Part 41

4.4K 330 27
                                    

"Pagi Pak Lian, Ibu Meera" Sapa salah satu karyawan

"Pagi" Balas Lian dingin

"Iya pagi, semangat kerjanya ya" Balas Meera dengan senyuman manisnya

Setelah kejadian di ruang meeting seminggu yang lalu, kini semua karyawan Lian sudah mengetahui fakta bahwa Meera adalah istri dari bos nya. Tidak ada lagi yang berani menghina atau mengolok-olok Meera seperti dulu. Justru mereka sekarang menghormati Meera sama seperti menghormati Lian.

"Gausah senyum terlalu manis kalo sama karyawan, nanti mereka suka sama kamu gimana" Omel Lian ketika melihat istrinya terus tersenyum manis pada semua karyawan nya

"Astaghfirullah Bapak, senyum itu ibadah. Orang mereka nyapa aku dengan senyum, ya aku bales dengan senyum lah suamikk. Gitu aja ngomel" Balas Meera

"Ck, susah emang di bilangin" Sindir Lian

Meera tak lagi menjawab ucapan Lian. Hingga tak terasa kini mereka sudah sampai di ruangan Lian dan mulai bekerja dengan pekerjaan mereka masing-masing.

"Mas, jangan lupa jam 11 kamu ada meeting dengan beberapa CEO perusahaan yang sedang bekerja sama dengan perusahaan kita. Mau aku temani?" Tawar Meera

"Gausah sayang, kamu bobo aja disini ya. Mas meeting sama Varro aja, toh meeting nya di kantor kita kan?" Tanya Lian

"Iyaps, betul. Meeting nya nanti di ruang meeting yang di lantai 5 ya mas"

"Beneran, gak mau di temenin aku nih?" Tanya Meera

"Beneran sayang, udah kamu istirahat aja disini ya. Kasian anak mas, masih di dalem perut tapi harus ikut kerja terus" Balas Lian

"Hahaha gapapa dong, berarti Adek itu pekerja keras sejak dalam kandungan" Balas Meera terkekeh

"Bisa aja ya jawabannya nih bumil hahaha" Balas Lian

Lalu mereka kembali bekerja dan tak terasa jam 11 pun tiba.

"Mas jas nya di pake dulu dong, yang rapi ih. Masa berantakan begitu" Omel Meera

"Bantu rapihin dong yang, mas gatau ini" Rengek Lian manja

"Iya iya sini" Balas Meera

Meera pun membantu Lian merapikan jas dan dasi Lian. Namun Lian justru salah fokus dengan bibir ranum milik Istrinya. Tanpa berlama-lama, Lian menarik pinggang Meera agar lebih dekat padanya dan langsung menyerang bibir incarannya.

Lian juga menahan tengkuk Meera ketika merasa istrinya akan melepaskan tautan bibir mereka. Hingga akhirnya Meera pun ikut menikmati ciuman sang suami. Meera juga mengalungkan tangannya pada leher Lian.

Tangan kanan Lian yang semula berada di pinggang Meera, mulai naik perlahan. Awalnya mengelus perut Meera, kemudian semakin naik meremas payudara sang istri. Sedangkan tangan kiri Lian sibuk meremas pantat sintal milik Meera.

Sial, istrinya ini selalu berhasil membuat milik Lian tegang hanya dengan berciuman dan menyentuh tubuhnya.

"Sayang, mau main bentar yuk" Ajak Lian dengan mata yang sudah sayu dan suara yang memberat

"Mas, ini udah jam sebelas. Kamu mau meeting, nanti aja ya selesai meeting. Oke" Balas Meera

"Mas maunya sekarang sayang, bentar aja yuk" Rayu Lian

"Mas, bentar nya kamu itu sejam. Masa iya kamu nyuruh para CEO itu nunggu. Jangan kecewakan kolega-kolega kamu mas. Nanti aja ya, aku janji" Balas Meera

"Beneran ya, janji?" Tanya Lian

"Iya janji" Balas Meera

Setelah mengatakan itu, Lian kembali menyambar bibir Meera. Kedua tangannya juga masih sama aktifnya menjamah tubuh Meera.

LenteraWhere stories live. Discover now