Comparable

By AmeliaWardani

448K 24.1K 205

Bagaimana jika, seorang Darrel yang terkenal dengan sebutan 'player' rela mengubah perilakunya hanya karena T... More

Prologue
Chapter 1 - Kebetulan
Chapter 2 - Rencana
Chapter 3 - Modus
Chapter 4 - Bolos
Chapter 5 - Secuil Perasaan Tak Terima
Chapter 6 - Pindah?
Special Chapter
info
Chapter 7 - Meet Her
Chapter 8 - Jealous, huh?
Chapter 9 - Bayu Beraksi? Eh
Chapter 10 - Gagal Kemping
Chapter 11 - Jatoh
Chapter 12 - Masalah
Chapter 13 - Permohonan
Chapter 14 - Teman Baru
Chapter 15 - Dilema
Chapter 16 - Kambuh
Chapter 17 - Dirawat
Chapter 18 - Kenyataan Yang Sulit
Chapter 19 - Her Other Side
Chapter 20 - Kabur Bareng?
Chapter 21 - A Giant Blue Teddy Bear
Chapter 22 - Accident
Chapter 23 - Kabar Baik Dan Buruk
Chapter 24 - Urusan 'Gawat Darurat'
Chapter 25 - Isi Surat
Chapter 26 - Hubungan Yang Menggantung
Chapter 28 - Tentang Perasaan
Epilog
Cara Pre - Order 'Waiting For You'

Chapter 27 - Dia Menghilang

10K 554 1
By AmeliaWardani

"Kak, aku pengen pulang." Ucap Tiffany pelan dia sudah merasakan hawa yang tak enak disini. Darrel melepas pelukannya, dia menatap Tiffany sebentar. Lalu mengembuskan napas seraya mengangguk.

"Ayo, biar gue anter."

Selama perjalanan pulang menuju rumah Tiffany. Tak ada suara sama sekali. Darrel sebenarnya ingin berbicara, tetapi ia bingung.

"Gue ga maksa lo, tapi, kasih gue jawaban yang pasti Tif. Mungkin lo bakal berubah pikiran." Ucap Darrel sebelum Tiffany keluar dari mobilnya.

Tiffany hanya menjawab dengan anggukan, dia tersenyum kecil lalu keluar dari mobil Darrel. Darrel segera melajukan mobilnya menuju rumahnya.

Dia tak memikirkan keadaan di rumah pohonnya, mungkin teman-temannya lah yang akan membereskannya. Teman-temannya juga pasti merasakan perasaan Darrel kali ini.

Setibanya di rumah, tanpa pikir panjang Darrel menuju kamarnya. Membiarkan dirinya untuk berpikir sejenak dan membungkus dirinya dengan selimut. Bodo amat dengan baju yang belum dia ganti.

Apa gue terlalu terburu-buru.

Tapi, beberapa bulan deket sama Tiffany apa ga cukup lama.

Atau dia belum percaya sama gue, karena gue itu player?

Suara ketukan pintu membuat Darrel keluar dari selimutnya. Pintu kamarnya memang sengajad ia kunci, karena dia memang sedang tak ingin diganggu.

"Rel, lo gapapa?" Tanya ketiga temannya dari luar.

"Iya, iya gue baik-baik aja!" Jawab Darrel dengan suara seraknya.

"Kalo gitu kita ke kamar Damar ya!" Ucap salah satu dari mereka, yang tak terlalu jelas didengar oleh Darrel karena sekarang kepalanya sudah dia tindih dengan bantal.

Yang harus ia lakukan hanyalah tidur, melupakan semua kejadian hari ini, dan memulainya besok.

***

Darrel sedang bercermin sekarang. Menata rambutnya berulang kali sejak sepuluh menit yang lalu. Dia sudah bersiap dengan seragam sekolahnya, namun akhirnya, dia hanya menghabiskan waktunya untuk menata rambut. Dan hasilnya tetaplah sama; acak-acakan.

Setelah keluar dari kamarnya, Darrel mengambil satu buah sandwich yang telah mamanya buat, dan memakannya sembari berjalan menuju garasi. Melihat kembarannya tengah memakai sepatu, Darrel terhenti.

"Mau bareng Mar?" Ajak Darrel.

"Ga Rel, gue bawa motor aja," Damar memperhatikan Darrel. "Lo seneng banget keliatannya."

Darrel mengangguk dan berjalan menjauhi Damar, menuju garasi. Dia sama sekali belum lupa kejadian kemarin. Hanya saja, dia bisa menutupinya dengan senyuman, berbanding dengan keadaan hatinya yang selalu saja berteriak.

Bunyi derum mobil memenuhi penjuru garasi. Darrel melajukan mobilnya menuju sekolahnya. Setelah dua puluh menit berlalu, Darrel sudah sampai di parkiran sekolahnya.

Dia berjalan menuju kelasnya. Lalu duduk di bangkunya, yang sebelahnya kosong. Mungkin Damar belum datang. Dibelakangnya ada kedua temannya yang sedang menyalin PR--beruntung Darrel sudah selesai-- mereka berdua sama sekali tak menggubris Darrel yang baru saja datang.

"Woi!" Seru Darrel. Membuat kedua temannya terlonjak.

Karena kesal Rama membalas. "Apaan sih Rel? Gak lucu."

"Kita lagi darurat nih, gatau keadaan emang," Ucap Ghafar sambil menulis buku dengan kecepatan super. "Lo udah emang? PR bu Parah, eh, Farah."

Darrel mengangguk. "Udah lah, gue 'kan rajin. Ga kayak kalian berdua."

Keduanya mendongak, mengucap bersamaan. "Songong najis!"

Akhir-akhir ini Darrel memang sering melakukan kegiatan belajarnya di rumah karena UAS hanya tinggal satu bulan. Walaupun disini dia memang sering membolos atau malas, tetapi sebenarnya Darrel itu rajin belajar. Dia menganggap sekolah itu hanya tempat paling enak untuk berkumpul dengan teman-temannya, bukan untuk belajar.

Bel sekolah berbunyi, bersamaan dengan Damar yang sudah duduk disebelahnya dan juga suara teriakan Rama. "Sial, gue belum selesai. Pelajaran pertama lagi!"

Darrel meledek. "Sukurin."

Setelah melewati dua jam pelajaran, bel istirahat berbunyi.

Darrel berjalan keluar kelasnya, tanpa berbicara sepatah kata pun pada ketiga temannya, yang dimaklumi oleh mereka.

Ia berjalan menuju kelas Tiffany, masih belum menyadari apa yang ia lupa. Seketika ia ingat jika Tiffany sudah tak bersekolah, seperti perkataan perempuan tersebut tadi malam. Jika Tiffany harus pindah.

Dengan wajah murung Darrel membalikan badan, melangkahkan diri menuju taman belakang sekolah. Ah, Darrel juga ingat, taman belakang lah tempat momen paling banyak antara ia dan Tiffany.

Momen ketika perempuan itu meminta permohonan untuk menerima Kania. Sebenarnya, Darrel berniat menolak Kania, dan mencatatkan sejarah jika 'Seorang Darrel Adiyatama, Pertama Kali Dalam Hidupnya Ia Menolak Seorang Cewek', tetapi karena Tiffany meminta, apa boleh buat.

Dan ketika perempuan itu hampir saja menangis karena melihat adegan penembakan Kania di kelasnya, dan Tiffany berlari begitu saja. Sebenarnya Darrel sempat bingung. Padahal Tiffany memintanya untuk menerima Kania, tetapi itu hanya membuat dirinya sakit. Ayolah, mengapa isi hati perempuan sangatlah susah ditebak.

***

Darrel memanjat pohon dengan hati-hati, setelah dia rasa sudah sama tingginya dengan balkon di sebelahnya, Darrel segera meloncat. Dan hap (ini bukan lagu Cicak Cicak Di Dinding), dia mendarat dengan mulus di balkon tersebut.

Dia membenarkan tas yang ada di bahunya, lalu mengintip ke dalam ruangan yang terhubung dengan balkon. Kosong. Tak ada siapa-siapa.

Darrel duduk di sofa yang ada di balkon. Tiba-tiba terdengar jelas suara langkah kaki yang mendekatinya, lalu dilanjutkan dengan suara seseorang.

"Kak Darrel? Kenapa disini?" Tanya perempuan itu, Tiffany.

Darrel mendongak, tersenyum tipis. "Gue mau minta kepastian, dan penjelasan dari lo Tif."

Tiffany meneguk ludahnya, tak menyangka Darrel kesini hanya untuk meminta penjelasan darinya. Tiffany duduk di sebelah Darrel, dan memulai penjelasannya.

"Aku bakal berangkat besok ke Singapure buat transplantasi, soalnya alat-alat operasi buat transplantasi di Indonesia belum cukup lengkap. Papa aku mutusin untuk sekalian tinggal disana dan nerusin sekolah aku sampai aku lulus kuliah disana. Jadi, aku minta maaf kak, aku ngegantung hubungan kita disini. Tapi mau gimana lagi aku--" Tiffany mengelap air mata yang berada di ujung pelupuknya.

Darrel memeluk Tiffany, mengusap rambut perempuan itu. "Shh, shh. Gak apa-apa Tif, ini semua demi kesehatan lo. Gue rela ngelepas lo walaupun rasanya cukup berat."

Tiffany menangis kecil. Darrel semakin mengusap rambut Tiffany, mencoba menenangkannya, mengatakan kalau tidak apa-apa.

Walaupun di dalam hatinya, Darrel sama sekali belum siap melepas perempuan itu begitu saja. Rasa sakit untuk kedua kalinya ia rasakan sekarang. Apa ini seperti tanggungan untuknya, karena perbuatannya selama ini?

Tapi, kenapa karma harus membalasnya ketika ia sudah sangat menyayangi perempuan yang tengah didekapnya ini. Kenapa bukan dengan perempuan lain saja?

a.n

Hae gaes! Sorry ya update lama sama kurang panjang, kan kemaren udah update cepet hehe. Sebagai gantinya daku kasih pic darrel sama bayu, begimana? Jadi pengen cepet nikahin doi? (Eh, gadeng, canda).

Btw, kalo bs 2 udah selesai. Aku gabakal langsung publish bs 3 kayaknya, soalnya belum ditulis dan masih prolog. Rencananya mau nerusin dimension heart dulu. Bubyee, see you gaes, thankiesss!

Continue Reading

You'll Also Like

13.8M 1M 74
Dijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Hargai karya penulis dengan Follow semua sos...
30.9M 1.8M 67
DIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 3 SUDAH TAYANG di VIDIO! https://www.vidio.com/watch/7553656-ep-01-namaku-rea *** Rea men...
9.8M 183K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...