

Malam itu, Joo won sedang menunggu Heyna di taman. Dinginya udara malam membuat Joo won menggigil. Ia sendirian di Taman dibawah terangnya sinar rembulan. Ia sedang menunggu kedatangan Heyna, karena ada hal penting yang harus dibicarakan dengan Heyna.

"Oh ya tuhan..dinginnya. Kemana Heyna? Kenapa dia belum muncul-muncul juga? Apa dia lupa untuk menemuiku disini? Ayolah..Heyna, cepat datang! Kenapa dia lama sekali" Joo won berkata sambil mondar-mandir di sekitar Taman, dia tampak gelisah.

Sudah hampir satu jam lebih ia menunggu Heyna di Taman. Tetapi, Heyna tak kunjung datang juga. Ia sudah sangat kedinginan. Bahkan, malam juga sudah semakin larut. Hanya suara jangkrik yang ia dengar.

Tik..tok..tik..tok..detik jam terus berlalu. Namun Heyna, tak muncul-muncul juga untuk menemuinya.

Udara semakin dingin. Bahkan, uap dingin sudah keluar dari mulut Joo won. Ia menggosok-gosokkan telapak tangannya.
Hingga akhirnya, ia pun memutuskan untuk kembali saja ke kediamannya. Dia pikir Heyna tidak akan datang untuk menemuinya. Dia sempat kesal dan berteriak. Kemudian, berjalan dengan langkah kasar menuju kedimannya sambil mengeluh.
"Oh...Dinginya"

Flasback off

'

"Apa kau tau, aku sudah menunggumu hampir dua jam di Taman. Tapi kau tidak datang menemuiku, apa kau sengaja?" Joo won terlihat kesal.

"Tunggu dulu, kapan Yang Mulia menyuruh saya untuk datang?" tanya Heyna tak mengerti

"Oh..kau ini. Apa kau tidak ingat?"

'Temui aku di Taman saat Bulan menggantung di langit'

Heyna baru tersadar, ia ingat sekarang kalau Yang Mulia pernah berkata seperti itu padanya.

"Hamba ingat Yang Mulia..hamba ingat sekarang. Kalau tidak salah, anda mengatakan itu saat anda selesai membela saya atas penghinaan Ratu waktu itu, bukan?"

Joo won menjitak kepala Heyna lagu.
"Kau bodoh. Apa baru sekarang kau mengingatnya, saat aku barusan mengatakannya padamu? Kau tau aku sempat menggigil di Taman sendirian karena menunggumu, kau ini benar-benar "

"Ma-maaf Yang Mulia. Saya sungguh tidak ingat, mood saya waktu itu sedang kacau. Jadi, saya tidak mengingatnya" jawab Heyna menyesal.

"Hah..sudahlah. Tdak usah dibahas lagi, kembali mengingatnya membuatku kesal saja"

Heyna hanya Diam dan tertunduk menyesal.

"Oh..iya Heyna, aku harap kau senang mendapatkan posisi ini. Dan soal kepantasan tadi, aku pikir kau sangat pantas menjadi seorang seon sanggung. Bahkan, kaulah lebih pantas jika menjadi permaisuriku "

"Tapi, itu tidak mungkin Yang Mulia. Bahkan, untuk menjadi selir Agung saja itu sangat sulit.."

"Itu terlalu mudah buatku untuk menjadikanmu selirku, hanya saja aku perlu waktu.."

"Aku tak terlalu ingin posisi setinggi itu. Cukup untuk melayani anda saja, saya sudah senang.."

"Senang? Apa maksudmu? Apa jangan-jangan kau juga mencintaiku?" Tanya Joo won terus terang.

"Astaga..apa yang kukatakan? Bodoh, bagaimana ini. Aku harus jawab apa?" Batin Heyna menjadi gelisah.
Ia tampak seperti orang yang kebingungan. Haruskah ia jujur sekarang pada Yang Mulia kalau ia juga mencintainya.
Heyna menggigit bibir bawahnya dengan gugup.

"Heyna..jawablah! Apa kau juga mencintaiku?"

"Ba-bagaimana..anda begitu yakin ka-kalau saya mencintai anda, Yang Mulia?"

"Yakin? Kau baru saja mengatakan kalau kau senang jika bisa melayaniku. Itu artinya, secara tidak langsung kau mengatakan kalau kau senang untuk senantiasa dekat denganku. Bukankah itu seperti tanda-tanda kau mencintaiku?"

Heyna melotot. Dia mungkin sedang merutuki kebodohannya yang sudah secara tidak langsung mengatakan kalau dia juga mencintai Joo won.

"Jawab Heyna. Benar bukan, kalau kau juga mencintaiku? Jawablah!
Aku butuh jawabanmu sekarang" ucap joo won yang sudah terlihat tidak sabaran menunggu jawaban Heyna.

Heyna memejamkan matanya sejenak, berusaha mengatur napasnya agar tidak terlalu gugup.
Kemudian, ia pun mengangguk.

Joo won yg melihatnya merasa tidak percaya.

"Benarkah itu? Oh, ya tuhan..bahagianya aku. Kapan...kapan kau mulia mencintaiku?" Joo won menjadi penasaran.

"Haruskah saya menjawabnya sekarang, Yang Mulia "

"Iya..cepat jawablah sekarang. Aku benar-benar sangat ingin mendengarnya, apa kau tau aku menunggumu mengatakan hal itu kepadaku.." desak Joo won.

"Ehmm..ehhh, aku..aku tidak.. maksud saya, saya tidak tau yang mulia, kapan saya mencintai anda."

"Heyna..sudahlah. Jagan terlalu formal begitu padaku. Kalau kau merasa nyaman mengatakan kata 'aku', ya sudah gunakan saja. Kau terlihat lebih gugup jika seperti itu"

"Tidak Yang Mulia, posisi anda lebih tinggi dari saya. Itu sudah sebuah peraturan di kerajaan ini.."

"Haruskah? Kau kan istimewa bagiku. Aku tidak akan melarangmu bersikap tidak formal kearahku. Jadi kau tidak perlu cemas. " Joo won tersenyum kearah Heyna.

Heyna pun hanya tersipu malu sambil menunduk.

"Apa kau tau. Kalau aku sudah mencintai mu saat kita pertama kali bertemu. Walau, aku masih meragukan perasaanku padamu. Tapi, lama kelamaan aku semakin sering memikirkanmu. Oh..ya ampun, mungkin aku sudah gila. Dan soal kejadian Ratu waktu itu, aku benar-benar sangat marah. Sebenarnya aku tidak terima kau dihina seperti itu oleh Ratu. Aku pikir Ratu telah menyakiti hatimu.. " joo won memasang wajah sedihnya.

Heyna diam sejenak. Tiba-tiba saja, ia mengingat kembali waktu itu, ia berubah kesal. Ia masih sakit hati terhadap hinaan yang dilontarkan sang Ratu itu padanya. Sampai kapanpun, ia tidak akan pernah melupakan masa-masa itu, bahkan setiap perkataan yang dilontarkan Ratu ia akan berusaha mengingatnya.

"Heyna, aku tau kau pasti tidak akan memaafkan yang mulia Ratu, begitu juga dengan diriku. Aku tau hatimu takkan bisa menerima hinaan itu." Joo won menatap Heyna dengan perasaan sedih. Heyna sesekali mendengus kesal. Kemudian, ia pun menatap Yang Mulia dengan wajahnya yang serius.

"Yang Mulia. Apakah Yang mulia berjanji akan selalu mencintaiku?" Heyna bertanya dengan menatap mata Joo won dengan sungguh-sungguh.

"Kenapa Kau bertanya seperti itu padaku? Hatiku hanya untukmu,Heyna. Dan sampai kapanpun kau tetap milikku. Dan aku tidak akan membiarkan seseorang menyakitimu. Kau milikku dan selamanya akan seperti itu.."

Heyna menjadi sangat senang. Ia tidak pernah menyangka kalau ia diberikan Cinta yang begitu besar dari Joo won.
Ia pun memeluk Joo won dengan senangnya sambil menangis.

"Aku sangat mencintaimu Yang Mulia. Aku sangat mencintaimu. Berjanjilah padaku, anda tidak akan pernah meninggalkanku. Aku takut Yang Mulia akan menelantarkanku dan pergi meninggalkan ku begitu saja. Aku bukanlah siapa-siapa jika tidak disamping yang Mulia.." Heyna berkata sesegukan sambil sesekali meneteskan air matanya.

"Aku berjanji padamu, Heyna. Jangan cemaskan hal itu, aku akan menghukum mereka yang berani menyakitimu. Mulai sekarang kau sudah kuanggap sebagai miliku, Kim Sa Heyna wanita milik Raja, bagaimana kedengarannya?"

Heyna melepaskan pelukan joo won dan memasang wajah terkejutnya.

"Apakah itu benar Yang Mulia? hamba adalah milik anda. Tapi, itu belum resmi"

Joo won menggeleng
"Bagiku itu sudah resmi dan selamanya akan seperti itu. Tapi mungkin aku perlu waktu untuk meresmikannya dihadapan semua orang. Maka itulah kau jangan menangis lagi. Aku takkan pernah meninggalkanmu.." Joo won menghapus air mata Heyna yang sempat tadi mengalir dengan tangannya. Heyna pun tersenyum senang dan mengangguk mengerti.

Tok..tok..terdengar ketukan dari arah luar kediaman Heyna.

"Siapa itu? aissh..dasar.  Menggangu saja.." Joo won berdecak kesal.

Heyna pun berdiri untuk membukakan pintu.

"Selamat siang..Mamanim.." seseorang itu membungkuk hormat kearah Heyna.

"Siang kasim Han.." Heyna tersenyum kearah orang itu, yang ternyata adalah Kasim Han.

"Ah...ternyata kau. Kau tahu tidak, kalau kau benar-benar menggangguku," Sahut Joo won kesal.

"Maafkan hamba Yang Mulia. Tapi, hamba cuma ingin mengingatkan. Bukankah siang ini anda ingin pergi ke kerajaan Jeolsok untuk mengunjungi ibundanya tuan Yoon?"

"Ah...astaga aku lupa, iya kau benar. Ya sudah kalau begitu, Heyna. Aku pergi dulu ya. Ehmm..tapi, padahal aku masih ingin sekali berlama-lama dikediamanmu.." joo won bertingkah manja di depan Heyna.

"Yang mulia anda tidak boleh seperti itu.." Heyna membalasnya dengan senyuman

"Tapi..aku sangat rindu padamu. Bahkan aku belum minum teh dan berasantai denganmu.."

"Mungkin lain kali.." jawab Heyna singkat

"Tapi aku—"

"Ehem..." deham kasim Han dengan keras yang membuat joo won menghentikan perkataannya.

"Iya..iya kasim Han, aku mengerti. Kau ini membuatku kesal saja. Pasti kau iri kan karena tidak ada orang yang kau cintai.." Joo won mengejek kasimnya itu.

Kasim Han hanya menatap wajah Joo won sambil cemberut. Sedangkan Heyna, ia tertawa melihat tingkah laku Joo won kepada kasimnya.

"Ya sudah. Aku pergi dulu ya Heyna. Nanti aku akan menemuimu lagi.."

"Iya Yang mulia. Semoga hari anda menyenangkan.. "

Joo won pun mengangguk dan berjalan meninggalkan kediaman Heyna.
Heyna tersenyum senang melihat punggung Yang Mulia yang semakin lama kian menghilang dari kediamannya.

Kemudian, ia pun kembali masuk ke kediamannya. Ia duduk sambil termenung.
Tersirat dipikirannya tentang Wajah sanga Ratu. Raut mukanya berubah menjadi kesal lagi. Entah, kenapa batinnya begitu sakit jika memikirkan kejadian itu. Harga dirinya seperti terinjak-injak. Tak berguna dan begitu rendah. Tak hanya Ratu, jauh sebelum itu para pelayan yang mengenalnya merasa benci pada Heyna. Entah kesalahan apa yang diperbuatnya, sampai mereka sering membicarakannya di belakang dan sesekali mencacinya.

Terutama kepada Yi Kyeong, dia masih saja mengingat nama pelayan itu yang sudah hampir lebih 5 tahun membullynya. Bahkan selalu membawa masalah yang pada akhirnya Heyna-lah yang dituduh sebagai pembawa masalah itu. Ia mendengus kesal.

Tapi, sekarang semuanya akan berubah. Tidak ada lagi, pelayan yang berani menghina atau mencacinya. Ia akan dihormati. Ia tersenyum bangga dan sangat bersyukur akan takdirnya yang sedikit membaik.

"Aku akan membalas semuanya, akan kubuktikan pada kalian semua. Kalau pelayan rendahan yang jalang ini bisa mendapatkan posisi yang cukup terhormat. Tak ada lagi hal yang kutakuti, jika ada Yang Mulia yang sudah mendukungku.." Ia memasang wajahnya yang geram sambil menatap sendu.

"Perlahan-lahan tapi pasti. Tangisanku yang dulu takkan kubuat sia-sia. Akan kuhancurkan mereka yang sudah menganggapku sebagai seorang jalang.."
Heyna mengepalkan tangannya dan sedikit menyunggingkan senyuman.

••●●◈●●••

Se Ra POV

Malam ini cuacanya sangat dingin mengingat sebentar lagi akan turun salju. Aku pun berjalan dari ruang makan menuju ke kediamanku bersama Yang Mulia untuk segera beristirahat.
Aku membuka pintu kediaman itu, berharap Yang Mulia menungguku.

"Kosong..selalu seperti itu. Aku pikir aku akan tidur sendiri lagi.." Aku berkata sambil cemberut.

hubunganku dengan Yang Mulia memang tidak pernah harmonis. Dari malam pertama itu hingga sekarang, Yang Mulia tidak pernah menyentuhku. Bahkan, untuk mengobrol denganku saja ia tidak mau. Apalagi tidur bersamaku. Itu terasa begitu menyakiti hatiku. Dan ditambah datanganya seorang pelayan sialan itu ke istana, membuat perhatian Yang Mulia padaku semakin jarang. Aku tak pernah lagi melihat dia menemuiku.

"Sudahlah..untuk sejenak jangan terlalu dipikirkan, yang jelas aku sudah menduduki tahta seorang Ratu. Lebih baik aku tidur dan mengistirahatkan otakku" aku pun tidur dan memejamkan kedua mataku. Semakin lama, aku semakin terlelap dalam tidurku dan pergi ke alam mimpi.

~

Aku bermimpi, aku sedang berada Taman istana Hanggok. Aku duduk di bangku Taman bersama Yang Mulia. Aku tertawa bahagia sambil menggandeng tangannya. Kami berdua pun saling tertawa bahagia.
Tiba-tiba saja, suamiku dipanggil oleh seorang wanita cantik dengan pakaian dangui, yaitu pakaian khas kebesaran seorang ratu. Ia tersenyum kearah suamiku dan suamiku membalas senyumannya. Suamiku pun menghampiri wanita itu dan melepaskan gandengan tanganku. Aku menjadi kesal. Aku memanggili nama suamiku, tapi dia tidak sedikitpun menoleh kearahku. Dia terus saja berjalan sambil tersenyum untuk menghampiri wanita itu. Wanita itu hanya tersenyum manis. Ia bagaikan magnet yang menarik suamiku.

Aku pun berdiri dari tempat dudukku dan sekali lagi memanggil suamiku dengan menjerit kesal. Tapi suamiku tidak menoleh dan sekarang ia telah memeluk gadis itu. Gadis itu pun membalas pelukan suamiku dengan wajah yang senang.

Tapi, tiba-tiba saja wajah wanita itu berubah setelah melihatku. Ia pun menatapku dengan sorot mata kebencian. Aku yang ditatap seperti itu merasa takut. Dia terus saja menatapku dengan pandangan membunuh. Hingga akhirnya ia melukiskan senyuman liciknya.

"Yang Mulia..aku sudah mengenakan baju yang kau berikan padaku. Bagaimana menurutmu, apakah aku terlihat pantas untuk menjadi Ratumu?" wanita itu bertanya ke arah suamiku.

"Tentu saja. Kau memang adalah Ratuku.." jawab suamiku senang.

Aku yang mendengarnya merasa tidak terima..
"Tidak..Yang Mulia, akulah Ratumu. wanita itu bukan Ratumu, tapi AKU" aku menjerit membenarkan perkataan mereka.

Mereka tidak menghiraukan perkataanku dan terus saja bermesraan di depanku. Aku sungguh emosi melihat tingkah wanita itu kepada suamiku.
Lalu, aku pun mengeluarkan sebilah pisau dari dangui ku, dan akan melemparkan pisau itu kearah wanita itu. Sambil menjerit.
"Matilah kau, jalang.."

Wanita itu tampak ketakutan. Namun,pisau itu tidak menancap ditubuhnya. Pisau itu, berada di genggaman suamiku. Dia menggenggam pisau itu hingga mengeluarkan darah.

"Beraninya kau mencoba membunuh Ratuku.." suamiku berkata sambil menatapku dengan marahnya.

Aku hanya menganga dan menutup mulutku dengan tanganku. Sambil berkata.
"Ya-yang..M--mu-lia..."
Aku tak menyangka kalau wanita itu sudah dianggap Ratunya. Bahkan, baju yang ia kenakan sama sepertiku.
Aku melihat suamiku melempar pisau itu ketanah, dengan darah segar langsung yang keluar dari telapak tangannya. Dia menatapku dengan kemarahan dan tidak sedikitpun untuk berkedip. Aku menjadi seperti orang yang terintimidasi. Ketakutan. Tapi, emosiku melawannya.

Tanpa aku perduli aku berjalan mendekati mereka dan meneriaki sambil mengumpat wanita itu dengan kasar. Namun, suamiku malah semakin marah padaku. Lalu ia pun mengambil pisau itu dan melemparnya kearahku.

~jlebbb..

pisau itu menancap tepat di jantungku. Aku menjerit kesakitan.
"Tidaaaaakk..ti--ti-dak..ap..apa Yang Mulia laku-kan pada..ku" darah itu keluar dari mulutku. aku pun jatuh tergeletak sambil memegangi dadaku yang tertancap.

~

"Tidaaaaaaakkk..." teriakku dengan keras
Aku terbangun dari mimpi burukku. Napasku tersengal-sengal dan peluhku bercucuran. Aku pun ngos-ngosan berusaha mengatur nafasku.

"Ada apa Yang Mulia Ratu? " kata dayang Seo yang langsung masuk ke dalam kediamanku. Dia terlihat khawatir padaku.
Dia pun memberikan segelas air putih untukku. Aku meminumnya dengan bergetar ketakutan.

"Ada apa Ratu? Apakah anda mimpi buruk?" Tanya Dayang Seo cemas.

Aku mengangguk.
"Aku..Aku bermimpi buruk Dayang Seo. Wanita itu, ada di dalam mimpiku. Dia telah menjadi seorang Ratu dan aku— Yang Mulia menancapkan sebuah pisau kejantungku. Wanita itu, tersenyum licik kearahku. Yang Mulia—"

"Sudahlah..Ratu. Tenangkan diri anda dulu. Atur napas anda, agar lebih tenang. Anda tidak perlu menceritakan semuanya pada hamba. Yang jelas, anda harus tenang dan jangan takut. Anda tidak apa-apa" Dayang Seo berusaha untuk menenangkanku sambil mengelap keringat yang berada di sekitar keningku.

Aku pun mengangguk, kemudian menarik Napasku dalam-dalam lalu mengeluarkannya dengan perlahan.

"Tidurlah lagi, Ratu. Ini masih malam, aku harap anda tidak bermimpi buruk lagi.."

"Aku ingin kau menemaniku Dayang Seo, aku takut sekali.."

"Baiklah Ratu,  saya akan tidur bersama anda.."

Dayang Seo pun berbaring disampingku sambil mengelus-elus kepalaku supaya aku tidak takut lagi. Aku pun kembali tidur dengan tenang dan berusaha memejamkan mataku..

Mimpi buruk itu, seakan akan terjadi padaku. Wanita itu.. ia berada disana. Benarkah mimpi ini sebuah pertanda?

_______••●●◈●●••_______

°

°

Continue Reading

You'll Also Like

5.6M 450K 68
Olivia, seorang mahasiswi tingkat tiga meninggal akibat tertabrak mobil saat dalam perjalanan pulang ke rumah untuk merayakan ulang tahun adik nya...
351K 52.3K 79
"Became the Most Popular Hero is Hard" adalah judul novel yang saat ini digemari banyak pembaca karena memiliki visual karakter dan isi cerita yang m...
289K 14.4K 42
#CERITA HASIL PIKIRAN SENDIRI# #BANYAK TYPO NYA JADI MAKLUMIN SAJA# SEBELUM BACA FOLLOW DULU YA!#* Dari sorang gadis bar-bar yang meninggal karna kec...
138K 8.7K 200
Su Yingxue mati di tangan kekasihnya, dan dia bahkan tidak melihat siapa pria yang mengambil jenazahnya. Setelah bereinkarnasi, dia menghancurkan pel...