Mr. Gentleman

By ZerooneLps

326K 16.2K 638

Dear My Gentleman, Beritahu aku siapa dirimu Seperti apa wajahmu Seperti apa keindahan tubuhmu Karena aku t... More

Prolog
#01
#02
#03
#04
#05
#06
#07
#08
#09
#10
#11
#12
#14

#13

14.1K 837 36
By ZerooneLps

"Oldman, Kumohon. Hapuslah namanya..."

Kutatap lagi sang Oldman untuk yang ke sekian kalinya.

Si tua bangka itu melihatku dengan enggan. Ia sendiri tidak menyangka, jika nama gadis itu, termasuk di dalam kontrak yang di berikan sang master.

Tetapi, apapun itu. Tidak akan ada yang bisa sang Oldman lakukan.

Perintah sang Master adalah mutlak. Karena meski Oldman memiliki sihir yang menakjubkan. Kekuatan yang ia miliki masih tidak ada seujung kuku jemari sang Master.

Dia, sang master. Si penyihir abadi yang memiliki seribu wajah.

"Zeroone," Oldman berjalan mendekatiku. "Lupakan gadis itu, kau tidak akan pernah bisa bersamanya."

"AKU TAHU!" Tanpa sengaja aku berteriak. "Ya, aku tahu Oldman. Setidaknya, hanya satu saja. Kali ini saja, bantu aku menghapus namanya dari kontrak itu."

Aku menjatuhkan lututku di atas lantai. Memohon dengan wajah tertunduk.

Oldman mungkin akan terbahak melihat apa yang kini kulakukan.

Tapi- rupanya tidak. Oldman malah membantuku bangkit. Dan menatapku dengan raut wajah yang kuanggap sebagai 'iba'.

"She's human Zeroone. She can die anytime." Nasihatnya.

Baru kali ini sang Oldman terlihat bijak. Sungguh jauh berbeda dengan biasanya.

Arogan, kejam dan mengerikan.

"Tapi, aku mencintainya."

"BULLSHIT!" Oldman berbalik memunggungiku. Napasnya terlihat berat.

Apa dengannya.

"Apa kau yakin gadis itu termasuk di dalam kontrak?" Tanya sang Oldman lagi.

Aku mengangguk mantap. "Hasratku untuk menghabisi darahnya seakan tidak terbendung ketika ia ada didekatku. Dan ini, selalu terjadi setiap kali aku berhadapan dengan orang-orang yang namanya tercantum di dalam kontrak." Jelasku.

"Hmm," Oldman mengambil sesuatu dari dalam kotak yang ada di dekatnya. "Aku akan membantumu. Hanya dengan satu syarat..."

Aku mengangkat wajahku. Perasaan lega melintas begitu saja.

"Kau akan kusembunyikan di suatu tempat, untuk sementara ini." Ujar sang Oldman.

"Apapun," seruku. "Selama aku bisa melindunginya."

Oldman tersenyum. "Sabar nak. Dan sebelum itu, panggil Duncan kesini."

"Apa?" Apa aku tidak salah dengar. Mengapa aku harus menyertakan dia di sini. "Tapi, untuk apa Oldman?"

Oldman terbahak. "Harus ada sweeper cadangan bukan." Tandasnya.

Sekejap aku langsung mengerti apa yang ia maksudkan.

"Baiklah, aku akan menurutimu. Tetapi berjanjilah padaku, Duncan tidak akan terikat di dalam permainan ini." Pintaku.

Tentu saja. Karena Duncan adalah bagian diriku yang lain.

***

Jemari Zeroone menekan kulitku dalam-dalam. Membuatku tanpa sadar menjerit.

"Akh! Kau menyakitiku."

Kedua mata Zeroone seketika berubah. Ia melompat mundur. Berusaha menjauhi jeruji besi itu sejauh mungkin.

"PERGI!" Teriaknya dari kegelapan.

Aku memegangi lenganku yang tadi dicengkeramnya.

"Menyingkir Lana." Sang serigala kini berada di sebelahku.

Mendongak dengan angkuh seraya memutari pandangan ke bagian atas dan bawah jeruji besi itu.

Kemudian, hal yang sama sekali tidak pernah kulihat... terjadi.

Serigala hitam itu, secara perlahan berubah menjadi sebuah sosok.

Dengan sebuah topeng hitam yang menutupi hampir sebagian wajahnya. Sama seperti Zeroone yang terkurung di dalam sana.

"DUNCAN! JANGAN KAU BERANI MELAKUKANNYA." teriakan Zeroone kembali menggema.

Hanya satu yang baru kusadari. Lelaki berparas sama seperti Zeroone ini, bernama Duncan.

"Shut up Zeroone! Mundur atau sihirku akan menghancurkanmu." Senyum miring menghiasi wajah Duncan.

Syukurlah aku bergegas menjauh. Karena jika aku terlambat sedetik saja, tubuhku pasti sudah terbelah seperti jeruji besi itu.

Duncan berjalan memasuki goa seraya mengeluarkan sebuah tali dari saku bajunya.

"Ahh betapa pintarnya aku." Gumamnya. Memuji diri sendiri karena telah melakukan persiapan yang matang.

Aku hanya bisa menggeleng. Entah mengapa, tiba-tiba Duncan mengingatkanku pada seseorang.

Kedua mata Zeroone kembali berubah dan kemarahan terlihat jelas menguasai pria itu.

Namun, seolah tidak perduli. Duncan dengan gerakan secepat kilat sudah melilitkan tali itu ke pergelangan tangan Zeroone dan mengikatnya kuat-kuat.

Entah tali apa itu. Karena seberapa pun usaha Zeroone untuk membebaskan dirinya. Hasilnya tetap percuma.

"Kemari Lana," teriak Duncan.

Dengan amat hati-hati aku perlahan mendekati mereka, sambil membuat jarak yang cukup jauh di antara kami. Meski pada akhirnya Duncan tetap menyadarinya.

Ia menarik tanganku, dan mendorong tubuhku hingga tersungkur ke dada bidang Zeroone.

Seolah belum cukup, Duncan mencengkeram rambutku dan memaksaku agar menatap kedua matanya.

"Alana, kau adalah budak Zeroone dan kau bersedia melakukan apapun perintahnya. Remember that honey."

Dan kalimat itu terus berulang di dalam kepalaku.

Dia benar. Duncan benar. Aku adalah budak Zeroone dan apapun yang diinginkan Zeroone harus kulakukan.

Pandanganku perlahan memudar, segalanya menjadi tidak fokus.

Ketika kulihat punggung Duncan yang perlahan menjauh, serta jeruji besi yang kembali utuh hanya dengan sentuhan jari.

Kini, hanya tersisa kami berdua. Aku dan Zeroone. Pria dengan topeng hitam yang ada di atasku.

Menatapku dengan pandangan lapar.

Tidak bukan hanya itu.

Mata merah Zeroone terlihat penuh hasrat yang menggebu. Sama seperti diriku.

Yang terbakar oleh gairah.

'kau adalah budak Zeroone dan kau bersedia melakukan apapun perintahnya.'

Ku tangkup rahang Zeroone yang ditumbuhi rambut halus.

Ooh Shit. Aku benar-benar tidak dapat membendungnya.

Ketika bibir Zeroone yang basah perlahan mulai menelusuri sisi leherku.

"Yeah Zeroone..." ucapan itu keluar begitu saja.

Zeroone menggeram. Seakan kedua tangannya yang terikat bukan lagi halangan baginya.

"Ooh... i want you Alana. I really want you!!"

Segalanya berjalan sesuai keinginan. Panas membara. Bahkan gaun merah yang tadinya masih melekat di tubuhku, perlahan terlepas.

Koyak oleh taring Zeroone yang sedingin es.

'kau adalah budak Zeroone dan kau bersedia melakukan apapun perintahnya.'

Dan kalimat itu terus saja berulang. Sama seperti gairah yang semakin membara di dalam tubuhku.

Sama seperti lidahku yang tak henti bermain di dalam rongga mulutnya.

Entah mengapa, aku benar-benar menginginkannya. Percintaan kotor di antara kegelapan ini.

"Please, Bite me.... Zeroone"

***

Tbc.

Continue Reading

You'll Also Like

554K 21.3K 46
⚠️ WARNING!!! : YOUNGADULT, 18+ ‼️ hars word, smut . Tak ingin terlihat gamon setelah mantan kekasihnya berselingkuh hingga akhirnya berpacaran denga...
17M 754K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
379K 21.1K 29
Mature Content ❗❗❗ Lima tahun seorang Kaia habiskan hidupnya sebagai pekerja malam di Las Vegas. Bukan tanpa alasan, ayahnya sendiri menjualnya kepad...
2.5M 38.2K 50
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...