BOSS MAFIA & BABY ARTIST

By Cecenlyee

22.8K 699 8

⚠️🔞⚠️ On Going Lelaki seniman yang manis milik si mafia tampan yang sebelumnya tak sengaja bertemu karna sua... More

Prolog
chp 01
chp 02
chp 03
chp 05
chp 06
chp 07
chp 08
chp 09
chp 10
chp 11
chp 12
chp 13
chp 14
chp 15
chp 16
chp 17 🔞

chp 04

1.4K 46 0
By Cecenlyee

Votenya!








"Leon! ada yang nyariin lu ni!" Ini siapa? Yah itu hanya temen Leon yang sedang berjalan keluar dari kelas dengan tas yang ia bawa.

Kebetulan saat temen nya ingin keluar ada yang bertanya mengenai Leon, makanya dia manggil Leon trus bergegas pergi tanpa nunggu jawaban Leon. Buru buru pulang tu anak ga sabar ya bercinta dengan kasur.

"Hmm? Mamat toh.." Leon sudah siap membereskan tasnya dan berjalan keluar deluan untuk mendatangi teman dari bestod nya yang menunggu dirinya di luar kelasnya. Apa coba.

Ohya jangan lupakan Milla yang juga mengekor di belakang Leon menuju keluar kelas.

"Ada Ryo, Le?"

"Engga tu.. rencana juga ni kami mau ke rumahnya.. dia ga datang trus kabar dari walkel kami dianya sakit.. jadi mau jenguk ni.." Matthew yang mendengar itu terlihat sedikit bingung.

"Loh? Lu dah hubungi dia?"

"Gue chat ga dibales.. gue telp seleb.. tapi gue juga ga tau walkel gue dapat dari mana infonya.." Leon dan Milla dapat melihat kebingungan dari Ryo juga.

"Gue ikut kalian deh.. mau mastiin.. soalnya gue hubungi juga dia gada respon.."

Ya tentu saja disetujui oleh Leon, Milla mah ngikut wae. Jadi sekarang mereka sedang pergi menuju rumah Ryo menaiki bus, tapi Matthew bawa motor sendirian.

Sampai dirumah Ryo, Matthew deh deluan sampe, soalnya naik bus emang lama. Sesampainya Matthew dirumah Ryo, terlihat sangat sepi kek gada orang di dalem rumah itu. Fyi Ryo emang tinggal sendiri semenjak masuk SMA, ini rumah nya bersama keluarga nya, namun karna kedua orang tua nya terlalu banyak pekerjaan diluar negri, jadi Ryo tinggal sendirian disini. Terkadang saja orang tua nya balik atau pulkam di bulan spesial aja, kek ultah Ryo misalnya.

Dan sekarang Matthew lagi kebingungan setengah mampus. Dia terus berpikir kemana perginya ketua geng nya itu. Dihubungi tidak bisa, tapi ada kabar kalo dia sakit. Apa dia di rumah sakit? Tapi dimana? Apa Matthew harus mengerahkan semua anggotanya lagi untuk mencari keberadaan ketua mereka? Ohh Matthew sangat bingung sekarang.

Bertepatan dengan Leon dan Milla yang sudah sampai juga, mereka juga kebingungan melihat Matthew yang hanya berdiri di luar.

"Kenapa diluar, Mat? Ada Ryo nya?" Tanya Leon diiringi anggukan oleh Milla sebagai pertanyaan yang sama di benak Milla.

"Lu liat aja dah.. sepi bet kek gada kehidupan.." Leon melihat ke arah rumah yang dituju.

"Gue coba ketuk aja lahh.. gimana mau tau kalo lu pada ovt gitu.." Milla akhirnya angkat kaki dan berjalan menuju pintu utama rumah itu untuk diketuk. Leon yang melihat itu pun mengekor dibelakang, diikuti juga oleh Matthew.

TOK! TOK! TOK!

"Permisi! RYOOOOOO!!!! BANGUN YOKK!!"

"Ga sopan, Mil.."

"Alah.. temen sendirinya.. lagian ortu dia kan gada di sini.." Leon hanya menggeleng pasrah sambil menghela nafas.

Matthew yang melihat ke sekeliling luar rumah tersebut, bahkan jendela kamar Ryo pun ia lihat tertutup rapat. Biasanya tu jendela selalu terbuka tanpa alasan yang jelas, anaknya jarang pake ac emang ga tau kenapa.

"Gada, Le.."

"Trus? Dimana dong dia? Diculik?" Leon menatap Matthew yang sepertinya benar benar kebingungan dan sedikit terlihat gelisah.

"Mat.. hey.. ada masalah kah?" Matthew yang tersadar sudah membuat Leon ovt, hanya bisa menghela nafas dan berjalan kearah kursi di teras rumah Ryo itu untuk duduk. Tentu diekorin sama Leon dan Milla.

Mereka duduk disana dan sempat hening sebentar sebelum akhirnya Matthew mulai menjelaskan kejelasannya.

"Lu dah tau pastikan info kami yang mau tawuran tadi malem?" Pertantaan yang terlontar itu lantas dijawab dengan anggukan oleh Leon, Milla hanya bengong kebingungan.

"Jadi.. sebenarnya kami kena jebak.." Leon menyipit heran dan Milla hanya terus terbengong tak tau apa apa.

"Yang jelas, Mat.." Matthew menghela nafas lalu melanjutkan bicaranya.

"Kami datang rame rame ke tempat tujuan tawuran.. eh lawannya cuman dateng dua orang, ya bingung dong kami semua.."

"Lah? Tolol ya" Tanggap Milla asal dan hanya dipukul pelan oleh Leon. Cewe mana yang ringan mulut kek Milla.

"Trus tu dua curut malah bilang kalo mereka butuh ketua kita buat ngomongin sesuatu gitu, ntah lah.. si Ryo pastinya.. ya udah mereka bawa tu Ryo entah kemana.. gue udah suruh beberapa anggota gue buat ikut diem diem.. tapi hilang jejak.." Leon kembali menyipit bingung dan terlihat sedikit kerutan di dahinya, ga tau kesal nya ke siapa.

"Ga lu cari?"

"Udah, Le.. kita semua cari hampir sampe pagi.. gue juga ga tidur.. tapi bener bener ga ketemu.. gue pikir dia udah balik ke rumah, kita juga cek ke rumah tadi malem gada dianya.. makanya ni gue mau ikut lu pada buat mastiin lagi.. sampe pagi ini gue hubungin gada respon sama sekali dan dia juga gada dirumah kan.. gue bingung, Le.." Matthew memijit pelipis nya karna merasa pusing, sedangkan Leon hanya termenung dengan memikirkan keadaan bestod nya sekarang gimana.

Ada rasa takut dan trauma dalam diri Leon disaat memikirkan keberadaan dan keadaan sahabatnya itu sekarang. Leon jadi keinget kejadian kedua orang tuanya dulu, sungguh tak bisa Leon maafkan jika pelaku meminta maaf atau tidak terserah. Begitu juga sekarang, jika sesuatu terjadi pada sahabatnya hal tak senonoh, Leon pastikan mau sampe sujud pun pelaku itu ga akan Leon maafkan, bahkan dia akan menyuruh Ryo untuk tidak memaafkan pelakunya juga.

▪︎▪︎▪︎

"Mau beli apaan emang?"

Sore menjelang malam, Matthew niatnya mengantar Leon pulang ke rumah karna katanya Milla mau pergi kerja paruh di cafe kemarin itu, jadi Leon gada temen pulang makanya dianterin Matthew.

Eh Leon malah nyuruh Matthew anter dia ke market deket rumahnya. Leon juga menyuruh Matthew untuk pulang saja karna sudah nganter dia pulang walau ga sampe ke rumahnya.

"Jajan aja.. gue suka ngemil malem.."

"Ya udah gue temenin.." Leon langsung menggeleng sambil tersenyum tipis.

"Makasih tapi ga usah deh.. rumah gue deket kok dari sini nanti bisa balik jalan kaki aja.. lo pulang aja udah mau malem ini.."

Walau begitu namanya juga Matthew dia ngotot buat nemenin Leon sampe Leon akhirnya nyerah dan membiarkannya ikut masuk ke dalam market bersamanya.

Tapi setelah mereka mengelilingi isi market, Leon baru sadar kalo Matthew sangat berperan penting nan menguntungkan sekarang. Ya tentu saja, Matthew yang membawa kan keranjang belanjaan nya dan Leon hanya santai mengelilingi market untuk mencari jajan yang ia inginkan.

"Ini udah banyak banget, Le.. lu mau jualan?" Leon hanya tersenyum sambil meletakan semua makanan dan minuman yang baru ia dapatkan ke dalam keranjang yang sudah penuh itu.

"Gue kalo lagi melukis suka ngemil juga.." Matthew yang mendengar itu langsung melihat Leon dari atas sampe bawah dengan tatapan mengejek.

"Ga gemuk ya.." Leon yang mendengar itu menatap Matthew sinis dan hanya dianggepin dengan kekehan pelan dari Matthew.

Entah mengapa dia merasa sangat senang sekarang. Mungkin kah ini hal hoki seumur hidup Matthew yang telah dipakainya? Mungkin kalian tak paham. Matthew sedang jatuh cinta pada pria manis itu, makanya dia mau nganterin Leon pulang bahkan sampe maksa nemenin Leon belanja begini, bawa keranjang aja ga keberatan dia mah demi crush nya. Tapi tentu Matthew hanya memendam itu sendiri, bahkan Ryo tidak tau tapi mungkin sedikit curiga karna Matthew sedikit sering bertanya mengenai Leon.

"Udah deh.. dah banyak bet.. ayo ke kasir.." ajak Leon sambil menarik lengan Matthew dan hendak berbalik.

Saat Leon ingin berbalik tak sengaja dia menabrak seseorang yang menjulang tinggi di depan nya dan waw besar cok. Leon minta maaf secara brutal karna tak sengaja sebelum dia melihat siapa yang ia tabrak dan melotot lucu, sedangkan Matthew hanya menatap dengan bingung.

Anjir! Mati gue.. om Alpha..

Mungkin itulah isi pikiran Leon sekarang dengan wajah panik nya karna teringat dia yang melarikan diri kemarin malam dari kediaman seseorang yang berdiri di depan nya dengan tatapan dingin.

"A- ahh! Maaf untuk sekali lagi! Permisi!" Leon membungkuk sebelum kembali tegak dan bergegas pergi dengan menarik lengan Matthew lagi, sedangkan yang ditarik hanya pasrah dengan perasaan bingung.

Untung saja selamat. Alpha membiarkan nya saja dan tidak menahannya, cukup bersyukur Leon kali ini. Jika saja tadi Alpha sudah menarik atau apalah, Matthew pasti bisa curiga dan muncul lah banyak pertanyaan dari congor nya itu, paling males Leon meladeni cakap begituan. Jadi dengan cepat tadi Leon menghindar.

"Terimakasih telah berbelanja disini.. selamat datang kembali.." seorang kasir itu membungkuk sedikit dengan tersenyum manis.

Leon pun begitu dan membawa satu kantung belanjaan nya, sedangkan yang lain dibawa oleh Matthew. Leon heran Matthew ini baik banget dah.

"Sini Mat belanjaan nya.. lu dah bisa balik.. makasih banyak ya udah nemenin gue.." Leon mengambil kantung belanjaan yang Matthew pegang. Dengan hati hati Matthew memberikannya karna sesikit berat.

"Iya.. aman itu mah.. ya udah gue balik ya, udah malem juga.. padahal malming, haha.." Matthew menaiki motornya dan memasang helm nya. Leon baru sadar kalau ini hari sabtu dan sekarang lagi malam minggu. Besok minggu bejir! Leon bisa santai di rumah sambil lanjutin lukisan besar nya.

"Iya juga ya.. eh.. ya udah.. hati hati, Mat.."

Matthew mengangguk dan mulai menghidupkan motornya. Geber geber baru menjalankan motornya dijalan menuju rumahnya. Dasar anak muda motornya suka buat tetangga mengumpat ya.

"Huh.. mari pulang dan berpelukan dengan cat akrilik kyuhh~" Leon mulai berjalan dengan membawa kantung belanjaan nya kesusahan karna berat.

Leon sempat kepikiran saat tak sengaja menabrak Alpha tadi. Bagaimana bisa sih dia selalu tak sengaja bertemu dengan Alpha. Dan jika dilihat lagi, Alpha ini tajir melintir, ngapain di market kek begituan bejir. Wah, jangan jangan Leon emang udah di ikutin terus ni, horor.

Baru saja memikirkannya, tiba tiba seseorang menarik belanjaan dan Leon merasa melayang ke udara. Ternyata ada yang mengangkat tubuhnya. Siapa lagi kalo bukan om om sinting itu. Dia membawa belanjaan Leon ditangan kirinya dan membawa Leon ditangan kanannya. Bisa gila bayangin nya.

Leon sangat terkejut dengan wajah paniknya yang lucu itu, cobaan apa lagi ini pikirnya. Dia memberontak dan terkadang memukul Alpha dengan tangan mungil nya itu.

"Turunin, om!! Ya ampunnn!!! Om masih belum maafin Leon?! Ommm!! Plissss! Maafin Leon yaa! Turunin Leon! LEON MAU PULANGGG!!!!" Alpha sudah biasa mendengar ocehan Leon itu dan berdecih.

"Kamu pantas dihukum karna melarikan diri dari saya.."

Leon melotot panik dan sedikit ketakutan, namun masih terus memberontak hingga Leon dicampakan begitu saja kedalam mobil Alpha dikursi penumpang depan. Membuat Leon sedikit meringis dan malah tambah takut ples panik banget.

Alpha menutup pintu dan berjalan ke pintu supir. Masuk dan menghidupkan mobilnya dengan wajah datar sambil meletakan belanjaan Leon di kursi belakang (tengah), sungguh sebenarnya Leon sekarang sedang ketakutan. Leon juga ga tau kenapa tapi dia merasa hawa Alpha tu beda aja.

Leon itu hanya seorang anak manis nan lugu (opsional) yang bisanya cuman belajar dan melukis, dia sama sekali tak pandai berkelahi atau bela diri. Jadi ya dia sekarang hanya diam ketakutan dan berdoa saja agar dirinya bisa selamat.

Begitu juga Alpha yang Leon lirik sekilas, terlihat hanya memasang wajah datar nan dingin yang fokus menyetir entah kemana tujuan nya, mungkin mau ke mension mewah nya itu. Soalnya jika dilihat lagi jalannya seperti mau ke mension Alpha, Leon sedikit ingat saja.

"Kamu tau saya siapa.. jika kamu mencoba untuk kabur lagi, kamu tau akibatnya.." kata Alpha dingin dan Leon menatapnya dengan wajah polos yang cukup keliatan takutnya.

"Ta- tapi om.. Leon kan.. sekolah.." jawab Leon ragu sambil melirik ke arah Alpha.

"Kamu bisa bilang ke saya.. tidak usah susah payah sampai kabur.. saya juga sudah bilang kalau kamu nurut tidak ada hal buruk yang terjadi pada mu.." Leon hanya menunduk, dia tak tau harus jawab apa lagi. Jika di bantah maka Alpha akan semakin kesal padanya.

Alpha melirik sekilas Leon yang tengah menunduk. Alpha menghela nafas berat dan terus fokus menyetir hingga sampai ke mension nya. Alpha memarkirkan mobilnya asal di halaman luas mension nya, cukup tenang karna beberapa bodyguardnya datang ke arah kedatangannya.

Alpha turun dan membawa Leon turun juga, seperti biasa Alpha pasti menggendongnya. Mungkin menjadi hobi baru Alpha untuk menggendong pria manis seperti Leon. Alpha melemparkan kunci mobilnya asal dan berhasil ditangkap oleh salah satu bodyguardnya. Semua langsung membungkuk hormat kepada kedatangannya.

Sedangkan Leon hanya terdiam dan merasa sangat malu sekarang, tapi kalau dia memberontak maka dia juga tau akibatnya. Entah kenapa sekarang Leon takut untuk melakukan hal semacam kabur lagi.

Sampai di dalam mension, tepatnya sekarang sudah berada di kamar mewah Alpha yang luasnya sudah seperti rumah Leon sendiri. Alpha melempar tubuh mungil Leon ke atas kasur dan langsung mengukungnya. Membuat Leon terkejut dan ketakutan, mau nelan ludah aja susah bjir.

"Hmm.." Alpha menatap Leon dengan dingin sebentar sebelum menempatkan wajahnya di leher mulus Leon. Membuat Leon merinding sekujur tubuh.

"Saya ga tahan lagi.. mumpung besok hari minggu.." Leon sedikit memundurkan kepalanya untuk menatap Alpha dengan bingung, namun tersirat akan ketidak setujuan. Leon tau Alpha ingin apa, dia tak sepolos itu.

"O- om.. Leon masih kecil.." apala Leon /emot nangis.

Alpha terkekeh pelan dan menatap Leon lekat, sungguh pria yang manis pikir Alpha. Gimana mau nahan yekan.

"Apakah saya perduli?" Serius ini? Sumpah demi apapun Leon jadi takut banget sekarang. Kalo tadi sekedar takut, sekarang takut pakek banget pakek kali.

Alpha dapat melihat raut wajah si kecil yang dibawah kukungannya itu tampak ketakutan dan hanya terus menunduk tak ingin melihat Alpha.

Alpha menghela nafas berat dan masih tetap mengukung Leon sebelum wajahnya mendekat ke telinga Leon.

"Saya juga tidak tahan melihatmu dengan pria itu.. sudah saya bilang, tubuhmu milik saya.." Alpha berkata mutlak dan hanya membuat Leon semakin dilanda pusing 7 keliling dengan wajah ekspresi malu dan takutnya.






BERSAMBUNG...

Continue Reading

You'll Also Like

176K 13.1K 23
"GILA! LEPAS!" Anessa memberontak namun cengkeraman itu semakin kencang dan membuat kesadaran Anessa kepada jalanan yang sekarang dia lewati hilang...
173K 14.7K 37
Alvaro Nattawin yang merupakan cucu paling bungsu di keluarga, secara mengejutkan mendapat banyak sekali warisan dari sang nenek yang baru saja menin...
HOPE By Shima

Fanfiction

1K 108 4
Sebuah mimpi selalu berada dalam pikiran setiap orang. Mimpi selalu menjadi dasar bagaimana kau berkembang. Yeosang telah mewujudkan mimpinya tentang...
270K 15K 33
Batara seorang duda anak satu ia adalah salah satu ceo terkenal akan ketampanan nya suatu hari anak nya yaitu neovan hilang kerna salah satu bodyguar...