Don't Leave Me Alone

بواسطة HikariKyuu

331K 24.1K 898

[Complete] Nakayama Yura pemuda manis berumur 16 tahun dijual oleh bibinya karena bibinya sangat membenciny... المزيد

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
A/N
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Note
Chapter 23

Chapter 11

10.4K 912 16
بواسطة HikariKyuu

Pada saat malam harinya tepat didapur Yura kembali mengeluh sakit pada perutnya dan menolak untuk makan walaupun sedikit.

Hal ini membuat Akira- yang merupakan orang kepercayaan yang disuruh Ayato untuk menemani Yura.

"Yura-chan makanlah sedikit, tadi kau hanya makan eskrim kan?" Akira membujuk Yura untuk makan.

Yura tidak menjawab dan menggelengkan kepalanya dengan lemah.

"Ayolah bila kau tidak makan nanti kau bisa dimarahi oleh Ayato-sama." Ucap Akira mencoba untuk menakuti Yura.

Yura yang sedang memainkan-memelintir bajunya seketika menegang, bayangan ketika Ayato meneriakinya dan memukulnya kembali membuatnya ketakutan.

Yura masih membayangkan saat Ayato meneriakinya dan memanggilnya sebagai pelacur murahan dan saat Ayato memukulnya tanpa ampun. Ayato yang sudah pulang kebetulan melewati dapur pun mendengar apa yang diucapkan oleh Akira.

"Cepat habiskan makananmu dan segeralah tidur. Ini sudah larut." Ayato berucap dengan nada yang datar setelah itu melangkahkan kakinya pergi.

Yura pun dengan cepat mengambil sendok dan memakan makanannya dengan cepat walaupun hanya termakan setengah.

Akira pun tersenyum lega, setelah membereskan piring makanan Yura dengan sedikit kesal karena Yura menolak untuk piringnya dicuci olehnya.

Setelah itu Akira membantu Yura berjalan menuju kamarnya dengan menggenggam tangan kecil Yura dengan erat, entah kenapa sejak pertama kali melihat Yura dirinya menjadi sangat menyayangi Yura seperti adiknya sendiri.

Yura yang pendiam membuatnya penasaran dengan sosok Yura yang penuh dengan misteri.
Yura yang sering menerawang membuatnya yakin bahwa kehidupan yang ia jalanin tidak sebaik yang ia lihat.
Yura yang tertutup membuatnya semakin yakin bahwa Yura kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian.

Akira menyelimuti Yura dan mengelus rambutnya dengan lembut, Akira tersenyum saat Yura menatap dengan matanya yang bulat.

"Selamat malam semoga mimpi indah." Akira menyenandungkan sebuah lagu pengantar tidur untuk Yura.

Mata Yura mulai berkaca-kaca, perhatian yang Akira berikan untuknya sama seperti dengan mendiang ibunya, bagaimana dulu ibunya selalu mengancam tidak membelikan mainan bila ia tidak ingin makan. Bagaimana saat sebelum ia tidur ibunya akan selalu mengelus kepalanya dengan lembut dan mengecupnya, setelah itu ia akan menyenandungkan sebuah melodi pengantar tidur untuknya.

Yura terisak dengan pelan, Akira yang sedang menyenandungkan sebuah lagu pun terkejut. Dengan panik Akira mencoba untuk menenangkan Yura yang terisak semakin keras

"A-aduh maafin Akira ya Yura-chan, apakah aku membuat dirimu tidak bisa tidur? S-sudah jangan menangis lagi."

Yura masih terisak, kali ini ia menggumamkan sesuatu dengan cukup keras.

"Okaa-san Yura ka-kangen. Okaa-san ke-kenapa harus pergi." Berulang kali Yura mengulangi kalimat yang sama.

Akira langsung memeluk Yura lalu membelai punggung Yura dengan lembut.

"Shht, Yura jangan nangis lagi. Kalau Yura nangis pasti Okaa-san Yura juga akan ikut sedih."

Beberapa menit kemudian Yura menghentikan tangisannya meskipun sesekali ia masih terisak.

"Sekarang Yura harus tidur, kalau Yura sedih nanti adik bayi yang ada didalam perut Yura juga bakalan ikut sedih." Ucap Akira lalu mengelus kepala Yura dengan lembut.

Setelah dirasa Yura sudah mulai tenang Akira berdiri dan akan melangkahkan kakinya keluar dari kamar Yura. Saat melangkahkan kakinya Yura menarik baju belakang yang dikenakan oleh Akira.

"Ja-jangan pergi." Yura berucap dengan sesekali terisak.

"Baiklah aku akan selalu di sini, sekarang Yura tidur ya."

Yura mengangguk dengan pelan lalu mulai memejamkan matanya. Akira mengelus kepala Yura dengan lembut.

Setelah Yura sudah tidur dengan nyaman, Akira baru melangkahkan kakinya keluar menuju kamarnya sendiri yang sudah disiapkan.

"Sepertinya anak itu memiliki masalah yang rumit, semoga saja masalahnya bisa cepat berlalu." Batin Akira.

Sudah 2 minggu berlalu, interaksi antara Akira dan Yura semakin dekat. Yura yang semakin terbuka dengan Akira. Hal ini juga balasan yang sepadan bagaimana kerja keras Akira selama 2 minggu ini mencoba untuk melakukan yang terbaik untuk Yura.

"Akira-niisan bolehkah aku makan es krim?" Tanya Yura mememiringkan kepalanya.

Akira ingin mengomeli Yura, tapi diurungkannya saat melihat tatapan memelas yang dikeluarkan oleh Yura.

"Ya ya kau menang. Kau boleh makan tapi hanya boleh 1 mangkuk saja. Kau mengerti?" Ucap Akira sambil berkacak pinggang.

Yura menganggukan kepalanya, lalu mengambil mangkuk berisi es krim yang sudah disiapkan oleh Akira untuknya.

"Yura-chan kau pergilah terlebih dahulu menuju balkon atas, nanti nii akan menyusul. Dan hati-hati saat menaiki tangga." Ucap Akira sibuk dengan makanan yang sebentar lagi akan matang.

Yura menganggukan kepalanya lalu melangkahkan kakinya duluan untuk pergi ke balkon yang terletak di lantai 2.

Akira merasakan perasaan yang tidak enak mengganjal dihatinya, dengan cepat ia memindahkan makanan yang sudah jadi itu wadahnya.

Di tempat tak jauh dari dapur Ryou berdiri sambil melipat kedua tangannya didada. "Sebentar lagi nasib baik mu akan berubah lagi pembunuh." Ucap Ryou lalu tersenyum dengan keji.

Yura melangkahkan kakinya menuju tangga yang akan membawanya menuju lantai 2, ia melangkahkan kakinya dengan pelan menaiki tangga dihadapannya.

Saat hampir menuju tangga terakhir, Ryou yang sedari tadi mengikuti Yura dengan sengaja berlari dan menabrak Yura dengan cukup keras sehingga membuatnya kehilangan keseimbangan dan hampir terjatuh terguling di tangga.

Saat hampir jatuh ada sebuah tangan yang menariknya dan menolongnya. Mata Yura sudah terbelalak dengan lebar, dirinya benar-benar terkejut.

Orang yang menyelamatkan nya ternyata Akio yang kebetulan ingin menuruni tangga.

Badan Yura sudah bergetar ketakutan, bagaimana bila tadi Akio-sama tidak menolongnya? Bagaimana nasib kandungannya bila tadi ia jatuh?

Dibelakang Akio dan Yura, Ryou menyeringai. Genggaman Akio dan Yura sudah terlepas sedari tadi, Yura sekarang ini sedang meringkuk-berjongkok dengan badan bergetar ketakutan. Hal ini tidak disia-siakan oleh Ryou.

Akio yang sedang menatap Yura ketakutan tidak bisa berbuat apa-apa, tiba-tiba ia merasakan pundaknya didorong oleh seseorang dan menyebabkannya ia jatuh terguling di tangga.

Yura yang melihat kejadian itu sontak membelalakan matanya lebar. "A-akio-sa-sama." Gumamnya penuh ketakutan.

Ryou dengan cepat menuruni tangga menghampiri Akio yang sudah terkapar dengan kepala berdarah. Sebelumnya ia berkata. "Jalani hari-harimu seperti sebelumnya pembunuh."

Ryou yang sedang berakting berteriak dengan kencang memanggil nama Akio dengan keras. Sontak hal yang dilakukan itu membuat para pelayan datang menghampiri sumber suara."

"Yaampun tega sekali siapa yang melakukan ini?"

"Ayato-sama pasti akan marah besar dan bersedih."

"Orang yang melakukan hal ini pantas untuk mendapatkan ganjarannya."

Itulah bisik-bisik para pelayan yang melihat keadaan Akio yang sudah terkapar.

"Dia! Dia adalah pelakunya! Aku melihatnya sendiri, saat Akio-sama ingin menuruni tangga anak itu dengan sengaja mendorong nya!" Jerit Ryou sambil menunjuk Yura yang sedang berjongkok dengan badan yang semakin bergetar ketakutan.

"Ti-tidak a-aku bukan pelakunya!" Jerit Yura dengan bergetar.

"Aku melihatnya sendiri tadi! Sudah cepat panggilan ambulans."

Akira yang berada dikerumunan para pelayan itu menatap Yura dan Akio bergantian.

"Yura pasti bukan pelakunya, tidak mungkin anak sepolos Yura tega melakukannya." Batin Akira

Akira menaiki tangga dan menghampiri Yura yang sedang berjongkok memeluk badannya dengan erat. Akira mencoba untuk menarik tangan Yura tapi hal itu langsung ditepis oleh empunya.

"Ti-tidak ja-jangan mendekat." Jerit Yura penuh ketakutan sambil menggelengkan kepalanya.

"Yura ini aku nii." Akira mencoba menarik lengan Yura dengan kuat lalu memeluk tubuh Yura yang bergetar penuh ketakutan.

Awalnya Yura memberontak menolak untuk Akira mendekatinya, sekarang Yura sedang bergumam dengan nada bergetar. "A-aku bu-bukan pelakunya."

Akira yang mendengarkan penuturan Yura pun merasa sedih, sebegitu banyakkah masalah yang dihadapi oleh Yura?

"Shtt nii tau kalau Yura bukan pelakunya." Akira mengelus punggung Yura yang sudah tidak bergetar setakut tadi.

"Nii." Panggil Yura dengan lemah.

"Ya."

"Aku ngantuk."

"Yura kita kembali ke kamar saja ya. Jangan disini udaranya dingin." Akira mencoba membujuk Yura.

Yura menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak aku mau disini saja."

"Baiklah, siapa tahu tidur dapat membuat masalahmu berkurang."

Yura mencari posisi yang nyaman lalu ia memejamkan matanya saat Akira menyenandungkan sebuah lagu.

Semua batin dan fisik Yura sudah cukup lelah hari ini, ia hanya ingin istirahat sejenak untuk menghadapi masalah yang akan datang.

Didalam sebuah mobil Ayato menggeram marah, ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata menuju rumah sakit.

Ryou tadi menelepon nya dan menjelaskan semuanya dengan terisak.

"Anak itu benar-benar tidak tau diuntung, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Lihat saja anak itu tidak akan selamat." Batin Ayato sambil memukul setirnya.

-Tbc-

A/n : Hai hai cepet updet kan, kayaknya konflik nya udah mulai panas nih. Hehehe.
Maafkan aku yang konfliknya bener-bener alay (?)
Please vote and comment yaa.

Sankyuu~

Jakarta, 30 Juni 2016.

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

487K 29K 24
≼ᐧTAMATᐧ≽ Aᴜᴛʜᴏʀ : Cʜᴏᴅᴀ 💕══════════════════════╗ ║ʀᴀʜᴀsɪᴀ ᴛᴀᴋ ᴛᴇʀᴋᴀᴛᴀᴋᴀɴ ᴀɴᴛᴀʀᴀ 💉 ║ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ɢɪɢɪ ᴛᴀᴍᴘᴀɴ ᴅᴀɴ 🏥 ║ᴘᴀsɪᴇɴ...
17.1K 919 27
Sebuah kebohongan dan penghianatan yang tak mampu termaafkan. Disaat itu pula penyesalan datang menjerumus salah satu nya. Akan kah berakhir bahagia...
335K 8.4K 7
"Sudah kubilang, aku ini werewolf, bukan anjing!" seru Qian tidak sabaran pada lelaki gagah menyebalkan yang memandangnya rendah. "Hoo? Namun di mata...
457K 41.4K 33
【SELESAI】 Raito, pemuda yatim piatu yang tidak percaya dengan makhluk halus, apalagi yang mereka sebut dengan vampir. Tapi pertemuannya dengan seoran...