Chapter 15

25.2K 661 99
                                    

SO SORRY FOR THE LATE UPDATE!!
Maaf kalo updatenya gabisa teratur :(
School's suck!
Dan maaf kalo kalian kecewa sama chapter ini..
Sumpah gue kena writers block dan gue gabisa mikir sama sekali.
Jangankan mikir.. Ngetik aja rasanya males setengah mati pft!
Anyway enjoy!

VOTE
FOLLOW
COMMENT

love,
Fau x

-

-

-

-

Harry's POV.

"Jess?" Aku mengetuk kamarnya tapi dia tidak merespon.

"Jess, please.." Aku mengetuknya lagi. Sejak kejadian tadi malam aku tau aku mengacau lagi kali ini.

"Jessie, aku mohon buka pintunya"

"FUCK OFF YOU ASSHOLE!" Aku tertegun mendengar teriakannya. Wow, aku benar benar mengacaukannya.

"Kalau kau tidak membuka pintu ini aku akan tetap mendobraknya!" Aku tidak mendapat respon sama sekali.

"1.. 2..3..." Sebelum aku menghantamkan tubuhku untuk membuka pintu terdengar suara kunci pintu dan jessie membuka pintunya.

"Apa yang kau mau?" Suaranya serak, matanya merah karena menangis. Aku melangkahkan kakiku masuk ke kamarnya dan memeluknya.

"Im sorry" aku bergumam dan dia mulai menangis lagi.

"I hate you haz! I hate you!" Katanya sambil menangis tersedu sedu.

"I know, im sorry jess!"

'NO!" Dia mendorongku menjauh "You NEVER sorry!" Dia berteriak dengan matanya yang memerah menatapku.

"Pergi! Aku tidak mau melihatmu!" Dia berjalan menjauh membelakangiku dan meringkuk di tempat tidurnya. Aku tidak pernah melihatnya serapuh ini. Dia selalu menjadi wanita yang kuat. Kali ini, aku melihat sisi lain dari dirinya.

Tidak selamanya batuan akan kokoh, lama kelamaan hujan akan mengikisnya. Sama seperti dia, tidak selamanya dia terlihat teguh. Seperti saat ini, Hujan mulai mengikisnya. Mulai menembus perisai yang selama ini menyembunyikan perasaannya.

Aku melihatnya di atas tempat tidur. Air mata masih mengalir dari matanya membasahi bantal tempatnya menyembunyikan wajahnya. Isakan kecil keluar dari mulutnya. Tangannya terlipat mengepal tersembunyi di bawah bantal. Saat itu aku tersadar, aku sudah menghancurkanya.

Aku menghancurkan Jessie yang dulu. Yang saling peduli satu sama lain. Yang saling melengkapi satu sama lain. Yang sekarang sudah sirna. Yang aku lihat sekarang adalah jessie yang aku manfaatkan kebaikannya hanya demi keuntunganku seorang. Jessie yang menatapku dengan tatapan iba karena aku tidak pernah bisa menerima kenyataan sebaik dirinya. Dan jessie yang terpaksa menurutiku karena takut aku akan menyakitinya.

Di dalam hatiku, aku tidak tega melihatnya seperti ini. Dia tidak pantas diberlakukan seperti ini. Tapi apa daya, semua sudah terjadi. Aku tidak bisa kembali ke saat dimana pertama kali kita melakukannya dan mencegahnya terjadi.

Aku tidak bisa...

Benar kata orang, penyesalan selalu berada diakhir. Aku tidak pernah berniat untuk menyakitinya. Aku hanya ingin melindunginya. Tapi sayangnya cara yang aku gunakan salah dan berakhir menyakitinya.

Sibling Fucker ☞ ⓗⓢحيث تعيش القصص. اكتشف الآن