LANGIT

By MyAororaLisa

1.7M 144K 4.3K

NOT BL! TERBIT (Beberapa part dihapus demi kepentingan penerbit) (Follow biar tahu cerita author yang lain o... More

Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Bab 40
Bab 41
Bab 42
Bab 43
Bab 44
Bab 45
Bab 46
Bab 47
Bab 48
Bab 49
Bab 50
Bab 51
Bab 52
Bab 53
Bab 54
Bab 55
Bab 56
Bab 57
Bab 58
Bab 59
Bab 60
Bab 61
Bab 62
Bab 63
Bab 64
Bab 65
Bab 66
Bab 67
Bab 68
Bab 69
Bab 70 End
Extra chapter
New season
Penting!
Penting 2!

Bab 25

26.3K 2.1K 24
By MyAororaLisa

Pemandangan yang begitu sama terakhir kali Langit melihat, diatas rooftop dengan banyaknya pakaian berserakan dan lainnya, Langit hapal betul dengan apa yang ia lihat, ini pasti mimpi yang sama, jika tidak mana mungkin dia bisa melihat sekarang, bahkan ia bisa berdiri.

Langit berbalik mendegar seseorang yang terisak-isak, melihat bahwa disudut sofa ada seorang laki-laki yang Langit tahu betul itu siapa, ingatannya dengan wajah itu, wajah Langit asli.

Dengan langkah kaki pelan Langit berjalan mendekat, berjongkok didepan Langit yang sebenarnya.

"Langit?"Tidak ada sahutan, Langit mencoba memegang kepala Langit yang asli tapi dia dikejutkan dengan tangannya yang menembus, dia mencoba lagi tapi hal yang sama masih terjadi.

"Gua benci gua yang lemah."lirih Langit (asli),"kenapa semua orang nggak percaya sama gua? Gua nggak ngelakuin itu bangsat! Kenapa gua! Kenapa harus gua sialan!" Ia meninju dinding batu itu berkali-kali hingga membuat tangannya berdarah, ingin sekali Langit menghentikannya tapi tidak bisa, lidahnya terasa kelu untuk berbicara, tidak bisa menyentuh karena menembus dan tidak tahu apa yang terjadi dengan Langit yang asli.

"Gua muak! Aaaaarg!"

"Kenapa nasib gua gini!"

"Semua orang nggak percaya sama gua! Orang tua gua! Temen temen gua! Kenapa semua orang percaya sama dia!"

"Gua nggak ngelakuin itu!"

"Siapa dia?"Langit ingin berbicara tapi yang keluar hanyalah suara yang tidak jelas, dia mencoba memberi bahasa isyarat pada Langit (asli) tapi Langit bahkan tidak memandang kearahnya.

Sekali lagi Langit mencoba menggapai Langit (asli), hal yang sama terjadi, tangannya menembus, tidak bisa menyentuh Langit.

"Itu pantas yang Lo dapetin."Ucap seseorang yang baru saja membuka pintu roof top.

Langit ingin melihat tapi samar samar pandangannya mengabur, dia tidak bisa melihat jelas siapa itu, tapi dia tahu itu adalah suara perempuan, dan suara itu sedikit familiar.

Nafas Langit kembali memburu saat tiba tiba tersadar dari mimpinya, gelap, berarti dia sudah kembali kedunia nyata bukan.

"Langit..."

"Baby..."

"Sayang....kau baik baik saja?"

Panggilan demi panggilan terdengar ditelinga Langit, merasakan usapan lembut pada pipi dan kepalanya, mencoba mencari dimana suara yang memanggilnya.

"Langit jangan buat daddy takut...."Luke memeluk Langit dengan suara yang berat, seperti orang yang menahan tangisnya,"jangan pergi...."

"Sayang mommy rindu..."Senia juga mengecup pipi Langit berkali kali, menuntaskan rasa rindu pada dirinya.

Merasa aneh dengan sikap dari semua orang, kenapa rindu? Apa dia sangat lama tertidur.

"Aku periksa dulu."Ucap Immanuel meleraikan mereka dan mulai memeriksa keadaan Langit.

"Bang adek nggak apa apa kan?"Tanya Saka, sambil mengusap tangan Langit.

Samuel memeluk tangan Langit yang satunya, tubuhnya gemetar, sepertinya dia menagis, tapi jelas Langit tidak mendengar tangisan itu.

"Kenapa?"Tanya Langit penasaran.

Disana hanya ada Immanuel, Senia, Luke, Saka dan Samuel, yang lain harus kembali untuk membersihkan diri bergantian dengan mereka.

"Kau sudah tidak sadarkan diri seminggu baby, kami khawatir, apa kau betah dengan mimpi mu itu? Apa kau sengaja membuat kami disini menunggumu? Jawab Langit! Apa kau tidak tahu betapa takutnya aku!"Tekan Immanuel dengan mata yang sudah berkaca-kaca, suaranya berat menahan isak tangis, semenjak Langit pingsan saat itu, kondisi Langit tiba tiba seperti koma, bahkan dia tidak sadar selama seminggu, segala upaya telah Immanuel lakukan untuk membuat Langit sadar, bahkan dia tidak tidur nyenyak selama seminggu ini hanya untuk mengawasi Langit, kantung mata yang menghitam, bibir pucat, bahkan tidak ada binar dimatanya, kecewa pada dirinya tidak tahu kenapa Langit tiba-tiba tidak bisa bangun, jika dilihat banyak luka goresan dileher yang tidak diperban disana, bisa saja itu akan berdarah saat tidak sengaja menyentuhnya, itu salah satu hasil dari pelajaran dari keluarga Robert untuk Immanuel.

"Nuel jangan begitu boy, kau menakuti Langit."Senia mencoba menenangkan Immanuel.

Immanuel membuang wajahnya, meredam emosi yang selama ini meremat didadanya, dia tidak marah, hanya saja, dia rindu dengan adik yang membuat keluarga Robert ini khawatir selama seminggu.

Tidak jauh berbeda dengan Immanuel, para keluarga Robert bahkan menampilkan raut wajah yang sama karena mereka sama sama menjaga Langit.

Langit juga tidak kalah terkejut, "seminggu?"Apa benar dia tidak sadarkan diri selama itu, tapi dia merasa hanya sebentar, bahkan tidak mengerti apa yang terjadi sekarang.

Luke mencium pipi Langit beberapa kali, memeluk pelan bersama Saka, dan Samuel, tidak mengeluarkan sepatah katapun, rasa syukurnya bisa melihat Langit kembali sadar membuat dia tidak bisa mengeluarkan kata kata.

"Jangan meninggalkan kami terlalu lama dek, aku nggak sanggup liat kamu tidur nggak bangun-bangun."Bisik Samuel pada Langit dengan tubuh yang bergetar menahan tangisnya.

"Baby..."Lucas yang  baru saja tiba terkejut dengan Langit dipeluk oleh keluarganya, dengan tergesa-gesa ia menggeser mereka dan memeluk Langit, memberikan kecupan bertubi tubi pada wajah Langit, adiknya yang ia rindukan."Kau membuatku takut..."

Disana juga ada Roger, Reva, Sean, dan Lucky yang baru saja tiba, mereka segera melakukan hal yang sama pada baby Langit.

"Jangan meninggalkan kami, ini bukan lelucon."Ucap Roger mengecup pipi Langit berkali-kali.

"Bagaimana dengan kondisi Langit Nuel? Apa dia baik baik saja?"Tanya Reva, penasaran akan kondisi Langit seminggu ini.

"Tidak baik, kurasa kita perlu memberinya nutrisi yang banyak, lihat tubuhnya bertambah kurus, aku akan mengambil vitamin terlebih dahulu."Tukas Immanuel berlalu pergi dari sana.

"Baiklah sekarang saatnya untuk menambah asupan baby, jadi sekarang kau makan dulu ya sayang, kalian berhenti dulu, aku akan menyuapi baby makan."Ujar Senia yang diangguki oelh semua orang, dengan Luke yang berpindah posisi menjadi memangku Langit.

"Apa yang kau mimpikan Langit, jika aku memasuki mimpimu sudah aku musnahkan apa yang kau mimpikan itu!"Batin Luke yang menggeram marah.

Continue Reading

You'll Also Like

25.2M 730K 52
"Curiosity killed the kitty Miss Adams." My body stiffened. Slowly I turned around just to see Mr. Parker standing in front of me with hands in his...
19.6M 595K 42
"Give me your hand." He ordered and i looked at him confused. He sighed before taking my left hand. I gasped when he suddenly put an engagement ring...
2.6M 101K 49
Harry Styles is the owner of a very popular strip club called LURE and he happens to need a new stripper. When he spots a perfect brown-haired boy in...
35.5M 894K 30
COMPLETED Two teenagers, a party and the unmistakeable mate pull, but what happens when it follows with a steamy night and a rejection the next day...