Sibling Fucker ☞ ⓗⓢ

By shittyzi

901K 22.2K 1.2K

We're brother and sister, but we fuck eachother. [Mature Content] ©Bananiall, 2015 [#2 in FANFICTION on janu... More

- Sibling Fucker -
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
NEW STORY

Chapter 15

25.2K 661 99
By shittyzi

SO SORRY FOR THE LATE UPDATE!!
Maaf kalo updatenya gabisa teratur :(
School's suck!
Dan maaf kalo kalian kecewa sama chapter ini..
Sumpah gue kena writers block dan gue gabisa mikir sama sekali.
Jangankan mikir.. Ngetik aja rasanya males setengah mati pft!
Anyway enjoy!

VOTE
FOLLOW
COMMENT

love,
Fau x

-

-

-

-

Harry's POV.

"Jess?" Aku mengetuk kamarnya tapi dia tidak merespon.

"Jess, please.." Aku mengetuknya lagi. Sejak kejadian tadi malam aku tau aku mengacau lagi kali ini.

"Jessie, aku mohon buka pintunya"

"FUCK OFF YOU ASSHOLE!" Aku tertegun mendengar teriakannya. Wow, aku benar benar mengacaukannya.

"Kalau kau tidak membuka pintu ini aku akan tetap mendobraknya!" Aku tidak mendapat respon sama sekali.

"1.. 2..3..." Sebelum aku menghantamkan tubuhku untuk membuka pintu terdengar suara kunci pintu dan jessie membuka pintunya.

"Apa yang kau mau?" Suaranya serak, matanya merah karena menangis. Aku melangkahkan kakiku masuk ke kamarnya dan memeluknya.

"Im sorry" aku bergumam dan dia mulai menangis lagi.

"I hate you haz! I hate you!" Katanya sambil menangis tersedu sedu.

"I know, im sorry jess!"

'NO!" Dia mendorongku menjauh "You NEVER sorry!" Dia berteriak dengan matanya yang memerah menatapku.

"Pergi! Aku tidak mau melihatmu!" Dia berjalan menjauh membelakangiku dan meringkuk di tempat tidurnya. Aku tidak pernah melihatnya serapuh ini. Dia selalu menjadi wanita yang kuat. Kali ini, aku melihat sisi lain dari dirinya.

Tidak selamanya batuan akan kokoh, lama kelamaan hujan akan mengikisnya. Sama seperti dia, tidak selamanya dia terlihat teguh. Seperti saat ini, Hujan mulai mengikisnya. Mulai menembus perisai yang selama ini menyembunyikan perasaannya.

Aku melihatnya di atas tempat tidur. Air mata masih mengalir dari matanya membasahi bantal tempatnya menyembunyikan wajahnya. Isakan kecil keluar dari mulutnya. Tangannya terlipat mengepal tersembunyi di bawah bantal. Saat itu aku tersadar, aku sudah menghancurkanya.

Aku menghancurkan Jessie yang dulu. Yang saling peduli satu sama lain. Yang saling melengkapi satu sama lain. Yang sekarang sudah sirna. Yang aku lihat sekarang adalah jessie yang aku manfaatkan kebaikannya hanya demi keuntunganku seorang. Jessie yang menatapku dengan tatapan iba karena aku tidak pernah bisa menerima kenyataan sebaik dirinya. Dan jessie yang terpaksa menurutiku karena takut aku akan menyakitinya.

Di dalam hatiku, aku tidak tega melihatnya seperti ini. Dia tidak pantas diberlakukan seperti ini. Tapi apa daya, semua sudah terjadi. Aku tidak bisa kembali ke saat dimana pertama kali kita melakukannya dan mencegahnya terjadi.

Aku tidak bisa...

Benar kata orang, penyesalan selalu berada diakhir. Aku tidak pernah berniat untuk menyakitinya. Aku hanya ingin melindunginya. Tapi sayangnya cara yang aku gunakan salah dan berakhir menyakitinya.

"Kenapa kau masih disana?" Pikiranku terbuyar karena suara yang berasal dari arah jessie.

"Jess, aku mohon maafkan aku. A- aku tau aku tidak seharusnya memperlakukanmu seperti itu. Ak- Aku minta maaf." Air mata mulai mengancam untuk keluar dari sudut mataku. Melihatnnya seperti ini membuat hatiku terasa terobek dari tubuhku. Aku tidak tahan melihatnya seperti ini,

"K-ka- kau menggunakanku h- har. Kau menggunakanku untuk memenuhi kebutuhanmu. K- kau me- menyakitiku" dia mulai bangkit dari posisinya dan membalik tubuhnya agar berhadapan denganku.

"Kenapa kau tega melakukan semua ini?" Mata birunya terbakar dalam mata hijauku.

"Aku tidak tau jess... Aku sungguh menyesal.." Aku mengalihkan pandanganku dari matanya.

"Harry, kenapa? Aku sudah cukup muak dengan semua ini haz.. Kita sudah seharusnya berhenti melakukan semua ini sebelum akhirnya kita tersakiti... Aku tau kau belum merasakannya. Tapi percayalah, semua ini pasti ada balasannya. Dan suatu saat kau akan mendapatkannya."

"Dan jika kau bertanya bagaimana bisa aku tau. Percayalah padaku, karena aku sudah mengalaminya. Hal apapun yang kita lakukan ini, menghancurkanku. Aku selingkuh dari pacarku. Aku membohongi orang tuaku hanya untuk ini. Haz.. Aku mohon kepadamu, kau berjanji kau akan melindungiku tapi kau malah menyakitiku."

"Aku tidak pernah berniat sedikitpun untuk menyakitimu dan kau tau itu"

"Aku tau haz, tapi nyatanya, aku menyakitiku." Kalimat itu menyayat hatiku seketika.

Aku menyakitinya..

Aku tidak tahan menatap matanya yang berlinang airmata menungguku untuk merespon ungkapannya. Aku hampir merasa ingin menangis dan memeluknya dengan erat. Jika ada suatu cara untuk memperbaiki semua ini, apapun itu. Aku akan melakukannya deminya.

"Aku benar benar minta maaf jess.. Aku berjanji, aku akan memperbaiki semua ini. Aku akan berhenti memperlakukanmu seperti ini. Bahkan jika perlu aku akan berhenti menemuimu dan keluar dari rumah ini. Aku mohon jess, beri aku kesempatan lagi?" Pandangannku sedikit kabur terhalang oleh air mata yang berkumpul di ujung mataku dan siap untuk meluncur di pipiku.

Aku melihat dia tersenyum lalu terkikik tapi matanya masih mengeluarkan air mata. Apa ada yang salah dengan mataku atau itu memang terjadi? Well, itu nyata..

"Kau tau haz, kadang kala kau berkata tanpa berpikir akibatnya terlebih dahulu. Kenapa aku ingin kau berhenti menemuiku dan keluar dari rumah ini kalau aku sendiri sudah pasti tidak akan bisa bertahan tanpa dirimu?"

"Im sorry..." Aku menundukkan kepalaku. Aku sadar aku benar benar bodoh.

"Haz.."

"Haz, tatap mataku" dia memindahkan tangannya untuk menggapai kepalaku dan mendongakkannya. Tangannya tidak perpindah dan tetap bersandar di wajahku. Satu air mata jatuh dari mataku dan jemarinya dengan cepat menghapusnya.

"Dimana kakakku yang selalu yakin kalau laki laki itu tidak boleh menangis? Aku tidak bisa menemukannya. Dimana kakakku yang selalu tegar dan tidak pernah putus asa? Aku juga tidak bisa menemukannya." Katanya sambil menatapku dengan mata biru indahnya.

"Jadi, maukah kau membantuku kemana dia pergi haz?" Aku mengangguk dan dia menghembuskan nafasnya dan tangannya meninggalkan wajahku. Dia tidak mengatakan apapun selama sesaat. Dia hanya menatapku lalu menundukkan kepalanya dan menggelengkannya.

"Harry... Aku mengerti kalau kau tidak akan senang dengan apa yang aku katakan. Tapi, aku ingin semua ini berhenti. Benar benar berhenti mulai hari ini."

"Jess, aku menghargai keinginanmu.. Dan aku juga ingin untuk menghentikan semua ini" dia menegakkan kepalanya dan secercah harapan tersirat dalam pandangannya tapi kemudian harapan tersebut kembali padam.

"Tapi meskipun semua ini berhenti.. Semua tidak akan sama lagi haz..."

"Jessie, aku berjanji tidak akan ada yang berubah di antara kita. Aku mohon jess, beri aku kesempatan sekali lagi. Aku mohon! Aku tau kau tidak akan pernah melupakan semua ini. Bahkan mungkin kau tidak akan memaafkanku, tapi aku mohon, beri aku kesempatan untuk memperbaiki semua ini." Dia hanya menatapku dengan mata sembabnya.

"Kau berjanji?"

"Aku berjanji! Dan aku minta maaf atas apa yang terjadi dengan niall kemarin."

"Uh harry, sebenarnya aku harus berterima kasih padamu.."

"Apa?"

"Kalau kau tidak menggeretku keluar dari sana, pasti aku sudah menciumnya. Dan itu berarti aku menghianati pacarku." Dammit, aku bahkan lupa kalau dia mempunyai pacar.

"Tapi kau melalukan yang lebih buruk denganku.."

"Aku tau.... Setidaknya... Kau berjanji akan memperbaiki semua ini bukan?"

"Ya, ya! Aku berjanji. Jadi kau mau memberiku kesempatan lagi?"

"Aku mohon jangan kecewakan aku lagi..."

"I promise i wont! Oh my god! Thank you jess! Thank you!" Aku memeluknya dengan erat dan menciumi pipinya. Dia terlalu baik untukku. Dan aku hanya sampah masyarakat. Aku mendengarnya mulai tertawa dan mengecup pipiku lalu membalas pelukanku.

"I love you hazza"

"Love you too babysister" aku melepas pelukannya dengan senyum konyol yang masih menghiasi wajahku.

"Oh! And by the way, aku tau ini bukan urusanku harry, tapi kau sudah dewasa. Hell, kau sudah hampir 21! Aku rasa ini sudah saatnya kau mencari... Kau tau... Pasangan hidupmu..."

"Jess, kau tau aku belum siap dengan komitmen seperti itu" aku memutar bola mataku padanya.

"Aku tau... Tapi tolong, coba pikirkan tentang itu. Cari seseorang yang benar benar peduli terhadapmu. Berjanjilah padaku kalau kau tidak akan melupakanku jika kau sudah menemukan perempuan beruntung itu?"

Aku terkikik mendengar betapa bodoh kedengarannya kalau dia berfikir aku akan melupakannya. "Aku tidak akan melupakanmu jess, aku janji. Janji kelingking?" Aku menawarkannya jari kelingking tangan kananku.

"Janji kelingking" jari kelingkingnya bersatu dengan jari kelingkingku dan senyum lebar menghiasi wajahnya.

Oh, seandainya aku bisa membuatnya bahagia seperti ini setiap saat.

-

JESSIE's POV

Setelah dia benar benar selesai dengan permintaan maafnya, aku menatap matanya dan memeluknya sekali lagi. Sekarang, aku hanya ingin keluar dari rumah ini menenangkan diri. Aku butuh pelarian. Aku memberinya kesempatan sekali lagi. Aku memberinya kepercayaanku lagi setelah dia melupakan semua janji yang pernah dia ucapkan. Aku akan berusaha untuk memaafkannya. Memaafkannya sekali lagi.

Setelah dia akhirnya keluar dari kamarku meninggalkanku sendiri, terpikir olehku untuk menghubungi niall karena semenjak kejadian kemarin dia bahkan tidak mengirimkanku pesan sama sekali. Sepertinya dia menungguku untuk memulainya.

From Jess:
Hey... Wanna meet?

From niall:
Tentu, dimana dan kapan?

From jess:
Sekarang di taman jika kau bisa..

From niall:
I'll be there in 15.

From jess:
Okay..

Aku mandi dan mengganti bajuku dan memakai converse hitam milikku. Aku memasukkan ponselku ke dalam saku celanaku dan berjalan ke arah pintu depan berpapasan dengan harry yang sedang menyisip kopinya.

"Mau pergi?" Tanyanya. Ya tuhan, aku mohon jangan sampai dia kembali lagi seperti dulu.

"Uh.. Ya.. Aku akan pergi ke taman bertemu dengan niall..."

"Okay."

"Okay?"

"Uh, yeah. Aku tau kau menungguku untuk memarahimu, tapi tidak, itu pilihanmu. Aku tidak akan mencampurinya. Lagi..." Aku menghembuskan nafas lega.

"Okay, see ya harry!" Dia bergumam membalasku dan aku mulai berjalan menuju taman. Jarak rumahku dan taman tidak begitu jauh. Aku membutuhkan waktu kurang dari 10 menit untuk sampai disana.

Aku melirik ke arah jam di layar ponselku dan sadar kalau ini bahkan belum 15 menit setelah niall terakhir mengirim pesan kepadaku. Jadi sepertinya aku harus menunggu sebentar lagi.

Aku duduk di salah satu bangku ayunan di taman itu dan mulai berayun sebelum aku mendengar seseorang memanggil namaku dengan pelan.

"Jessie"

"Heey, niall. Bagaimana kabarmu?" Aku menyapanya. Perasaan bersalah karena meninggalkannya sendiri kemarin mulai menyelimuti pikiranku. Dia memakai jeans hitam dan kaos putih polos dengan sepatu nike memeluk kakinya.

"Baik kurasa..." Dia melepas kacamata hitam yang dia pakai dan meletakkannya di kerah kaosnya. Tidak bisa diungkiri, ada perasaan yang tidak nyaman diantara kita.

"Uh.. Niall.. Aku minta maaf karena kejadian kemarin.."

"Akhirnya kau membicarakannya jess... Aku benar benar merasa tidak nyaman. Aku kira aku telah membuat kesalahan fatal sehingga harry membawamu pergi." Dia bernafas lega.

"Uh.. Maaf membuatmu berfikir seperti itu tapi tidak, kelakuannya memang seperti itu. Dia sedikit overprotektif.."

"Oh.. Kalau begitu maaf kemarin aku sudah menggenggam tanganmu dan mencoba menciummu"

"Tidak apa, bisakah kita lupakan kejadian itu?"

"Baiklah... Jadi apa yang membuatmu kesini?"

"Entahlah.. Aku hanya ingin menemuimu dan meminta maaf. Dan oh ya, kapan kau akan kembali?" Aku menoleh padanya yang sedang duduk di ayunan lain di sebelah ayunanku.

"Uh.. Sebenarnya aku harus pulang malam ini.."

"Oh..." Ada sedikit rasa kecewa aku tidak bisa menghabiskan waktuku dengannya lebih lama lagi.

"Well, jangan khawatir, aku akan berusaha sesering mungkin mencari alasan untuk mengunjungi saudaraku agar kita bisa bertemu" dia tersenyum padaku yang membuat perasaanku tercampur antara senang, menggelitik, dan ingin berteriak sekuat tenaga.

Kita menghabiskan hari itu berjalan jalan di sekeliling kota dan mampir ke toko kue dan makan siang di sebuah cafe. Aku sangat menikmati waktuku dengannya. Aku tidak menyangka kalau laki laki yang baru saja aku temui kemarin sekarang sudah harus pergi. Seandanya saja dia tinggal di kota ini..

Malam harinya, tepatnya pada pukul 11pm aku mendapati diriku yang terlentang di tempat tidurku sambil bermain dengan ponselku. Lebih tepatnya mengobrol dengan niall tentunya.

Niall:
Kau sudah makan?

Jess:
Uh yeah, aku memesan pizza dan memakannya dengan mom dan harry.

Niall:
Baiklah kalau begitu. Aku harus pergi, penerbanganku berangkat beberapa saat lagi.

Jess:
Aku masih menyimpulkan kalau kau benar benar bodoh karena memilih penerbangan di tengah malam seperti ini..

Niall:
shut up! Kalau aku memilih pulang tadi pagi, kita juga tidak akan bisa menghabiskan waktu bersama bodoh!

Jess:
Oke oke, aku akui itu tadi menyenangkan!

Niall:
Aku juga menikmatinya. Anyway gtg, Jaga dirimu oke?

Jess:
Tentu, jaga dirimu juga oke! Bye bye ni! See ya!

Aku mulai berfikir bagaimana hubungan kita bisa berjalan secepat ini. Detik ini aku baru mempelajari namanya dan detik setelahnya aku sudah menjadi teman baiknya. Aku tidak pernah mendapat teman sebaik dia. Bahkan matt tidak pernah seperduli itu kepadaku.

By the way, matthew tidak memberiku kabar beberapa hari ini. Dia tidak pernah menelponku atau bahkan hanya mengirimkanku pesan. Kita hanya bertemu di sekolah dan hanya mengahabiskan waktu bersama disekolah. Aku mulai meragukan hubungan kita. Baru kemarin aku merasa menjadi perempuan terberuntung di dunia karena berkencan dengan matt dan sekarang aku bahkan seperti sudah tidak menginginkannya. Kata kunci ada di 'seperti'. Aku masih belum memikirkan tentang semua ini.

-

-

-

This is not the end yet hahahhaa !!!
Maaf ya kalo jeleknya kebangetan :( Maksa banget gue bikin ini waktu gaada ide sama sekali.
Sumpah susah banget wkwkw!

Btw.. Kalo gue bikin ff harry..
Kalian pikir siapa yang bakal cocok jadi pemeran ceweknya?

Jawab ya! Plis..
Kalo gue sih mikirnya si barbara palvin unyu juga sih..
Anyway! Selamat malam :)

Makasih kesabarannya.. Jangan lupa komen!!

Continue Reading

You'll Also Like

84.4K 11.1K 37
Jake, dia adalah seorang profesional player mendadak melemah ketika mengetahui jika dirinya adalah seorang omega. Demi membuatnya bangkit, Jake harus...
723K 67.5K 42
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
779K 57.8K 53
"Seharusnya aku mati di tangannya, bukan terjerat dengannya." Nasib seorang gadis yang jiwanya berpindah ke tubuh seorang tokoh figuran di novel, ter...
555K 56.9K 28
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...