PARTNER

By dqueen_

8.3K 2.1K 236

"Karena aku tahu, bahwa kita akan tetap menjadi kita." -Riki More

CAST
PROLOG
1. [Baru]
2. [Sekarang]
3. [Siapa?]
4. [Kelam]
5. [Pengakuan]
6. [Mr.Robot]
7. [Satu Kali]
8. [Pengakuan ke-2]
9. [Hening]
11. [Silang]
12. [Pesan]
13.[Kostum]
14. [Segitiga]
15. [Menyerah? Tidak!]
Iklan Sekejap [penting!]
16. [Detik-detik menuju UAS]
17. [Pertanda]
18. [Menuju Kebenaran]
19.[Gagal]
20. [Bandara]
21. [Terluka]
22. [Jubah hitam]
23. [I'm your Riki]
24. [Siapa Dia?]
25. [Sepupu]
26. [Truth or Dare]
27. [Tahun Ajaran Baru]
28. [Cinta Lama]
29. [Dilla Kembali]
30. [Alasan Kembali]
31. [Drama Kecil ala Tobi]
32. [Tertangkap]
33. [Sulit]

10. [Masalah Baru]

185 60 1
By dqueen_


Kini mereka telah sampai di tujuan. Angkot berhenti di depan tugu perumahan Cempaka putih.
Dari tugu Kanya dan Rani berjalan menuju rumah Kanya. Suasana di perumahan itu sangat sepi, maklum semua yang tinggal di sana ialah orang-orang super sibuk. Rani sangat takjub melihat semua rumah yang ada di sana, baginya di sana adalah istana-istana megah untuk tuan dan putri seorang raja.

"Ran sini." ajak Kanya ke sebuah bangunan megah yang bukan lain adalah rumahnya.

"Ini rumah lu kankan?" ucap Rani, matanya tidak berhenti memandang setiap tepi bangunan.

"Kankan apa sih? Udah yo masuk," ucapnya penasaran seraya membuka pintu rumahnya.

Rani membuka sepatunya saat di dalam rumah.

"Eh ran, ga usah di buka. Langsung ke atas aja ayo."

Rani mengangguk menandakan iya mengerti.

"Udah pulang kamu?" bunda menghampiri mereka.

"Iya bun udah." menyalim bunda di susul oleh Rani.

"Ini Rani yang kamu bilang kemarin?"

"Iya bun, kita ke atas ya."

"Rani mau kue ga?"

"Ga bun, ga usah. rani ga suka kue. Ayo ran." Kanya langsung menarik tangan Rani dan segera menaikki anak tangga, Rani hanya menurut.

"Bunda terobsesi banget sama kuenya ih," gerutu Kanya seraya membuka pintu kamarnya.

"Wow! Ini kamar kankan?" ucap Rani takjub.

"Yaelah Ran kankan apa sih?" ucap Kanya penasaran seraya membuka sepatunya.

"Itu panggilan buat lu kankan," ucap Rani sambil cekikikan.

"Jelek banget ih, Kanya Gomez gitu manggilnya."

"Ke bagusan ah. Yaudah sekarang kita ngapain nih?"

"Oh iya. Bentar gua ambilin baju."

Kanya mencari-cari baju yang cocok untuk Rani di dalam lemari bajunya yang cukup besar.

"Nih ran. Lu ganti baju di kamar mandi, gua di sini aja."

Rani langsung mengiyakan, Kanya pun langsung mengganti pakaiannya dengan celana traning dan kaos oblong berwarna putih polos.

Rani sudah selesai mengganti pakaiannya, dan keluar dari kamar mandi.

"Sekarang apa?" tanya Rani kembali.

"Duduk di sini." menunjukkan ke arah meja riasnya.

Rani menurut dan langsung duduk di bangku yang ada di depan meja rias Kanya.
Kanya mengambil sesuatu dari dalam lokernya.

"Itu apaan kay?" tanya Rani makin penasaran.

"Ini soflen minus, fungsinya buat ngegantiin kacamata lu itu. Jadi lu ga perlu make kacamata lagi." ucap Kanya seraya melepas kacamata Rani dan menggantikannya dengan soflen.

"Coba buka mata lu ran, ga kabur kan pandangannya?"

Rani membuka matanya, benar kata Kanya fungsi soflennya sama seperti kacamata minus milik Rani. Dia langsung mengangguk menandakan iya.

"Oke sekarang rambut, gua mohon mulai dari besok. Lu jangan ngiket rambut lu lagi, lu gerai aja, boleh kasih sentuhan bando, pita atau jepitan tapi jangan di iket." ucap Kanya di balas anggukan oleh Rani.

Kanya memberi sentuhan-sentuhan di wajah Rani dengan sedikit pelembab lalu bedak, dan mengoleskan gincu tipis di bibir Rani yang mungil.

"Coba buka mata lu ran."

Rani membuka matanya perlahan, dan dia langsung terdiam melihat wajahnya yang berubah drastis pada cermin.

"Kankan ini bener gua?" tanya Rani tidak percaya

"Lah iya ran siapa lagi," ucap Kanya seraya merapikan alat make upnya.

"Ini make up dasar doang ran, bagusnya emang begini kalo sekolah, jangan terlalu tebal. Nih buat lu, gua masih banyak." mengasih sedikit alat-alat riasnya untuk Rani.

"Serius kankan?" ucap Rani memastikan.

"Dua rius ranran," ucap kanya mengikuti nada bicara Rani.

Tiba-tiba mereka berdua hanyut dalam tawa, Kanya yang melihat sahabatnya sangat bahagia itu ikut merasakan kebahagian, kanya sangat yakin, Reno, Galuh dan Ali besok akan menyesal saat mengatakan kalau rani kampungan.

Gadgetnya berbunyi, Kanya segera mengambilnya dari dalam tas, dan ternyata itu pesan dari Rizki. Kanya segera membukanya.

Mr.Robot fea
Eh jangan lupa besok

Kanya
Iya bawel

Kanya kembali menaruh gadgetnya, dan berbincang-bincang lagi dengan Rani.

"Siapa kankan? Wah si kakak kelas judes ya?" tebakannya tepat.

"Iya, cuma ngingetin buat besok."

"Wah besok lu ngapain? Ngedate?"

"Haik? Asal aja lu. latihan MC doang. Males gua juga," Jawab Kanya malas.

"Males-males ge mau lu. Udah sore nih, pulang ya gua," ujar Rani seraya menyandang tas sekolahnya.

"Tunggu ayah gua dulu ran, biar di anter."

"Gausah lah kankan, gua naik angkot aja," ucap Rani menolak tawaran Kanya.

"Yaudah gua anter sampe depan yu."

"Eh ini baju lu gimana," ucap Rani menunjuk ke arah pakaian yang dia pakai.

"Udah buat lu aja ran. Ayo ah."

Kanya mengantar Rani dan menemaninya menunggu angkutan umum, tidak beberapa lama kemudian sudah ada angkutan umum yang lewat. Rani pun naik ke angkot itu, dan semakin lama angkutan itu menjauh.

Kanya baru ingat kalau dia sendirian di rumah, ayahnya belum pulang sementara ibunya sedang membeli barang-barang ke mini market.

Kanya tengah duduk di ruang tamu, dia mengambil remot dan menyalakan televisi. Karna acara tv yang membosankan dia berniat ke dapur untuk mencari makanan.

"Yaelah kue semua," tukasnya dan langsung menutup kembali pintu kulkas. Dia memutuskan untuk kembali ke ruang tamu.

Setelah cukup lama menonton acara yang sangat membosankan itu akhirnya bunda pulang.

"Bunda lama banget sih," tukas Kanya kesal.

"Ya kan tadi ada Rani, ya kali bunda ngajak kamu," ucap bunda seraya mengeluarkan belanjaannya dari kantung plastik besar yang bertuliskan nama minimarket.

"Bun aku mau cerita nih, aku lupa mulu cerita ke bundanya."

Bunda menghampiri Kanya dan duduk disebelanya. "Cerita soal apa?" raut mukanya menunjukkan kalau dia siap mendengar cerita anaknya itu.

"Aku di suruh jadi MC di pensi sekolah."

"Bagus dong."

"Nanti dulu jangan di potong, thema pensinya itu hallowen bun, aku kan takut," ucap Kanya datar.

"Yaudah kamu harus berani, itu kan cuma kostum Kanya, ayolah," ucap bundanya meyakinkan Kanya.

"Kanya coba deh bun. Yaudah Kanya ke kamar ya, mau belajar."

"Ya sudah sana."

Jam 21.15
Di kamar Kanya bukannya memikirkan PR atau tugas tapi malah soal pensi itu. Dia sangat takut dengan yang berbaur mistis. Kanya tidak berhenti mondar-mandir di kamarnya. Andai saja bisa menolak ajakan bu Nelda waktu itu pasti tidak akan sesulit ini. Se yakin stressnya gadget yang berbunyi sedari tadi Kanya abaikan.

"Ah kepala gua makin pusing." Kanya mengacak rambutnya dengan asal lalu mengambil gadgetnya yang sedari tadi telah berbunyi.

"Siapa sih berisik banget," ucapnya kesal dan ternyata itu pesan dari Rizki dan bbm dari Rani. Serta panggilan dari nomor yang tidak dikenal.

Mr.Robot fea
Besok jangan lupa!

Mr.Robot fea
Gausah di ambil pusing sampe ga nge-bales gitu. Santai aja curut.

Dengan cepat Kanya mengetik balasan.

Kanya
Iya oke Mr.Robot. ga usah manggil curut mulu.

Setelah itu Kanya membuka bbm dari Rani.

Rani
Kankan, thanks banget buat hari ini. Tadi pas nyampe rumah banyak yang ngeliatin gitu, eaa kan gua jadi lebay. Haha
Soal pensi ga usah di pikirin ya. Gua tau lu bisa ngalahin ketakutan lu itu ko, kan lu nge MC bareng Riki kecil.

Kali ini Kanya mengetik lebih cepat.

Kanya
Iya Rani sama-sama. Ih gausah bilang Rizki itu Riki. Mereka beda tau.

Sekarang soal panggilan dari no yang tidak dikenal. 12 kali dan itu pasti bukan salah sambung, pikiran Kanya telah melayang kemana-mana. Belum sempat Kanya mendapat jawaban tiba-tiba nomor yang tidak di kenal itu kembali menelpon.

"Mampus gua, siapa sih ini," ucap Kanya seraya mengangkat telponnya.

"Malam Kayanti Sifanya." suara nya tidak asing membuat Kanya menghembuskan nafasnya lega.

"Oh elu, Reno bin kutu. Ngapain nelfon gua malem-malem. Kaya ga punya kerjaan aja lu."

"Gua nelfon lu dari tadi jam delapan ya, tapi ga lu angkat."

"Ya suka ku lah," jawab kanya ketus.

"Ketus banget sih, lu ga tidur?"

Ni orang bego apa gimana ya? Ya kali lagi nelfon tidur.

"Lu aja nelfon gimana gua mau tidur."

"Yaudah gua matiin ya."

"Eh jangan, bentar gua mau nanya."

"Ciee kangen," ucap Reno meledek.

"Apaan sih, gua cuma mau tau aja lo ada masalah apa sama Rani?"

"Besok gua ceritain di sekolah, tapi lo ga usah kasih tau siapa-siapa apalagi Raninya."

"Ih ga mau ah di sekolah, nanti gua di omelin si Sofie lagi."

"Yaelah Sofie ga usah di pikirin. Besok istirahat ke 2 di taman."

"Ga bisa, istirahat pertama aja ya."

"Waktunya sedikit, ga bisa lama-lama ngeliat senyum lu dong," ucap Reno menggombal.

"Basi lo ah. Udah gua mau tidur."

Tutt.tuttt.tutt Kanya langsung mematikan telfonnya dan meletakkan gadgetnya di meja rias.

"Waktunya tidur, selamat malam Riki. Gue nunggu lu di sini." melihat ke arah langit dan langsung menutup gorden kamarnya.

Kini Kanya sudah menghempaskan dirinya di atas tempat tidur dan menarik selimutnya.

🐤

Jam 21.45
Rizki masih belum memejamkan matanya, dia masih terus menulis naskah yang cocok untuk acara pensi nanti. Selain untuknya dia juga membuat project untuk Kanya.
Dia memasangkan semua kata-kata yang cocok pada karton merah untuk di pelajari oleh Kanya.

Selain kepintarannya, Rizki adalah orang yang mempunyai publik speaking yang bagus. Jadi masalah menata kata-kata dia jagonya. Mungkin emang karna faktor keturunannya juga, Rizki tidak pernah turun dari peringkat 1 nya sampai sekarang. Bahkan pas SD dulu Kanya selalu jadi urutan di bawah Rizki.

"Riki. Kamu juara 1 lagi ya?" tanya Kanya kecil.

"Iya kaykay, aku juga dapet piala." menunjukkan piala ke arah Kanya.

"Huhh ... Kapan aku bisa ngalahin kamu," ucap Kanya kecil.

"Jangan sedih dong. Mungkin suatu saat kamu bisa jadi juara 1. Ini piala buat kita berdua ko," ucap Riki kecil membuat Kanya mengulum senyuman.

"Kamu emang sahabat terbaik deh," ucap Kanya kecil. Dan mereka berdua berpelukan.

Rizki mulai membereskan alat-alat tulisnya. Sepertinya dia telah menyelesaikan projectnya itu. Kedua karton langsung di masukkan ke dalam tas sekolahnya.

"Kanya bales apa nih," ujar Rizki yang sedang melihat gadget seraya membuka pesan dari Kanya.

Kanya
Iya oke Mr.Robot. gausah manggil curut mulu.

"Sumpah ni anak lucu banget, jadi gemes sendiri gua. Haha," tawa Rizki lepas.

Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka,
"Belum tidur bang?" ucap anak kecil yang sekarang telah berada di samping Rizki.

"Ini mau tidur, iko ga tidur?" ucap Rizki seraya mengelus kepala adik sepupunya itu.

"Mau tidur sama abang aja ah." ucap fransisco dan segera menaikki tempat tidur Rizki.

"Okelah kalo mau tidur sama abang." ucap Rizki seraya menarik selimut.

"Selamat malam Kanya, selamat malam masa lalu, selamat malam masa depan."

🐤

Mobil sport milik Reno kini siap melaju. Reno berlari menaikki anak tangga untuk mengambil gadgetnya yang hampir tertinggal. Reno tersontak kaget ketika menemui papi dan maminya telah bersama tante Marissa dan Sofie. Pandangan Reno seakan acuh dan berjalan menuju keluar rumah. Belum sempat ia keluar namun sudah di hentikan oleh maminya.

"Ren, kamu bareng sama Sofie ya? Kasian mobilnya lagi rusak."

Reno terdiam sejenak, mana mungkin dia menolak permintaan maminya itu, malah tante Marissa adalah patner bisnis mami nya.

"Iyaudah ayo," jawab Reno malas, dia langsung keluar rumah dan naik ke mobil sport miliknya.

Sementara Sofie berpamitan ke tante Marissa dan kedua orang tua reno. Bisa di bilang Sofie bukan sopan tetapi cari muka.

"Maaf ya lama," ucap Sofie ketika telah masuk ke dalam mobil.

Namun Reno hanya menatap ke arah depan tanpa menghiraukan Sofie. Dan langsung menjalankan mobilnya.

"Mobil aku tuh di bengkel lagi rusak jadi ga bisa di pakai."

Lagi-lagi Reno tidak menanggapi penjelasan Sofie.

"Masalah setaun yang lalu ren," ucap Sofie mencoba menjelaskan kejadian setaun yang lalu.

"Sof gua boleh minta tolong ga." kini mulut Reno membuka pembicaraan.

"Boleh ko ren, tolong apa?" jawabnya seraya mengulum senyuman.

"Tolong diem!" ucap Reno ketus membuat Sofie terdiam.

Tidak ada pembicaraan sampai mereka tiba di sekolah. Reno diam begitupun Sofie.

🐤

Sengaja ga di bikin POV nya.
Votement di tunggu, maaf part ini pendek

[Chapter 11]👉

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 35.4K 8
Di balik dunia yang serba normal, ada hal-hal yang tidak bisa disangkut pautkan dengan kelogisan. Tak selamanya dunia ini masuk akal. Pasti, ada saat...
628K 22.9K 31
[KAWASAN BUCIN TINGKAT TINGGI 🚫] "Lo cuma milik gue." Reagan Kanziro Adler seorang ketua dari komplotan geng besar yang menjunjung tinggi kekuasaan...
721K 67.5K 50
{Rilis in :1 February 2021} [Fantasy Vampire series] Ivylina terjebak di sebuah Museum kuno di negara Rumania dan terkunci di kamar yang penuh dengan...
421K 36.6K 56
jatuh cinta dengan single mother? tentu itu adalah sesuatu hal yang biasa saja, tak ada yang salah dari mencintai single mother. namun, bagaimana jad...