Part 50

4.5K 333 6
                                    

Hari ini Nathan kembali pulang ke Jakarta untuk mengantarkan Mario kembali ke rumah. Nathan tak tega jika melihat ayahnya harus pulang sendiri ke Jakarta walaupun di temani oleh bodyguard Lian.

Saat ini makan malam terasa sangat hangat. Mario juga sudah mengerti bahwa permasalahan antara Lian dan Nathan sudah selesai. Melihat kedua anaknya kembali akrab menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Mario.

Namun saat mereka tengah asyik bercanda dan berbagi cerita, tiba-tiba saja perut Meera terasa sangat sakit

"Awsss mass, sakitt" Adu Meera sembari meremas lengan Lian

"Hah? Sakit? Perut kamu sakit sayang? Kita ke rumah sakit sekarang yaa" Ucap Lian panik

"Kak Lian jangan panik Kak" Ucap Qeela

"Iya iya, Arga tolong ga. Panasin mobil ga, gue mau ambil perlengkapan Meera" Pinta Lian

"Okeoke Bi" Balas Nathan dan langsung meninggalkan meja makan

"Kak Lian biar Qeela aja yang ambil perlengkapannya di kamar. Kak Lian mending bawa Kak Meera ke mobil" Ucap Qeela

"Makasih dek, kopernya udah ada di Deket lemari yaa. Itu udah lengkap semua kok, jadi kamu tinggal bawa kopernya aja keluar" Ucap Lian

"Cepetan Masssss, sakittttt" Rengek Meera

"Iya iya sayang, ayo ke rumah sakit"

"Ayah, gausah ikut ya. Ayah istirahat di rumah aja. Ini udah malem" ucap Lian

"Gamau bi, ayah mau ikut. Ayah mau liat cucu ayah lahir" Balas Mario

"Yaudah yaudah yuk ke rumah sakit" Ajak Lian

***

Meera sudah berada di ruang bersalin di dampingi Lian. Sedangkan Mario, Nathan, Qeela dan Varro berada di ruang rawat Inap Meera yang sudah Lian sewa. Ruangan mewah yang memiliki dua kamar tidur di dalamnya. Sehingga Lian menyarankan agar Mario tidur lebih dulu di ruangan Meera.

Sedangkan Varro, ia langsung berangkat ke rumah sakit untuk menemani Qeela di sanaa. Qeela mengabari nya saat akan berangkat ke rumah sakit, dan akhirnya Varro menyusul ke rumah sakit.

Saat Meera sampai di rumah sakit dan di periksa oleh Dokter, ternyata Meera sudah pembukaan 7 dan tinggal menunggu 3 pembukaan lagi baru bisa menjalankan proses melahirkan.

Lian mendampingi istrinya untuk sekedar mengusap-usap punggung dan perut istrinya. Lian sebenarnya ingin menangis melihat istrinya sangat kesakitan, namun ia tahan di depan istrinya.

"Kamu pasti bisa sayang, mas yakin kamu dan Adek kuat sayang" Ucap Lian

"Doain aku ya mas" Balas Meera

"Pasti sayang, pasti" Balas Lian

Lian mengecup kening Meera cukup lama guna menyalurkan ketenangan pada istrinya itu.

Cukup lumayan lama menunggu, akhirnya tibalah proses melahirkan.

"Masshhh sakitt masss hiks hiks" Ucap Meera terisak

"Iya sayang, kamu boleh tarik rambut mas, boleh cakar mas, tarik tangan mas yaa. Mas disini temenin kamu sampe Adek keluar ya sayang" Balas Lian

"Massss hiks hiks" Tangis Meera

"Ikutin dokter ya sayang, istri mas hebat, istri mas kuat. Dzikir sayang sebelum semuanya di mulai. Berdoa sama Allah ya sayang" Balas Lian

Setelah berjuang melahirkan sang buah hati, sekarang Meera dan Lian bisa mendengar suara tangisan anaknya.

LenteraWhere stories live. Discover now