Comparable

By AmeliaWardani

448K 24.1K 205

Bagaimana jika, seorang Darrel yang terkenal dengan sebutan 'player' rela mengubah perilakunya hanya karena T... More

Prologue
Chapter 2 - Rencana
Chapter 3 - Modus
Chapter 4 - Bolos
Chapter 5 - Secuil Perasaan Tak Terima
Chapter 6 - Pindah?
Special Chapter
info
Chapter 7 - Meet Her
Chapter 8 - Jealous, huh?
Chapter 9 - Bayu Beraksi? Eh
Chapter 10 - Gagal Kemping
Chapter 11 - Jatoh
Chapter 12 - Masalah
Chapter 13 - Permohonan
Chapter 14 - Teman Baru
Chapter 15 - Dilema
Chapter 16 - Kambuh
Chapter 17 - Dirawat
Chapter 18 - Kenyataan Yang Sulit
Chapter 19 - Her Other Side
Chapter 20 - Kabur Bareng?
Chapter 21 - A Giant Blue Teddy Bear
Chapter 22 - Accident
Chapter 23 - Kabar Baik Dan Buruk
Chapter 24 - Urusan 'Gawat Darurat'
Chapter 25 - Isi Surat
Chapter 26 - Hubungan Yang Menggantung
Chapter 27 - Dia Menghilang
Chapter 28 - Tentang Perasaan
Epilog
Cara Pre - Order 'Waiting For You'

Chapter 1 - Kebetulan

31.5K 1.4K 14
By AmeliaWardani

Biasanya, kegiatan Darrel pada pagi hari adalah membuat secangkir kopi dengan rasa kesukaannya, seperti yang ia lakukan dipagi hari ini.

Dengan muka yang masih terlihat mengantuk ia mengaduk-aduk secangkir kopi yang berada di meja makan.

Darrel duduk di bangku meja makan, ia menyeruput kopi itu sesekali menguap. Didengarnya ada suara langkah kaki yang mendekatinya.

Matanya melirik arah sumber suara tersebut. Tampak Damar yang sudah rapi dengan baju seragam khas SMA Buana Indah. Beda hal-nya dengan Darrel yang sama sekali belum mandi.

"Sekarang emang jam berapa?" Tanya Darrel ke Damar yang sedang memakai sepatu sekolahnya.

"Jam 06.20," Damar berjalan kearah pintu utama. "Gue duluan. Assalamualaikum."

Darrel mengangguk, ia membalas ucapan salam Damar. Lalu berjalan kearah kamarnya yang berada tepat di sebelah kamar saudara kembarnya.

Ia masuk kedalam kamar mandi yang berada di kamarnya, sekitar 10 menit kemudian, ia sudah siap dengan seragam dan segala keperluannya.

Darrel berjalan ke garasi rumahnya sambil memutar kunci mobilnya. Sesampainya di garasi, Darrel menaiki mobil Jeep-nya dan menyalakan mesin mobil tersebut. Serasa sudah panas, Darrel melajukan mobilnya ke sekolahnya.

Tak sampai 15 menit ia sudah sampai di pelataran parkir sekolahnya, karena jalanan yang tak terlalu padat dan rumahnya yang tak terlalu jauh dari sekolahannya.

Setelah memakirkan mobilnya, Darrel berjalan ke arah tangga menuju koridor kelas 11 IPS. Darrel menaiki tangga tersebut. Ia berjalan dengan santai menuju kelasnya.

Darrel menengokkan kepalanya ke segala arah. Dilihatnya ada seorang cewek berada di dekat ruang kelasnya.

Bukannya itu si Tiffany yang kemaren ya? Ngapain dia disitu? Batinnya bertanya. Darrel mengedikkan bahunya, ia melanjutkan langkahnya lagi menuju kelasnya.

"Kak Darrel!" Teriak Tiffany, teriakkannya membuat orang-orang menoleh kearah cewek polos itu. Termasuk Darrel.

Darrel menaikkan sebelah alisnya, Tiffany berlari kecil kearahnya.

"kenapa?" Tanya Darrel, ketika cewek itu sudah berada di hadapannya.

Tiffany mengembuskan nafas panjang. "Aku mau ngembaliin ini," Tiffany menyodorkan benda pipih berwarna hitam ke Darrel. Itu adalah handphone milik Darrel. "Kemarin ketinggalan di meja kantin, aku kemarin mau ngembaliin ke Kak Darrel. Tapi, banyak temen-temen Kak Darrel, jadi aku ngembaliinnya sekarang." Jelas Tiffany.

Darrel mengangguk kemudian ia mengambil handphonenya yang berada di tangan Tiffany. "Pantesan, gue cari ga ketemu-ketemu. Thanks ya!"

Tiffany mengangguk. "kalau gitu, aku balik lagi ke kelas ya Kak, soalnya bentar lagi bel."

Tiffany yang tadinya akan memutar tubuhnya, di interupsi oleh pertanyaan Darrel. "By the way. Kelas lo dimana?" Tanya Darrel.

Lucu juga modusin ni cewek. Batin Darrel.

"10 IPS - 1. Kenapa emang, Kak?" Tanya Tiffany.

Darrel mengibaskan tangannya. "Engga kok engga."

Tiffany mengangguk lagi. "Aku ke kelas dulu ya kak." Tiffany melambaikan tangannya.

Darrel membalas lambaian tangan Tiffany, tak lama Tiffany pergi bel sekolah berbunyi. Namun, Darrel tetap tak beranjak dari tempatnya.

Tapi, saat ini yang ia rasakan adalah sakit di sebelah telinga kirinya, Darrel menengokkan kepalanya kearah si pelaku tersebut.

Yang ia lihat adalah gulu ter-killer nya dengan kumis tebal yang menghias di wajah garang sang guru.

"Aw.. aw.." Darrel mengaduh.

"Ngapain kamu masih disini?! Lambai-lambai-an kaya orang kesambet aja! Ayo, cepet masuk!" Semprot gurunya.

Darrel hanya bisa pasrah ketika gurunya membawa dirinya masuk ke dalam kelasnya dengan jewer-an yang belum sang guru lepaskan.

"Ini dia siswa paling aneh di kelas ini!" Ucap sang Guru masih dengan jeweran yang berada di telinga kiri Darrel. "Dia pagi-pagi udah kaya orang kesambet aja, lambai-lambaian tangan di depan koridor tadi! Padahal disitu ga ada orang."

"Darrel sekarang indigo mungkin, Pak!" Celetuk Ghafar, yang membuat satu kelas tertawa.

***

Darrel menendang bola kearah gawang, yang sayangnya tak masuk dengan mulus kearah gawang, melainkan tepat mengenai tiang gawang yang membuat bola tersebut twrpental keluar lapangan.

Darrel menggerutu. Malas sekali mengambil bola yang ada di luar lapangan.

Blam!! Bruk!!

"AW!" Terdengar teriakan seorang cewek dari arah koridor.

Darrel mengalihkan pandangannya kearah koridor. Tampat seorang cewek yang terduduk dengan buku yang berserakan di sekelilingnya.

Bak seorang pahlawan kesiangan. Darrel berlari menuju cewek tersebut.

Mayan buat modus. Batinnya.

"Lo gak kenapa-napa?" Tanya Darrel sambil mengulurkan tangannya ke cewek tersebut, yang dibalas uluran tangan si cewek.

Cewek tersebut menepuk-nepuk roknya. Dan memunguti bukunya yang berserakan, dengan dibantu oleh Darrel.

Cewek tersebut melihat kearah Darrel. "Tiffany?" Tanya Darrel, "lo gak papa 'kan?" Ulang Darrel.

Tiffany meringis. "Cuma benjol sama memar dikit doang kok, Kak." Tiffany menunjuk kearah keningnya.

"Yaudah, gue anter ke UKS ya?" Tanya Darrel.

"Gausah deh Kak, makasih. Udah sore, aku obatin dirumah aja." Tolak Tiffany halus.

Darrel mendecak. "Udah deh nurut aja."

Darrel mendorong bahu Tiffany dengan paksa. Akhirnya Tiffany dengan pasrah berjalan membuntuti Darrel menuju ruang UKS.

Sesampainya di UKS. Mereka melepas sepatu mereka dan memasuki ruang UKS.

"Lo duduk di kasur itu ya. Gue ambil kotak P3K dulu." Perintah Darrel, sedangkan Tiffany hanya menurut untuk duduk di tepi kasur.

Darrel kembali dengan kotak P3K ditangannya. Ia menggeser kursi, dan duduk tepat dihadapan Tiffany.

"Sama aku aja Kak, obatinnya." Ucap Tiffany.

Darrel mendecak lagi. "Biar gue aja, lo tinggal diem doang."

Tiffany membungkam mulutnya, jika sedang sibuk seperti ini ternyata Darrel bisa seperti ibu-ibu cerewet.

Darrel menuangkan obat merah secukupnya ke kapas. Setwlah itu, ia mengusapkan kapas tersebut kearah luka di jidat Tiffany.

Tiffany meringis. Darrel tak menggubris Tiffany, ia tetap melanjutkan kegiatannya.

Setwlah selesai mengusap obat merah, Darrel menempelkan plester ke luka tersebut.

"Beres." Darrel menaruh kotak P3K tersebut ke tempat semula.

"Makasih ya Kak." Ucap Tiffany.

Darrel mengangguk. "Gue juga minta maaf ya, gara-gara gue lo jadi luka."

"Gak pa-pa kok Kak." Tiffany tersenyum, dibalas oleh senyuman Darrel. Mereka keluar dari ruang UKS.

"Btw. Lo balik sama siapa?" Ucap Darrel sambil memakai sepatunya.

Tiffany menoleh. "Aku dijemput, Kak." Tiffany berdiri setelah selesai memakai sepatunya.

"Aku duluan ya Kak. Makasih." Ucap Tiffany lalu berjalan pergi.

Darrel tersenyum.

a.n

Haiii. Aku muncul lagi udah lama banget ga update lagi karena banyak tugas dan sebentar lagi bakal ada uts... jadi mungkin aku bakal slow update. Buat kalian yang bakal uts semangat ya.

Btw vomment ditunggu^^ thankyyyy^^


Continue Reading

You'll Also Like

55.1M 4.2M 58
Selamat membaca cerita SEPTIHAN: Septian Aidan Nugroho & Jihan Halana BAGIAN Ravispa II Spin Off Novel Galaksi | A Story Teen Fiction by PoppiPertiwi...
6.4M 716K 53
FIKSI YA DIK! Davero Kalla Ardiaz, watak dinginnya seketika luluh saat melihat balita malang dan perempuan yang merawatnya. Reina Berish Daisy, perem...
8.6M 526K 33
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...