The Fate From Him

Da Triana_RN

80.1K 4.3K 233

Apa yang bisa kulakukan jika aku tak mengharapkan belas kasihanmu tuhan? Apa yang bisa kuperbuat jika takdir... Altro

Prolog
BAB I : Kedatangan putra mahkota
BAB III: Pertemuan "putra mahkota"
BAB IV Hukuman Putra Mahkota
BAB V Sebuah Mimpi
BAB VI Kesengsaraan itu kembali
BAB VII Terima Kasih Min Young
BAB VIII Ada apa dengan Dia?
BAB IX Kedatangan Putri Mahkota Youngjuk
BAB X Jatuh Cinta
BAB XI Perkelahian
BAB XII Kematian Sang Raja.
BAB XIII Penobatan Putra Mahkota
BAB XIV
BAB XV Ratu Se Ra
BAB XVI penghinaan
BAB XVII Hinaan itu menyakitiku
BAB XVIII Penganggkatan Heyna
BAB XIX Balasan kecil untuk Pembuat masalah
BAB XX
BAB XXI Awal dendam
BAB XXII kediaman baru buat Heyna
BAB XXII Kim Sukwon
BAB XXIII Rencana Jahat Ratu
BAB XXIV Penyelamat
Bab XXV Pencarian
Bab XXVI Rencana (part I)
Bab XXVI Rencana (part II)
Bab XXVIII aku kembali (part I)

BAB II haruskah aku?

4K 207 23
Da Triana_RN

Pertemuan kedua akan Lebih buruk Jika ini terus berlanjut. Semuanya akan baik-baik saja Jika salah satu dari Mereka mulai menyadarinya.


°

°
__________••●●◈●●••__________


Malam harinya Joo won merasa gelisah melihat beberapa tabib keluar masuk dari kediaman ayahnya. Ia ingin melihat kondisi ayahnya sendiri, Tapi ibunya melarang Joo won untuk kesana. Ini sudah terlalu larut, ia harus pergi tidur. Kalau tidak ayahnya akan semakin marah.

Tidur? Bagaimana Joo won bisa akan tidur, jika ia sedang gelisah seperti ini.

Ia berjalan melangkahkan kakinya menuju ke taman yang ada di belakang kediamannya. Sepertinya langit sedang mendung, tiada bintang yang terlihat bertaburan dilangit.

"Ini tidak adil. Kenapa Aku tidak boleh melihat kondisi kesehatan ayahku. Apakah Aku tidak berhak untuk itu? Mereka semua memang menyebalkan.." gerutu Joo won dengan kesal sambil melempari batu kearah kolam.

"Bagaimana Aku akan memaafkan diriku jika saat ayah sakit saja Aku tidak ada disana?" Sambungnya lagi.

Dia mengembuskan nafasanya dengan kecewa sambil melihat keatas langit. Kemudian, ia memejamkan matanya. Mencoba menyegarkan pikirannya dengan merasakan sejuknya angin Malam.

selang beberapa waktu, Joo won mendengar alunan musik dari samping kediamannya. Musik itu adalah musik yang dulu ia dengar sewaktu ia masih kecil. Setiap tahun musik itu selalu terdengar dari samping kediamannya. Entah Kenapa, hanya Setiap tahun tepatnya pada hari ini musik itu kembali terdengar.

Karena penasaran,  Joo won pun berjalan ke samping kediamannya.

Dulu saat ia kecil, ia tidak bisa memanjat tembok tinggi kediamannya. Tapi, ia sekarang sudah besar. Dan Ia sudah mahir melakukan Hal itu.

Dengan sekali lompatan, Joo won berhasil mencapai puncak tembok. Ia Kemudian memanjati tembok dan berhasil keluar dari kediamannya.

Tanpa ada seorang pun yg tahu, ia berjalan mengendap-endap mendekati seseorang yang memainkan alunan musik itu.

Ia terkejut saat melihat seorang perempuan tengah memainkan sebuah Biola. Perempuan itu menutupi setengah mukanya dengan menggunakan cadar. Hanya terlihat manik mata hitamnya yang indah.

Joo won mendengarkan Dia bernyanyi sambil memainkan alat musik itu. Dari balik pohon tempat ia bersembunyi, sekilas ia menatap mata indah itu dengan intens.

Hanya melihat tatapan matanya saja, jantung Joo won langsung berdegup dengan kencang.
"Siapa Perempuan itu? Apakah Dia salah satu dari seorang dayang atau seorang pelayan? Matanya cantik sekali" gumam Joo won dalam hati sembari memuji Perempuan itu.

Suara yang lembut terdengar indah dari mulut Perempuan itu. Ia bernyanyi sesekali meneteskan air matanya. Alunan musiknya yang sedih, membuat Joo won juga ikut merasa sedih. Seakan tahu penderitaan Perempuan itu yang sudah lama ia pendam.
Joo won bahkan sampai memejamkan matanya, terhanyut oleh alunan merdu dari Perempuan itu.

Saat sedang asyik-asyiknya ia menikmati lagu yang dinyanyikan Perempuan itu, ia mendengar Kasimnya memanggili dia dari dalam kediamannya.
"Jeoha..Jeoha.." panggil Kasimnya dari kejauhan.

Langsung saja, Joo won tersentak kaget. Dan membuat pohon tempat persembunyiannya ikut bergetar.

Mendengar ada suara dari samping kirinya, Perempuan itu menoleh ke samping dan menghentikan nyanyiannya.
"Siapa itu?" Ucapnya terlihat panik.

"Gawat, Aku ketahuan. Aisshh..ini karena Kasim Han" gumam Joo won pelan sambil secepatnya ia keluar dari tempat persembunyian.

Perempuan itu yang melihat ada seseorang yang berlari dari balik pohon menjadi ketakutan. Ia lalu, melempari seseorang itu dengan batu-batu kecil yang ada disampingnya. Kemudian, ia pun kabur dari sana.

~Pluk..Pluk..
batu-batu kecil itu mengenai tubuh Joo won

"Aduh..kepalaku, Aduh..kakiku. Perempuan itu dasarㅡ"

"Jeoha..Jeoha, anda dimana?" Teriak Kasimnya lagi.

Mendengar kasimnya berteriak, Joo won langsung dengan cepat memanjati pagar itu.

Setelah ia kembali kekediamannya, ia langsung menuju ke kamarnya dan pura-pura untuk tidur.

~

"Maafkan Hamba Junjeong-Mama, tadi Hamba sudah melihatnya kalauㅡ" perkataan Kasimnya terhenti saat melihat Joo won sudah tidur di tempat tidurnya.

"Untung saja" gumam joo won lega.

"Loh..tadi, bukankah tempat tidur ini kosong?" Ucap Kasimnya kebingungan.

"Kasim Han, Kau bilang Joo won tidak ada di tempat tidurnya, Tapi..sepertinya di sedang tidur" tegas Yang Mulia Ratu

Kasimnya hanya garuk-garuk kepala, itu tandanya ia bingung.

"Ya sudah tidak apa-apa. Aku kesini cuma ingin memeriksa Apakah Joo won sudah tidur. Kalau begitu, Aku akan kembali ke kediamanku"

"Ya..Mama" Ucap Kasim Han sambil membungkukkan badannya.

Yang Mulia Ratu pun pergi dari kediamannya Joo won menuju ke kediamannya.

Sedangkan Kasim Han ia keluar dari kamarnya Joo won sambil memasang wajahnya yang masih bingung.
"Bagaimana bisa, Aku yakin tadiㅡ ah entahlah..mungkin tadi Aku salah lihat"

Joo won terkikik geli dari balik selimutnya.
"Hufft..untung saja. jika tidak, Aku akan Kenapa marah oleh ibu" gumam Joo won dengan lega.

"Tapi Perempuan itu... kira-kira Siapa Dia?"
Joo won masih bingung soal Perempuan yang ia temui tadi.

••●●◈●●••

"Heyna...heyna.."
samar-samar Heyna mendengar ada seseorang yang memanggilnya. Heyna pun celingukan melihat ke samping kanan dan kirinya. Tapi sepertinya tidak ada orang. Apa mungkin Dia salah dengar? Entahlah..Heyna tidak perduli, ia kembali melangkahkan kakinya menuju ke distriknya.

"Heyna..Heyna.." suara itu kembali terdengar.
Kemudian, ia pun berbalik. Ia melihat ada seseorang perempuan yang berlari kearahnya seraya memanggili namanya.

"Min young...?" Ucap Heyna yang menyadari kalau perempuan itu adalah Min young

"Tung-guu Heyna, ada seseua-tu Hal yang ingin kukatakan" Ucapnya dari kejauhan.

Heyna pun langsung menghentikan langkahnya sambil menunggu Min young berlari kearahnya.

"ada apa Min Young..kenapa kau berlari-lari seperti itu? " tanya Heyna saat Min young sudah sampai dihadapannya

"Beri a--ku bebe-rapa detik" Ucap Min young sambil ngos-ngosan.

Min young pun menarik napasanya dalam-dalam lalu ia mengehembuskannya dengan pelan.

"Sudah lebih baik?" Tanya Heyna.

Min young menggeleng, dan melakukan Hal itu sekali lagi.

"Ayolah, Min young sebenarnya ada apa? Kenapa Kau sampai lari-lari seperti itu?"

"Baiklah, akan Aku katakan.Tadi nyonya Jang dari distrik 3 memanggilmu.."

"Nyonya Jang? Ada urusan apa dia memanggilku?"

"Entahlah, aku juga tidak tau, mungkin ada urusan yang penting. Kalau tadi aku lihat sih, di distrik 3 sedang ada banyak orang yang sibuk menjahit"

"Oh..begitu, ya sudah aku kesana dulu ya Min Young, eh...ngomong-ngomong kau ingin kmana?"

"Aku ingin ke pasar, tadi nyonya Choi menyuruhku membeli persediaan bahan-bahan untuk memasak"

"Kalau begitu..aku pergi dulu ya, Hyena" sambungnya lagi.

"Hati-hati di jalan Min Young.."

Min young pun tersenyum membalasnya.

••●●◈●●••

"Wah..benar kata Min Young, di Distrik 3 banyak orang menjahit. Tapi, untuk apa nyonya Jang menyuruhku kemari? bukankah aku dari khusus memasak?" Ucap Heyna saat sampai di distrik 3.

"Selamat sore nyonya Jang..."
Heyna memberi salam kepada nyonya jang sambil membungkuk hormat.

"Ah..kau sudah sampai Heyna.."
Jawabnya senang.

" ehh..ada apa nyonya memanggil ku kemari, dan kenapa disini banyak org menjahit?" Tanya Heyna heran.

" ah ya...aku memanggilmu kemari untuk membantu di distrik 3, hari ini tuan yoon..saudara dari yang mulia Putra mahkota akan berkunjung dari istana Jeolsok. Jadi semua anggota kerajaan mengadakan sedikit pesta kecil untuk menyambutnya. Sekalian penyambutan dari kedatangan Putra mahkota semalam. Maka itu lah yang mulia Raja meminta kami untuk menjahit pakaian baru untuk Putra mahkota dan tuan yoon.."

"Oh begitu...tapi, apa yang bisa saya bantu disini nyonya, saya tidak terlalu pintar menjahit"

"Kalau itu...saya serahkan pada pelayan soh ra, dia yang akan memberikan tugas untukmu. Kalau begitu saya permisi pelayan Hyena" dia membungkuk kecil kearah Heyna.

"Iya..nyonya" Heyna pun membalasnyaa dengan membungkuk hormat.

~

Kemudian, Heyna menjumpai pelayan Soh ra, untuk menanyakan apa yang harus dia lakukan untuk membantu di Distrik 3

"Permisi...apakah kau pelayan Soh Ra?" Heyna bertanya pada seorang wanita yg sedang memerintah seseorang.

"Ah..benar, kau Heyna?" Dia menoleh ke arah Heyna.

"Iya..apa yang bisa Aku bantu disini? Tanya Heyna pada Soh Ra.

"Ehmm..mungkin kau tidak terlalu berguna dalam urusan menjahit, jadi aku memberi mu tugasㅡini." Soh Ra berbicara layaknya seorang ketua pelayan. Dengan angkuhnya dia menyodorkan secarik kertas kepada Heyna.

"Apa ini?" Heyna bertanya padanya.

"Itu...bahan-bahan yang harus kau ambil di ruang penyimpanan bahan khusus menjahit. Semua bahan itu harus kau ambil dari sana. Dan ingat! Jangan ada yang sampai ketinggalan.."

"Tapi, ruang penyimpanan itu kan jauh dariㅡ"

"Jangan banyak alasan, cepat kerjakan, atau aku akan mengadukanmu pada nyonya Jang" dia mengancam Heyna.

'Menyebalkan. Dia berbicara seperti layaknya seorang ketua pelayan. Bahkan dia berani memerintahku,seharusnya dia berkata sopan padaku karena dia sudah meminta bantuanku. Dia sangat sombong. Dan sekarang dia memintaku untuk ke ruang penyimpanan bahan, tempat itu sangat jauh dari sini! Huh..dasar pelayan menyebalkan..' batin Heyna protes atas apa yang pelayan itu perintah kan untuknya dan itu cukup membuat Heyna kesal.

"Kenapa diam? Ayo cepat kerjakan sana!" Dia sedikit membentak Heyna

"Ah iya, iya. Aku segera kesana" Heyna tersenyum sinis ke arah Soh Ra.

Kemudian,  Hyena pun melangkahkan kakinya untuk segera menuju ke ruang penyimpanan bahan khusus Menjahit.

••●●◈●●••

"Astaga...ya ampun, ini ber-rat seka-li. Aduh, aku tak sanggup membawa bar-rang sebanyak ini. apakah pelayan itu sudah gila hah? Menyuruhku melakukan ini? Jika bukan karena nyonya Jang aku tidak akan mau disuruh-suruh oleh pelayan itu" Heyna terus saja mendengus kesal karena ulah pelayan Soh Ra. Heyna pikir dia akan memberikan tugas yg ringan, tidak taunya malah seperti ini.

Heyna membawa bahan-bahan yg disuruh oleh Soh Ra dengan hati-hati, dia tidak mau melakukan kesalahan dengan menjatuhkan semua bahan-bahan ini. Jika ia menjatuhkannya pasti Soh Ra akan marah padanya.

Tapi, tiba-tiba saja Heyna tidak sengaja menginjak hanbooknya. Akhirnya semua bahan-bahan yg Heyna bawa pun terjatuh, begitu juga dengannya.

heyna meringis kesakitan dan merutuki kebodohannya. Tapi,.seperti nya tidak hanya Heyna saja yang terjatuh. Tadi dia sempat merasakan kalau Dia juga menabrak seseorang. Heyna pikir yg ia tabrak adalah seorang pemuda.

Buru-buru Heyna berdiri dan meminta maaf atas kecerobohannya.

"Maaf kan aku. Aku tidak sengaja menabrak mu" Heyna sungguh menyesal, hingga Dia terus menunduk.

"Tidak apa-apa. Aku berpikir itu juga salahku karena tidak melihat jalan tadi" katanya merendah.

Heyna pun segera Memunguti bahan-bahan yang tadi ia jatuhkan.

"Sini.. biar aku bantu" kata pemuda itu lagi.

"Ah..tidak usah, terimaㅡ" Heyna pun menoleh kearah pemuda itu sambil terbelalak kaget. Ia tidak tau siapa pemuda itu, tapi Heyna berpikir kalau pemuda itu sangat tampan.

"A..aah..tuan ak-aku pikir.." Heyna sedikit salah tingkah.

"Tidak apa-apa. Sini biar aku saja yang bawa" pemuda itu memaksakan dirinya untuk membantu Heyna.

"Ah..terima Kasih tuan.." Heyna tersenyum kearahnya sambil membungkuk.

"Siapa namamu?" Tanya pemuda itu pada Heyna.

"Namaku Heyna, Kim Sa Heyna.." jawab Heyna malu-malu

"Kau dari khusus menjahit ya?" Tanya pemuda itu lagi

"Bukan,tuan. Aku dari khusus memasak" jawab Heyna membenarkan.

"Lalu..untuk apa kau membawa bahan-bahan untuk menjahit dari ruang penyimpanan? "

"Pelayan Soh Ra menyuruhku untuk mengambil bahan-bahan ini dari sana.."

"Kau dari distrik mana?" Dia berkata lagi.

"Aku dari distrik satu tuan.."

Oh begitu.." dia pun mengangguk-angguk

"Ngomong-ngomong apakah aku boleh tau nama anda tuan?"

"Ah..iya, dimana kesopananku..aku lupa memberi tahu namaku. Maafkan Aku. Namaku Lee joo yoon"

Heyna hanya tersenyum mendengarnya.

Saat heyna hendak belok ke kiri, tiba-tiba saja tuan Yoon belok ke kanan.

"Tuan Yoon.." heyna memanggil namanya.

"Ada apa? Kenapa kau masih berdiri di situ. Bukankah distrik 1 ada di sana?" kata tuan Yoon sambil menunjuk ke arah yang di laluinya tadi.

"Iya..distrik 1 memang disana. Tapi bahan-bahan ini untuk di berikan di distrik 3, tuan "

"Ah..ya ampun, kenapa kau tidak bilang. Aku sedikit malu karena ini" dia pun jalan ke arah Heyna sambil melukiskan raut mukanya yang terlihat memerah karena malu

Heyna hanya tertawa kecil melihat wajahnya tuan Yoon yang lucu itu.

••●●◈●●••

"Nah...kita sampai.." kata tuan Yoon sambil tersenyum.

"salam tuan Yoon. Oh iya..Tuan Yoon, kenapa anda sudah tiba disini? cepat sekali?" Tanya nyonya Jang kepada tuan Yoon sambil membungkuk hormat.

" ah...iya, aku sangat rindu kepada Putra mahkota, aku ingin segera cepat-cepat menemui dia"

'Putra mahkota? Tuan Yoon?' Batin Heyna bertanya-tanya. Hingga pada saat itu pula Heyna baru tersadar kalau tuan Yoon yang Dia temui tadi adalah tuan Yoon, saudara dari Putra mahkota.

"Maaf kan aku tuan Yoon.." kata Heyna Yang tiba-tiba.

"Hamba...tidak tau kalau anda adalah tuan Yoon, saudara Putra mahkota. Maafkan hamba tuan,telah bersikap kurang formal ke anda tadi, seharusnya saya tidak sebodoh itu.. " ucap Heyna lagi seraya membungkuk hormat berkali-kali. Dia sedikit merutuki kebodohannya. Dia benar-benar tidak tau kalau pemuda yang ia jumpai tadi adalah tuan Yoon saudara Putra mahkota.

"Oh..ya ampun, kau ini terlalu berlebihan. Tenang saja aku tidak seperti Joo won yang angkuh itu. Kau tidak perlu meminta maaf padaku. Lagipula, kau tidak perlu sehormat itu padaku. Aku kan bukan pangeran disini.." Jawabnya sambil tersenyum simpul ke arah Heyna.

"Tapi bagaimana pun juga, saya tadi sudah menganggap anda seperti seorang pengawal. Mohon maafkan kebodohan saya tuan.." Heyna kembali membungkuk.

"Hahhahha.. sudahlah tidak usah dipikirkan aku tidak apa-apa kok. Jangan terus membungkuk seperti itu, aku merasa tidak enak padamu"

Heyna pun menormalkan posisinya dan tersenyum kearah tuan Yoon

"Ehmm..ya sudah kalau begitu, aku pikir aku akan mengganggu pekerjaan kalian. Aku permisi dulu" dia berkata lagi.

"Baiklah tuan Yoon, salam" nyonya Jang membungkuk hormat.

"Salam tuan Yoon.." Heyna pun juga membungkuk hormat kepada tuan Yoon.

"Salam semuanya.. " tuan Yoon pun akhirnya pergi dari distrik 3.

~

"Oh iya...heyna, aku ingin kau mengambil ukuran tubuh Putra Mahkota, besok.." Ucap Nyonya Jang setelah Tuan Yoon pergi.

"Ukuran tubuh Putra mahkota? Tapi kenapa harus aku nyonya? Kenapa tidak Pelayan Soh Ra saja yang anda suruh..?" Heyna sedikit heran mendengarnya, dan lagipula Dia malas melakukan nya.

"Aku dan Soh Ra ingin ke pasar besok. Ada yang ingin aku beli bersama Soh Ra, mungkin besok Soh Ra dan aku akan sangat sibuk, jadi aku harap kamu tidak menolak permintaan ku.."

" tapi nyonya, saya kan bukan dari khusus menjahit. Jih Eun saja nyonya, mungkin dia yg lebih mahir dari saya"

"Tapi, jih eun sedang sakit.."

"Kenapa nyonya harus memilih saya..?"

Lihat bukan, Heyna benar-benar seorang pembangkang.

"Nyonya Choi yang menyuruhku untuk meminta bantuan kepadamu"

"Nyonya Choi..?"

Mendengar namanya saja Heyna sudah takut. Dia takkan mungkin menolak permintaan nyonya Jang kali ini, apalagi sudah ada perintah duluan dari nyonya Choi. Kalau Heyna menolak permintaan nyonya Jang, maka otomatis nyonya Jang akan mengadukannya ke nyonya Choi. Jika sudah begitu habislah riwayat Heyna. Nyonya Choi bakalan menghukumnya. dan pastinya Heyna tidak mau itu terjadi.

"Pelayan Heyna..kenapa diam? "

"Ah...nyonya Jang, maaf.."

"Kau tau kenapa nyonya Choi memilihmu, karena dia pikir kau adalah orang yang pintar. Selain pandai memasak kau juga pandai menjahit kan?! Jadi untuk mengukur baju saja pasti kau bisa. Lagipula kau itu juga cukup teliti. Dan aku pikir kau adalah orang yg tepat. Maka itulah nyonya Choi memilihmu dan aku setuju. Walau kau tidak pandai membuat baju, aku rasa kau itu juga cukup membantu.."

Nyonya Jang sangat baik, berbeda sekali dengan nyonya Choi yang cerewet dan kejam. kalau di depan Heyna ini adalah nyonya Choi mungkin Dia sudah di bentak-bentak karena berani menolak perintah seorang atasan, tapi berbeda dengan nyonya Jang. Ia tidak marah, walaupun perkataannya tergolong memaksa.

"Ya sudah. Baiklah, saya mengerti nyonya. Perintah anda akan saya laksanakan"

"Terima kasih pelayan Heyna. Besok, kau sudah harus ke kediaman putra mahkota jam 10.30 pagi."

"Saya mengerti nyonya."

"Dan ini, buku dan pena untuk kau mencatat nanti.."

Heyna pun mengangguk sambil mengambil buku dan pena yang diberikan nyonya Jang

"Kalau begitu, kau boleh kembali ke distrikmu. Hari semakin gelap, pekerjaan kami pun sudah hampir selesai."

"Terima kasih nyonya...saya permisi dulu, salam." Heyna membungkuk hormat.

"Salam.." dia membalas membungkuk kecil ke arah Heyna.

Heyna pun melangkahkan kakinya untuk berbalik menuju ke distriknya.

"Ya ampun...kenapa nyonya Choi harus memilihku untuk melakukan pekerjaan itu besok. Apakah tidak ada pelayan lain yang bisa disuruh selain aku. Padahal besok, aku berencana untuk mengajak Min young ke pasar. Huh, ya ampun..menyebalkan"
Di sepanjang jalan Heyna terus menggerutu dan sesekali mendengus kesal.

__________••●●◈●●••__________

°

°

Kira-kira apa yang terjadi jika mereka bertemu?

Continua a leggere

Ti piacerà anche

BITTER TRUTH [END] Da Angel

Narrativa Storica

8.3M 1.1M 91
"Buktikan bahwa bukan kau yang meracuninya dengan pedang ini" ucap Duke Hevadal dengan wajah yang sedingin dinginnya pada putri kandungnya sendiri El...
1.3M 97.4K 72
(Bakal direvisi kalo authornya gak males.) Selena, seorang perempuan nolep yg pinter, dia ber transmigrasi ke tubuh seorang antagonis di buku novel...
Ken & Cat (END) Da ...

Narrativa Storica

7.1M 757K 53
Catrionna Arches dipaksa menikah dengan jenderal militer kerajaan, Kenard Gilson. Perjodohan yang telah dirancang sejak lama oleh kedua ayah mereka...
30.5K 2.5K 178
Sinopsis : Wanita muda dari keluarga Xue itu berbakat dan cantik, dan menikah dengan suami impian pada usia 16 tahun. Mereka memiliki hubungan yang...