Lost Smile

By black_zona2

30K 1.7K 101

tentang sulung dari keluarga Dirgantara yang selalu dianggap tidak penting dan selalu diacuhkan oleh keluarga... More

KONFIRMASI!!
pengenalan tokoh
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
13.
14. (end)
curhatan+pemberitahuan

12.

558 40 0
By black_zona2

Dapat Aryan lihat bahwa Zayyan membawa banyak sekali bodyguard untuk menangkapnya, Aryan tidak meremehkan kemampuan anak buahnya.

Aryan percaya bahwa anak buahnya dapat melawan mereka, namun kemampuan saja tak ada gunanya jika kalah jumlah apalagi persentase nya bisa dibilang 25/100.

Aryan tak ingin jika sampai anak buahnya berkorban nyawa untuknya, Aryan sudah menganggap mereka semua sama seperti keluarganya sendiri.

Jika Aryan tak ingin anak buahnya gugur dalam pertarungan maka dalam benak anak buahnya berbeda lagi.

Di dalam benak mereka, mereka hanya memikirkan bagaimana caranya tuan mereka kembali dengan selamat atau setidaknya sampai bantuan tiba.

-------------------------

"Keluarlah mantan sahabatku, apa kau terlalu takut untuk menemui ku? Ahh apakah aku harus memanggil mu pembunuh? Tapi kau memang seorang pembunuh kan?" Ucap Aryan dengan nada mengejek.

"Jangan berani mendekati tuan kami" Ucap serempak para anggota blody night.

"Oho, kau punya anggota yang cukup setia Aryan, tapi sayangnya anggota ku puluhan kali lipat dari jumlah anggota mu" Ujar Zayyan menyeringai.

Kedua belah pihak sudah bersiap untuk bertarung, senjata mereka sudah mereka acungkan satu sama lain.

Sebelum keduanya bertarung Aryan keluar dari mobil, tentu saja sang anak buah langsung sigap mengelilingi tuan mereka.

"Tuan kenapa anda keluar? Tolong masuklah kembali ke dalam mobil, percayakan hal ini pada kami" Ujar salah satu anak buah Aryan.

Aryan tak menjawab pertanyaan anak buahnya dan hanya fokus pada Zayyan.

"Hahahaha, halo Aryan lama tak berjumpa" Ucap Zayyan.

"Hn, apa yang kau inginkan Zayyan?" Tanya Aryan.

"Kau Aryan, kau yang ku inginkan sudah ku bilang bukan bahwa aku akan membunuh mu untuk membalaskan dendam keluarga ku" Ucap Zayyan penuh amarah.

"Berapa kali harus ku jelaskan pada mu Zayyan? Bukan aku pelakunya tapi orang yang kau anggap paman itu lah pelakunya

Aku dan David sudah menyerahkan seluruh buktinya, tapi mengapa kau tetap tak mempercayai kami?

Apakah hanya itu kepercayaan mu pada kami yang telah menjadi sahabat mu selama 10 tahun!?

Dan kau lebih percaya terhadap paman mu yang bahkan tak pernah muncul dari saat kau kecil!!" Ucap Aryan tak kalah emosi.

"Hentikan omong kosong mu itu Aryan!! Kau tidak mengenal siapa pamanku itu" Ujar Zayyan.

"Justru kau yang tidak mengenal siapa paman mu itu Zayyan, kau terlalu di butakan oleh kebencianmu sendiri,

Apa kau pernah mendengar dari om kara bahwa kau punya paman!? Tidak kan kau baru bertemu dengan nya 2 hari setelah kejadian itu

Tidak kah kau merasakan kejanggalan? Paman mu muncul setelah kejadian itu jika memang dia menyayangi kalian kenapa baru waktu itu dia menemui mu!?

Pikirka itu Zayyan, kau tidak bisa berfikir jernih waktu itu, tapi aku nyakin kau pasti bisa memikirkannya sekarang" Ucap Aryan panjang lebar.

Di seberang sana Zayyan memikirkan apa yang Aryan katakan, itu memang menjanggal di hatinya tapi segera ia tepis.

Paman nya sudah menyerahkan bukti di mana Aryan lah pelakunya.

Flashback

Sudah 2 hari berlalu sejak pemakaman keluarganya, hari ini Zayyan datang untuk berkunjung ke makam keluarganya dan tetap di sana menatap batu nisan itu hingga sore datang.

Saat langit suda menunjuk kan akan datangnya bulan, Zayyan pun segera pulang kembali ke mansion yang kali ini sepi itu.

Tak ada lagi abang yang akan selalu menjahalinya, tak ada lagi suara mommy nya yang datang menyambut nya dan tak ada lagi Daddy yang akan memarahinya ketika bergadang sampai tengah malam.

Semuanya sepi, mansion yang besar itu hanya dirinya yang tinggal kali ini, tak akan ada lagi suara canda dan tawa yang menghiasi mansion megah itu.

-------------------

Saat Zayyan membuka pintu mansion tersebut, dapat ia lihat ada seorang pria paruh baya yang sedang duduk di sofa ruang keluarga sambil menatap figura foto keluarganya.

Sekejap Zayyan bingung siapa identitas pria paruh baya itu, dan kemudian ia mengeluarkan belatinya dari balik jas hitam itu.

Zayyan berjalan perlahan-lahan ke arah pria itu, saat sudah dekat dengan nya Zayyan langsung menodongkan belati itu di leher pria paruh baya itu.

"Siapa kau!? Kenapa kau bisa ada di sini!?" Tanya Zayyan dengan dingin.

Pria paruh baya itu pun menengok ke arah Zayyan dan tersenyum, Zayyan yang melihat itu semakin bingung.

"Kau sudah besar ya keponakan ku"  Ucap pria paruh baya tersebut.

Zayyan yang mendengar kata keponakan pun tertegun sebentar, siapa pria di depannya ini? Benarkah ia memiliki seorang paman? Kenapa orang tuanya tak pernah menceritakan hal itu?

Sibuk dengan pemikiran nya sendiri, Zayyan tak sadar jika pria itu telah berdiri dan menghampiri nya.

Puk

Pria paruh baya itu menepuk bahu Zayyan sehingga zayyan sadar dari lamunan nya sendiri.

"Aku tau kau pasti bertanya tanya tentang diri ku, aku adalah paman dari pihak Daddy mu, perkenalkan aku Revan aditya adijaya, aku tau kau pasti penasaran siapa pelaku

Dari pembunuham keluarga mu kan, aku punya bukti siapa pelakunya, ini adalah rekaman suara dari pelaku tersebut" Ujar Revan.

Zayyan yang mendengar hal itu pun langsung mengepalkan tangannya hingga urat-urat nya terlihat jelas.

"Mana?" Tanya Zayyan dingin.

Lalu Revan pun menyerahkan sebuah handphone yang terdapat rekaman suara yang di rekam sehari sebelum kejadian naas itu terjadi.

♠isi rekaman tersebut♠

"Aku ingin kau membunuh keluarga Elthemest besok malam, hancurkan seluruh bukti yang ada jangan sampai ada yang tersisa" Perintah dari suara pria tersebut.

"Baik tuan, saya pastikan keluarga Elthemest besok malam sudah musnah" Ujar pria yang satunya.

"Oh sisakan anak bungsu keluarga itu, biar aku saja yang mengurusnya nanti" Ujar tuan dari pria itu.

♠rekaman off♠

Zayyan sangat mengenal suara siapa itu, itu adalah suara Aryan.

Sejak kejadian itu zayyan tak pernah bertemu dengan Aryan maupun David lagi, awalnya zayyan berencana akan meminta maaf pada Aryan juga David

Karena telah menuduh mereka waktu itu, ia pikir waktu itu dia sedang kacau jadi ia tak bisa berfikir jernih, namun setelah mendengar rekaman ini amarah Zayyan semakin menjadi-jadi.

Tanpa di sadari Zayyan, Revan menyeringai melihatnya sedang menatap ponsel itu dengan penuh kebencian.

'Bagus, bencilah dia Zayyan dan jadilah pionku untuk menghancurkan nya. Sungguh aku tak menyangka kau begitu bodoh untuk mempercayai ku

Daripada kedua sahabat mu itu, tapi baguslah kau akan jadi pion bagus untuk ku' batin Revan menyeringai senang.

"Aku tau kau marah, paman akan membantu mu untuk membalas kan dendam mu dan keluarga mu padanya" Ujar Revan.

"Terima kasih paman" Ucap Zayyan lalu memeluk Revan.

Revan pun membalas pelukan itu dengan senang hati, dan tersenyum miring sambil menepuk-nepuk punggung Zayyan.

Flashback off

"Hentikan ocehan mu itu Aryan, kau adalah orang di balik kematian seluruh keluarga ku!!" Balas zayyan pada Aryan.

Aryan yang mendengar itu pun menatap sendu sang sahabat, ia tak ingin melawan sahabatnya ini.

"Sekarang aku ingin kau ikut denganku, atau aku harus memaksamu?" Tanya Zayyan pada Aryan.

"Jangan mendekati tuan" Ucap serempak para anggota blody night.

"Sudah cukup, kalian semua kembalilah biar kan aku ikut dengan nya" Titah Aryan pada anak buahnya.

"Apa maksud anda tuan!? Kami tidak akan kembali tanpa anda, tuan saja yang pergi kami akan menghadang musuh di sini" Ujar salah satunya.

"Tidak, mereka terlalu banyak aku tidak ingin kalian meregang nyawa hanya untukku" Tolak Aryan.

"Lebih baik kami mati demi melindungi anda tuan, daripada kami kembali dengan selamat namun tanpa adanya anda" Jawab anak buahnya.

"Dengarkan aku kali ini, kalian bukanlah sekedar anak buah untukku tetapi kalian sudah kuanggap keluarga ku sendiri

Kalian lah yang menemani ku dengan setia ketika diriku sendiri dan kalian lah yang selalu melindungi ku dengan nyawa kalian sendiri,

Jadi ku mohon kembalilah, jemput aku nanti, walaupun hanya tubuh ku saja yang akan kalian jemput " Ujar Aryan lembut pada anak buahnya.

Seluruh anak buahnya tertegun akan ucapan tuan mereka, tuan mereka ini sungguh baik hati.

Mereka sungguh beruntung mempunyai tuan yang selalu memedulikan mereka, bahkan jika ada salah satu dari keluarga mereka yang sakit

Maka dengan senang hati tuan mereka ini akan membiayai seluruh pengobatan nya hingga sembuh tak peduli berapapun jumlahnya.

"Tidak tuan, kami mohon kembalilah, anda terlalu berharga bagi kami. Anda adalah penyelamat kami, jadi tak heran jika kami menyerahkan nyawa kami pada anda" Tolak anak buahnya.

"Cukup, ini perintah kalian pergilah dari sini dan jemput aku nanti!" Mutlak Aryan.

"Tapi tu_" Belum selesai ucapan anak buahnya Aryan, zayyan memotongnya dengan kata-kata nya.

"Hentikan drama tuan dan anak buah kalian, Aryan ikut lah dengan ku dan aku akan melepaskan anak buahmu" Ucap zayyan.

"Baiklah, aku ikut dengan kalian tapi aku akan pergi bersama kalian jika anak buahku sudah pergi dari sini semuanya, dan jika aku mendengar ada yang menyerang mereka

Di tengah jalan maka aku tak akan segan-segan untuk melukaimu" Jawab Aryan.

"Sekarang kalian semua pergi dari sini cepat!! Ini perintah ku" Titah Aryan.

Dengan terpaksa seluruh anak buahnya Aryan pun meninggalkan Aryan bersama dengan zayyan di sana.

Saat mereka sudah jauh dari Aryan, mereka segera pergi ke mansion dirgantara, pasti sang wakil ketua mereka juga ada di sana.

Mereka bersumpah akan membawa tuan mereka kembali dengan selamat.

---------------------

Di mansion Dirgantara~~

Seluruh keluarga sudah ada di ruang keluarga untuk menunggu kepulangan Aryan.

Mereka menunggu sambil mengobrol santai sampai terdengar suara bel di depan.

Ding dong

Dong dong

(Bener ini kan suara bel? Tau lah yang penting itu suara bel, kalian imajinasi lan sendiri saja ok)

"Pelayan, tolong buka pintu itu" Ucap cellyn

"Baik nyonya" Jawab salah satu pelayan tersebut.

Saat di buka ternyata itu adalah David, David datang ke sana untuk melaporkan misi nya pada Aryan jika semuanya sudah selesai.

"Selamat siang tuan dan nyonya" Ucap David sambil membungkuk.

"Kau tidak perlu formal begitu David, kau adalah sahabat Aryan jadi tak perlu memanggil kami dengan sebutan tuan maupun nyonya" Ujar Riana.

"Terima kasih banyak tante" Ucap David tersenyum.

Semuanya pun membalas dengan senyuman kecuali para pria yang membalas dengan anggukan saja.

"Ada apa abang kemari?" Tanya Amel.

"Saya kemari untuk melaporkan hasil pekerjaan kepada Aryan, bahwa semuanya sudah selesai di tangani" Jawab David.

"Eh tapi bang Aryan belum kembali" Ujar Sofian juga angga.

David yang mendengar hal itupun bingung, pasalnya Aryan seharusnya sudah tiba di sini sebelum dirinya.

Belum David mengutarakan isi pemikiran nya, pintu utama mansion di dobrak

Brakk

Setelah pintu itu terbuka, yang mereka lihat adalah...

_______________________________

1641 kata

To be continued....

Continue Reading

You'll Also Like

11.7K 1.1K 10
Daniel, anak tunggal kaya raya dengan kecerdasan di atas rata-rata itu tiba-tiba terbangun di tempat asing?. Padahal yang dirinya ingat hanyalah ter...
42.6K 4K 14
Dia vier Seorang remaja laki laki berumur 16 tahun, vier tidak tampan tidak juga jelek, tidak tinggi tidak juga pendek Dia vier yang selalu dibanding...
47.8K 3.9K 11
Bagaimana jika kalian di benci oleh keluarga kalian? Sedih? Perasaan itulah yang di rasakan oleh Atha. Atha di benci oleh keluarganya tidak seperti k...
14.8K 3.3K 7
Collaboration with @glummzz Menurut tuan dan nyonya Halley, putra bungsunya akan tetap menjadi bayi kecilnya. Bahkan ketika dia beranjak dewasa dan...