Part 21

4.9K 393 25
                                    

Saat tengah malam, Meera yang memang sudah terlelap tiba-tiba merasakan tenggorokan nya sangat kering. Meera mencoba mengambil gelas yang ada di nakas sebelah ranjangnya, namun ternyata gelas tersebut sudah kosong.

Dengan langkah malasnya, Salma mencoba keluar dari kamar menuju ke dapur untuk mengambil air minum.

Baru saja Meera melangkah keluar kamar, dia di kagetkan dengan Nathan yang hendak masuk ke dalam kamar Qeela.

"Kakak mau ngapain?" Tanya Meera pada Nathan

Nathan yang memang tengah di pengaruhi alkohol pun beralih melangkah ke arah Meera.

"Hay cantik, aku mau ketemu kamu. Aku kira kamar kamu di sebelah sana. Ternyata kamar kamu disini yaa, hmm" Ucap Nathan

"Kak, lu bau alkohol. Lu lagi mabuk ya kak?" Balas Meera sembari mendorong tubuh Nathan yang hendak mendekat ke arahnya

"Enggak kok sayang, aku gak mabuk. Itu perasaan kamu aja. Sini Deket sama aku sini sayang" Racau Nathan

Meera sebenarnya takut menghadapi Nathan, namun badannya serasa kaku saat ia hendak kembali masuk ke dalam kamarnya.

"Kak sadar kak, jangan gini kak" Ucap Meera sembari mendorong tubuh Nathan yang hendak memeluknya

"Aku mau kamu malam ini Meer, aku udah suka kamu dari lama. Temenin aku ya malam ini" Racau Nathan

"Kak, ihhh jangan kakkkkkk" Ucap Meera sembari mendorong tubuh Nathan kuat-kuat hingga Nathan terdorong

Setelah Nathan jatuh, Meera langsung masuk ke dalam kamarnya dan mengunci kamarnya.

Meera masuk dan naik ke ranjang lalu dia menangis.

Tangisan Meera berhasil mengusik tidur Lian, Lian pun bangkit dan melihat Meera tengah menangis sembari memeluk kedua kakinya.

"Hey kenapa?" Tanya Lian lembut

Mendengar suara Lian, Meera langsung memeluk Lian dan menangis di pelukan Lian.

"Aku takut mas hiks hiks hiks" Ucap Meera

"Takut kenapa? Hmm? Mimpi buruk?" Tanya Lian seraya mengusap punggung Meera

Meera menggeleng dalam pelukannya. Ia masih saja terus menangis.

Tak lama terdengar ketukan pintu dari luar dan suara Nathan yang memanggil Meera.

"Almeera sayang, sini dong cantik. Kenapa kamu masuk? Buka pintu nya sayang" Ucap Nathan dari luar kamar

Lian yang mendengar suara Nathan pun mengepalkan tangannya. Lian melepaskan pelukannya dan memegang kedua bahu Meera.

"Dia?" Tanya Lian pada Meera

Meera mengangguk dan kembali menangis

"Kurang ajar!!!" Ucap Lian

Lian bangkit dan berjalan ke arah pintu.

"Mas mas, jangan emosi. Inget, kamar kita Deket kamar ayah mas" Ucap Meera

"Diem! Kamu tunggu dalam kamar!" Balas Lian emosi

"Mas" Ucap Meera

Lian tak mempedulikan panggilan Meera, dia keluar dari kamar dan mengunci pintunya.

"Mana Almeera, gue mau ketemu si cantik. Gue mau dia nemenin gue malem ini, minggir Lu. Gue mau ketemu si cantik" Ucap Nathan sembari mendorong Lian dan hendak masuk ke dalam kamar

Lian menarik lengan Nathan, dia membawa Nathan ke ruang tengah di lantai bawah.

Setelah sampai di ruang tengah, Lian menghajar Nathan habis-habisan. Hingga Nathan terkapar lemas, Lian masih terus menghajarnya. Mata Lian seperti berkabut, dia benar-benar emosi melihat Nathan.

LenteraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang