STAYED

By Eunoiakaiya

24K 1K 69

Karna peristiwa itu, yang jauh menjadi dekat. Dan yang dekat justru pergi meninggalkannya. More

1» Awal Mula «
2»Tak Terlihat«
3»Why You?«
4»Senyuman«
5»Need Him«
6»Kebersamaan«
8»Ia Pergi«
9»Give Up«
10»Keajaiban«
11»The Sun«
12»Stay with Me«
13»Seandainya«
14»Kritis«
15»Sebuah Pertemuan«
16»Nothing«
Chapter 17
18»Its Over«
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Part 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Time to relax II
Chapter 39
Thank You!

7»Kebersamaan(2)«

617 35 3
By Eunoiakaiya

Elang dan Acha berjalan menyusuri koridor Rumah sakit, setelah sebelum nya Elang sempat bertanya pada suster yang memang melayani untuk memberitahu dimana kamar pasien di rawat, pada siapa pun yang ingin menjenguk pasien nya.

Acha memutarkan pandangan pada sekeliling nya, semua orang disekitar nya terlihat sangat sibuk.

Acha menghela nafas nya, Ia sangat benci bau rumah sakit.

"Hem, Kamar 203?"Ujar Elang,sembari membaca setiap nomor yang tertulis di pintu kamar.

Acha menatap Elang, yang berjalan di depan nya . Ia benar-benar tak habis fikir, jika tidak ada cowok itu.

Cklek.

Acha tersentak dari lamunan nya, ketika mendengar pintu terbuka. Lebih tepat nya pintu itu dibuka oleh Elang.

"Yuk,"

Elang mengajak Acha masuk ke ruangan itu.

Acha membaca sekilas nomor yang tertulis di depan pintu.

203.

Dengan penuh keraguan Acha melangkahkan kaki nya, melangkah masuk mengikuti langkah Elang.

Suasana dingin mencekam tubuh nya, Ia tak pernah merasakan sedingin ini .

"Permisi" Ujar Elang ketika melihat wanita paruh baya, seorang diri, duduk di kursi membelakangi nya.

Acha sadar itu pasti Mama nya. Ia berjalan mendekat, dengan Elang yang masih berdiri di tempat nya.

Acha menatap badan nya yang berbaring di ranjang.

Pucat. Dengan wajah yang sedikit lebam. Dan selang yang terpasang di hidung nya.

"Eh, teman nya Acha ya?" Tanya Annisa, ketika melihat Elang berdiri tak jauh dari tempat nya.
Elang menggangguk, dan berjalan mendekat.

Annisa berdiri dari duduk nya.

"Maaf tante, saya malam-malam ini datang menjenguk Acha" Ujar Elang dan menyalami Annisa.

"Iya tidak apa-apa, Acha pasti senang, ada yang menjenguk nya ke sini" Jawab Annisa sembari tersenyum.

Acha mendengar nama nya disebut, memalingkan wajah nya menatap Annisa.

"Mah, Acha kenapa?" Tanya Acha pada Annisa.

Elang mendengar pertanyaan dari Acha, ingin sekali rasa nya Ia menenangkan gadis itu.

"Apa yang terjadi dengan Acha, tante?" Tanya Elang, Ia berjalan mendekati ranjang tempat, tubuh Acha terbaring.

Ia tak menyangka, Acha yang berbaring di ranjang ini berbeda dengan Acha yang berdiri di samping nya.

Acha yang berbaring di ranjang terlihat sangat lemah.

"Ia mengalami kecelakaan, tante yakin kamu pasti sudah tahu soal itu"

Elang menatap Annisa, dan menggangguk menjawab nya.

"Untung saja, Acha segera di bawa ke rumah sakit, kalau tidak, mungkin saja Ia sudah meninggalkan saya disini." Tambah Annisa dengan tatapan sedih menatap Acha.

"Mah, Acha disini mah! Mah?!"

Elang terdiam mendengar Acha, gadis itu sudah menangis tersedu menatap Annisa di depan nya, sedangkan Annisa tak dapat melihat nya.

"Tapi, saat itu Acha tak sadarkan diri,kepalanya terbentur keras, sampai sekarang Ia belum bangun dari tidur nyenyak nya" Ujar Annisa dan menggenggam tangan Acha.

"Lang, tolong tanya sama mama, apa gue bisa segera sadar?"

Elang menggangguk, dan bertanya pada Annisa "Tapi, Acha bisa pulih dari koma nya kan, tante?"

"Semoga begitu ya nak, karna dokter sempat bilang,sangat tipis harapan untuk pulih dari koma, dan hanya selang itu yang membantu nya bernafas hingga kini" Jelas Annisa, Ia berusaha menahan Air mata yang akan tumpah .

"Tante, keluar dulu ya" Ujar Annisa, yang di jawab anggukan oleh Elang.

Annisa pun mencium kening Acha lalu berjalan keluar.

Elang menatap dalam, Acha yang menundukkan kepala nya.

"Lo harus yakin, lo pasti segera sadar" Ucap Elang.

"Sekarang apa yang mau lo lakuin?" Tanya Elang.

Acha mendongakan kepalanya menatap Elang.

"Mungkin jika gue sekarang menyatu dengan tubuh gue, mungkin gue akan sadar" Ucap Acha.

Elang menggangguk "Iya, lebih baik lo coba sekarang, karna gue cuma punya waktu 10 menit disini" Ujar Elang memberitahu bahwa jam besuk di rumah sakit ini hanya sekitar 15 menit.

Acha menggangguk dan segera menaiki ranjang rumah sakit itu.
Elang melihat nya penuh harap, tak kalah harap nya dengan harapan Acha ingin segera sadar dari koma nya.

Acha memejamkan mata nya, berbaring memasuki tubuh nya.

Ada rasa tersetrum ketika Ia menyatu dengan tubuh nya.

Berharap suatu keajaiban terjadi.

Satu detik.

Dua detik.

Tiga detik.

Empat det—

"ACHA, WAKE UP, WAKE UP!" Teriak gadis itu.

"Wake up, pleasee" Ucap lirih Acha, Ia tak merasakan perubahan sedikit pun.

"Yakin, lo pasti bisa, coba sekali lagi" Pintah Elang, ketika melihat Acha terduduk.

"Cha, lo harus yakin" Ujar lagi Elang menatap tepat di manik mata Acha.

Gadis itu menurut, dengan pelan Ia kembali berbaring.

Elang melihat nya penuh harap.

"Gak bisa, lang!, gak bisaaa!" Teriak Acha frustasi.

Elang menghela nafas nya kasar, cara apa lagi yang harus Ia lakukan, agar gadis itu menyatu dengan tubuh nya.

"Lo harus tetap yakin, gue akan cari cara lain" Ujar Elang meyakinkan Acha, bahkan Ia sendiri tak yakin cara apa yang akan Ia lakukan.

Dengan lemas Acha beranjak turun dari ranjang, dan berdiri di samping Elang.

"Makasih." Hanya kata terima kasih yang dapat keluar dari bibir Acha.

Elang tersenyum lembut.

"Gue gak bisa lama disini" Ujar Elang memberitahu.

Ia berjalan mendekat pada tubuh Acha yang terbaring dan mengelus puncak kepala gadis itu.

"Lo harus kuat, semua tergantung sama lo dan gue akan cari cara untuk membuat lo sadar" Ujar lembut Elang dan membuat Acha yang berdiri di belakang nya, menyunggingkan senyum tipis.

Elang menggangkat pelan tangan Acha dan menggenggam nya. "Kuat ya?!" Ujar nya semangat.

Sedangkan Acha yang berdiri di belakang Elang, mengangkat tangan nya, seperti merasakan sesuatu pada telapak tangan kiri nya.

Elang meletakkan kembali tangan itu dan membalikkan badannya ke belakang.

"Cha?" Panggil nya, bingung melihat Acha yang diam memegang dan menatap telapak tangan nya.

"Lang! Gue merasakan nya Lang!" Seru Acha sembari mengangkat telapak tangan nya.

Elang mengernyitkan alis nya bingung.

Acha yang sadar dari tatapan bingung Elang, segera menjelaskan maksudnya.

"Gue, bisa merasakan sentuhan tangan, Lo" Ujar nya pelan.

∞∞∞∞∞∞∞∞WhyYou?∞∞∞∞∞∞∞

Haii, gimana? Kalian bingung? Sama saya juga bingung:(

Numpang curhat dikit yak?.
Gue merasa agak pesimis sama kelanjutan cerita ini:(
Hiksss*tarikingus*

Add Id line: _nadtaqwila.
, kalo mau tanya atau ngobrol.

Thanks.

Continue Reading

You'll Also Like

6.4M 716K 53
FIKSI YA DIK! Davero Kalla Ardiaz, watak dinginnya seketika luluh saat melihat balita malang dan perempuan yang merawatnya. Reina Berish Daisy, perem...
16.4M 386K 17
[SUDAH TERBIT] Tentang Graziano Gerald Alexio, kapten basket populer yang terkenal dingin serta kejam dalam menyikapi para gadis yang menyukainya. Di...
55.1M 4.2M 58
Selamat membaca cerita SEPTIHAN: Septian Aidan Nugroho & Jihan Halana BAGIAN Ravispa II Spin Off Novel Galaksi | A Story Teen Fiction by PoppiPertiwi...
1.3M 35.5K 8
Di balik dunia yang serba normal, ada hal-hal yang tidak bisa disangkut pautkan dengan kelogisan. Tak selamanya dunia ini masuk akal. Pasti, ada saat...