Part 62

3.8K 336 10
                                    

Setelah seharian menghabiskan waktu di rumah sakit, Kai, Qeela, Varro, dan Nathan memilih untuk pulang ke rumah karena Lian yang memaksa mereka untuk pulang.

Lian sengaja hanya ingin menghabiskan waktunya berdua dengan Meera di rumah sakit. Lian ingin menggunakan waktunya untuk mendapatkan maaf dari Meera.

"Mau ngapain sayang? Butuh apa hmm?" Tanya Lian ketika Meera mencoba untuk bangun

"Mau ke kamar mandi" Balas Meera dingin

"Mas bantu ya sayang" Ucap Lian

"Gausah, bisa sendiri" Tolak Meera

"Gak ada penolakan. Mas bantu pokoknya" Balas Lian yang langsung membantu memapah Meera

Lian membantu Meera hingga masuk ke dalam kamar mandi. Namun Lian justru tetap diam di dalam kamar mandi membuat Meera menatapnya tajam

"Ngapain masih disini?" Tanya Meera

"Nemenin kamu lah sayang" Balas Lian

"Gausah! Keluar, aku bisa sendiri" Ucap Meera

"Kenapa sih kalo mas disini? Malu sama mas? Ngapain malu? Mas juga udah tau semua bentuk nya gimana, rasanya gimana, jadi kam - "

"Diem! Keluar!" Tegas Meera

"Yaudah iya, mas tunggu diluar ya" Balas Lian memelas

Setelah Meera selesai buang air kecil, ia pun kembali ke brankarnya di bantu oleh Lian yang sedari tadi setia menunggu dirinya di balik pintu kamar mandi.

Setelah kembali ke brankar, Meera memilih untuk membelakangi Lian. Sedangkan Lian hanya bisa menghela nafas saat Meera masih bersikap dingin padanya.

Meera sebenarnya juga tak tega pada Lian. Dia rindu suaminya, namun dia juga masih kesal dengan Lian. Terlebih saat mendengar cerita Kai, jika Lian menangis di mobil membuatnya sungguh tak tega pada Lian.

"Sayang, maaf. Mas beneran nyesel ngomong gitu kemarin. Mulut mas nakal banget udah bikin kamu nangis, kamu pasti sakit hati banget ya sama omongan mas kemarin?"

"Mas nyesel sayang, gak seharusnya mas ngomong seperti itu. Mas tau yang kamu lakuin itu semua demi kebaikan Abang. Mas yang salah, mas terlalu manjain Abang. Maaf ya sayang"

"Jangan lama-lama diemin mas sayang, mas gabisa di diemin kamu lama-lama. Mas sedih sayang" Ucap Lian memelas

Meera masih tak menggubris perkataan Lian, dia hanya diam sembari mencoba menutup mata.

Namun ketika Meera mencoba menutup matanya, dia teringat jika Lian tidak akan bisa tidur jika tidak bertemu dengan benda kembar kesayangan nya. Meera kasian tapi dia juga kesal dengan Lian.

Meera berbalik menatap Lian dan ternyata sedari tadi menatap nya.

"Mau bobo gak?" Tanya Meera dingin

"Kamu aja yang bobo sayang, mas jagain kamu disini" Balas Lian dengan senyuman nya

"Aku udah gapapa, ngapain di jagain! Udah sini bobo sebelah aku" Ucap Meera

"Gak muat sayang, nanti kamu sempit. Udah gapapa, mas disini aja nemenin kamu ya" Balas Lian lembut

"Muat, emang aku segendut itu ya sampe kamu bobo sebelah aku pun gak muat?" Tanya Meera kesal

"Eh eh, gak gitu sayang. Mas cuma takut kamu kesempitan aja kok" Balas Lian panik

"Gak akan, udah ayo sini" Balas Meera dingin

"Beneran boleh sayang?" Tanya Lian ragu

"Kan udah nawarin, kalo udah nawarin berarti boleh! Udah sini cepet" Balas Meera

LenteraOn viuen les histories. Descobreix ara