The Sorcery : Little Magacal...

By PrythaLize

4.3M 300K 24.7K

[REPOST]--Wattpad Version Tersedia sampai part 31. Kalau kalian menemukan cerita ini menarik, go grab it fas... More

[REPOST]
PROLOG
The Mystery Of Disappear People *1
Where Am I? *2
Middle Class *3
Who's The Wings Maker? *4
Wings Maker and Changes Power *5
The Explaination *6
The Fog Forest *7
After The Fog Forest Action*8
The Double Trouble *9
Library Accident*10
The Hidden Book*11
Power Down (I)*12
Power Down(II)*13
Painful Reality*15
The Mess Secret*16
Fear *17
War Preparing (Beginning) *18
Insomnia *19
Egoist *20
Revertatur*21
Returned*22
Changed *23
Special *24
Second Lie *25
Cross *26
Herself *27
ICE *28
Out Of Blue*29
Unexpected Terror *30
Lost *31
Protected*32
One Of Those Pieces*33
Shaped Heart *34
Re-Life*35
BUSTED!*36
Ostioluman*37
Domesticus Secret*38
Mission (I)*39
Mission (II)*40
Mission (III)*41
BLAZE *42
Exigency*43
Oblivious *44
Wrong Step*45
Leader's Visit*46
He Knows *47
Awakening Anger*48
Being Accepted *49
Amare & Odione [Flashback]*50
Looking for A Past Viewer *51
When Two Different Elements, Forced To Be One*52
Heart of Ice *53
Last Mission *54
Last Mission : Failed*55
Failure or Success? *56
After War*57 [LAST]
EPILOG
HALLOWEEN : Trick or Treat
[Informasi & Fanart] ✔
[Polling Cover] ✔
[Exclusive Pre-Order] ✔
[Pre-Order|Finished] ✔
[Announcement]
Extra Part - Shinozaki Kayato
PRE-ORDER 2021!!!!!

Power Down (III) *14

59.3K 4.9K 125
By PrythaLize

"Hari ini kita akan menginap di sini." Jim-Sensei mengucapkan keputusannya sambil mengangkat kayu yang besar dengan menggunakan kekuatannya.

"Kalian silahkan membuat rumah kemah sendiri dengan kekuatan kalian," ujar Tixe-Sensei, "Kalau kalian memiliki kekuatan yang tidak berwujud, kalian boleh mencari teman satu tempat segender."

[Note: Kekuatan yang tak berwujud misalnya seperti membaca pikiran, angin, mengontrol emosi, dan segala bentuk kekuatan yang tidak dapat terlihat dan tak memiliki wujud].

Ditengah kesibukan semua orang, aku dengan secepat kilat menggabungkan sepasang sayap yang besar dengan kekuatanku. Tentu saja aku membiarkan Invi masuk didalamnya.

"Kau masih kepikiran buku itu?" tanya Invi memastikan, karena tanpa mendengar jawabanku sekalipun, aku tahu dia telah mengetahui jawabanku.

"Iya, aku akan coba cari lagi nanti." jawabku.

Aku keluar dari rumah sayapku untuk melihat-lihat sebentar. Mataku menerjap dan aku memekik pelan, aku seperti layaknya di dunia dongeng! Ada yang membuat rumahnya dari batu, kayu dan bahkan ada yang membuat rumah di atas pohon.

Tapi, yang jelas mengundang perhatian adalah rumah besi yang dibuat oleh Sonic dan Rumah dari bunga raksasa yang dibuat oleh Ryoka. Ada juga Mai dan Nai yang rumahnya dari gelembung namun dipadu pelangi. Ada pula yang membuat rumahnya dari kapas yang tampak empuk.

Dan yang paling membuatku berkesan adalah rumah yang dibuat oleh Tazu. Rumahnya terbuat dari es bagaikan cermin hingga pantulan bulan membuatnya bersinar indah, menciptakan aurora pada langit malam itu.

Cantik, batinku sambil berjalan menuju atmosfer itu, aku tidak ingin sampai ada yang melihatku nekad masuk ke dalam sendirian.

Aku berhasil memasuki atmosfer itu dan artinya aku sedang berada didalam gravitasi. Aku harus mencari buku itu tepat sebelum orang lain mendapatkannya dan aku tidak boleh mengunakan kekuatanku. Aku makin melangkah masuk menjelajahi ke dalam hutan,

Lama kelamaan keadaan dalam hutan itu makin lebat saja. Cahaya bulan tak mampu menembusi tempat ini dan pohon-pohon yang mendominasi tempat ini. Kalau saja pohon beringin dengan tali yang ditumbuhi bunga putih yang bersinar bak dandelion, aku yakin hutan ini pasti sudah gelap gurita.

Aku melihat ke bawah, mencoba mencari keberadaan buku yang terjatuh tadi.

"Jatuh dimana tadi?" gumamku.

SREK SREK.

Aku berbalik ke belakang dengan penuh curiga, suara gesekan semak-semak yang janggal membuatku bertanya-tanya. Jangan-jangan ada yang mengikutiku? Ternyata hanya angin malam yang berlomba-lomba melewati seluruh celah yang ada hingga dinginnya mengigit kulit.

Kurasa aku tak boleh berpikiran buruk, batinku sambil melanjutkan jalanku.

Kupu-kupu terang, daun-daun yang bercahaya dan pantulan air danau yang tercetak di atas atmosfer serta Aurora yang bergelombang tajam ikut menyempurnakan kesan di dunia lain.

Tapi ini memang di dunia lain, kan?

*

Aku berjalan makin cepat ketika mendengar suara desiran daun semakin nyaring ditelinga. Tidak salah lagi! Pasti ada yang sedang mengikutiku! Aku tidak berani berbalik kebelakang... Bagaimana kalau ternyata itu penghuni Life River? Atau jangan-jangan...,

"Piya,"

Panggilan seolah memintaku yang sedang berlari untuk segera berhenti. Untuk sepersekian detik, aku dihadapi dua pilihan antara berbalik atau tetap berlari, namun karena yakin bahwa aku tidak asing dengan suara itu, aku pun memutuskan untuk berbalik dengan sedikit ragu, sebelum akhirnya aku menghela nafas lega.

"Kenapa kau disini?" Aku melipat kedua tanganku, "Huh, Tazu?"

Dia terdiam cukup lama. Begitupun aku, kami berdua saling terdiam hingga terdengar suara angin yang terdengar begitu jelas.

"Kau mau kemana?"

"Aku masuk ke dalam gravitasi, dan kau masih bertanya aku mau kemana?" tanyaku.

Sejujurnya, aku tak tahu harus menjawab apa. Aku harus mencari alasan agar dia berhenti mengikutiku dan berhenti mengangguku!

"Aku hanya berniat minum air River kok," Jawabku setelah keheningan yang lumayan lama.

"Aku temani."

"T-tidak perlu." Ucapku cepat, karena sebenarnya aku bukan mau minum air Life River, tapi mencari keberadaan buku itu. "Kau tidak perlu repot-repot. Lagipula kita baru saling mengenal dalam enam bulan ini, aku serius, kau tidak perlu repot-repot." Ucapku dengan penuh keyakinan. "Sekarang, kuharap kau kembali."

Aku melanjutkan berjalan. Namun kali ini, dia benar-benar nekad menahanku. Dia berjalan menyusulku dan menghalangi jalanku, membuatku menatapnya marah.

"Minggir!"

"Karena kita baru mengenal?" Tanyanya yang secara tak sadar membuat emosiku naik.

"Ya, karena itu. Sekarang, minggirlah!"

"Tapi...," Dia masih menghalangiku, namun pandangan matanya tertuju ke arah lain. "Aku sudah lama mengenalmu."

Hah?

Kapan?

Baru saja aku hendak mempertanyakannya, dia pergi bersama ekspresi wajahnya yang tak mampu kutebak apa yang dipikirkannya. Aku hanya tahu satu hal; dia terluka oleh ucapannya sendiri.

Saat aku hendak menyusulnya dan bertanya lebih lanjut tentang perkataannya, aku bergidik saat menyadari bahwa ada seekor burung berwarna hitam bermata merah, menatapku dengan tatapan tajam. Paruhnya yang berlubang membuatnya mengeluarkan suara siulan yang memiliki nada teratur, sebelum akhirnya aku menyadari kalau burung tersebut bukan hanya satu, namun ratusan saat suara siulan itu terdengar makin membesar volumenya dan menggema-gema.

Aku terkejut sekali waktu salah satu dari burung tersebut membuka sayapnya, itu membuat semua burung hitam disana turut membuka sayap mereka, beriap-siap untuk terbang kearahku tanpa menghentikan siulan bernada yang membuatku merasa mendengar musik kematianku.

Bagaimana ini? Aku tidak bisa menggunakan kekuatanku.

Aku bisa merasakan dorongan kuat pada bahuku saat aku mencoba kabur dan suara kepakan sayap itu terdengar semakin jelas. Dan aku terjatuh di tanah dalam keadaan tiarap, mendongkak menatap burung-burung yang terbang membawa pergi suara siulan itu menjauh.

"Kenapa kau tidak minta tolong?"

"Sudah selesai merajuknya?" Tanyaku menyindirnya, tepatnya kesal dengan pertanyaannya yang ingin memojokkanku.

"Siapa yang merajuk?"

"Omong-omong, aku sedang..., aku sibuk! Jangan ganggu aku!" kataku sambil berusaha bangkit dari posisi yang menurutku sedikit aneh ini--aku berada di bawah Tazu yang tangannya bertumpu pada tanah agar tak menghimpitku--tapi karena melihatnya tak segera menyingkir dariku, aku pun dengan sengajanya membenturkan keningku ke dagunya.

"Aw!" Dia pun bangkit sambil berdengus kesal, sedangkan aku tertawa puas. "Kenapa kau membuatku mencium keningmu?" tanyanya dengan nada menyalahkanku, membuatku kaget.

Mencium kening? Setahuku aku hanya...,

"WAAH!" Percayalah, aku bukan memekik kagum, tapi berseru karena ketakutan mendengar suara petir yang terdengar begitu dekat itu. Kedua tanganku menutup telingaku dan kedua mataku memejam erat. Sedetik kemudian, aku membuka mataku--teringat dengan Tazu--dan aku melihat Tazu sedang memperhatikanku dengan nada meledek.

"Kilat dan serangan burung tadi, mana lebih dekat?" cibirnya yang terdengar sepenuhnya mengejekku.

"Kau kan tahu kalau aku-"

"Iya, ayo kembali." potongnya. "Aku akan menemanimu besok," Lanjutnya.

"Aku tidak memintamu menemaniku!" Ujarku sambil memutar bola mataku kesal.

"Aku tidak tanya pendapatmu," Balasnya yang membuatku menggeram dalam hati dan menahan diri untuk tidak menghabisinya.

*

Aku baru bangun dari rumah sayapku yang di dalamnya terdapat bulu-bulu putih lembut yang menumpuk, membuatku enggan bangun dari tidurku. Kalau saja Invi tidak membangunkanku dan mengingatkanku tentang misi pagi ini untuk mencari buku itu, aku pasti tidak akan bangun.

Saat keluar dari sana, kulihat Tazu sudah berada di depan rumah sayap, menatapku datar. Lalu, tanpa berkata apa-apa, dia mendahuluiku masuk ke dalam gravitasi itu, dan aku tidak punya pilihan lain selain mengikutinya berjalan.

Aku memasuki daerah gravitasi itu sekali lagi. Aku sudah masuk tiga kali ditambah ini, dan aku tahu betul kemana Tazu akan membawaku melangkah--Life River. Aku merasa harus jujur padanya kali ini saja.

"S-Sebenarnya, aku kemari bukan untuk meminum air Life River,"

Langkah Tazu berhenti, membuatku ikut berhenti dan menunggunya berbicara lagi. Kukira dia akan langsung mempertanyakan alasanku masuk ke dalam gravitasi, tapi aku salah. Aku memberanikan diri menatap wajahnya, Tazu sama sekali tidak menoleh ke arahku. Sorot matanya terlihat serius, dan dia menatap lurus ke satu arah di depan sana, yang membuatku akhirnya juga ikut melihat ke arah yang sama.

Dan organ pernafasanku seperti berhenti bekerja.

Sedang apa dia disini?

Bagaimana mungkin seorang Kazie dari BlackMix berhasil masuk kedalam gravitasi itu?

"Kazie?"

Aku sudah bertekad berjalan kearahnya, dia sedang membelakangi kami, dan kukira itu kesempatan bagus untuk menangkapnya. "Tunggu, kau lihat apa yang dipegangnya?" tanya Tazu yang membuat niat itu batal tiba-tiba.

"Itu...," Ucapanku berhenti dan bola mataku membesar. Kazie memegang sebuah buku berwarna hitam yang familiar belakangan ini.

Buku itu, buku Mind Reader-ku.

"Piya, kita memang harus bicara, seperti yang kukatakan beberapa hari yang lalu." sahut Kazie dengan suara normal namun dapat kudengar. Kulihat dia menutup buku itu, yang membuatku dapat menyimpulkan bahwa dia baru saja membaca kehadiranku disini lewat buku itu.

Tazu menatap ke arahku, antara mempertanyakan bagaimana Kazie bisa menyadari kedatangan kami atau hal yang dibicarakan Kazie tentang pembicaraan yang dikatakannya beberapa hari yang lalu.

"Itu..., Buku pembaca pikiranku," jawabku menjawab kebingungannya, aku lalu berjalan mendekati Kazie. "Kenapa kau bisa masuk kemari?"

"Mungkin karena aku memang tidak punya pikiran buruk?" jawabnya tersenyum miring. Namun nadanya terdengar seperti pertanyaan. Itu tidak penting. Apa maksudnya?

"Aku tahu sekarang kita fair, saling tidak memiliki kekuatan. Tapi aku menginginkan buku itu."

"Yah, setidaknya aku sudah mulai bisa membaca pikiranmu, Piyorin." ujarnya sambil meletakan buku hitam itu di atas rumput dan mundur beberapa langkah dari buku itu. Kemudian tangannya terulur ke belakang untuk membuka topengnya.

Bola mataku membesar saat melihat sosok di balik topeng.

"Kau?!"

***TBC***

UPDATED: 30 AGS 2015

REVISIONED : 16 JUL 2016

A/N

Siapa sebenarnya Kazie?

Hanya aku dan tuhan yang tau saat ini. Ck ck ck.



Big Love, Prythalize

Continue Reading

You'll Also Like

215K 24.3K 27
Sang Tiran tampan dikhianati oleh Pujaan hatinya sendiri. Dia dibunuh oleh suami dari kekasihnya secara tak terduga. Sementara itu di sisi lain, dal...
91.5K 6.3K 23
Arsyakayla Attaya, biasa dipanggil Kayla seorang gadis berumur 18 tahun. Ia adalah gadis yang ramah dan lembut ia juga sangat baik dan perduli terhad...
373K 958 8
konten dewasa 🔞🔞🔞
1.6M 82.3K 41
(BELUM DI REVISI) Aline Putri Savira adalah seorang gadis biasa biasa saja, pecinta cogan dan maniak novel. Bagaimana jadi nya jika ia bertransmigra...