PARTNER

By dqueen_

8.3K 2.1K 236

"Karena aku tahu, bahwa kita akan tetap menjadi kita." -Riki More

CAST
PROLOG
1. [Baru]
2. [Sekarang]
3. [Siapa?]
4. [Kelam]
5. [Pengakuan]
6. [Mr.Robot]
7. [Satu Kali]
8. [Pengakuan ke-2]
10. [Masalah Baru]
11. [Silang]
12. [Pesan]
13.[Kostum]
14. [Segitiga]
15. [Menyerah? Tidak!]
Iklan Sekejap [penting!]
16. [Detik-detik menuju UAS]
17. [Pertanda]
18. [Menuju Kebenaran]
19.[Gagal]
20. [Bandara]
21. [Terluka]
22. [Jubah hitam]
23. [I'm your Riki]
24. [Siapa Dia?]
25. [Sepupu]
26. [Truth or Dare]
27. [Tahun Ajaran Baru]
28. [Cinta Lama]
29. [Dilla Kembali]
30. [Alasan Kembali]
31. [Drama Kecil ala Tobi]
32. [Tertangkap]
33. [Sulit]

9. [Hening]

246 85 5
By dqueen_


Didepan sebuah cermin, Rani hanya memandangi wajahnya yang masih berantakan oleh riasan Galuh. Aku yang melihat keadaan itu cuma bisa nunduk. Betapa sakit hatinya Rani di bully segitunya.

"Mungkin ini semenjak kejadian itu." air matanya jatuh perlahan.

Kejadian? Sontak omongan Rani membuat ku penasaran.

"Kejadian apa ran?" tanya ku seraya menghampiri Rani.

"Nanti gua ceritain. Gua bersihin dulu ya," ucap Rani lemas. Gua nunggu Rani sampe selesai membersihkan wajahnya.

Rani mengajak ku ke belakang taman sekolah, kata dia sih cerita di sana lebih aman, tapi aku masih penasaran maksudnya kejadian itu apa?

Aku mengikuti Rani ke taman sekolah, dan akhirnya kita udah sampai, pas banget lagi ga ada siapa-siapa di sana. Rani cerita semuanya dan menurut ku itu ga masuk akal.

"Jadi dia ketus sama lo semenjak dia hampir nabrak lo waktu itu?"

"Iya Kanya, stt toa kecilin. Gua juga ga bisa liat jelas sih. Kan gua belum sempet make kacamata, tapi dia kaya ngeliatin wajah gua gitu."

"Emm, kira-kira apa ya?"

Apa mungkin Rani ada apa-apanya sama Reno? Tapi ko si Reno segitunya ya. Padahal kata Rani, sebelum ngeliat mukanya Rani dia ramah.

Oh iya aku tau,

"Ran, gua mau ngubah penampilan lu nih, boleh kan."

"Ngga ah ran. Gua bakal tetep culun make kacamata begini," ucap Rani pasrah.

"Tapi lu mau berubah ga? Masalah itu gampang."

"Taapi ... "

"Ah kelamaan, udahlah mau ya." Kanya memotong omongan Rani.

Rani menganggukan kepalanya.

"Nah gitu dong, oke nanti gua ijin ke bunda dulu ya. Besok gua kabarin lagi oke."

"Iya oke."

"Nah gitu dong senyum. Lo makin cantik sumpah."

"Eh Curut!"

suaranya udah ga asing lagi nih, pasti dia.

"Tuh kan bener. Males banget gua." pandangan ku bukan ke arah si Mr.robot.

"Eh Kanya, ada masa depan tuh, gua balik duluan ya," ucap Rani cekikikkan seraya berjalan meninggalkan taman.

"Ish sumpah nyebelin lu ran."

"Ngedumel mulu lu, berisik. Gua bingung ngasih informasi soal pensi ke lu gimana," ucap Rizki kebingungan namun masih terlihat wajah judesnya seraya duduk di samping Kanya.

"Oh pensi, btw ga bisa apa MCnya diubah?"

"Emang kenapa? Lo takut sama themanya?"

Oh shitt! Tebakannya benar.

"Eng ... ngga, gua ga bisa aja."

"Yaudah selaw, nanti gua ajarin. Gua minta nomer lu buat ngasih informasi deh." membuka gadget nya.

Lo he tumben Mr.robot baik banget

"088277569176 udah kan."

"Ya okey makasih, gua duluan ya."

"Eh, satu lagi. Gausah manggil gua curut."

"Siap curut," hormatnya pada ku dan langsung meninggalkan taman.

"Eh kamprettt!! Udah gua bilang jangan manggil itu."

Dia udah ngilang aja dari taman. Pandangannya membuat ku lebih lega buat menghapadapi pensi, apalagi dia bilang mau bantuin aku jadi MC. Kenapa aku jadi lebay gini ya? Tapi emang bener tatapannya itu kaya tatapan seseorang tapi siapa ya? Duh otak ku ini ga pernah bisa di ajak kompromi.

🐤

Akhirnya bel pulang pun berbunyi, semua siswa berhamburan keluar dari sekolah, namun Kanya masih menunggu ayahnya di depan sekolah.

Sudah hampir 15 menit Kanya menunggu namun honda jazz ayahnya belum juga terlihat, tiba-tiba gadget di dalam tasnya berbunyi. Kanya langsung mengambilnya dan membuka pesan yang masuk.

Ayah imuds
Kanya kamu naik angkutan umum aja yah? Kalo ngga ojek. Apa mau taxi juga gpp. Ayah lagi banyak tugas jadi ga bisa jemput.
"Yaampun yah, kenapa baru bilang sekarang. Nunggu angkot aja lah."

Tiba-tiba mobil sport berhenti, kaca mobilnya terbuka dan terlihat di dalamnya ada Reno, Galuh, dan Ali.

"Kanya ikut gua aja yuk," ajak Reno dengan lembut.

"Makasih tumpangannya kakak-kakak kelasku. Tapi gua gamau ikut kalian gimana dong?" jawabnya dengan nada bicara yang menjengkelkan.

"Songong nih ade kelas," ucap Galuh kesal.

"Galuh udah, yaudah tuan putri. Selamat menunggu jemputan. Hati-hati ya di jalan." ucapannya sangat menjijikkan, bagi Kanya ini adalah laki-laki pertama dalam hidupnya yang sangat menjijikkan.

"Iya makasih," ucap Kanya dengan nada yang sama.

Kini mobil Reno telah melaju dan sekarang Kanya semakin tidak sabar menunggu angkot.

"Ah ni angkot lama banget sih, mana coba." matanya melirik ke arah ujung jalan.

"Eh itu kan Mr.robot, tapi masa gua numpang sama dia sih? Lagian dia naik sepeda. Kan kasian kalo boncengin gua. Tapi dari pada gua di culik gara-gara sendirian di sini."

Kanya menghampiri Rizki yang sedang menaikki sepedanya.

"Ka tunggu," teriak Kanya membuat Rizki melihat ke arahnya.

"Lah tumben manggil ka, biasanya robot mulu."

"Karna ada maunya, haha." tawanya di paksakan.
"Udah apa mr.robot, gua ga ada yang jemput nih, udah sepi juga sekolah, angkot juga ga ada yang lewat. Gua bareng ya," pintanya memohon.

"Gimana ya.. " Rizki berpura-pura memikirkan sesuatu.

"Pliss, gua takut."

"Yaudah ayo."

Akhirnya Kanya pulang bersama Rizki. sepanjang perjalanan mereka tertawa lepas bersama, dan bahkan mungkin mereka tidak sadar kalau sekarang mereka terlihat sangat akrab. Bukan seperti ketika berada di sekolah. Posisi boncengan Kanya bukan duduk namun berdiri, itu membuat kakinya sakit tapi karna lelucon Rizki yang lucu membuatnya tertawa dia merasa baik.

"Oke sekarang gue, di atas putih di bawah kuning apa hayo?" ucap Rizki seraya menggoes sepedanya.

"Apaan coba? Ah gatau lah," jawab Kanya pasrah.

"Pocong nginjek pup lah."

"Haik? Gila lu, mana ada pocong nginjek begituan, dia aja ngga napak ya." Kanya tertawa dengan ke tidak jelasan Rizki itu.

"Ah so pernah ngeliat hantu lo!"

"Engga sih, haha."

Mereka kembali hanyut dalam tawaan lepas.

"Stop!" teriak Kanya membuat sepeda Rizki berhenti.

"Oh ini rumah lu." menunjuk ke arah rumah yang berpagar oren.

"Bukan, yang itu. Lu kelewatan." mengarahkan tangan Rizki ke rumah megah berpagar hitam.

Kanya belum melepas genggamannya, dan kini mereka saling hanyut dalam tatapan sebelum tiba-tiba bunda menghampiri mereka.

"Kanya, koo berhenti di rumah orang."

"Eh bunda. Iya tadi keblablasan, hehe." mereka buru-buru mengalihkan pandangan.

"Tante, aku pulang dulu ya." pamit Rizki ke bunda Kanya.

"Ga mampir dulu? Makasih loh udah mau nganterin Kanya"

"Iya sama-sama tan, langsung balik aja. Kanya gua balik ya."

"Iya."

Sepeda Rizki melaju makin jauh meninggalkan perumahan tempat Kanya tingggal.

Kanya dan bunda pun masuk ke rumah. Kanya segera melepas sepatunya dan mengganti seragamnya dengan baju santai dan hotpens. Tiba-tiba gadgetnya berdering. Ternyata pesan dari seseorang. Kanya langsung membukanya,

No tidak dikenal
Bunda lo baik ya ga kaya anaknya, berisik kaya curut

Kanya
Soa6 lo! Dasar Mr. Robot

"Sumpah nih orang kampret banget," ucapnya kesal seraya menyimpan nomor Rizki dengan nama Mr.Robot fea.

Tidak beberapa lama kemudian pesan baru masuk,

Mr.Robot fea
Kamis kita latihan. Udah tinggal h-seminggu nih. Belum ada persiapan sama sekali.

Kanya
Iya-iya bawel.

Kanya meletakkan gedgetnya di meja rias dan keluar dari kamarnya menuruni anak tangga. Dia menemui bundanya yang sedang membuat dapur bagaikan kapal pecah.

"Bunda, lagi ngapain? Bikin kue lagi?" Tanya Kanya seraya mengacak-acak tepung sampai berserakkan.

"Kanya ih, jangan gangguin bunda," tukas bunda kesal.

"Lagian berantakan banget," ucapnya seraya duduk di bangku.

"Ya namanya masak kue ya begini, kamu aja malah bikin tambah kacau. Nih masukin oven." memberikan adonan yang sudah siap di masukkan ke oven.

"Ah bunda bikin kue mulu," gerutunya sambil memasukkan adonan ke oven dan mengatur waktunya.

"Udah ah mau kekamar lagi," ucapnya meninggalkan dapur.

"Oh iya bun." Kanya kembali ke dapur.

"Apa lagi sih, ngagetin aja."

"Aku besok mau ngajak Rani ke sini. Chairmate aku itu lho."

"Oh yaudah bagus, nanti bunda bikinin kue buat dia juga ya."

"Hah? Ga bunda, ga usah. Udah kuenya buat bunda aja ya," tutur Kanya langsung meninggalkan dapur dan menaikki anak tangga. "Si bunda terobsesi banget bikin kue ih."

Kanya menghempaskan dirinya di atas tempat tidur yang berbalut serba Doraemon. Dia menatap ke arah langit-langit seraya mengulum senyuman. Tiba-tiba pandangannya jatuh tepat di atas lemari pakaiannya. Boneka Doraemon pemberian terakhir Riki kepadanya.
Kanya menatapnya lebih dalam, dalam sekejap bayangan-bayangan masa kecilnya terngiang-ngiang. Namun bunyi gadgetnya membuat lamunannya berhenti.

"Oh shitt! Jangan bilang itu Mr.robot."

Mengambil gadgetnya dan ternyata itu adalah bbm dari Rani, Kanya langsung membuka bbm dari Rani.

Rani
Kanya gimana? jadinya kapan?

Kanya
Besok ran, pulang langsung cus aja. Lu ijin sekarang aja

Rani
Oke kanya

Menghempaskan tubuhnya kembali ke atas tempat tidur.

🐤

"Pagi bun, pagi yah." mencium kening mereka secara bergantian.

"Sarapan cepet," ucap ayah.

"Yaelah yah nyuruh cepet mulu setiap pagi."

Kanya menghabiskan sarapannya dengan cepat, setelah itu dia berangkat sekolah di antar oleh ayahnya. bukan di antar sih, lebih tepatnya pergi bersama.

Mobil honda jazz milik ayahnya telah melaju, kini Kanya memakai earphone seraya membaca novel.

"When tomorrow comes, I'll be on my own
Feeling frightened of, The things that I don't know
When tomorrow comes, Tomorrow comes, Tomorrow come"

Kehidupnya akan berantakan ketika ia kehilangan kekasihnya. Ia takut akan masa depan yang tak menentu.

"And though the road is long, I look up to the sky"

Ia masih memiliki harapan bahwa ia akan mempertahankan hubungannya yang tidak stabil.

"And in the dark I found lost hope that I won't fly
And I sing along, I sing along, and I sing along"

ia akan terus pergi mengikuti aliran kehidupan, dengan harapan bahwa segala sesuatu akan berjalan sesuai kehendaknya.

"I got all I need when I got you and I"

ia merasa puas saat sedang bersama pasangannya.

"I look around me, and see a sweet life
I'm stuck in the dark but you're my flashlight"

kekasihnya selalu memberinya harapan meskipun sedang dalam kesulitan.

"You're getting me, getting me through the night
Kick start my heart when you shine it in my eyes
Can't lie, it's a sweet life"

ia merasa nyaman ketika ia jatuh cinta dengan pasangannya.

"Stuck in the dark but you're my flashlight
You're getting me, getting me through the night
'Cause you're my flash light (flash light)
You're my flash light (flash light), you're my flash light"

sebuah sinar harapan.

"I see the shadows long beneath the mountain top
I'm not afraid when the rain won't stop"

perubahan menjadi gambaran adegan mengerikan dimana ia harus sangat tangguh jika ia ingin mencapai tujuannya.

"Cause you light the way, You light the way,
You light the way"

ia tidak takut terhadap apapun dan merasa terlindungi ketika bersama kekasihnya.

Mobil ayahnya telah berhenti di depan gerbang sekolahnya, Kanya segera turun seraya pamit pada ayahnya. Ia mencabut earphone dari telinganya dan langsung masuk ke sekolah.

Pemandangan yang seperti biasa, setiap pagi pasti ada siswa yang bermain basket. Kanya langsung menelusuri koridor, namun dia melewati kelasnya dan berniat pergi ke kantin.

Dia mendapati Rani sedang membantu ibunya di kantin, Kanya langsung menghampirinya.

"Rajin banget sih mba," ledek Kanya seraya duduk di bangku panjang.

"Tumben lu langsung ke sini?" ucap Rani, masih memberes-bereskan barang.

"Lagi mau kesini aja."

"Udah selesai nih, ke kelas yuk," ujar rani mengajak Kanya.

Mereka berdua pun langsung kembali ke kelas.

Bel berbunyi pelajaran pun di mulai, pelajaran pertama KIMIA oleh pak Giswar, guru superkiller yang ga mandang apapun, PR harus on time. Tugas sekolah yang bejibun. Komentator paling handal kalo ada persentasi. And finally, doi masih jomblo vrohh.
Rasanya ngantuk, tapi kita semua ga boleh tidur dalam jam pelajarannya, kalau ketauan. Duh bisa-bisa nasibnya kaya Nathan minggu kemaren. Lu harus ngitung lebarnya lapangan pake penggaris 15 cm. Oh shitt! Guru terkiller sepanjang masa.

Setelah hampir 40menit×2jam pelajaran di ajarin sama dia, akhirnya bel bunyi juga, dan sekarang pelajaran FISIKA? OMG! Pak Nasan, guru berkumis yang kalo ngajar otodidak, ya gitu lah dia nyuruh nyatet panjang lebar soal materi. Make rumus ga pernah yang simple tapi yang panjang pake banget. Sekalinya ngasih soal latihan dia yang ngerjain sendiri. Kan aneh?

Dan sekarang pelajaran selanjutnya, SEJARAH? Oleh bu Nita. Pelajaran yang maksa kita buat selalu inget masa lalu, kalo gitu kapan Move On nya? Namun Soal nilai si ibu yang satu ini baik ko, kalo ngejelasin enak juga. Mungkin karna IPA lebih mengarah ke kimia, fisika, mtk, dan biologi kali. Makanya soal sejarah gurunya ga se keterlaluan guru IPA.

Pelajaran selanjutnya, SBK, oh shitt bu Ijah lagi? Eh tunggu. Ketua kelas gua mau ngomong.

"Semua guru kan lagi rapat, jadi kita boleh pulang sekarang," ucap ketua kelas yang seketika membuat satu kelas bising.

Akhirnya ga ketemu bu Ijah.

Semua siswa langsung berhamburan pulang. Namun gaku masih menunggu Rani membereskan bukunya.

Rani ini orang paling lelet yang pernah aku temui. Dia harus ngecek seluruh barang yang dia bawa tadi pagi dan ga boleh ada yang ilang sama sekali.

Soal aku mau ngerubah dia kayaknya cuma ngasih sedikit sentuhan di rambutnya dan mengganti kacamatanya jadi soflen deh. Dia cantik banget padahal. Cuma karna kacamata dan rambutnya yang selalu di kuncir kuda itu yang nutupin kecantikan nya.

Oke sekarang Rani udah siap, dan waktunya nunggu ayah di depan gerbang.
Sudah cukup lama menunggu tapi mobil ayah belum keliatan juga.

"Astaga." memegang kepalanya.

"Kenapa coba?" tanya Rani kebingungan.

"Kita kan pulang lebih cepat ran, ya ayah ga muncul-muncul lah," tukas Kanya.

"Yaudah kita naik angkot aja."

"Iyaudah, tapi gue sms ayah dulu, lu yang ngeliatin angkotnya," ucap Kanya seraya mengetik sebuah pesan.

Send to : Ayah Imuds
Ayah nanti ga usah jemput ya, Kanya udah pulang duluan.

"Kankan itu angkotnya," ucap Rani seraya menunjuk angkot yang terlihat di ujung jalan.

"Kankan? Itu apaan?" tanya Kanya bingung.

"Bang berenti. Udah tanyanya nanti aja, ayo naik." menarik tangan kanya menaikki angkot yang berhenti di pinggir jalan.

🐤

Vote+comment

[Chapter 10]👉

Continue Reading

You'll Also Like

13M 1M 74
Dijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Hargai karya penulis dengan Follow semua sos...
132K 6.3K 37
Menguatkan Cinta dengan Bersama Melupakan Cinta karna Takdir sang pencipta. (Muhammad Faizan Zayyan Al-Gifari)
Miss Rempong By UNI

General Fiction

3.8M 517K 57
Kinanti Wijaya atau orang-orang sering memanggilnya Kiwi merupakan mantan 3rd runner-up Miss Universe perwakilan dari Indonesia, semenjak menorehkan...