Cintapuccino; A Cup Of Love

Bởi reftaniar

17.4K 1.4K 1.1K

[DI REVISI SETELAH ENDING] Keyra Amalia Putri, sangat suka sekali dengan cappuccino. Ia bahkan merasa sudah k... Xem Thêm

Prolog
#1 Flashback
#3 Stttt ...
#4 Siapa dia?
#5 Terjebak Nostalgia
#6 Terjebak Nostalgia(2)
#7 Persaingan
#8 Rahasia Yang Belum Terungkap Sepenuhnya
#9 Tentang Rasa
#10 Luka Lama
#11 Sebuah Keputusan
#12 Friendzone, HTS?
#13 Sesak
#14 Ari
#15 Baikan
#16 Awal Yang Baik
#17 Perubahan
#18 Apa yang terjadi?
#19 Takut
[Bukan] #20 Role Player
#20 Bukan Teka-Teki
#21 Sahabat
Bacaaaa
#22 Hari Pertama

#2 Pertengkaran Hebat

1K 98 51
Bởi reftaniar

Sudah tiga hari, Rara tidak masuk sekolah. Ia bahkan tidak ada kabar sama sekali, entah sakit atau sedang pergi. Farel dan Myta khawatir, karena nomor Rara juga tidak dapat dihubungi. Bukan karena tidak aktif, tapi karena sang empunya seperti tidak ingin mengangkat atau membalas setiap panggilan dan pesan dari mereka. Farel bahkan sampai tidak bisa tidur, ia sudah mencoba datang ke rumah Rara tapi rumah itu terlihat sangat sepi.

"Lo kemana sih, Ra. Bikin khawatir aja." Farel mengacak rambutnya frustasi, ia terlihat kacau. Myta menghampiri Farel yang tengah melamun sambil mengaduk-aduk es teh manis yang masih utuh.

"Rel!" Myta berteriak tepat di telinga Farel. Membuat cowok itu terkejut maksimal.

Farel mengusap dadanya, jantungnya berdegup lebih cepat. Karena saking terkejutnya.

"Setan lo, Ta!" Umpatnya kemudian. Rasanya ia ingin menjitak kepala Myta, namun moodnya sedang tidak bagus.

Myta terkekeh geli, sedetik kemudian wajahnya terlihat serius. "Eh! RARA LINE GUE!"

Farel langsung menggebrak meja dengan mata yang melotot, ini berkali-kali lipat terkejutnya. "APA?! DIA LINE LO APAAN? DIA BILANG APA? KOK LINE GUE GAK DI BALES?"

Myta menutup kedua telinga, Farel berisik banget. Dan sekarang semua pasang mata tengah menatap mereka heran. "Lo berisik sumpah!"

Farel yang menyadari bahwa sikapnya berlebihan langsung duduk dan tersenyum dengan terpaksa pada semua orang yang masih menatap mereka. "Rara bilang apa?"

"Katanya dia lagi di Bandung, ada urusan mendadak dan gak sempet kasih kabar. Besok juga masuk."

"Terus dia nanyain gue, gak?"

Myta memutar bola matanya, "Iya, barusan. Dia bilang lo suruh cek line."

Farel terkesiap, "Ya Ampun, hp gue di tas! Makasih infonya, gue ke kelas dulu!"

Myta hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, dia tahu betul bagaimana perasaan Farel pada Rara. Walau Farel tak pernah menceritakannya.

Farel Yudikha : Ta, bayarin sekalian, ya! Teh manis sama siomay gue :))) makasih sebelumnya mwah

Myta melotot maksimal saat ia membaca line masuk dari Farel, dan langsung mengutuknya dalam hati.

* * *

Rara sebenarnya sudah sampai di rumah sejak pagi tadi, terlihat sang Ayah sudah berangkat kerja. Ia menatap ke segala penjuru ruangan. Masih berantakan. Hatinya langsung sesak mengingat kejadian tempo hari. Sekelebat bayangan itu muncul lagi.

*

"Kamu kenapa sih, Mas? Pulang kok marah-marah?" kata Manda lembut, ia membuka jas yang di pakai Raden lalu menaruhnya di kursi.

Tiba-tiba Raden mendorong Manda dengan kencang, hingga punggungnya terbentur meja. "Kamu tuh, ya! Gak tau saya lagi capek?!" suara Raden begitu menggelegar. Membuat Rara yang tengah asyik menonton film di kamarnya sampai keluar. Dan menyaksikan semuanya dari tangga.

"Apa salah saya, Mas?" teriaknya kemudian. Raden yang merasa terganggu langsung menyeret Manda. Raden seperti orang kesetanan, tidak jelas apa penyebab ia sebegitu emosinya. Padahal Manda tidak melakukan apa pun. Yang paling menyakitkan, saat rambut Manda di jambak, lalu Raden menyeretnya. Entah mau di bawa kemana.

Teriakkan Manda yang kesakitan membuat hati Rara memanas. Ia merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Ia yang tak kuat melihat orang yang melahirkannya disakiti langsung berlari mengejar. Ternyata Raden membawa Mamanya ke halaman belakang.

"AYAH STOP!"

Raden terlihat sedikit terkejut, namun sedetik kemudian ia menjambak rambut Manda lagi, di hadapan Rara. Tak peduli bahwa Manda sudah mengerang kesakitan. Rara tak tinggal diam, ia langsung mendorong Raden untuk menjauh. Dan langsung memeluk sang Mama.

"Rara gak usah ikut campur! Pergi sana! Kembali ke kamar!" Rara tak menggubris, ia hempaskan tangan Raden saat Raden berusaha melepaskan pelukan Rara. Sebisa mungkin ia melindungi Manda.

Saya berhak ikut campur! Karena beliau adalah Ibu saya! Orang yang melahirkan saya! Anda yang seharusnya pergi! Karena anda bukan siapa-siapa saya! jerit Rara dalam hati. Ia tak mampu berkata seperti itu, hingga akhirnya Rara hanya menelan pahit lagi kata-katanya. Manda memeluk erat Rara sambil menangis, Rara mengusap kepala Manda dengan perasaan khawatir. "Mama gak papa?"

Tiba-tiba Raden mendorong Rara dengan keras, lalu menarik paksa Manda. Dan kembali menyeretnya. "Lepaskan saya! Kamu ini kenapa, Mas!"

Rara sangat geram dengan sang Ayah, ia kembali berlari mengejar Mamanya yang terus saja merintih kesakitan.

"Ayah apa-apan sih! Udah Rara bilang, jangan pernah kasar sama Mama!"

Raden terdiam, seperti baru saja tersadar akan sesuatu. Ia melepas jambakannya pada Manda. Lalu menutup kedua wajahnya, terlihat sangat frustasi. Rara segera berlari lagi, dan merengkuh tubuh Manda.

Kali ini Rara menangis, Mamanya terlihat sangat kesakitan. Manda terus saja memegang kepalanya yang sakit. Raden langsung masuk ke kamar dan membanting pintu kamarnya dengan keras. Rara segera memapah Manda, dan membawanya ke kamar Rara.

Tubuh Manda langsung ambruk, ia merasakan sakit dipunggungnya. Rara langsung memeriksanya, dan terkejut saat mendapati bahwa punggung sang Mama memar. "Tunggu disini ya, Ma. Rara ambilin obat dulu."

Manda menahan lengan Rara, "Jangan tinggalin mama sendirian."

*

Rara langsung membuang wajahnya saat air matanya baru saja menetes, mengingat kejadian itu membuat hatinya sakit. Ia segera menyeka air matanya agar tidak terlihat Manda. Bagaimana pun juga, ia ingin bisa menjadi sumber kekuatan untuk Manda. Ia ingin selalu jadi Rara yang bisa membuat Manda tersenyum.

Farel Yudikha : Ra, maaf baru bales. Tadi hp gue di tas. Lo bener gapapa?Syukur deh kalo gitu, besok masuk kan? Gue jemput ya! Sepi banget gilak gak ada lo!

Keyra Amalia. P : Palel bicik ya:"v Iya besok gue masuk.

Farel Yudikha : Ok. L lg ap nh Ra? AD BB Q G DST?

Rara terbahak seketika, ada saja kelakuan makhluk yang satu itu. Untuk yang kesekian kali, Rara merasa bersyukur, ia sangat menyayangi Farel. Ia bahkan tidak mampu membayangkan jika Farel pergi dari kehidupannya.

Farel Yudikha : RA ... BB BKN NH?

Keyra Amalia. P : njr palel gevlek ahh:"v ke kedai yuk? Udh lama ga minum cappucino.

Farel Yudikha : Eh?? Emang lo udah balik?

Mati gue. Rara menepuk jidatnya, ia keceplosan. Kalau saja ia sedang chat via bbm, ia bisa menarik lagi ucapannya. Sayangnya, line belum memberikan fasilitas seperti itu. Rara dapat menjamin, kalau beberapa menit kemudian, Farel akan datang ke rumahnya. Ia tak membalas pesan Farel karena itu akan percuma saja. Terkadang ia bersyukur mempunyai sahabat yang begitu peka padanya, namun kadang pula justru kepekaan Farel menyusahkannya.

* * *

Betul saja. Sepulang sekolah Farel langsung mengecek ke rumah Rara. Apakah ia sudah pulang atau belum. Padahal hari ini ia ada latihan band karena satu bulan lagi ia akan tampil dalam acara festival remaja. Farel adalah seorang vokalis sekaligus gitaris. Pesonanya sebagai vokalis membuat dirinya banyak di kerumuni oleh remaja-remaja perempuan dari sekolah mana pun. Karena Farel memiliki suara yang sangat bagus dan khas.

"Assalamu'alaikum, permisi," ucap Farel sambil mengetuk pintu rumah Rara. Ia berani masuk karena memang ia sudah sering ke rumah Rara. Farel merasa senang, karena dugaannya benar. Rara sudah pulang, terlihat dari tanaman yang baru saja disiram. Tante Manda selalu rajin menyiram tanaman.

"Wa'alaikumsalam, eh ... nak Farel sini masuk," kata Manda mempersilahkan. Farel langsung mencium punggung tangan Manda dengan sayang.

"Makasih tante, loh tante sakit? Kok pucet?"

"Eh? Masa, sih? Tante sehat-sehat aja kok, oh iya, Rara ada di kamarnya, kamu naik aja ke atas," jawab Manda sedikit kikuk. Farel dapat mengerti dengan pergerakan Manda yang sedikit aneh. Lalu ia memohon diri untuk pergi ke kamar Rara.

Dilihatnya Rara sedang melamun di balkon kamarnya. Farel langsung mengendap masuk, dan menyentil telinga Rara. "Anak monyet, lo bohong sama gue!"

Rara langsung terlonjak, ia menatap tajam ke arah Farel. Yang ditatap malah cengengesan. "Farel sialan, kalo gue jatoh ke bawah gimana? Eek, gue kaget ya ampun!"

Farel terbahak melihat ekspresi Rara yang sudah kaget setengah mati, di tatapnya Rara dengan rindu. "Palingan kalo jatoh patah tulang doang! Haha..."

Rara meninju lengan Farel, "Kampret emang lo, ya!"

"Lo kok bohong? Katanya besok masuk."

"Lah, gue gak bohong. Emang besok gue masuk, kan? Lo nya aja yang nggak kasih gue kesempatan buat buktiin kalo besok gue masuk! Lo malah dateng sekarang!"

"Ada apa sih sama lo? Dan ... tante Manda?"

Rara membuang muka, menghindar dari tatapan Farel. "Gak ada apa-apa, emang kenapa?"

"Lo masih gak mau cerita?"

"Apaan sih, Rel? Udah ah, lo kesini mau anter gue ke kedai kan? Lo keluar gih cepetan, gue mau ganti baju!" Kata Rara yang langsung mendorong paksa Farel agar segera keluar kamarnya.

"Iya! Iya! Gue keluar! Buset dah maung Bandung galak amat!"

* * *

A/N : Hallo! Gue bawa chapter 2 nya nih. Gimana? Kecewa kah atau gimana kah? Semoga kalian suka ya sama cerita ini. Makasih buat yang udah baca dan vomment. Gue gak maksa kalian untuk harus vote, atau nargetin chapter ini harus berapa vote baru gue next. Gue gak maksa kok. Yang penting kalian suka aja gue udah seneng:') dan gue sangat mengapresiasi segala tanggapan kalian soal cerita ini:)

@ReftaNiar

Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

808K 96.2K 12
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...
1.7M 60.3K 27
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
577K 22.5K 35
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
3.2M 221K 38
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Ada satu rumor yang tersebar, kalau siapapu...