Lentera

By DiayangbernamaDee

460K 31.7K 1K

Cinta hanya untuk manusia lemah, dan aku tidak butuh cinta ~ Ellian Cinta itu sebuah perasaan yang ikhlas da... More

Perkenalan tokoh
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52
Part 53
Part 54
Part 55
Part 56
Part 57
Part 58
Part 59
Part 60
Part 61
Part 62
Part 63
Part 64
Part 65
Part 66
Part 67
Part 68
Part 69
Part 70
Part 71
Part 72
Part 73
Part 74
Part 75
Part 76
Part 77
Part 78
Part 79
Part 80
Part 81
Part 82
Part 83
Part 84
Part 85

Part 21

5.7K 427 25
By DiayangbernamaDee

Saat tengah malam, Meera yang memang sudah terlelap tiba-tiba merasakan tenggorokan nya sangat kering. Meera mencoba mengambil gelas yang ada di nakas sebelah ranjangnya, namun ternyata gelas tersebut sudah kosong.

Dengan langkah malasnya, Salma mencoba keluar dari kamar menuju ke dapur untuk mengambil air minum.

Baru saja Meera melangkah keluar kamar, dia di kagetkan dengan Nathan yang hendak masuk ke dalam kamar Qeela.

"Kakak mau ngapain?" Tanya Meera pada Nathan

Nathan yang memang tengah di pengaruhi alkohol pun beralih melangkah ke arah Meera.

"Hay cantik, aku mau ketemu kamu. Aku kira kamar kamu di sebelah sana. Ternyata kamar kamu disini yaa, hmm" Ucap Nathan

"Kak, lu bau alkohol. Lu lagi mabuk ya kak?" Balas Meera sembari mendorong tubuh Nathan yang hendak mendekat ke arahnya

"Enggak kok sayang, aku gak mabuk. Itu perasaan kamu aja. Sini Deket sama aku sini sayang" Racau Nathan

Meera sebenarnya takut menghadapi Nathan, namun badannya serasa kaku saat ia hendak kembali masuk ke dalam kamarnya.

"Kak sadar kak, jangan gini kak" Ucap Meera sembari mendorong tubuh Nathan yang hendak memeluknya

"Aku mau kamu malam ini Meer, aku udah suka kamu dari lama. Temenin aku ya malam ini" Racau Nathan

"Kak, ihhh jangan kakkkkkk" Ucap Meera sembari mendorong tubuh Nathan kuat-kuat hingga Nathan terdorong

Setelah Nathan jatuh, Meera langsung masuk ke dalam kamarnya dan mengunci kamarnya.

Meera masuk dan naik ke ranjang lalu dia menangis.

Tangisan Meera berhasil mengusik tidur Lian, Lian pun bangkit dan melihat Meera tengah menangis sembari memeluk kedua kakinya.

"Hey kenapa?" Tanya Lian lembut

Mendengar suara Lian, Meera langsung memeluk Lian dan menangis di pelukan Lian.

"Aku takut mas hiks hiks hiks" Ucap Meera

"Takut kenapa? Hmm? Mimpi buruk?" Tanya Lian seraya mengusap punggung Meera

Meera menggeleng dalam pelukannya. Ia masih saja terus menangis.

Tak lama terdengar ketukan pintu dari luar dan suara Nathan yang memanggil Meera.

"Almeera sayang, sini dong cantik. Kenapa kamu masuk? Buka pintu nya sayang" Ucap Nathan dari luar kamar

Lian yang mendengar suara Nathan pun mengepalkan tangannya. Lian melepaskan pelukannya dan memegang kedua bahu Meera.

"Dia?" Tanya Lian pada Meera

Meera mengangguk dan kembali menangis

"Kurang ajar!!!" Ucap Lian

Lian bangkit dan berjalan ke arah pintu.

"Mas mas, jangan emosi. Inget, kamar kita Deket kamar ayah mas" Ucap Meera

"Diem! Kamu tunggu dalam kamar!" Balas Lian emosi

"Mas" Ucap Meera

Lian tak mempedulikan panggilan Meera, dia keluar dari kamar dan mengunci pintunya.

"Mana Almeera, gue mau ketemu si cantik. Gue mau dia nemenin gue malem ini, minggir Lu. Gue mau ketemu si cantik" Ucap Nathan sembari mendorong Lian dan hendak masuk ke dalam kamar

Lian menarik lengan Nathan, dia membawa Nathan ke ruang tengah di lantai bawah.

Setelah sampai di ruang tengah, Lian menghajar Nathan habis-habisan. Hingga Nathan terkapar lemas, Lian masih terus menghajarnya. Mata Lian seperti berkabut, dia benar-benar emosi melihat Nathan.

"Mas udah mas, nanti Kak Lian bisa meninggal. Tolong berhenti mas" Ucap Meera yang sudah memeluk Lian dari belakang.

"Lepas Al! Dia emang gak pantes buat hidup! Lepas!" Balas Lian

"Enggak! Kamu gabole jadi pembunuh! Kamu harus sadar mas, dia juga keluarga kamu! Udah ya cukup, liat kondisi Kak Nathan udah parah mas. Berhenti mas tolong hiks hiks" Ucap Meera menangis

Lian menatap ke arah perutnya, terdapat tangan Meera yang melingkar erat disana. Lian pun merasakan tangisan Meera di punggungnya. Membuat Lian akhirnya mengalah dan mendengarkan ucapan Meera.

Lian berbalik dan memeluk istrinya dari depan.

"Udah, jangan nangis. Dia gak bakal ngapa-ngapain kamu. Tenang ya" Ucap Lian menenangkan Meera

"Ayo bawa Kak Nathan ke Rumah Sakit mas. Kasian Kak Nathan" Balas Meera

"Biarin dia mati, aku gak Sudi bawa dia ke rumah sakit" Balas Lian

Meera melepaskan pelukannya, lalu ia menangkup wajah Lian menggunakan kedua tangannya.

"Mas, jangan jadi orang jahat ya. Aku tau kamu sebenernya orang baik, pleasee bantuin Kak Nathan ya mas. Dia masih keluarga kita, kasian dia" Ucap Meera

"Gak ada keluarga kaya dia! Dia bahkan mau macem-macem sama kamu Al!" Tegas Lian yang ikut menggenggam tangan Meera yang berada di wajahnya

"Dia lagi mabuk, dia gak sadar. Kalo dia sadar, dia gak akan kaya gitu mas. Tolong yaa, ayo kita bawa dia ke rumah sakit. Ini juga demi ayah mas, kamu gamau ayah kambuh lagi penyakitnya kalo besok pagi ayah liat kondisi kak Nathan kaya gini kan? Mau ya Mas?" Bujuk Meera yang masih menangkup wajah Lian

"Ck, yaudah ayo" Balas Lian

***

Saat Ini Meera dan Lian tengah berada di kamar inap Nathan. Luka di alami Nathan cukup parah, hingga mengharuskannya untuk menjalani rawat inap.

Lian memang menghajar Nathan membabi buta, hingga Nathan sendiri tak memiliki kekuatan lagi untuk melawan serangan adiknya.

"Kamu gamau cerita soal tadi?" Tanya Lian

"Mau" Balas Meera

"Yaudah cerita, aku mau dengerin cerita kamu" Balas Lian yang kini tengah duduk di sofa dan menghadap Meera yang berada di sebelahnya

Meera pun menceritakan semua detail kejadiannya pada Lian tanpa mengurangi atau menambahkan ceritanya.

"Ck!"

"Berarti dia sempat meluk kamu?" Tanya Lian

"Enggak, kan aku dorong" Balas Meera

"Terus kenapa nangis?" Tanya Lian

"Ya aku kan takut mas, aku takut kalo Kak Nathan sampe berbuat Nekat sama aku atau bahkan sama Qeela. Orang dia aja udah mau buka pintu kamar Qeela tadi. Aku gamau adik aku kenapa-napa mas" Balas Meera

"Kenapa gak langsung manggil aku sih tadi? Kamu jadi gak perlu lama-lama berurusan sama dia" Balas Lian kesal

"Ck! Kamu tuh gatau rasanya jadi aku! Takut, panik, sedih jadi satu! Aku bisa masuk ke dalam kamar aja itu susah! Aku harus ngumpulin tenaga aku dulu tau gak! Setelah keberanian ku muncul baru aku bisa dorong Kak Nathan sekuat tenaga ku dan langsung lari masuk ke dalam kamar!"

"Siapa sih yang mau kejadian kaya gitu! Semua wanita juga gamau!" Ucap Meera kesal

Lian menyadari jika ucapannya mungkin menyinggung perasaan Meera. Tanpa aba-aba Lian menarik Meera dan mendekapnya.

"Maaf ya, aku terlalu khawatir sama kamu. Maaf kalo ucapan ku bikin kamu tersinggung. Aku cuma takut kamu di apa-apain sama si brengsek itu" Ucap Lian lembut

Meera tak menjawab ucapan Lian, dia hanya menikmati pelukan dari Lian.

"Aku janji, kamu dan Qeela gak akan kenapa-napa. Aku akan jaga kalian dari Arga, dia gak akan bisa nyentuh kalian sedikit pun. Apalagi kamu, kamu itu milik aku. Gak ada yang boleh nyentuh kamu seujung kuku pun kecuali aku. Kalo pun ada yang berani nyentuh kamu, aku sendiri yang kirim dia ke neraka" Ucap Lian tegas

"Serem banget sih mas" Balas Meera

"Aku gak pernah main-main sama ucapan ku Al! Apalagi kalo orang itu Arga! Walaupun dia anak ayah juga, aku gak akan segan-segan buat bunuh dia!" Balas Lian

"Dia lagi mabuk mas, mangkanya gak sadar. Kalo dia sadar, dia gak akan berani buat macem-macem sama aku atau Qeela. Kita kan adiknya juga" Elak Meera

"Kamu jangan terlalu berpikiran positif sama dia! Dia itu penjahat kelamin! Pikirannya hanya tentang sentuhan wanita dan selangkangan! Kamu dan Qeela harus hati-hati sama dia, orang kaya dia gak akan mikir walaupun kamu adik iparnya atau bukan! Yang penting nafsunya terpenuhi! Jadi please be aware oke!" Ucap Lian tegas

"Iya mas" Balas Meera

"Yaudah sekarang tidur!" Tegas Lian

"Tidurnya gini boleh?" Tanya Meera manja sembari mengeratkan pelukannya pada Lian

"Emang kamu nyaman tidur pelukan gini? Tidur di kamar aja. Aku sengaja sewa rawat inap yang ada kamarnya biar kamu bisa istirahat disana" Jawab Lian

"Gamau, mau nya nemenin kamu disini" Ucap Meera manja

"Yaudah iya, tapi tidur ya" Balas Lian lembut

"Jangan di lepas ya pelukannya, jangan tinggalin aku sendirian. Aku takut" Ucap Meera

Karena jujur Meera masih merasakan ketakutan jika sewaktu-waktu Nathan bangun dan kembali berusaha macam-macam padanya.

"Gak mungkin aku tinggalin kamu sama bajingan ini. Udah kamu tidur, aku peluk dan jagain kamu disini" Balas Lian tegas

"Makasih mas" Ucap Meera tersenyum sembari mengeratkan pelukannya

"Iya, sama-sama. Udah tidur" Tegas Lian

Selang beberapa menit, Lian merasa deru nafas Meera sudah teratur. Tangan Meera yang memeluknya erat pun terasa mulai lemas dan lepas dari pinggangnya.

"Akhirnya pules juga"

"Maaf ya, karena keteledoran aku. Kamu jadi ngalamin hal yang bikin kamu ketakutan sampe begini Al. Aku janji, aku gak akan biarin kamu ngalamin hal kaya gini lagi. Cukup malam ini Al, gak akan ada lagi kesempatan bajingan itu macem-macem sama kamu!" Ucap Lian sembari mengelus lembut punggung istrinya yang tengah tertidur di dalam pelukannya.

"Nyaman juga ya tidur pelukan sama kamu gini hehe, besok-besok bisa lagi gak ya tidur pelukan gini? Kamu begini kan karena ketakutan, besok-besok pasti kamu Sekat sama guling lagi kalo di kamar Al" Monolog Lian

"Tapi momen ini gak boleh di sia-siain kan Al? Aku mau izin foto momen kita ini ya Al"

Lian pun mengambil ponselnya di saku. Lalu memfoto dirinya sendiri yang tengah memeluk mesra sang istri.

"Nah, bagus kan. Mana kamu cantik banget kalo lagi tidur di pelukan aku gini Al"

"Selamat tidur istri ku, mimpi indah ya cantik" Ucap Lian dan di akhiri mengecup kening Meera cukup lama







Selamat membaca semuanya ✌️

Jangan lupa dukung terus karya PaNaRoMa Guyss ❤️

Keep streaming single-single mereka yaaa ✨

Love you Guyss ❤️

Continue Reading

You'll Also Like

492K 29.1K 66
Sebenarnya hanya sebuah kisah klasik antara kamu dan aku, antara persahabatan kita, antara aku yang jatuh pada sahabatku sendiri. Salmafirla isvara ...
212K 13.4K 54
Kebetulan atau takdir Tuhan? mungkin keduanya yang terjadi dalam kisah ini. Kisah tentang dua manusia yang dipertemukan karena incident yang tidak te...
249K 16.8K 48
Sejauh apa pun kamu pergi dan selama apa pun kamu menghilang, sejatinya luka itu tak pernah selesai. Ia hanya pergi lebih jauh dalam hatimu sampai ak...
16.8M 730K 42
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...