Don't Leave Me Alone

By HikariKyuu

331K 24.1K 898

[Complete] Nakayama Yura pemuda manis berumur 16 tahun dijual oleh bibinya karena bibinya sangat membenciny... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 5
A/N
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Note
Chapter 23

Chapter 4

12.5K 1K 15
By HikariKyuu

Ayato membelai pipi Yura yang menatapnya ketakutan.
Ayato menyentuh dari pipi Yura turun menuju pundaknya yang terekspos.

Ayato mendekatkan kepalanya ke depan muka Yura hingga hidung Ayato dan Yura bersentuhan.

Muka Yura langsung bersemu merah saat hidungnya bersentuhan dengan Ayato, Yura memberontak saat Ayato mengecup bibirnya.

"Umhh mphh." Yura semakin memberontak saat Ayato memperdalam ciumannya, lidah Ayato menusuk pelan bibir Yura yang terkunci.

Yura menutup bibirnya rapat saat lidah Ayato menyentuh bibirnya, matanya terpejam erat ketakutan apa yang akan Ayato lakukan padanya.

Tangan Ayato membuka tali kimono yang Yura kenakan, lalu ia menyusupkan tangannya kedalam kimono Yura.

"Akhh mphh mhh." Yura mendesah sakit saat Ayato mencubit nipple Yura, lalu ia gunakan kesempatan ini untuk memasukkan lidahnya kedalam mulut Yura.

Yura mengerang memberontak pelan karena sudah kehabisan nafas, Ayato melepas pangutannya lalu melihat muka Yura yang sedang menatapnya ketakutan.

Tangan Ayato kembali menyusup kedalam kimono Yura, Yura berusaha memberontak sambil menarik kimono yang ia kenakan.

Matanya membelalak saat tangan Ayato membelai kejantanan Yura yang terbungkus oleh celana dalam.

"Ja-jangan ku-kumohon, hiks." Sekujur tubuh Yura bergetar ketakutan.

Ayato tidak memperdulikan tangisan ketakutan Yura, pasti diakhirnya ia akan menikmati permainan yang ia buat, pikirnya.

Ayato mendekatkan wajahnya pada badan Yura, ia menjilat pelan nipple sebelah kanan Yura dan tangan sebelah tangannya ia gunakan untuk memilin dan mencubit nipple sebelah kiri.

Tak disitu saja kepalanya Ayato naik menuju leher Yura dan memberikan kissmark di sekitar leher Yura.

"Ahh akhhh hh." Desahan Yura bernaungan didalam kamar.

Desahan keras dan badan Yura bergerak gelisah karena seperti sesuatu ingin keluar dari kejantanannya.

"Ahhh ber-berhentiihh ahh." Yura meremas seprai yang ada dibawahnya.

"AHHH." Yura klimaks untuk pertama kalinya, nafasnya tak beraturan. Peluh bercucuran di pelipis Yura.

Ayato memandang Yura dengan pandangan mencemooh.

Ayato menarik celana dalam yang Yura kenakan mempertontonkan kejantanan Yura yang basah oleh cairannya.

Yura memberontak lagi dan berusaha untuk menutup kejantannya dengan kakinya.

Ayato meluruskan kaki Yura lalu membukanya dengan lebar,mempertontokan lubang anus Yura yang berkedut.

Ayato mengambil pelumas yang ada disamping meja kasur dan memposisikan kepala botol pelumas agar dapat dimasuki dalam anus Yura.

Badan Yura kembali gemetaran, ia berusaha memberontak sekuat tenaganya saat kepala botol pelumas sudah menyentuh lubang anusnya.

Entah mendapatkan tenaganya dari mana, Yura menendang perut Ayato.

Ayato meringis pelan menerima tendangan dari Yura, Yura beringsut menjauh sambil memegang kimono yang ia kenakan. Air matanya sudah bercucuran dengan deras.

"Ja-jangann." Yura beringsut mundur saat Ayato mendekatinya.

"Lepaskan!" Yura memukul tangan Ayato dan berusaha menarik tangannya.

"Tak akan kumaafkan! Kau pikir kau itu siapa? Kau itu hanyalah budak ku dan kau harus mengikuti semua perintahku!"

Ayato menarik tangan Yura dengan sekali hentakan, sehingga Yura terjatuh sambil tengkurap.

Yura berontak dengan cara memukul kasur yang ada dibawahnya.

Ayato kembali memposisikan botol kepala pelumas lalu memasuki kepala botol kedalam anus Yura, kepala botol dimiringkan sedikit hingga pelumas masuk membasahi dinding rektum Yura.

Dingin, pusing, takut dirasakan Yura saat pelumas itu dimasuki kedalam anusnya

"Ja-JANGAN AHHH." Yura mendesah saat jari telunjuk Ayato berhasil masuk kedalam anusnya.

"Aahh sa-sakit hiks." Yura memekik saat jari tengah Ayato masuk kedalam anusnya.

Ayato terus mengeluar masukkan tangannya hingga ia mendapatkan titik prostat Yura.

"Ahhh hh ukhh." Yura menggigit bibir bawahnya untuk menahan desahan yang keluar dari bibirnya.

Ayato menyeringai dan kembali menghantamkan jarinya ketitik prostat Yura.

"AH AHHH KHH." Yura klimaks untuk kedua kalinya.

Nafas Yura tak beraturan dan matanya setengah terpejam menahan kantuk, tubuhnya lemah pasca melakukan pelepasan dan juga ia baru saja mendingan dari sakit yang ia derita.

Ayato mengeluarkan jarinya pelan, lalu mengubah posisi Yura yang tengkurap menjadi telentang, ia memperhatikan wajah Yura yang sudah sangat kelelahan dan mengantuk.

Ayato melihat bibir Yura yang sudah membengkak dan mengusapnya pelan. Ayato turun kebawah untuk melihat bekas merah keungu-unguan di sekitar lehernya, nipple sudah memerah dan membengkak.

Ayato membuka celananya dan mempertontonkan kejantanan Ayato yang telah berdiri tegak.

Ayato memposisikan kejantanannya di lubang anus Yura.

"Ja-jangan ku-kumohon." Lirih Yura tak mampu memberontak dan hanya bisa menangis ditempatnya.

Drttt drttt

Ponsel milik Ayato bergetar menandakan ada panggilan masuk.

"Sial." Ayato mendekati meja disamping kasur dan melihat nama Arima tertera di sana.

Ayato mengangkat telepon ingin mencibir Arima saat meneleponnya disaat yang tidak tepat.

"Bos kau lupa dengan perjanjian tuan besar ingin mengadakan rapat besar siang ini?"

"Ya aku akan segera pergi."

Ayato menutup panggilan dan menghampiri Yura yang sudah terlelap, ia mengelus kening Yura yang dibasahi oleh keringat lalu ia turun kekasur dan beranjak keluar ruangan.

Saat ia membuka pintu, ia melihat Ryou di depan pintu kamar sedang menunggu.

Ryou terlonjak pelan lalu menghampiri Ayato.

"Bagaimana? Apakah tuan puas?" Tanya Ryou berusaha mengintip.

"Tak usah banyak tanya, aku harus segera pergi."

"Baik." Ryou berbicara dengan nada yang dimanjakan.

Ayato dan Ryou memasuki memasuki kamar yang ditempatinya tadi.

***

Setelah selesai mengeluarkan muatan, Ayato memanggil salah satu pelayan.

"Bawa Yura kekamarnya, bersihkan dirinya dan kamar ini." Setelah mengatakannya Ayato langsung pergi menuju depan mansion untuk pergi mengadakan rapat.

Ryou melirik kearah Yura yang sedang terlelap, mendengus pelan lalu ia pergi menuju halaman belakang mansion.

***

"Jangan ku-kumohon, bibi hiks ma-maafkan aku. Aku bu-bukan pembunuh."

"BUKAN PEMBUNUH DARI MANA, KALAU KAU TIDAK MERENGEK INGIN PERGI KETEMPAT ITU TIDAK MUNGKIN MEREKA AKAN MATI!!."
Misaki menampar pipi Yura hingga Yura terjatuh.

"Anak durhaka tak pantas untuk hidup, lebih baik kau mati saja."

Yura menangis terisak-isak, ia bergerak gelisah dalam tidurnya. Mimpinya berupa kilasan-kilasan kenangan buruk nya dengan bibinya.

Mimpinya berubah menjadi kejadian tadi pagi saat Ayato melakukan sesuatu padanya. Ia ketakutan pada saat Ayato membelai kejantanannya.

Pada saat Ayato menariknya paksa dan memasukkan sesuatu dalam lubang anusnya.

Pada saat jari Ayato memasuki lubang anusnya dan menabrak sesuatu didalam sana

Pada saat Ayato membuka celananya ingin memasuki kejantanannya kedalam lubang anusnya.

Kejadian tadi terus terulang dalam mimpinya hingga ia terbangun dan menangis sejadi-jadinya.

"ARGHHHH PE-PERGII ! HIKS PERGI!" Yura terbangun dari tidurnya, ia duduk menekuk kedua kakinya tangannya ia gunakan untuk menutup kedua telinganya.

Kilasan-kilasan kenangan buruk terus terputar dikepalanya layaknya kaset rusak.

"PERGII!! AKRGHHH." Yura semakin meraung saat kepalanya terlintas akan kejadian yang mengakibatkan orangtuanya meninggal.

"Dasar pembunuh lebih baik kau tidsk usah hidup saja dan pantas untuk mati."

"A-AKU BU-BUKAN HIKS PEMBUNUH." Yura semakin menutup kedua telinganya saat ucapan bibinya terlintas.

'Brak'

Pintu kamar Yura terbuka, dua orang pelayan mansion Sera masuk, salah satu pelayan menghampiri Yura yang sedang menangis terisak-isak.

Seorang pelayan itu menarik dan memeluk Yura dalam dekapannya.

"Shtt tenang, jangan nangis lagi adik kecil." Sang pelayan menenangkan Yura.

"Ja-jangan se-sentuh hiks." Yura berusaha mendorong pelayan sedang memeluknya erat.

Pelayan tersebut mengelus kening Yura untuk menghapus keringat yang bercucuran dipelipisnya.

"Astaga kau demam tinggi, Mey tolong telepon Tuan Arima dan beritahu kondisinya." Pelayan yang sedang memeluk Yura menyuruh pelayan yang tadi bersamanya untuk menelepon Arima.

Mey langsung beranjak dari kamar Yura untuk menelepon Arima, Mey berjalan tergesa-gesa melintasi Ryou yang sedang kebingungan.

"Hey ada apa? Kenapa kau berlari seperti itu?" Tanya Ryou pada Mey.

"Itu aku akan menelepon Tuan Arima karena Yura sedang menangis."

"Buat apa? Biarkan saja, kau tau kalau kau meneleponnya sama saja kau sedang mengganggu kerja Tuan Ayato."

"Ta-"

"Kubilang tidak usah!" Bentak Ryou lalu pergi meninggalkan Mey yang berdiri mematung tak dapat berbuat apapun.

Ryou melangkahkan kakinya menuju kamar Yura, ia melihat Runa sang kepala pelayan sedang memeluk Yura yang masih terisak-isak.

"Huh cari sensi saja." Ryou langsung melangkahkan kakinya menjauhi kamar Yura.

Yura merasakan kepalanya serasa berat dan ia langsung jatuh tak sadarkan diri.

"Yura! Nak kau kenapa nak." Mey menepuk pipi Yura yang tak sadarkan diri.

-TBC-

A/N : Haloo Kyuu balik lagi bawain Chapter 4.
Maaf kan Kyuu kalau banyak typo, soalnya Kyuu langsung publish.

Please Fan, Vote, Comment buat kelancaran cerita ini.

Kalian nge-vote aja Kyuu udah seneng banget lohh~

Sankyuu~
H.Kyuu

Jakarta, 7 Desember 2015

Continue Reading

You'll Also Like

2.5M 37.7K 50
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
Basket x MB By damn

Teen Fiction

1.5K 125 4
Pokoknya ini tentang Arif si ketua Basket sama Farel si ketua MB. Top:Arif Bot:Farel
6.5M 336K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...
90.9K 7.2K 19
Kian seorang omega dan Rie seorang alpha, mereka di jodohkan oleh kedua orang tua Rie. Namun Rie sang aktor ternama, memiliki suatu hal yang hanya Ki...