Chapter 9

34.8K 911 38
                                    

Hae! Makasih buat 2k votesnya !!
I love you so much guys!
Btw ini cuma filler alias pelengkap doang :)
Chapter ini payah :(
Gak mood tapi pengen update. Sorry :(

Vote, follow, comment!

Love you!

Enjoy!

-

-

Setelah beberapa hari yang lalu bertemu dengan 'niall' di omegle. Aku semakin sering berbincang dengannya melalui web tersebut. Kita menggunakan #storan agar kita dapat bertemu satu sama lain tanpa berakhir di seseorang asing lainnya. Aku tau kita baru bertemu beberapa hari yang lalu tapi entah bagaimana instingku mempercayainya.

Kita sedikit mempelajari antara satu sama lain. Aku tau dia irish. Dia mempunya mata biru, itu yang dia katakan. Rambutnya pirang hasil pewarna dengan akar brunette. Ya, hanya itu yang aku tahu darinya dan seperti halnya dia yang hanya tau sedikit tentangku.

Aku kembali ke kamarku setelah pergi ke dapur untuk mencari camilan yang dibeli mom di supermarket. Hari ini hari rabu, mom akan pulang larut malam. Aku menoleh ke arah jam dinding di atas frame foto yang menunjukkan pukul setengah 8 malam. Ah.. Waktunya membuka omegle dan bertemu niall. Kita selalu berbincang setiap jam 7 hingga larut malam kecuali ketika salah satu dari kita sedang sibuk dan tidak ada waktu tentunya.

Aku segera membuka dan mengetik #storan dan menekan enter.

Connecting to server...

Search for someone with the same interest...

Say 'hi' to stangers.

Jess:
Niall?

Niall:
hey, jess. Whats up?

Jess:
nothing..

Niall:
Ugh, ok. Bagaimana kabarmu?

Jess:
good, you?

Niall:
Lebih baik setelah kau online ;)

Jess:
NIALL! Kau ingat? Aku punya pacar huh.

Niall:
Oh, tentu, pacar. Ngomong-ngomong, masih menangisi pacar kesayanganmu itu ?

Jess :
Shut up! Sekarang aku menyesal memberitahumu tentang matt. Tapi ya, dia masih tidak berusaha untuk menemuiku.

Niall:
aw poor jessie, kau tau jess, kau layak mendapatkan seseorang yang lebih dari laki laki sialan itu. Dia tidak pantas mendapatkanmu.

Jess :
tapi kau mencintainya 😫

Niall:
aku yakin yang kau rasakan bukanlah cinta.

Jess :
Wow, apa sekarang kau menjadi spesialis pasangan bermasalah ni? Aku tidak percaya aku membahas semua ini dengan orang asing berambut pirang palsu yang berada entah dimana.

Niall:
Pertama, aku tidak menyesal dengan rambut 'pirang palsu' ku yang terus kau sindir beberapa hari ini. Dua, aku berada di portland. Dan tiga, aku bukan orang asing. Kita teman ;)

Jess:
Kata seorang berambut pirang palsu yang mengharap menjadi temanku. But fine, friends?

Niall:
Aha! Friends.

Jess:
Btw, HOLY HELL, KAU TIDAK PERNAH BILANG KAU TINGGAL DI PORTLAND!?!?

Niall:
Uhm.. Kau tidak pernah menanyakan dimana aku tinggal baby.

Jess:
Oh right, anyway, portland itu seperti 3 jam perjalanan dari tempat tinggalku Ni! AKU DI SEATTLE OH MY GOD!

Niall:
...so?

Jess:
KITA BISA BENAR BENAR BERTEMU DI DUNIA NYATA NI! ASDDFGGHHJ

Niall:
Jadi, kau memberitahuku kau ingin aku berkendara ke seattle dan menemuimu?...

Jess :
NO NO NO! I mean YES,Kalau kau mau. Tapi bukan itu maksudku! Aku pikir kau hanya orang iseng yang mencari teman lewat internet. Aku benar benar tidak menyangka kau asli.

Niall:
Well, aku makan, aku bernafas, aku berbicara. Sejauh ini sepertinya aku asli..

Jess :
Ha ha ha! Tidak lucu ni.

Niall:
Btw, ada apa denganmu dan dengan nama panggilan yang kau berikan padaku huh?

Jess:
Dunno, aku hanya benar benar senang.

Niall:
Lega aku bisa membuatmu tertawa Styles.

Jess:
I know horan. Thank you nialler :*

Niall:
Beberapa menit yang lalu kau bilang kau punya pacar dan aku tidak boleh menggodamu. Sekarang kau memberiku emot cium? Huh?

Jess:
Anggap saja tanda terimakasi ;)

Niall:
Aaa.. Aku suka ini. Cheeky jessie ;)

Aku hendak membalas chat niall ketika aku mendengar ketukan dari pintu depan rumahku. Dengan malas aku turun dari tempat tidur dan pergi membuka pintu rumahku.

Disana, aku melihat dia berdiri dihadapanku dengan seikat bunga mawar putih dan sekotak coklat. Dia menurunkan sedikit ikatan bunganya agar dapat melihat wajahku. Dia tersenyum padaku yang masih tidak tau apa yang terjadi.

"Im sorry" katanya lirih sambil menyodorkan ku bunga dan coklat yang dibawanya. Aku melihat sekeliling untuk memastikan harry sedang tidak ada disekitarku dan menerima pemberiannya.

"Ak- aku.."

"Maafkan aku jess. Maafkan aku. Aku tau kau marah tapi tolong dengarkan aku dulu" pintanya.

"Tidak ada yang perlu aku dengarkan"

"Ada, tentu ada. Listen, aku tidak menciumnya. Dia yang menciumku. Ak-"

"TAPI KAU TIDAK MENDORONGNYA MENJAUH"

"LISTEN, Oke? Aku tau aku salah. Aku tau aku tidak mendorongnya. Tapi semua itu ridak berarti apa apa jess. Aku mencintaimu. Hell, aku bahkan tidak menikmati ciumannya. Aku hanya mencintaimu. Hanya dirimu jess" sekali lagi aku terperosok kedalam kata katanya. Kedalam cintanya. Aku merasa ada sesuatu yang salah. Tapi dilain sisi aku ingin memberinya kesempatan lagi.

"I- i love you too, matthew" senyumnya melebar mendengar jawabanku dan dia mendekap tubuhku dengan erat. Aku mengalungkan tanganku ke lehernya dan mendesakkan kepalaku ke lekuk lehernya.

"I love you so much, jess" dia melepaskan pelukannya dan menciumku. Tapi perasaanku saat menciumnya sekarang berbeda dengan perasaanku ketika pertama kali menciumnya. Kupu kupu di perutku tidak lagi beterbangan. Rasanya hampir seperti ciuman biasa. Tapi masih sedikit lebih baik.

"Aku harus pergi babe, besok kujemput jam 7 untuk kencan. Be ready" dia mengulum bibirku lagi sebelum pergi dan meninggalkan rumahku.

Tidak terasa aku sudah berdiri dengannya selama 1 setengah jam. Aku meletakkan mawar dan coklat pemberian matthew di meja belajarku dan turun ke dapur untuk mengambil minum.

Perasaanku tidak enak semenjak aku menemui matt di depan rumah tadi. Apa yang terjadi? Apa ada yang salah? Aku mencoba untuk mengingat ingat apa yang salah tetapi tidak menemukan kesalahan apapun.

Apa aku melupakan sesuatu?

Melupakan sesuatu?

Hmm...

SHIT, Niall!

Sibling Fucker ☞ ⓗⓢWhere stories live. Discover now