Bonus Palsu

By mounalizza

761K 51.9K 5.4K

"Ceria itu datang membawa keramaian dalam hidupku. Sifat positivnya membuat aura kelamku tergantikan dengan s... More

Prolog
Bonus - 1
Bonus - 2
Bonus - 3
Bonus - 4
Bonus - 5
Bonus - 6
Bonus - 7
Bonus - 9
Bonus - 10
Bonus - 11
Bonus - 12
Bonus - 13
Bonus - 14
Bonus - 15
Bonus - 16
Bonus - 17
Bonus - 18
Bonus - 19
Epilog

Bonus - 8

36K 2.3K 336
By mounalizza


Hai semua. Pasti pd bertanya kenapa lama? Iya nih hampir kena masalah lupa menulis. Dipaksa kaya apa susah.. Huhuhu.. Butuh suasana yg tepat.

Ohiya dipart ini sedikit ngakaknya.. Heheeh selang seling gitu.. Porsinya harus pas.. Ketawa mulu lama2 stress hehehe.

Sorry for typo..
•••

Rezky ┒(⌣́_⌣̀)┎

Terisi.

Hidupku sekarang memang sudah terisi lengkap dengan sendirinya. Seperti yang sudah kubilang sebelumnya aku sudah punya jalan pulang. Walaupun jalan pulang itu memang tempat yang selalu kutuju, tetapi kali ini berbeda karena ada alasan khusus kenapa aku selalu antusias untuk selalu pulang. Bahkan sebisa mungkin kemungkinan nyasar atau salah alamat tidak akan pernah lagi kulakukan.

Mengerti bukan maksud salah alamat?

"Rezkii..." kulirik seorang wanita cantik dengan pakaian sangat menggoda sedang menghampiriku. Ini masih sore dan Laura sudah berniat bertandang di club?

"Wah sombong bener sekarang udah nggak ajak main aku lagi." goda Laura berdiri di hadapanku. Sore ini aku mau segera pulang ke rumah. Sebelumnya aku mau bertemu dengan papaku yang sedang berada di rumah sakit. Sudah lama kami tidak bertemu. Semenjak kehadiran Muna dihidupku pusat kegiatanku selalu berakhir dengan bermalas-malasan di apartment.

"Rezky?" panggilan Laura membuatku kembali sadar.

"Hmm sekarang sepertinya wajah kamu sangat cerah, bersinar. Apa kamu sudah punya vitamin baru?"

Vitamin? Aku suka istilah itu, terdengar positif. Aku mengangguk dengan bangga. "Yup." aku memang tidak akan malu mengakui jika kehadiran Muna mampu membuat perasaanku hidup. Bahkan sangat hidup. Walaupun dengan resiko aku diwajibkan mendengar aneka kicauan darinya. Tetap saja aku menyukainya. Hidup sepiku terisi sangat meriah oleh dirinya. Beberapa bulan ini aku sungguh menikmati.

Rezky ini sudah kesekian kali kau mengucap syukur dan kebahagiaan. Tahan bro! Lama-lama jiwa lebay juga menular dalam diri ini.

"Kamu sudah tidak pernah bermain denganku. Apa Kimberly yang melarangmu?" aku hanya tertawa lalu menggeleng.

Bermain lagi?

Jika kalian mengira aku sudah tidak bermain lagi, kalian salah. Aku sempat beberapa kali menyalurkan kebutuhanku dengan seorang wanita. Lebih tepatnya model cantik mantan pacarku tetapi sekarang lebih mengarah menjadi friend with benefit.

Oke jangan berburuk sangka dulu.

Aku memang brengsek tetapi aku pria normal yang butuh pelepasan. Dan Muna? dia sebuah pengecualian untuk kunikmati. Sebelum dia menemukan arti sebuah hubungan aku tidak akan pernah rela menyentuhnya utuh.

Sebenarnya ini menyiksaku. Berkali-kali aku ingin menyentuh Muna bahkan menghabisinya, suara dan pergerakannya di sekitarku mampu membangkitkan gairahku. Dan kalian tahu yang aku lakukan? Tentu saja mencari pelampiasan. Biar bagaimanapun aku pria normal senormal normalnya.

Brengsek? Ya itulah diriku. Daripada aku memperkosa Muna karena kebejatan diri sesaat. Semua butuh proses. Tetapi sudah beberapa waktu ini aku tersadar, pelampiasan tidak hanya dalam bentuk itu. Aku sedang mencoba bentuk pelepasan yang lain, hei aku tidak suka bermain sendiri dengan tanganku. Kalian pikir aku anak kemarin sore?

Aku sekarang lebih sering berlama-lama di gym untuk berolahraga. Selain membuat hidup menjadi lebih sehat, pikiran brengsek pun bisa terhalang dengan sendirinya. Ini lebih baik ternyata.

Bonus yang kudapat bertambah. Bentuk tubuh yang bagus dan juga semakin banyaknya fans aneka macam di gym. Mulai dari kelas wanita, pria sampai tante-tante.

Tapi semua mampu kuredam. Semua bonus itu palsu di hatiku, tapi tidak dengan bonus spesialku yang selalu ceria menunggu di apartement ku. Ah mengingatnya saja membuatku kembali tersenyum.

Muna apa yang kau lakukan padaku sayang?

"Aku ikut bahagia Rez. Kamu memang selalu tersenyum tetapi sekarang senyumnya bertambah." puji Laura.

Haruskah aku memberitahu jika Muna yang membuat aku seperti ini.

"Aku sekarang sudah berubah. Aku mau hidup bersih. Bertahap tapi sedang ku usahakan. Thanks Laura, semua berkat kamu." aku memeluk Laura dan mengecup kedua pipinya. Dia tampak kebingungan, biarkanlah.

"See ya.." aku meninggalkan Laura dengan senyuman manis. Dialah yang membawa vitamin mujarab ke ranah pribadiku. Aku pantas memberikan ucapan terimakasih.

Bip.
MunaLebay : sepertinya waktu begitu senang menggoda aku sampai2 seorang princess diharuskan menetap di kampus. Semua terlalu rumit dan aku harus menyelesaikannya. Sampai jumpa lagi Rezky Abdi Negara. Jangan menanti diriku karena princess tidak sempat menyuguhkan makan malam. Kalau sempat aku akan membeli saja. Tunggu aku dikala gelapnya malam.

Aku tersenyum menatap layar ponselku. Pesan darinya pertanda dia akan terlambat pulang. Mungkin tugas kuliahnya memang sedang banyak. Ingin rasanya aku membantu tetapi ia selalu menolak. Baiklah sekarang aku punya waktu untuk makan malam dengan papa.

Selama perjalanan menuju rumah sakit aku selalu tersenyum. Ini seperti virus yang baru saja menyerangku. Oke aku tahu ini apa. Hei sekali lagi aku katakan aku bukan anak kemarin sore. Aku Rezky Abdi Negara ahlinya menghadapi wanita. Dan Muna satu-satunya wanita yang belum mampu kuhadapi secara total.

Aku sadar aku sudah terjangkit virus dari Muna. Ya.. Virus cinta dari Maimunah teman satu atapku hampir lebih dari tujuh bulan ini. Aku sadar aku sudah jatuh cinta kepada gadis paling lebay dan aktif selama penjelajahan aku di dunia hawa.

Tetapi masalahnya...

Oke aku belum menyatakan kepadanya. Entahlah aku masih belum bisa menggali isi kepalanya. Hanya saja signal yang selalu aku terima darinya membuat aku ragu. Bukan aku takut penolakan tapi ini lebih ke hati. Aku harus mencari tahu kenapa Muna sangat anti dengan hubungan bahkan tidak perduli. Dia tidak mengharapkan masadepan. Sesuatu yang menjadi kendala mungkin nantinya bagi kelangsungan hidup kita berdua.

Aku tidak suka ia tidak menghargai hidupnya. Andai ia tahu beberapa bulan ini aku menghargai kesuciaanya dari brengseknya diriku. Dia harus bisa menghargai hidupnya. Kesuciaanya dan masadepan, harus!

"Maaf Mas Rezky Prof. Abdi masih melakukan operasi, tapi Prof. bilang kalau Mas Rezky mau menunggu mungkin satu jam lagi baru selesai. Mudah-mudahan. Mas mau tunggu di ruangan Prof.?" aku menggeleng.

"Nggak perlu saya mau berkeliling saja. Nanti saya kembali lagi." aku hanya tersenyum meninggalkan asisten papa. Sambil menunggu papa aku berkeliling rumah sakit. Terakhir aku bertemu papa sebulan yang lalu, saat menemani Kimberly melakukan therapy. Aku memang mengharuskan setiap bulan bertemu papa walaupun sebentar.

Salah satu kebiasaanku jika berkeliling di rumah sakit adalah pergi melihat pemandangan surga yang sangat aku sukai. Hanya dengan menatap mereka di depan kaca membuat aku tenang dengan tingkah pergerakan kecil tetapi seolah mampu membuat semua mata tersihir pada dunia mereka.

Ruang perawatan bayi. Ya aku suka berlama-lama menatap manusia-manusia mungil yang baru saja bernafas ke dunia tidak kurang dari seminggu itu. Aku menyukainya.

Lihatlah sekarang aku menatap wajah-wajah tanpa dosa itu sedang tertidur. Ada yang sedang menangis ada juga yang sedang menggeliat lucu. Kenapa aku merasa ingin yah?

Rezky fix kau lebay.

"Wah apa gue nggak salah lihat? Rezky si playboy sedang menatap kaca ini? Apa diantara mereka keturunan lo?" tepukan tangan seseorang mengagetkanku. Kulirik wajahnya. Ah pria ini sudah mempunyai kehidupan lengkap yang belum pernah kuraih.

"Nah lo sendiri ngapain di sini?" tanyaku heran.

"Nemenin istri jadwal kontrol. Karena seminar, dokter ganti kandungannya pindah ke rumah sakit ini."

Jadi dia akan jadi seorang ayah? Ah menyebalkan. Kenapa pria brengsek macam dia cepat sekali tobatnya? Terus aku kapan? Kenapa aku merasa sangat iri dengan dia yah? Ini menyebalkan.

"Oke gue cabut dulu. Tobatlah Rez! Cari pendamping hidup. Serius, menikah itu indah jika kita melakukannya dengan tulus." si playboy brengsek itu pergi dengan cengiran super menyebalkan. Ah sialan kenapa aku jadi memikirkannya?

Jangan iri Rezky. Kau pasti bisa seperti dia. Mendapatkan pasangan hidup.

Aku berjalan kembali menuju ruang tunggu papa dan beruntung orang yang aku tunggu sedang duduk memejamkan mata di kursinya. Operasinya mungkin berjalan sangat sulit.

"Pa." sapaku sambil duduk di depannya. Ia tersenyum kepadaku. Hubunganku dengan papa memang sangat harmonis, walaupun aku jarang pulang.

"Maaf Rez papa sibuk sekali. Sebentar lagi papa juga harus turun dan memeriksa pasien." aku menggeleng tidak masalah.

"Nggak masalah pa. Aku hanya mau bertemu papa sebentar."

"Rez papa dengar kamu tinggal seatap dengan seorang wanita?" Papa tahu darimana? Ah aku ingat asisten papa pernah mengantarkan riwayat medisku ke apartement dan yang menerimanya adalah Muna.

"Iya pa, kami berbagi tempat saja. Papa jangan khawatir aku sudah tobat menjadi pria brengsek." papa tersenyum mengejek.

"Papa sudah baca riwayat medis kamu. Kenapa kamu memeriksa? Apa teman wanitamu mempunyai penyakit menular?" Inilah aku dan papa. Kami tidak pernah mempunyai rahasia.

"Bukan begitu pa, mulai sekarang aku ingin berubah. Dan nggak ada salahnya aku memeriksakan kesehatan. Sekarang penyakitkan bermacam-macam pa." papa mengangguk lega. Aku tahu batin papa selalu tidak setuju dengan gaya hidupku sebelumnya.

"Bawa dia bertemu dengan papa!" aku mengerutkan keningku. Maksud papa Muna?

"Jangan memasang wajah seperti itu. Papa ini orangtua kamu, apa tidak boleh berkenalan dengan pacar anaknya?" sindir papa.

Pacar? Oh andai papa tahu hubungan anaknya dengan Muna hanya sebatas teman tapi mesra.

Mesra? harus ku akui Muna tidak pernah menolak jika aku menciumnya mesra. Dasar wanita aneh. Akupun tak kalah anehnya. Ah sudahlah.

"Rezky? Kenapa tersenyum sendiri? Apa kamu bahagia dekat dengannya?" aku mengangguk. "Sangat pa." jawabku yakin dan sangat percaya diri.

"Jika kamu sudah sangat yakin. Bawalah dia ke hadapan papa. Dengar nak mungkin sudah saatnya kamu memikirkan jenjang pernikahan. Nak hanya ini yang papa minta. Cita-citamu tidak paksakan bahkan papa membiarkan kamu memilih sendiri dan sekarang janji papa dengan mendiang mama mu melihat kamu bahagia harus segera terlaksana." aku hanya bisa tersenyum salah tingkah.

Apa ini bisa diartikan menikah? Dengan Muna? Membayangkannya saja membuatku bahagia.

"Nanti kalo waktunya pas aku akan ajak dia bertemu dengan papa."

"Saran papa kalian hati-hati. Biar bagaimanapun papa tidak mau mendapat kabar hadirnya cucu sebelum kalian resmi." aku semakin tertawa. Mungkin papa menduga hidupku masih seperti itu.

Aku menggeleng. "Dia belum kusentuh pa. Sampai saatnya tiba." papa sedikit terkejut. Jelas saja, putra brengseknya ini mampu menahan nafsu? Tidak akan ada yang percaya.

"Papa semakin penasaran. Siapa gerangan dirinya yang berhasil merubah putraku."

Ya.. Aku berubah karena cinta pa.

"Maaf Prof. pasien sudah menunggu." suster yang menemani papa memanggil. Akupun beranjak berdiri untuk pamit dengan papa.

"Segeralah kenalkan dengan papa gadis itu. Papa terima semua pilihanmu jika itu membuat kamu bahagia. Kabarkan kakak kamu jika sudah serius." aku memeluk papa dan segera pergi.

Selama perjalanan pulang aku terus saja tersenyum. Cinta membuat aku seperti ini. Ini bukan euporia semata. Ini perasaan yang tidak bisa kugambarkan. Benar jika orang berkata cinta itu membuat hati melayang. Hatiku melayang memikirkan sebuah masa depan dengan Muna.

Membayangkan ia mengecup tanganku. Memikirkan dirinya sedang hamil besar anakku. Membayangkan seorang anak keturunanku memanggilnya mama. Oh Rezky lagi-lagi ini sudah terlalu jauh.

Tahan Rezky!!!

"Aku pulang." teriakku setelah memasuki apartement. Kulihat lampu sudah menyala, lantaipun terlihat sedikit basah. Muna sepertinya baru saja membersihkan ruangan. Wangi pembersih lantai membuat aku semakin menyukai Muna.

Rezky lama-lama kau tidak normal. Hanya karena harum pembersih lantai kau tersenyum tidak jelas. Besok-besok sabun cuci piring membuat kau jatuh cinta.

"Rahul sudah pulang?" tanyanya ceria. Rahul? Ya Muna ini selalu saja mengganti namaku dengan lain-lain. Terkadang dia memanggilku Rahul karena katanya aku mirip Rahul di salah satu film India. Ada-ada saja.

"Munaa.." tanpa sadar aku menghampirinya, memeluk erat. Meletakkan kepalaku di bahunya. Dia baru saja mandi mungkin. Harum tubuhnya yang selalu kugilai ini memang sangat ampuh.

"Tadi aku sempat beli burger untuk kita berdua. Maaf tidak sempat membuat makanan untuk kamu. Di kampus sangat sibuk, selain itu aku belum berbelanja awal bulan. Kamu tahu otakku sedang diterpa badai kuat. Ah rasanya aku ingin mengambang saja di lautan tanpa memikirkan semuanya. Adikku Nizar berbuat ulah di sekolahnya. Ah dasar sikat jeding. Awas saja kalau aku ketemu dengannya. Tapi aku boleh nggak menjenguk mama dan adikku ke Surabaya? rasanya aku butuh kehangatan mama. Eh tapi dipeluk kamu gini aku tenang. Tadi aku kacau tapi pelukan kamu membuatku santai. Rezky hebat deh." ia mendorong dadaku agar pandangan kami bertemu.

Tuhan, aku mencintai gadis di hadapanku ini. Berisiknya membuat hidupku ramai.

Chup.

Aku mengecup lembut bibirnya. Dia tersenyum malu-malu. "Ternyata aku juga membutuhkan sentuhan kamu." jelasnya lagi tanpa takut. Dia selalu apa adanya mengenai sentuhan. Seakan ia tidak punya getaran perasaan.

"Muna apa arti sebuah hubungan menurut kamu?"

"Maksud kamu?"

"Kita." kataku pelan penuh penekanan.

"Kita?" tanyanya balik. Dia melepas pelukan dan duduk di sofa sambil sibuk membuka burger dan kentang untuk kami berdua.

"Cuci tangan dulu sana!" perintahnya tanpa menatap diriku. Apakah aku baru saja ditolak? Inikah yang namanya bertepuk sebelah tangan? Tidak, ini belum bisa diartikan seperti itu. Tahan Rezky.

Aku berjalan menuju wastafel dan sempat membasuh mukaku. Sambil menghembuskan nafas penuh kesabaran aku duduk di sampingnya yang sudah lebih dulu melahap burger dan kentang goreng bergantian.

"Ini Rez. Tadi kamu bilang apa? Kita?" tanyanya kembali dengan wajah ceria. Muna sebenarnya apa isi hati kamu ini? Kenapa selalumembuatku mati penasaran?

"Kita itu teman spesial selamanya. Kamu aneh sih, aku udah memberikan lampu hijau untuk bermesraan denganku tapi kamunya jual mahal. Aku kan bilang kita bisa jadi friend with benefit kalo kamu mau. Tapi apa daya rasa penasaran kaya apa itu tetep aja aku nggak tahu. Ah lama-lama aku mati penasaran. Apa aku harus.."

"Awas saja kalau kamu berani." desisku tajam. Aku tahu ia hendak berkata apa.

"Muna.. Kita bisa menjadi pasangan normal. Kita bisa berpacaran." jelasku tanpa ragu. Aku merapikan saos di sekitar bibirnya.

"Pacaran? Sudah ku bilang Mas Rezky aku tidak mau menjalin suatu hubungan.." Stop!!! aku tidak mau mendengarkan alasannya.

"Tapi kamu bilang kamu nyaman dan tenang denganku Muna. Aku juga." aku meraih tangannya. Aku meremas satu tangannya. Dia tampak kesulitan ingin melanjutkan makannya. Aku tidak perduli.

"Kita bisa saling berpegangan tangan selama yang kamu mau. Pelan-pelan kalau kamu merasa trauma. Aku nggak tahu kamu pernah punya trauma apa dengan mantan-mantanmu itu. Tapi satu hal yang perlu kamu tahu aku nggak akan pernah mau disamakan seperti mantan kamu."

Dia menatap mataku. Tatapannya dalam dan aku tidak bisa mengartikan.

"Berbeda?" aku mengangguk yakin.

"Aku mau kita serius. Menikahlah denganku." dia diam saat aku berkata nekat seperti ini. Jangankan dia aku saja terkejut dengan ulah mulutku.

"Kamu terlalu cepat bertindak Rezky. Aku suka seperti sekarang. Lagipula sudah kubilang Rez aku tidak memikirkan masadepanku seperti apa. Dan jika kamu penasaran denganku, salah kamu sendiri menolak lampu hijau yang kuberikan padamu. Aku memberikannya tanpa syarat Rez."

Inilah yang aku benci dari dirinya. Dia tidak menghargai dirinya sendiri. Aku tidak suka itu. Muna hargai diri kamu sebagai seorang wanita yang pantas dicintai!

"Kita bisa berpegangan tangan selamanya." kataku pelan, dia meraih kedua tangannya di tanganku. Kami berdua saling berpegangan tangan.

"Seperti ini?" aku mengangguk yakin.

"Ya saling berpegangan tangan." jelasku sekali lagi, tetapi dia malah menggeleng.

"Ini seperti Berang-berang laut Rez aku nggak suka."

Hah? Berang-berang. Muna kenapa disaat serius seperti ini kamu memberikan perbandingan seperti binatang berang-berang. Munaaaa...

"Lalu kenapa kalau seperti berang-berang?" tanyaku pelan menahan sedikit kejengkelan.

"Kamu tahu berang-berang laut binatang yang kalau tidur pasti akan menggenggam erat pasangannya."

Oh jadi dia mengarah kesitu. Hahaha berang-berang tahu juga soal arti posesif. Tunggu.., jadi maksudnya aku seperti berang-berang gitu? Memang apa yang salah jika selalu berpegangan tangan?

"Muna kamu ini bicara apa sih?" aku menoel hidungnya. Andai Muna tahu aku mulai menyukai semua yang ada pada dirinya. Aku mencintai Muna apa adanya.

"Apa kamu mau menyamakan aku seperti berang-berang laut? Baiklah tidak masalah kita bisa saling berpegangan tangan kalau kamu mau?" tanpa di duga dia berdiri dan menghempaskan tanganku.

"Aku benci berang-berang laut. Bagiku tidak penting ikatan pernikahan jika pada akhirnya kalian seperti berang-berang laut. Berlaku manis kepada pasangannya hanya karena ada maunya. Aku bukan anak anjing laut lagi. Aku sudah berani menghadapi semuanya. Aku tidak takut menjalani hidup sekalipun tanpa tahu arah yang pasti. Dengar Rezky aku nyaman dengan situasi kita saat ini. Jadi tolong jangan seperti papaku yang suka sekali seperti berang-berang laut. Aku sudah berubah." setelah berkata panjang dan sedikit ngawur dia pergi membawa makanannya menuju dapur.

Sementara aku?

Diam dan berfikir keras karena urusan berang-berang laut dan anak anjing laut? Apa yang sedang Muna bicarakan aku tidak mengerti. Ah bukan Muna memang namanya jika tidak membuat hidupku penuh tanda tanya.

Berang-berang?

"Aku mandi dulu." jelasku padanya. Aku tahu dia mendengarnya, tapi ia berusaha tidak berbalik badan atau setidaknya mengangguk. Ah biarkan sajalah. Dasar Muna tidak peka.

Setelah membersihkan diri aku lebih memilih merebahkan diri di tempat tidurku. Memikirkan Muna dengan si berang-berang membuat otakku pusing.

"Aku bukan lagi anak anjing laut, dan jangan seperti papaku mirip berang-berang laut?" aku berbicara pelan. Apa yang sedang Muna ungkapkan yah?

Dasar gadis bodoh. Sebaiknya aku mencari tahu. Kim.. Mungkin Kim tahu apa arti berang-berang laut? Tapi apa tidak aneh? Untuk apa aku bertanya berang-berang laut pada Kim. Masa bodohlah.

"Hallo cantik. Sedang apa dirimu?"

"Aku sedang ingin memejamkan mata. Bye.."

"Dasar sombong, kamu yang sedang dalam masa pengasingan kenapa dilampiaskan denganku cantik."

"Ada apa?" sahabatku ini selalu saja menggerutu akhir-akhir ini. Pengasingan membuat hidupnya tersiksa.

"Kamu tahu kisah berang-berang laut dan anjing laut?" tanyaku pelan. Aku tahu Kimberly menahan nafas. Mungkin dia sedikit bingung dengan pertanyaanku. Ini semua ulah Muna. Ah terserahlah.

"Kenapa bertanya seperti itu? Apa jangan-jangan kamu mau seperti berang-berang laut jantan? Bertingkah cabul? Sudahlah aku mengantuk." dia bicara apa yah? Ah kenapa hanya aku yang tidak tahu masalah si berang-berang ini.

"Tunggu Kim. Ayolah aku tidak faham." rayuku pelan. "Ayo Kim cantik help me." kudengar helaan nafas darinya.

"Kebetulan kelas therapy kemarin kami membahas tentang gaya hidup berang-berang." Oke baik Kim dan Muna aku rasa sedikit ngawur, kenapa mengurusi gaya hidup binatang bernama berang-berang?

"Maksudnya?"

"Cari saja artikel tentang berang-berang laut di internet atau kamu ke kebun binatang. Bye."

Tutt. Kimberly sialan. Belum selesai aku meminta penjelasan tentang berang-berang. Ah sialan semua.

Aku memejamkan mata sambil meletakkan ponsel di atas dadaku. Pikiranku masih berkutat dengan urusan berang-berang. Cabul? Apa maksudnya.

Baiklah sepertinya aku melupakan kecanggihan ponsel. Oke mari kita cari tahu seputar gaya hidup berang-berang dan anjing laut.

Mataku melotot tak percaya membaca sebuah artikel di mesin pencari berita. Sambil menahan nafas aku terus membaca gaya hidup binatang berang-berang laut jantan. Ini gila, binatang sialan. Cabul.

Muna? Berarti?
Itu artinya?

Segera aku beranjak keluar kamar dan mencari-mencari di mana gadisku Muna. Aku mengalihkan pandangan saat melihat Muna sudah tidak ada di dapur. Ternyata dia sedang berdiri di balkon apartement. Ia sedang menatap langit gelap.

"Muna." panggilku pelan. Dia menoleh dan tersenyum manis. Sangat manis.

"Udah mandi? Kamu mau makan? Burger nya biar aku hangatkan yah? Atau kamu mau aku buatkan nasi goreng? Atau aku bisa membuat tuna kaleng kalau kamu mau? Ada nasi putih. Pokoknya kamu harus makan malam, jaga kesehatan apalagi tubuh kamu semakin keren semenjak fitness ah membuat aku iri saja melihat tubuh kamu yang lazis."

Berisik Muna..!

"Aku sudah tahu kisah berang-berang dan anak anjing laut." jelasku langsung. Awalnya dia diam tetapi dia kembali tersenyum. Walaupun aku tahu senyum itu sedikit dipaksakan. Aku tahu ia menahan emosi karena tangannya bergetar hebat.

"Apa kamu mendapat pelecehan dari papa kamu sendiri?" tanyaku hati-hati. Dia lebih memilih menatap ke depan, langit hitam. Dari sini aku melihat wajahnya yang sedang merenung.

"Munaa.." panggilku sekali lagi. Aku butuh penjelasan.

"Belum sampai ke tahap itu tapi kepalaku sempat ditenggelamkan. Beruntung mama memergoki." dia menatapku lalu tersenyum. Munaku sayang kenapa kamu menutupi rasa sakitmu sendiri?

"Kamu pasti lapar yah aku panaskan burger." saat ia ingin pergi berlalu aku menarik tangannya dan langsung kupeluk erat. Mungkin Muna memang tidak mau atau belum siap membicarakan kisah hidupnya. Tapi aku hanya mau memeluknya saat ini. Karena hanya ini yang bisa kulakukan Muna.

Aku berjanji apapun yang pernah menimpamu tak akan aku biarkan membuat kamu enggan melangkah menikmati masadepan. Aku berjanji.

"Aku mencintaimu Muna." bisikku pelan. Aku tahu Muna mendengarnya tetapi ia hanya diam tanpa menolak pelukanku.

Aku harus bisa merubah pandangan Muna akan suatu hubungan. Aku bukan berang-berang yang ia benci. Aku Rezky Abdi Negara pria yang akan berbuat manis untuknya selamanya.

TBC..
Minggu, 10 Januari 2016
-mounalizza-

Artikel sejenak.

Berang-Berang, Sang Masokhis dari Dunia Fauna

Berang-berang laut (Enhydra lutris) kadang dianggap sebagai fauna yang mampu menunjukkan kemesraan, berpegangan erat dengan pasangannya kala tidur agar tak terpisah. Namun, di sisi lain, berang-berang laut juga hewan yang kejam, tega memerkosa bayi anjing laut sampai mati.

I Fucking Love Science, Selasa (22/10), mengungkap, saat makanan terbatas, berang-berang laut jantan akan menyandera bayi anjing laut hingga induknya memberi makan kepadanya.

Berang-berang laut jantan juga akan mengunci bayi anjing laut, menungganginya seolah-olah sedang mengawini betina dewasa. Lebih sadis lagi, bagian dari proses perkawinan itu adalah menenggelamkan kepala ke dalam air, yang akan menewaskan bayi-bayi anjing laut.

Selama lebih dari satu setengah jam, berang-berang laut jantan akan menenggelamkan kepala bayi anjing laut, memerkosanya hingga mati. Kadang, walaupun bayi anjing laut telah mati, berang-berang laut kadang masih akan tetap mengawininya hingga tujuh hari setelahnya.

Fenomena berang-berang laut yang memerkosa bayi anjing laut pernah dilaporkan oleh Heather Harris dari California Department of Fish and Game di jurnal Aquatic Mammals. Harris mengungkapkan bahwa perilaku berang-berang laut jantan saat memerkosa bayi anjing laut sama dengan perilaku ketika mengawini betina spesies sendiri.

Berang-berang jantan akan mulai menggigit betina sebelum mengawini. Tak jarang, perkawinan berbuah kematian betina.

Fenomena itu terjadi karena berang-berang adalah makhluk polygynous. Satu pejantan punya banyak betina, tetapi satu betina hanya punya satu pejantan. Karena hal itu, ada pejantan-pejantan yang tersisih. Karena kematian berang-berang yang tergolong tinggi, ada lebih banyak pejantan yang tak punya kesempatan kawin.

Hal itu yang menyebabkan beberapa pejantan sangat agresif saat punya kesempatan kawin. Sementara pejantan lain yang tetap tak punya kesempatan melampiaskannya pada bayi anjing laut.

(Yunanto Wiji Utomo/Kompas.com)

-Masokisme adalah kesenangan yang berasal dari rasa sakit fisik atau psikologis yang ditimbulkan pada diri sendiri baik oleh diri sendiri atau orang lain. Masokisme mungkin melibatkan pencambukan, pemukulan, perbudakan, dan penyerahan total kepada pasangan seksual yang lebih dominan.

...

Continue Reading

You'll Also Like

29M 1.2M 44
[Story 4] Di penghujung umur kepala tiga dan menjadi satu-satunya orang yang belum nikah di circle sudah tentu jadi beban pikiran. Mau tak mau perjod...
2.5K 469 21
[Inspired by the drama: Oh My Venus] "Beyond Boundaries-Melewati Batas" Winna Soraya menjalani hidupnya selama hampir tiga puluh tahun terkungkung d...
51.6K 1.9K 37
Elayne, seseorang yang sangat ingin dicari Jihan. Karena Elayne sudah mencuri naskahnya dan menerbitkan naskah itu tanpa minta izin padanya. Jihan be...
223K 12.6K 50
Centana, perempuan 30th yg memiliki trauma pada pernikahan, tiba-tiba harus dihadapkan dengan sebuah insiden mengejutkan. Ia terbangun dan mendapati...