Key And You

By qarkan

152K 9K 567

"Kadang untuk tau perasaannya membuatku sedikit sulit, apakah karena dia masih sma, bodoh, polos, tak peka, d... More

Bab 1. Bodoh
Bab 3. Wajar!
Bab 4. Karenamu
Bab 5. Yang
Bab 6. Membuat
Bab 7. Ku
Bab 8. Gila
Bab. 9 Dengan
Bab 10. Segala
Bab 11. Tingkah
Bab 12. Mu
Bab 13. Tapi
Bab 14. Jujur
Bab 15. Aku
Bab 16. Menyukai
Bab 17. Hal
Bab 18. Tentang
Bab 18.5
Bab 19. Perasaanku
Bab 20. Hanya

Bab 2. Itu

9.8K 545 11
By qarkan


Araya pov

Terjebak disatu ruangan yang masih sama dengannya membuatku hanya bisa pasrah atau aku yang memang menyerahkan diriku secara sukarela padanya.

Tidak, aku tidak menyerahkan diriku, dia yang menculikku karena aku masih ingat saat aku tertidur tadi ada didalam kamarku sendiri tapi kenapa saat terbangun aku ada dikamarnya apalagi kalau bukan dia yang menculikku, tidak mungkin aku jalan sendiri sambil nutup mata kerumahnya jarak rumahku dan rumahnya sangat jauh butuh satu jam jika naik kendaraan kalau jalan kaki kan butuh dua jam dan bakalan sempat pegal, terbangun sebelum aku sampai kerumahnya.

Tapi bagaimana dia menculikku? apa dia menyuruh orang suruhannya yang tinggi - tinggi, memakai kacamata hitam, kemeja hitam, celana hitam, mirip yang kaya difilm - film gitu.

Tapi dengan tujuan apa dia menculikku?? Perasaan kemarin kami cuma saling ketemu dicafe tanpa mengucapkan sapatah katapun. Bahkan aku masih ingat kejadiannya.

Terdiam di kursi tanpa melakukan pergerakan sedikitpun, hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

Melihatnya yang tak jauh dari keberadaanku, dia sedang tertawa dan tersenyum sesekali ia akan memukul lengan pria dihadapannya.

Huft. Kenapa sangat terasa menyakitkan, kenapa hati ini harus sakit, liatlah kenyataan ya liatlah kenyataan kalau dia nggak bakalan menjadi kuncimu yang paling berharga.

"Aya" kupalingkan tatapanku kedepan lalu mencoba tersenyum untuk menutupi perasaanku.

"Daritadi dipanggil kok nggak digubris sih, aku takut kalau kamu nanti kesurupan" hahaha gadis dihadapanku ini memang mampu membuat moodku membaik, kucubit kedua pipinya dengan gemas.

"Apaan sih, sudah deh nggak usah kaya Della" ucapnya seraya menghempaskan tanganku, dia merengut sebal.

"Setiap kita berdua nama Della nggak pernah absen ya" seketika wajahnya memerah, pasti dia malu sekarang.

"Gue absen kok".

"Ish, menyebalkan jangan bikin kaget bisa jantungan gue" ucap Arisa seraya memukul tangannya, Della hanya menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal lalu duduk disebelahku, aku sempat melirik Arisa dia terlihat sedih tapi kenapa? Bukannya Della sudah datang ya.

"Si Yana belum datang syukur deh berarti gue bisa minta traktiran".

"Lu jangan sok kere gitu deh".

"Lu kenapa sih dari kemarin sewot aja sama gue kaya gue punya salah aja?" ucap Della menatap Arisa bingung begitu pula denganku.

"Lu nggak punya masalah tapi kelakuan lu yang salah" Hah??? Aku tak mengerti ucapannya dan aku melirik Della dan sepertinya dia juga tak mengerti

"Bisa artikan aku ucapannya?" tanya Della kepadaku, mereka memang selalu menggunakan kata aku dan kamu saat berbicara denganku.

"Aku juga nggak tau".

"Malas banget gue ngomong sama orang yang nggak peka" ucap Arisa seraya menyesap mocachinonya.

"Ih, gue pekalah buktinya gue bisa membedakan yang mana manis,asin,pahit, dan asam itu berarti lidah gue masih dalam keadaan sehat walfiat kalau kamu Ay lidah kamu masih sehat?" aku ikut mengangguk dan terlihat Arisa semakin kesal dengan kami berdua.

"Terserah lu sama teori bodoh yang lu buat itu".

"Ih, ini bukan teori bodoh tau ini fakta ketahuan sih nggak pernah perhatikan guru biologi kalau ngomong" aku ikut kembali mengangguk, Arisa terlihat geram sendiri membuat kami berdua bingung.

"Ini pada kenapa?" kami semua menoleh keasal suara, dia terlihat bingung.

"Minggir Dell, gue mau duduk disitu?" ucapnya seraya menarik lengan Della.

"Gue sudah lengket sama nih kursi malah lu suruh pindah, enda mau ah gue" ucap Della.

"Lu mau ditraktir atau nggak?".

"Maulah".

"Ya udah pindah sana" Della menurut lalu duduk disebelah Arisa.

"Kamu sudah pesan?" tanyanya dengan suara yang lembut tak lupa dia tersenyum padaku.

"Ish, pas sama Aya aja bicaranya kaya putri keraton nah pas sama gue kaya orang kuli bangunan teriak teriak gitu".

"Aw" pekik Della.

"Kamu kenapa Dell?" tanyaku khawatir, dia menggeleng.

"Jadi kamu sudah pesan atau mau pesan lagi?" aku berbalik menatap Yana dan menggelengkan kepalaku.

Tanpa sengaja saat aku melihat Yana aku juga melihatnya yang kebetulan melihatku.

Dia menggerakkan mulutnya dengan cepat tanpa mengeluarkan suara apapun.

P.E.R.I.K.S.A P.O.N.S.E.L M.U

Aku mengangguk lalu mengambil ponselku didalam tas dan ada pesan masuk darinya.

"Kamu sedang apa disana?".

"Cuma berbicara tentang liburan".

"Liburan?".

"Ya, rencananya kami mau berlibur bareng di villa Yana".

Setelah itu tak ada balasan darinya, aku kembali melirik ketempatnya dan dia sudah tak ada disitu yang ada disana cuma seorang pelayan yang membersihkan mejanya.

Aduh, ini bukan saatnya aku memikirkan apa alasannya, yang sekarang kulakukan adalah bagaimana kabur dari sini.

Kabur? Apa kau lupa kalau itu tidak mungkin karena rumahnya ini sudah kaya penjara yang dipenuhi jeruji besi, orang kaya sangat menyeramkan.

Cklek. Kuarahkan kepalaku ke pintu kamar mandi, dia hanya berjalan lurus menuju ketempat duduknya yang suka digunakan saat membaca novel, kurasa dia sangat menyukai spot itu.

Tanpa mempedulikanku dia meminum secangkir tehnya yang sudah agak dingin, tak seperti saat bu Ranta membawakannya dengan kepulan asap yang masih disekitar cangkir itu.

Dengan tenangnya dia membaca novel horornya itu, bukannya menjelaskan padaku kenapa aku ada disini dia malah sibuk dengan novelnya.

Saat dia membaca novel, dia akan fokus pada bacaannya, larut dalam kata-kata yang merangkai menjadi kalimat lalu membayangkannya padahal lebih seru jika membaca komik banyak gambar, tulisan sedikit, dan lebih penting mudah dimengerti.

Setahun ini aku mengenalnya, aku tak terlalu mengerti dalam hidupnya, yang kutau dia sangat suka membaca novel, egois, cuek, pemaksa, cantik, jenius cuma itu tak lebih aku bahkan tak tau dia jurusan apa, kenapa menyuruhku menjadi gurunya yang notebanenya dia lebih tua dariku padahal dia yang lebih berpengalaman tentang ilmu, selama setahun ini aku tak pernah mengetahuinya.

Oh ya memikirkan dirinya hampir membuatku lupa kalau hari ini aku akan pergi ke villa Yana, mereka pasti menungguku, aku harus memberitau tapi kemana perginya ponsel ku?

"Kamu cari apa?".

"Ponsel" jawabku lalu memeriksa setiap kantung pakaianku bahkan aku memeriksa kasur miliknya.

"Maksudmu benda persegi ini" aku berbalik melihatnya yang sedang memegang ponselku, kenapa menungguku sampai pusing baru dia memberitaunya.

Aku mengangguk lalu berjalan mendekat padanya, serasa de javu, bukan de javu tapi ini adalah ingatan tentang kejadian dua hari yang lalu dimana ponselku berada ditangannya dan dia memintaku untuk menciumnya. Aku tak mau melakukannya lagi, jantungku rasanya berdetak sangat cepat lalu berhenti, napasku pun menjadi sulit teratur.

Tidak seperti yang kupikirkan dia menyerahkan ponselku begitu saja tanpa meminta sesuatu sebagai gantinya dan tak lupa dia tersenyum padaku, kenapa dia tiba-tiba bersikap baik gini?

Kuperiksa ponselku dan tidak ada apapun yang terjadi, kubuka lineku dan digrup lineku sangat sepi.

Apa kalian sudah pergi?

Arisa : ya kami sudah sampai, sayang sekali kamu tak bisa ikut :(

Maksudnya?? Aku kan belum kabarin mereka kenapa aku belum ikut.

Della : lu nyesal tau, nggak jadi datang padahal disini keren banget.

Kapan aku bilang batal perginya?

Della : siap - siap aja pas kami pulang Yana akan melihatmu dengan tatapan dinginnya.

Apalagi ini aku benar-benar nggak mengerti.

Maksud kalian?

Belum aku mendapatkan jawaban dari mereka ponselku sudah lowbatt duluan.

"Kak punya powerbank nggak kalau punya pinjam kak bateraiku mati" ucapku, dia mengangkat kedua bahunya dengan cuek tanpa melihat kearahku.

Kayanya ada yang nggak beres deh, apa ponselku tadi dibajaknya tapi kurasa tidak mungkin baru saja kemarin aku mengganti passwordnya.

Lalu kenapa mereka bilang aku batal pergi? Arrrggghhhh aku benar-benar tak mengetahui apa yang terjadi, liburanku hilang.

Luna pov

Aku menyuruh bodyguard papa untuk membawakannya kesini, aku tak mau dia ikut pergi, apa dia tak tau aku bakalan kesepian, aku memang menyukai ketenangan tapi kalau kesepian aku tidak suka.

Aku yang jahil membuka ponselnya saat dia masih tertidur rupanya dia mengganti password lagi tapi setiap dia mengganti password dia tak pernah jauh dari karakter komik kesukaannya, suatu celah yang mudah dilewati.

Setelah memasukkan 4 angka yang kuanggap pasti sebagai passwordnya ponsel pun terbuka, sudah kuduga.

Chat linenya sangat penuh, kubuka line grupnya yang penuh notifikasi.

Yana : jangan telat

Della : siap tuan putri

Della : bangun lu Ris

Arisa : gue sudah bangun kali, suruh Aya bangun tadi malam dia suruh ingatkan

Della : bangun pacarnya Yana

Pacar? Sejak kapan Aya jadi pacar gadis lesung pipit itu.

Arisa : gue suruh bangunkan Aya bukan pacarnya bodoh

Della : ini lagi gue panggil bodoh

Della : bangun Aya nanti kami tinggal loh

Aku sudah bangun

Yana : sudah siap - siap :)

Della : pas ada Aya aja baru muncul

Arisa : suka banget nih anak cari ribut

Yana : terserah gue

Della : dasar pembully, gue sedih banget :(

Maaf ya liburannya batal

Yana : lah kok batal?

Arisa : lah kok batal?

Della : lah kok batal?

Aku lupa kalau punya kegiatan lain, next time ya

Yana : OH

Arisa : ya udah nanti aku bawakan oleh - oleh untuk kamu

Sangat gampang menirukan gaya bicaranya, kuhapus semua chat tadi supaya dia tak curiga.

Kulangkahkan kakiku mendekat pada rak lalu mengambil satu novel yang sudah lama kubaca.

Kembali aku duduk lalu memakai kacamata baca saat memakai kacamata aku jadi ingat katanya yang bilang aku sexy.

Aku tak bisa fokus pada novel ini, mataku memaksa melihat objek lain, objek yang sedang tertidur dengan tenangnya.

Bibirnya yang mungil, ingin sekali aku menyentuhnya lalu melumatnya, astaga apa yang kupikirkan sebaiknya aku membasuh muka.

Setelah berada dikamar mandi kunyalakan washtaffle lalu membasuh wajahku, kulihat kearah cermin mengingatkan pada diriku sendiri bahwa dia adalah malaikat kecil yang polos, aku tak boleh terlalu merusaknya.

Setelah menghela napas berulang kali dan siap dengan hatiku, aku membuka pintu, aku terus berjalan kearah kursi tapi ujung mataku melihatnya yang melihatku dengan tatapan bingung.

Kembali aku larut dalam novel dan sesekali meminum teh buatan bibi Ranta pasti dia mengantarkannya pas aku masih didalam kamar mandi.

Walaupun aku larut dalam novel tapi aku tau dia terus memandang kearahku dengan tatapannya yang sangat menenangkan tapi tiba-tiba saja dia mengalihkan tatapannya lalu mencari sesuatu pasti ponselnya.

"Kamu cari apa?" tanyaku memastikan apa ponsel yang dicarinya.

"Ponsel" jawabnya lalu memeriksa setiap kantung pakaian miliknya bahkan dia memeriksa kasurku.

"Maksudmu benda persegi ini"
Ucapku menunjukkan ponselnya, dia menoleh lalu mengangguk, saat dia sudah didekatku langsung saja kuserahkan ponselnya karena aku memang sudah tak memerlukannya lagi.

Dia seperti mengetik sesuatu diponselnya, ekspresi bingung lalu kesal, pasti karena liburannya kacau siapa suruh seenaknya memutuskan liburan tanpa meminta izinku tapi langsung minta izin ke papa, kamu memang sudah pintar tapi masih kalah pintar dariku.

"Kak punya powerbank nggak kalau punya pinjam kak bateraiku mati" ucapnya, kuangkat kedua bahuku tanpa melihat kearahnya, dia terlihat putus asa dengan berulang kali menghela napas.

Tapi melihat ekspresinya yang seperti ini membuat sisi lain diriku untuk menghiburnya.

"Ayo ke taman bermain" ajakku, memecah keheningan diantara kami, dia terlihat terkejut tapi setelah itu dia tersenyum lebar.

Malaikat polosku, aku sangat menyukaimu.

Tbc.

Yang lagi libur sekolah, selamat berlibur :)

Continue Reading

You'll Also Like

361K 28K 59
Elviro, sering di sapa dengan sebutan El oleh teman-temannya, merupakan pemuda pecicilan yang sama sekali tak tahu aturan, bahkan kedua orang tuanya...
1.5M 137K 48
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...
945K 87.8K 52
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
2.9M 303K 50
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...